Prinsip Dasar Pengukuran L
3.1.2. Prinsip Dasar Pengukuran L
3.1.2.1. Jembatan Pembanding Induktansi
Secara prinsip jembatan arus bolak-balik dapat digunakan untuk mengukur induktansi yang tidak diketahui dengan membandingkan terhadap sebuah induktor standar yang diketahui. Gambar 8-2
menggambarkan jembatan pembanding induktansi; R 1 dan R 2 adalah lengan-lengan pembanding, sedang lengan standar adalah L S seri dengan R S , yang mana L S adalah induktor standar kualitas tinggi dan R S adalah tahanan variabel. L x adalah induktansi yang belum diketahui dan Rx adalah tahanannya.
Keterangan : Ls : Induktansi
Detekt
standar Lx : Induktansi yang
diukur
Lx
Rs
Gambar 3 – 4 Jembatan pembanding induktansi Apabila lengan-lengan dari dinyatakan dalam bentuk
jembatan pembanding induktansi kompleks, maka :
Z 1 =R 1 Z 3 =R S + j? L S
Z 2 =R 2 Z 4 =R x + j? L x
Dalam setimbang, maka : Z 1 .Z 4 =Z 2 .Z 3
R 1 (R x + j? L x )=R 2 (R S + j? L s )
R 1 R x +R 1 j? L x =R 2 R s +R 2 j? L s …………… (3 – 12)
Dua bilangan kompleks adalah adalah sama. Dengan sama, apabila bagian-bagian nyata menyamakan bagian-bagian nyata dan bagian-bagian khayalnya dari persamaan (3 – 12), maka :
R 1 R x =R 2 R S R 2
R x = R S ……. …………………… (3 – 13) R 1
Sedangkan bagian–bagian khayalnya :
R 1 j? L x = R 2 j? L s
L S …….………….……………(3 – 14)
3.1.2.2. Jembatan Maxwell
Jembatan Maxwell digunakan kapasitansi yang diketahui. untuk mengukur induktansi yang
Gambar 3 – 5 menggambarkan belum diketahui dengan
rangkaian jembatan Maxwell. membandingkan terhadap
~ E Keterangan :
Detektor
Rs Lx induktansi yang
diukur R X Rx adalah tahanan
kumparan Lx
Gambar 3 – 5 Jembatan Maxwell Apabila lengan-lengan dari jempatan Maxwell dinyatakan dalam
bentuk kompleks, maka :
Z 2 =R 2 Z 4 =R X + jwl x Dalam keadaan seimbang, maka
R X + jwL x =R 2 R 3 ( 1/R 1 + jwC 1 ) R 2 R 3
R X + jwL x = + R 2 R 3 jwC 1 …… (3 – 15)
Jika bagian nyata dan bagian khayalnya dipisahkan, maka didapatkan R 2 R 3
L x = R 2 R 3 C 1 ………… (3 – 17)
3.1.2.3. Jembatan Hay
Jembatan Hay digunakan untuk
1 < Q < 10 ).ini dapat ditunjukkan mengukur induktansi yang belum dengan memperhatikan syarat diketahui dengan membandingkan setimbang dari jembatan arus terhadap kapasitansi yang bolak-balik bahwa jumlah sudut diketahui. Jadi pada prinsipnya fasa satu pasang lengan yang sama dengan jembatan maxwell, berhadapan harus sama dengan bedanya pada jembatan maxwell jumlah sudut fasa pasangan
lengan pertama C 1 paralel dengan lainnya. Sedang jembatan hay R 1, sedang pada jembatan hay C 1 dapat digunakan untuk pengukuran seri dengan R 1 . Pada jembatan kumparan-kumparan dengan Q maxwell terbatas pada pengukuran yang tinggi. kumparan dengan Q menengah (
Detektor
Lx
Rs
Rx Gambar 3 – 6 Jembatan Hay Apabila lengan-lengan dari jembatan hay dinyatakan dalam bentuk
kompleks, maka : Z
R - j/ ω C Z
2 2 4 x x Dalam keadaan setimbang, maka : Z Z
(R - j ω C )( R
x R R .......... .......( 3 18 )
Jika bagian nyata dan bagian khayal dipisahkan, maka didapatkan : L
R R .......... .......... .......... .......... .....( 3 19 )
x ω L R .......... .......... .......... .......... .......... ......( 3 20 ) ω C x 1
1 Dari persamaan (3 – 19) dan (3 – 20) keduanya mengandung L x dan
R x . jika diselesaikan secara simultan, maka didapatkan
RR x
ω L R - - - - - - - - - - - - - -- ! L x ω C x 1 x
1 Jika harga L x dimasukkan didapatkan : R
ω 2 C 3 2R
x (R
1 2 3 1 .......... .......... .......... .......... (3 - 21 ) x
L xx ω 2 C R )
Catatan : ? = 2 p f
Bila harga R x dimasukkan maka didapatkan :
2 3 1 .......... .......... .......... .......... (3 - 22)
3.1.2.4. Prinsip Pengukuran Kapasitansi
Prinsip yang digunakan dalam R 2 sebagai lengan – lengan pengukuran kapasitansi adalah
pembanding, sedang lengan JEMBATAN PEMBANDING
standar adalah Cs ( kapasitor KAPASITANSI. Pada dasarnya
kualitas tinggi ) yang diseri jembatan pembanding
dengan Rs ( tahanan variable ). kapasitansi juga hampir sama
Cx adalah kapasitansi yang dengan jempatan pembanding
belum diketahui harganya dan induktansi. Gambar VIII-3
Rx adalah tahanan kebocoran menggambarkan jembatan
kapasitor.
pembanding kapasitansi. R 1 dan
Detektor
Rx
Rs
Cx Gambar 3 – 7 Jembatan pembanding kapasitansi
Apabila lengan-lengan dari jembatan pembanding kapasitansi dinyatakan dalam bentuk kompleks, maka dapat ditulis :
Z 1 = R 1 Z 3 = RS – j /? Cs Z 2 =R 2 Z 4 = RX – j /? Cx Dalam keadaan setimbang, maka : Z 1 Z 4 =Z 2 Z 3
j j R 1 (R X -
)= R 2 ( Rs -
? Cx
? Cs
Sama dengan jembatan sama. Dengan menyamakan pembanding induktansi, dua
bagian-bagian nyata dari bilang kompleks adalah sama
persamaan seperti di atas, bila bagian-bagian nyata dan
maka didapatkan bagian-bagian khayalnya adalah
R1 Rx = R2 Rs Rx = (R2/R1) Rs ……………………………………… (3 -24) Bagian-bagian khayalnya
(jR1/?Cx) = (JR2/? Cs) sehingga diperoleh hubungan : Cx = (R1/R2) Cs
…..(3 - 25)
3.1.2.5. Jembatan Schering
Jembatan schering digunakan dapat diatur); lengan 2 adalah untuk mengukur kapasitansi yang
resistor yang dapat diatur ; lengan belum diketahui dengan
3 adalah lengan standard yaitu C 3 membandingkan terhadap
(kapasitor bermutu tinggi) dan kapasitansi yang diketahui
lengan 4 adalah terdiri dari C x (standard). Gambar 3 - 8 yaitu kapasitor yang belum
menggambarkan jembatan diketahui harganya dan R x yaitu schering, yang mana lengan 1
tahanan kebocoran kapasitor.
adalah R 1 paralel dengan C 1 (C 1
Detektor
C3
Cx Rx
Gambar 3 – 8 Jembatan Schering Apabila lengan-lengan dari jembatan schering dinyatakan dalam
1 ( 1/R
R - j/ ω C
2 2 4 x x Dalam keadaan setimbang : Z Z
R C jR
2 .......... .......... ........(3 - 26) x
Jika bagian-bagian nyata dan bagian-bagian khayalnya dipisahkan, maka didapatkan :
2 1 .......... .......... .......... .......... .......... .......... ..(3 - 27) x
C 3 1 .......... .......... .......... .......... .......... .......... .(3 - 28) x