Isu-isu Penting Penyelenggaraan Tugas dan Fungsi SKPD

22 investasi 19 Jumlah PerdaPerwakoPeraturan yang mendukung promosi investasi 1 Perwako 1 Perwako 20 Jumlah Dokumenlaporan kinerja 5 Laporan 6 Laporan 6 Laporan

2.4 Isu-isu Penting Penyelenggaraan Tugas dan Fungsi SKPD

Era globalisasi mengajak semua negara termasuk Indonesia untuk melakukan pembenahan terhadap peraturan perundang-undangan yang ada. Oleh karenanya dalam menghadapi perekonomian global, dirasa perlu menyesuaikan peraturan – peraturan yang ada di bidang penanaman modal dan bidang perizinan dengan maksud menciptakan iklim pemasaran modal yang kondusif, promotif, memberi kepastian hukum dan kepastian berusaha. Atas dasar hal tersebut maka diterbitkan Undang-undang Nomor 25 Tahun 2007 tentang Penanaman Modal dan Permendagri nomor 24 Tahun 2006 tentang Pedoman Penyelenggaraan Pelayanan Terpadu Satu Pintu dan Peraturan Presiden RI Nomor 27 Tahun 2009 tentang Pelayanan Terpadu Satu Pintu Berdasarkan Undang-undang Nomor 25 Tahun 2007 dan Peraturan Presiden RI Nomor 27 Tahun 2009 tentang Pelayanan Terpadu Satu Pintu tersebut maka penyelesaikan tugas pokok dan fungsi BPMD PTSP Kota Payakumbuh sebagaimana diamanatkan dalam Peraturan Daerah Nomor 05 Tahun 2011 tanggal 29 Juni 2009 tentang Organisasi dan Tata Kerja BPMD dan PTSP Kota 23 Payakumbuh adalah untuk membangun perekonomian masyarakat dibidang Penanaman Modal dan bidang Perizinan, dimana pertumbuhan ekonomi masyarakat merupakan salah satu misi RPJM Kota Payakumbuh. Berdasarkan kondisi yang ada, maka dalam pelayanan Penanaman Modal dan pelayanan perizinan, terdapat sejumlah permasalahan yang tertuang di dalam Renstra BPMD-PTSP Kota Payakumbuh yang memerlukan upaya penanganan dalam jangka waktu 5 Tahun kedepan yang dilakukan secara bertahap melalui program kegiatan yang dijabarkan melalui Renja BPMD-PTSP yaitu : 1. Belum tergalinya potensi investasi sehingga mengakibatkan kurangnya informasi data potensi wilayah yang tersedia untuk investor 2. Belum tergalinya potensi daerah yang menarik dan masih kurangnya regulasi dalam penanaman modal 3. Kurang gencarnya promosi mengenai potensi wilayah kepada investor 4. Rumitnya proses pembebasan tanah yang menyangkut lahan wilayat 5. Belum berkembangnya pola kemitraan dan kerjasama dengan para investor baik dari dalam maupun luar negeri. 6. Lemahnya jaringan pemasaran yang ada dan kelembagaan yang ada 7. Kurangnya pengetahuan masyarakat mengenai peizinan. 8. Masih minimnya sumber daya manusia dalam melayani perizinan 9. Belum optimalnya perangkat yang ada 10.Kurangnya kerjasama antar lembaga mengakibatkan lemahnya koordinasi.

2.5 Tantangan dan Peluang dalam Meningkatkan Pelayanan SKPD