RI LFH PVD MMSR NFA SIP LPS RBS FP KAP PAVM EBD SMP MNA PBW MLA. AFH ABA KS

2 Susun peringkat siswa Pada selembar kertas, buatlah urutan peringkat siswa di dalam kelas dari yang tertinggi sampai yang terendah kinerjanya. Dalam menentukan peringkat siswa, guru bisa menggunakan hasil nilai ujian sebelumnya. 3 Tentukan berdasarkan jumlah kelompok Setiap kelompok harus terdiri dari empat anggota jika memungkinkan. Kemudian jumlah siswa yang ada di kelas dibagi empat, hasil bagi tersebut merupakan jumlah kelompok yang beranggotakan empat anggota. 4 Bagikan siswa ke dalam kelompok Dalam membagi siswa ke dalam kelompok, setiap kelompok terdiri atas level yang kinerjanya berkisar dari yang rendah, sedang dan tinggi. Level kinerja yang sedang dari semua kelompok yang ada di kelas hendaknya setara. Gunakan daftar peringkat siswa seperti dalam Tabel 2.1 berdasarkan kinerjanya. Kemudian guru membagikan huruf kelompok kepada masing-masing siswa. Tabel 2.4 Pembagian Kelompok Berdasarkan Tingkat Kemampuan No Kelompok 1 No Kelompok 2 No Kelompok 3 No Kelompok 4 1. NL 1. ISW 1. AYS 1. SRC 2. GRF 2. NKP 2. NKAP 2. HU 3. SA 3. MFF 3. IS 3. YS 4. SN 4. AMPA 4. NH 4. MG 5. MKA 5. RV 5. AFA 5. AP No Kelompok 5 No Kelompok 6 No Kelompok 7 No Kelompok 8

1. RI

1. LFH

1. PVD

1. MMSR

2. NFA

2. SIP

2. LPS

2. RBS

3. FP

3. KAP

3. PAVM

3. SA

4. EBD

4. SMP

4. MNA

4. PBW

5. MLA.

5. AFH

5. ABA

5. KS

5 Mengisi lembar rangkuman kelompok Guru mengisi nama-nama siswa dari setiap kelompok dalam lembar rangkuman kelompok. c. Tes dan Kuis Siswa diberi tes individual setelah melaksanakan satu atau dua kali penyajian kelas dan bekerja serta berlatih dalam kelompok. Siswa harus menyadari bahwa usaha dan keberhasilan mereka nantinya akan memberikan sumbangan yang sangat berharga bagi kesuksesan kelompok. Tabel 2.5 Penetapan Skor Kuis Skor Kuis Poin Kemajuan Lebih dari 10 poin di bawah skor awal 10-1 poin di bawah skor awal Skor awal sampai 10 poin di atas skor awal Lebih dari 10 poin di atas skor awal Kertas jawaban sempurna terlepas dari skor awal 5

10 20

30 30 d. Skor peningkatan individual Skor peningkatan individual berguna untuk memotivasi agar bekerja keras memperoleh hasil yang lebih baik dibandingkan dengan hasil sebelumnya. Skor peningkatan individual dihitung berdasarkan skor dasar dan skor tes. Skor dasar dapat diambil dari skor tes yang paling akhir dimiliki siswa, nilai pretes yang dilakukan oleh guru sebelumnya melaksanakan pembelajaran kooperatif model STAD . e. Pengakuan kelompok Pengakuan kelompok dilakukan dengan memberikan penghargaan atas usaha yang telah dilakukan kelompok selama belajar. Kelompok dapat diberi sertifikat atau bentuk penghargaan lainnya jika dapat mencapai kriteria yang telah ditetapkan bersama. Pemberian penghargaan ini tergantung dari kreativitas guru. Tabel 2.6 Kriteria Kelompok Kriteria Rata-rata Kelompok Penghargaan 15 Kelompok baik 16 Kelompok sangat baik 17 Kelompok Super Kelebihan model pembelajaran STAD menurut Hamdayama 2014: 118 adalah : a. Siswa bekerja sama dalam mencapai tujuan dengan menjunjung tinggi norma- norma kelompok. b. Siswa aktif membantu dan memotivasi semangat untuk berhasil bersama. c. Aktif berperan sebagai tutor sebaya untuk lebih meningkatkan keberhasilan kelompok. d. Interaksi antarsiswa seiring dengan peningkatan kemampuan mereka dalam berpendapat. e. Meningkatkan kecakapan individu. f. Meningkatkan kecakapan kelompok. g. Tidak bersifat kompetitif. h. Tidak memiliki rasa dendam. Kelemahan model STAD menurut Hamdayama 2014: 118 adalah : a Kontribusi dari siswa berprestasi rendah menjadi kurang. b Siswa berprestasi tinggi akan mengarah pada kekecewaaan karena peran anggota yang pandai lebih dominan. c Membutuhkan waktu yang lebih lama untuk guru sehingga pada umumnya guru tidak mau menggunakan pembelajaran kooperatif. d Membutuhkan waktu yang lebih lama untuk siswa sehingga sulit mencapai target kurikulum. e Membutuhkan kemampuan khusus guru sehingga tidak semua guru dapat melakukan pembelajaran kooperatif. f Menuntut sifat tertentu dari siswa misalnya sifat suka bekerja sama.

2.1.6 Media Pembelajaran

Dokumen yang terkait

PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN IPS MELALUI MODEL TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION (TAI) BERBANTUAN MEDIA GRAFIS PADA SISWA KELAS IV SDN TUGUREJO 01 KOTA SEMARANG

4 24 305

PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN IPS MELALUI MODEL QUANTUM TEACHING DENGAN MEDIA AUDIO VISUAL PADA SISWA KELAS V SDN KARANGANYAR 01 SEMARANG

0 20 251

PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN IPS MELALUI MODEL NHT DENGAN MEDIA GAMBAR PADA SISWA KELAS IV SDN SALAMAN MLOYO SEMARANG

0 5 427

PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN IPS MELALUI MODEL COOPERATIVE SCRIPT DENGAN MEDIA AUDIOVISUAL PADA SISWA KELAS V SDN MANGKANGKULON 01 KOTA SEMARANG

1 11 323

PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN IPS MELALUI MODEL ROLE PLAYING DENGAN MEDIA VIDEO SISWA KELAS V SDN KANDRI 01 KOTA SEMARANG

1 7 270

PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN IPS MELALUI MODEL STAD DENGAN MEDIA MICROSOFT POWERPOINT PADA SISWA KELAS V SDN SALAMAN MLOYO SEMARANG

0 17 258

PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN PKn MELALUI MODEL ROLE PLAYING BERBANTUAN MEDIA BONEKA TANGAN PADA SISWA KELAS V SDN TUGUREJO 01 KOTA SEMARANG

1 24 287

PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN IPS MELALUI MODEL TWO STAY TWO STRAY BERBANTUAN MEDIA AUDIO VISUAL PADA SISWA KELAS V SDN TUGUREJO 01 KOTA SEMARANG

0 24 337

PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN IPS MELALUI MODEL STAD DENGAN MEDIA GAMBAR PADA SISWA KELAS V SDN TUGUREJO 01 SEMARANG

0 5 179

PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN IPS MELALUI MODEL KOOPERATIF TIPE STAD BERBANTUAN AUDIOVISUAL SISWA KELAS V SDN PURWOYOSO 01 KOTA SEMARANG

1 17 287