37
Dari beberpa pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa diagnosis kesulitan belajar merupakan upaya untuk menemukan kelemahan atau
kesulitan belajar yang dialami siswa dari gejala-gejala yag timbul dalam pembelajaran serta mengupayakan altrnatif penyelesaianya.
2. Prosedur dan Teknik Diagnosis Kesulitan Belajar
Menurut Muhibin Syah, 2010: 171 dalam melakukan diagnosis guru memerlukan adanya prosedur tertentu yang terdiri atas langkah-langkah
tertentu yang diorientasikan pada ditemukanya kesulitan belajar jenis tertentu yang dialami oleh siswa. Prosedur seperti ini disebut juga
“diagnostik” kesulitan belajar. Menurut pendapat Abu Ahmadi dan Widodo Supriyono 2004: 96-101 langkah-langkah yang dapat dilakukan
untuk mengatasi kesulitan belajar kesulitan belajar, terdapat enam tahapan yaitu; 1 Pengumpulan data, 2 pengelolaan data, 3 diagnosis, 4
prognosis, 5 treatmenperlakuan, 6 evaluasi. Rose dan Stanley 1956 dalam Abin Syamsudin Makmun, 2009: 309
dalam menggariskan tahap diagnosis the levels of diagnosis itu sebgai berikut:
1. What are the pupils having trouble? Siapa-siapa siswa yang
mengalami ganguan? 2.
Where are the errors located? Dimanakah kelemahan-kelemahan itu dapat dilokalisasi?
3. Why are the errors occur? Mengapa kelemahan-kelemahan itu
terjadi? 4.
What remedies are suggested? Penyembuhan-penyembuhan apakah yang disarankan?
38
5. How can errors be prevented? Bagaimana kelemahan itu dapat
dicegah? Abin Syamsudin Makmun, 2009: 309 Burton 1952 dalam Abin Syamsudin Makmun, 2009: 310
mengariskan prosedur diagnosis berdasarkan pada teknik dan instrument yang digunakan, sebagai berikut:
1. General diagnosis
Pada tahap ini lazimnyadipergunakan tes baku , seperti yang dipergunakan untuk evaluasi dan pengukuran psikologis dan hasil
belajar.
2. Analystic diagnostic
Pada tahap ini yang lazim digunakan ialah tes diagnostic. 3.
Psychological diagnosian Pada tahap ini teknik pendekatan dan instrument yang digunakan
antara lain: observasi; analisis karya tulis; analisis proses dan respon lisan; analisis berbagai catatan objektif; wawancara;
pendekatan laboratories dan klinis; studi kasus. Syamsudin Makmun, 2009: 310
Dari kedua model diatas, Abin yamsudin Makmun 2009: 311 menjabarkannya dalam suatu pola pendekatan oprasional sebagai
berikut. a
Identifikasi kasus, menandai siswa yang diduga mengalami kesulitan belajar
b Identifikasi masalah, menandai dan melokalisasi dimana letak
kesulitan c
Identifikasi faktor penyebab kesulitan, menandai jenis dan karakteristik kesulitan dengan faktor pemyebab
d Prognosis, mengambil kesimpulan dan keputusan serta
meramalkan kemungkinan penyembuhan e
Rekomendasireveral, membuat alternatif pemecahannya.
39
Lebih lanjut Abin yamsudin Makmun menjelaskan lima poin diatas menjadi 3 langkah diagnosis kesulitan belajar yaitu:
1 Mengidentifikasi kasus kesulitan belajar, dimana dalam langkah ini
dilakukan yaitu: a menandai siswa yang diduga mengalami kesulitan belajar; b melikalisasi letakkesulitan belajar.
2 Mengidentifikasi faktor penyebab kesulitan belajar
3 Mengambil kesimpulan dan membuat rekomendasinya
Berdasarkan beberapa pendapat diatas, diketahui bahwa terdapat beberapa prosedur diagnosis yang berbeda. Dalam penelitian ini
peneliti akan mengunakan prosedur oleh Abin yamsudin Makmun dengan tiga langkah utama yaitu mengidentifikasi kasus kesulitan
belajar mengidentifikasi faktor penyebab kesulitan belajar dan member kesimpulan serta rekomendasi.
E. Pertanyaan Peneliti