23
Dalam pantun dan syair persamaan bunyi pada akhir baris lebih tampak karena menjadi syarat keindahan puisi lama yang bersajak a-a-a-a
untuk syair dan a-b-a-b untuk pantun.
c. Kata Konkret
Penyair ingin menggambarkan sesuatu secara lebih konkrit. Oleh karena itu, kata-kata diperkonkret. Bagi penyair mungkin dirasa lebih jelas karena lebih
konkrit, namun bagi pembaca sering lebih sulit ditafsirkan maknanya.
d. Pengimajian
Pengimajian adalah kata atau susunan kata-kata yang dapat memperjelas atau memperkonkret apa yang dinyatakan oleh penyair.
Pengimajian dibagi tiga macam, diantaranya: 1.
Imaji Visual dapat dilihat Imaji visual menampilkan kata atau kata-kata yang menyebabkan
apa yang digambarkan penyair lebih jelas seperti dapat dilihat oleh pembaca.
2. Imaji Auditif dapat didengar
Imaji auditif pendengaran adalah penciptaan ungkapan oleh penyair, sehingga pembaca seolah-olah mendengarkan suara seperti yang
digambarkan oleh penyair. 3.
Imaji taktil dapat dirasa Imaji taktil perasaan adalah penciptaan ungkapan oleh penyair
yang mampu mempengaruhi perasaan sehingga pembaca ikut terpengaruh perasaannya.
24
e. Irama
Irama ritme berhubungan dengan pengulangan bunyi, kata, frasa, dan kalimat. Dalam puisi khususnya puisi lama, irama berupa pengulangan yang
teratur suatu baris puisi menimbulkan gelombang yang menciptakan keindahan. Irama dapat juga berarti pergantian keras-lembut, tinggi-rendah, atau panjang-
pendek kata secara berulang-ulang dengan tujuan menciptakan gelombang yang memperindah puisi.
f. Tata Wajah
Dalam puisi mutakhir setelah tahun 1976, banyak ditulis puisi yang mementingkan tata wajah, bahkan penyair berusaha menciptakan puisi seperti
gambar. Puisi sejenis itu disebut puisi konkrit karena tata Wajahnya membentuk gambar yang mewakili maksud tertentu. Dibandingkan tata wajah non-
konvensional, jauh lebih banyak puisi dengan tata wajah konvensional apa adanya, tanpa membentuk gambar atau bentuk tertentu lainnya.
2.2.3 Hal yang Diungkap Penyair dalam Puisi
Hal-hal yang diungkapkan oleh penyair melalui puisinya adalah tema, nada dan suasana, perasaan, dan amanat dari puisi Waluyo 2002:17.
a. Tema Puisi
Tema adalah gagasan pokok subject-matter yang dikemukakan oleh penyair melalui puisinya. Tema mengacu pada penyair. Pembaca sedikit banyak
harus mengetahui latar belakang penyair agar tidak salah menafsirkan tema puisi tersebut. Karena itu, tema bersifat khusus diacu dari penyair, objektif semua
25
pembaca harus menafsirkan sama, dan lugas bukan makna kias yang diambil dari konotasinya.
Tema yang banyak terdapat dalam puisi adalah tema ketuhanan religius, tema kemanusiaan, cinta, patriotisme, perjuangan, kegagalan hidup, alam,
keadilan, kritik sosial, demokrasi, dan tema kesetiakawanan. 1.
Tema Ketuhanan Religius Tema ketuhanan sering kali disebut tema religius filosofis, yaitu
tema yang mampu membawa manusia untuk lebih bertakwa, lebih merenungkan kekuasaan Tuhan, dam menghargai alam seisinya.
2. Tema Kemanusiaan
Melalui peristiwa atau tragedi yang digambarkan penyair dalam puisi, ia berusaha meyakinkan pembaca tentang ketinggian martabat manusia.
Karena itu, manusia harus dihargai, dihormati, diperhatikan hak-haknya, dan diperlakukan secara adil dan manusiawi. Perbuatan yang mengorbankan
martabat manusia, apa pun alasannya harus ditentang atau tidak disetujui. 3.
Tema Patriotisme Dengan puisi yang bertema patriotisme, penyair mengajak pembaca
untuk meneladeni orang-orang yang telah berkorban demi bangsa dan tanah air. Mereka rela mati demi kemerdekaan.
4. Tema Cinta Tanah Air
Jika tema patriotisme mengungkapkan perjuangan membela bangsa dan tanah air, maka tema cinta tanah air berupa pujaan kepada tanah
kelahiran atau negeri tercinta.
26
5. Tema Cinta Kasih antara Pria dan Wanita
Beberapa nyanyian pop liriknya menyerupai puisi. Kebanyakan nyanyian pop bertemakan cinta antara pria dan wanita. Di dalam puisi
lama pantun kita juga mengenal tema cinta yang berbentuk pantun perkenalan, pantun berkasih-kasihan, pantun perpisahan, dan pantun
beriba hati. Dari jenis-jenis pantun itu dapat dinyatakan bahwa tema cinta kasih juga meliputi putus cinta atau sedih karena cinta.
6. Tema Kerakyatan atau Demokrasi
Tema Kerakyatan demokrasi mengungkapkan bahwa rakyat memiliki kekuasaan karena sebenarnya rakyatlah yang menentukan
pemerintahan suatu negara. 7.
Tema Keadilan Sosial Protes Sosial Tema keadilan sosial ditampilkan oleh puisi-puisi yang menuntut
keadilan bagi kaum yang tertindas. Puisi jenis ini juga disebut protes sosial karena mengungkapkan protes terhadap ketidakadilan di dalam masyarakat
yang dilakukan oleh kaum kaya, penguasa, bahkan negara terhadap rakyat jelata.
8. Tema PendidikanBudi Pekerti
Puisi-puisi Angkatan Balai Pustaka hingga Angkatan 1945 kebanyakan ditulis oleh para guru. Karena itu, tema pendidikan dan budi
pekerti begitu kuat ditampilkan oleh generasi ini. Dalam puisi lama, gurindam termasuk bentuk puisi yang mengemukakan nasehat.
27
b. Nada dan Suasana Puisi