Standar Kompetensi Kompetensi Dasar Indikator

A. Tujuan Pembelajaran

B. Materi Pembelajaran

Teknik – teknik Memperkenalkan diri dan Orang lain di dalam forum resmi :

a.Seorang di tuntut untuk memperhatikan hal-hal berikut :

1. menguasai situasi; 2. menguasai kaidah bahasa, seperti kata-kata baku, penggunaan kalimat- kalimat yang efektif, serta pemilihan kata yang tepat; 3. mempunyai kepercayaan diri; 4. menggunakan gerak-gerik yang wajar; dan 5. memiliki penampilan yang luwes serta terampil berimprovisasi. No Indikator Pencapaian Kompetensi Nilai Budaya Dan Karakter Bangsa Kewirausahaan Ekonomi Kreatif 1 Menyampaikan secara lisan pengalaman pribadi yang lucu, menyenangkan, mengharukan.  Bersahabat komunikatif  Tanggung jawab  Kepemimpinan 2 Menggunakan ekpresi dan intonasi yang tepat. 3 Menggunakan bahasa indonesia yang baik dan benar. 4 Mengajukan pertanyaan tentang pengalaman yang diceritakan. 5 Menyampaikan secara lisan pengalaman pribadi yang lucu, menyenangkan, mengharukan.

b.Kalimat Sapaan yang Efektif

Kalimat sapaan yang dapat digunakan bervariasi, tergantung pada konteks acara. Konteks yang di maksud antara lain : a. Siapa masa atau hadirin yang di hadapi, kelompok dewasa atau anak- anak; b. Apa caranya; c. Apa tujuan acaranya; d. Bagaimana tingkat pengetahuan massa; dan e. Waktu pelaksanaan acara. Kita dapat belajar mengungkapkan pengalaman yang mengesankan dengan membaca contoh berikut Contoh Pengalaman yang Mengesankan Perjuangan Menjadi Finalis Pildacil Teman, namaku Trismunandar, kelas 5 SD. Aku ditunjuk oleh pihak sekolah untuk mengikuti Pildalcil, yaitu pemilihan dai cilik ke-3 di Lativi. Audisi di Yogyakarta dilaksanakan Januari lalu. Saat itu aku memilih tema tentang akhlak manusia. Aku grogi banget sampai lupa dan mengulang dua kali. Sebulan kemudian aku dipanggil kepala sekolah untuk mengikuti final Pildacil di Jakarta. Teman, aku menangis sedih, karena aku buta dan membuatku tidak percaya diri. Rasa rendah diri terus menghantuiku. Aku takut, di Jakarta nanti tidak punya teman. Tapi, guru, teman-teman dan keluargaku terus memompa semangatku. Didampingi ibu, aku berangkat ke Jakarta. Di tempat karantina aku merasa tidak kerasan dan meminta Ibu untuk mengajakku pulang saja ke rumah. Namun Ibuku dengan sabar terus menasihatiku.