Metode Pencatatan Persediaan Material pada PT. PLN Persero APJ Sistem Pengendalian Persediaan Material pada PT. PLN Persero APJ

liv

2. Metode Pencatatan Persediaan Material pada PT. PLN Persero APJ

Surakarta Ada dua macam metode pencatatan persediaan : metode mutasi persediaan prepetual inventory method dan metode persediaan fisik physical inventory method . Dalam metode mutasi persediaan, setiap mutasi persediaan dicatat dalam kartu persediaan. Dalam metode persediaan fisik, hanya tambahan persediaan dari pembelian saja yang dicatat, sedangkan mutasi berkurangnya persediaan karena pemakaian tidak dicatat dalam kartu persediaan. Untuk mengetahui berapa harga pokok persediaan yang dipakai atau dijual, harus dilakukan dengan perhitungan fisik sisa persediaan yang masih ada di gudang pada akhir periode akuntansi. Harga pokok persediaan awal periode ditambah dengan harga pokok persediaan yang dibeli selama periode dikurangi dengan harga pokok persediaan pada akhir periode merupakan harga pokok persediaan yang dipakai selama periode akuntansi yang bersangkutan. Metode persediaan fisik adalah cocok digunakan dalam penentuan biaya bahan baku dalam perusahaan yang harga pokok produknya dikumpulkan dengan metode harga pokok proses. Metode mutasi persediaan adalah cocok digunakan dalam penentuan biaya bahan baku dalam perusahaan yang harga pokok produknya dikumpulkan dengan metode harga pokok pesanan. Metode pencatatan persediaan yang digunakan pasa PT. PLN Persero APJ Surakarta adalah metode mutasi persediaan prepetual lv inventory method , karena setiap mutasi persediaan dicatat dalam kartu persediaan atau setiap keluar masuk persediaan langsung dicatat atau dibukukan. Dalam melakukan penjurnalan setiap ada penerimaan atau penambahan persediaan mendebit akun persediaan material., dan jika terjadi pengurangan atau pengeluaran persediaan mencatat kredit akun persediaan material.

3. Sistem Pengendalian Persediaan Material pada PT. PLN Persero APJ

Surakarta Data-data dasar yang diperlukan untuk pengendalian suatu persediaan material pada PT. PLN adalah : a. Kecepatan pemakaian setiap jenis material b. Lead Time atau tenggang waktu setiap pesanan material Atas dasar dua hal tersebut diatas, dapat disusun atau ditentukan pengendalian persediaan sesuai dengan : 1 Tingkat persediaan maksimum Maksimum Stock Level Tingkat persediaan maksimum adalah jumlah persediaan yang tertinggi yang dapat dimilki oleh perusahaan tanpa harus mengganggu rencana persediaan. Tingkat persediaan maksimum bagi tiap jenis material dapat ditetapkan sebesar kebutuhan pemakaian untuk 3 sampai dengan 6 bulan tergantung pada Lead Time bagi tiap jenis material. Besarnya pemakaian setiap bulan, triwulan atau semester diambil dari catatan atau data statistik pemakaian material pada periode yang lalu. lvi 2 Tingkat persediaan pengaman atau minimum Safety Stock Level Tingkat persediaan minimum adalah jumlah persediaan yang terendah yang boleh dimiliki oleh perusahaan tanpa mengganggu atau mempengaruhi rancana operasional perusahaan. Tingkat persediaan pengaman dimaksudkan untuk mengamankan dari penyimpangan waktu datangnya kiriman material pesanan tersebut melewati batas waktu yang diperkirakan atas dasar Lead Time barang tersebut sebelumnya. Tingkat persediaan pengaman atau minimum ini ditetapkan sama dengan sebesar perubahan selama lead time. 3 Tingkat pesanan ulang Recording Level Tingkat pemesanan ulang adalah tingkat persediaan dimana perusahaan harus menempatkan suatu pesanan untuk mengisi kembali persediaannya untuk tetap mempertahankan tingkat persediaan yang telah ditentukan. Tingkat pesanan ulang merupakan jumlah sisi persediaan yang besarnya sama dengan jumlah banyaknya barang yang akan terpakai habis selama masa pesanan atau lead time, ditambah jumlah sisa persediaan pengaman atau minimum. 4 Tingkat persediaan penyangga Tingkat persediaan penyangga adalah jumlah barang yang harus dicadangkan oleh perusahaan sebagai suatu persiapan apabila terjadi hal- hal yang diluar perkiraan misalnya kenaikan jumlah pemakaian, keterlambatan pengeiriman, kenaikan harga dan lain-lain. lvii Tingkat maksimum, minimum dan tingkat persediaan penyangga pada umumnya ditentukan dengan mengembangkan antara kebutuhan dari operasional dengan biaya penyimpanan caryying cost dari persediaan tersebut. Analisa kecenderungan pemakaian barang tersebut pada waktu- waktu yang lalu dan hasilnya dikorelasikan dengan kebutuhan untuk waktu mendatang atau pemakaian yang diperkirakan. Kemudian dihitung berapa biaya penyimpanan caryying cost dari tingkat persediaan yang telah dihitung tadi. Pada akhirnya dapat ditentukan suatu persediaan yang dapat memenuhi pihak operasional dan juga kebutuhan pihak keuangan. Tingkat Persediaan yang optimal Untuk mencapai kontinuitas dan efektifitas dalam pemenuhan kebutuhan maka perlu ditentukan tingkat persediaan maksimum dan tingkat persediaan minimum. Dengan adanya tingkat persediaan minimum ini diharapkan tidak terjadi kekosongan persediaan sehingga mengganggu kelancaran operasional. Ø Tingkat persediaan maximum pada suatu periode, ditentukan dari : - Kebutuhan sesungguhnya yang diperlukan dalam periode tersebut OL – Operating Level - Tingkat persediaan minimum yang diperlukan untuk mempertahankan kontinuitas operasional sewaktu pengadaan berikut sedang pelaksanaan RP = Recorder Point. lviii - RO = Requirements Objektive kebutuhan sebenarnya dengan tujuan mempertahankan kontinuitas. RO = OL + RP Ø Tingkat persediaan minimum ditentukan dari : - Lamanya waktu yang diperlukan dari permintaan sampai menerima barang Lead Time, yang telah di konversikan dalam satuan kebutuhan barang PLT – Procurenment Lead Time. - Tingkat keamanan safety level yang diperlukan untuk kontinuitas operasional jika terjadi hal-hal diluar kemampuan asumsi perhitungan yang ada SL = Safety Level. RP = PLT + SL Tingkat persediaan minimum ini dapat dipakai sebagai tingkat pesanan ulang Reordering Level = ROL. Ø Material atau Part yang harus dipesan Yang dimaksud kebutuhan disini adalah berupa angka yang sebenarnya yang perlu dipesan atau diadakan lagi pada suatu kondisi tertentu. Angka kebutuhan yang harus dipesan QO = Quantity to be Ordered ini ditentukan dari : - Berapa sisa persediaan yang ada pada saat itu Balance on Hand – BOH. - Berapa pesanan yang telah disetujui atau telah diorder tetapi belum masuk Due IN Stock = DI. - Berapa jumlah kebutuhan yang terhutang belum dapat dilayani Duet Out Stock = DO. lix - Berapa jumlah kebutuhan untuk operasional pada suatu periode pada saat itu Operating Level. - Berapa Tingkat persediaan minimum RP QO = OL + DO – BOH + DI. Setelah didapatkan angka kebutuhan yang harus diadakan atau dibeli, maka untuk melaksanakan pembeliannya dapat ditempuh : - Pembelian sekaligus untuk semua kebutuhan. - Pembelian bertahap. Dalam pembelian bertahap, maka dapat dicari angka pendekatan, jumlah optimum setiap tahap pembelian, jumlah ini disebut jumlah pembelian atau order yang ekonomis Economic Order Quantity = EOQ. Faktor-faktor yang menentukan persediaan material yang wajar atau layak adalah : a. Ratio perputaran Ratio perputaran persediaan adalah merupakan tolok ukur dari produktivitas dana, dapat dirumuskan sebagai berikut : Ratio = Jumlah pemakaian dalam 1 tahun × 1 tahun Rata-rata persediaan dalam 1 tahun Makin tinggi ratio perputaran, makin tinggi produktivitas dana. b. Lead Time lx Faktor ini yaitu tenggang waktu antara saat penyerahan kontrak pesanan PLN dengan saat penyerahan barang digunakan pada pemakai barang. c. Pengaman persediaan Pengaman persediaan adalah faktor yang merupakan faktor dominan yang menentukan besar kecilnya persediaan yang akan diusahakan. Menentukan Tingkat persediaan Pedoman-pedoman yang dapat digunakan untuk melakukan penentuan tingkat persediaan material adalah bagaimana memberikan jawaban dari pertanyaan tersebut di bawah ini : o Berapa banyak barang yang harus disediakan perusahaan di dalam persediaannya ? tingkat maksimum dan minimum. o Kapan perusahaan harus membeli material atau part tersebut ? titik pemesanan ulang o Berapa banyak barang yang harus dipesan oleh perusahaan ? banyaknya pesanan.

BAB III TEMUAN