27
b. Nada dan Suasana Puisi
Nada puisi mengungkap sikap penyair terhadap pembaca. Dari sikap tersebut tercipta suasana puisi. Nada puisi dapat dinyatakan secara implisit dan
eksplisit. Suasana adalah gambaran keadaan dan sebagainya yang ditangkap oleh indra penyair Suharianto 1981:59.
c. Perasaan dalam Puisi
Perasaan dalam puisi atau nilai rasa yang terdapat dalam puisi mengungkap perasaan penyair lewat puisi yang disajikan, karena lewat puisi tersebutlah penyair
menumpahkan segala perasaannya. Sehingga penyair dalam memilih kata tidak hanya sebagai pengantar maksud hatinya, tetapi juga mengantarkan perasaannya.
d. Amanat Puisi
Amanat atau pesan merupakan kesan yang ditangkap pembaca setelah membaca puisi.
2.2.4 Gaya Bahasa
Dalam Diksi dan Gaya Bahasa Keraf 2002:113 gaya bahasa dapat dibatasi sebagai cara mengungkapkan pikiran melalui bahasa secara khas yang
memperlihatkan jiwa dan kepribadian penulis pemakai bahasa. Gaya bahasa sendiri menurut KBBI 2002:340 adalah pemakaian ragam tertentu untuk
memperoleh efek-efek tertentu. Gaya bahasa menurut Keraf 2002:112 meliputi:
a. Gaya Bahasa Berdasarkan Pilihan Kata
1. Gaya Bahasa Resmi
28
Gaya bahasa resmi adalah gaya bahasa dalam bentuk yang lengkap, yang dipergunakan dalam kesempatan-kesempatan yang resmi, gaya bahasa
yang dipergunakan oleh mereka yang diharapkan mempergunakannya dengan baik dan terpelihara.
2. Gaya Bahasa Tak Resmi
Gaya bahasa yang dipakai dalam bahasa standar, khususnya dalam kesempatan-kesempatan yang tidak formal atau kurang formal. Atau gaya
bahasa tak resmi adalah gaya bahasa yang umum dan normal bagi kaum terpelajar.
3. Gaya Bahasa Percakapan
Dalam gaya bahasa ini pilihan katanya adalah kata-kata populer dan kata-kata percakapan. Namun di sini harus ditambahkan segi –segi
morfologis dan sintaksis, yang secara bersama-sama membentuk gaya bahasa percakapan.
b. Gaya Bahasa Berdasarkan Nada
1. Gaya Bahasa Sederhana
Gaya bahasa ini sering dipakai untuk memberi perintah, Instruksi, pelajaran, perkuliahan, dan sejenisnya. Sebab itu untuk mempergunakan gaya
ini secara efektif, penulis harus mempunyai kepandaian dan pengetahuan yang cukup. Gaya bahasa ini juga dapat digunakan untuk menyampaikan
fakta-fakta atau pembuktian. Untuk membuktikan sesuatu, kita tidak perlu memancing emosi dengan menggunakan gaya mulia dan bertenaga.
29
2. Gaya Bahasa Mulia dan Bertenaga
Gaya bahasa ini sering digunakan dalam rangka pidato yang isinya ajakan, ceramah, dan lain sebagainya. Nada yang agung dan mulia ini akan
sanggup menggerakkan emosi setiap pendengarnya. Dalam keagungan, terselubung sebuah tenaga yang halus tetapi secara aktif dan meyakinkan
bekerja untuk mencapai suatu tujuan tertentu. 3.
Gaya Bahasa Menengah Gaya bahasa yang diarahkan untuk usaha yang menimbulkan suasana
senang dan damai. Karena tujuannya untuk menciptakan suasana damai maka nadanya juga bersifat lemah lembut, penuh kasih sayang dan mengandung
humor yang sehat. Gaya bahasa menengah ini, yang sifatnya lemah lembut, maka gaya bahasa ini menggunakan metafora bagi pilihan katanya.
c. Gaya Bahasa Berdasarkan Struktur Kalimat