responden yang asupan natriumnya sering 61,3 dari pada reponden yang asupan natriumnya tidak
sering 9,1. Sehingga penggunaan garam salah satu yang menjadi penyebab penyakit hipertensi di
Desa Karangan. Begitu pula dengan hasil penelitian yang
ditemukan oleh Sigarlaki 2006 tentang hasil yang didapatkan
bahwa responden
yang menderita
prehipertensi yang menyukai makanan asin 4,9 , sementara yang menderita hipertensi grade I 29,41
, dan yang menderita hipertensi grade II yang menyukai
makanan asin
14,7. Sehingga
penggunaan garam menjadi salah satu penyebab peningkatan tekanan darah.
4.3.2. Faktor Lemak Jenuh
Masyarakat di
Desa Karangan
memiliki kebiasaan mengkonsumsi makanan yang berminyak
seperti gorengan, masakan yang digoreng. Selain itu penggunaan minyak yang berulang kali juga menjadi
kebiasaan. Konsumsi daging merah seperti daging sapi dan daging kambing sangat jarang dikonsumsi
karena termasuk daging yang mahal sehingga dikonsumsi saat pada acara tertentu saja seperti acara
nikahan atau acara keagamaan muslim. Gorengan, penggunaan minyak goreng berulang kali lebih dari 2
kali termasuk dalam lemak jenuh. Literatur Widyanto dkk 2013 menyatakan
lemak jenuh
dihasilkan dari
makanan yang
mengandung lemak erat hubungannya dengan minyak goreng dan akibatnya peningkatan kolesterol dengan
dibuktikan adanya
partisipan yang
menderita kolesterol sebanyak 3 partisipan, 5 partisipan
dikategorikan rentan akan terkena kolesterol, dan 3 partisipan normal Tabel.4.2.1.1. Penelitian ini sejalan
dengan penelitian Arif dkk 2013 dengan pernyataan terdapat hubungan antara kebiasaan konsumsi
makanan berlemak dengan kejadian hipertensi pada lansia di Pusling Desa Klumpit UPT Puskesmas Gribig
tahun 2013 . Kadar kolesterol darah yang tinggi dapat megakibatkan terjadinya endapan kolesterol dalam
dinding pembuluh darah Widyanto dkk, 2013. Hasil penelitian Wahyudi 2014 menyatakan konsumsi
makanan kadar lemak tinggi seperti jeroan, susu,
goreng-gorengan serta daging kambing sebanyak lebih dari 1 kalihari memiliki tekanan sistolik dan
diastolik rata-rata tinggi yaitu 14699,5 mmHg. Sehingga konsumsi minyak ada hubungan dengan
terjadinya tekanan darah tinggi pada masyarakat Desa Karangan.
Dalam penelitian ini juga menunjukan hasil bahwa Indeks Masa Tubuh IMT atau kegemukan
obesitas ada hubungan dengan timbulnya penyakit hipertensi di Desa karangan dibuktikan dengan hasil
pengukuran IMT 1 partisipan obesitas, 4 partisipan overweight dan 6 partisipan normal Tabel.4.2.1.1.
Hasil ini sejalan dengan penelitian Dien dkk 2015 yang menyatakan hasil ada hubungan indeks masa
tubuh dengan tekanan darah pada. Selain itu penelitian Anggara dkk 2012
menunjukan bahwa ada hubungan antara IMT dengan hipertensi dengan nilai p 0,05. Menjadi hal yang
menarik juga pada beberapa partisipan dalam tabel 4.2.1.1 ditemukan pengukuran tekanan darah ≥ 14090
hipertensi, kadar kolesterol normal, sehingga ada kemungkinan saat sebelum pemeriksaan partisipan
meminum obat anti hipertensi, karena dalam penrnyataan hasil partisipan telah rutin mengkonsumsi
obat anti hipertensi maupun obat herbal.
4.3.3. Faktor Konsumsi Alkohol