Jenis-jenis Rasio Rentabilitas Rentabilitas

3. Rasio pemilikan, berkaitan langsung atau tidak langsung dengan keuntungan dan likuiditas. Mambantu pemilik saham dalam mengevaluasi aktivitas dan kebijaksanaan perusahaan yang berpengaruh terhadap harga saham di pasaran. Misalnya earning per share, nilai buku per saham book value per share, rasio dividen, dan sebagainya.

d. Jenis-jenis Rasio Rentabilitas

1 Profit Margin Marjin Laba Angka ini menunjukkan berapa besar persentase pendapatan bersih yang diperoleh dari setiap penjualan Haarahap, 2008:304. Menurut Husnan dan Pudjiastuti 1999:75, “Rasio ini mengukur seberapa banyak keuntungan operasional yang bisa diperoleh dari setiap rupiah penjualan.” Semakin besar rasio ini semakin baik karena dianggap kemampuan perusahaan dalam mendapatkan laba cukuo tinggi. Adapun rumusnya adalah: 100 Penjualan Bersih Pendapatan Laba Marjin   2 Gross Profit Marjin Marjin Laba Kotor Rasio ini dipergunakan untuk mengukur berapa besar laba kotor yang dihasilkan dengan total nilai penjualan bersih perusahaan Abdullah, 2005:54. Semakin besar rasio ini Universitas Sumatera Utara menunjukkan bahwa perusahaan mampu menekan Harga Pokok Penjualan pada persentase dibawah kenaikan penjualan. Adapun rumus untuk menghitung rasio ini adalah sebagai berikut: 100 Penjualan Kotor Laba   Margin Profit Gross 3 Operating Profit Margin Marjin Laba OPerasi Abdullah 2005:55 menyatakan bahwa rasio ini sering disebut juga sebagai pure profit dalam arti bahwa profit yang dihasilkan benar-benar murni dari hasil operasi perusahaan sebelum diperhitungkan dengan kewajiban lainnya. Rasio ini mengukur kemampuan menghasilkan laba operasi dari sejumlah penjualan yang dicapai. Adapun rumus untuk menghitung rasio ini adalah: 100 Penjualan Operasi Laba   Margin Profit Operating 4 Asset Turn Over Harahap 2008:305 menyatakan bahwa rasio ini menggambarkan perputaran aktiva diukur dari volume penjualan. Semakin besar rasio ini semakin baik. Hal ini berarti bahwa aktiva dapat lebih cepat berputar dan meraih laba. Atau dengan kata lain semakin tinggi rasio ini maka hal Universitas Sumatera Utara ini menunjukkan perusahaan semakin efisien dalam penggunaan aktiva dalam menghasilkan penjualan. Adapun rumus untuk mengukur rasio ini adalah: Aktiva Total Bersih Penjualan  Over Turn Asset 5 Return on Investment Abdullah 2005:57 menyatakan bahwa rasio ini sering juga disebut return on total asset dipergunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam menghasilkan keseluruhan aktiva perusahaan yang dimiliki. Adapun rumus untuk menghitungnya adalah sebagai berikut: 100 Aktiva Total Pajak Setelah Bersih Laba ROI   6 Return on Equity Return on Equity merupakan rasio pengukuran terhadap penghasilan yang dicapai bagi pemilik perusahaan baik pemegang saham biasa maupun pemegang saham preferen atas modal yang diinvestasikan pada perusahaan Abdullah, 2005:60. Semakin tinggi ROE maka semakin tinggi pula penghasilan yang diterima pemilik perusahaan yang berarti pula semakin baik kedudukannya dalam Universitas Sumatera Utara perusahaan. Adapun rumus untuk menghitungnya adalah sebagai berikut: 100 Sendiri Modal Bersih Laba ROE   7 Return on Total Asset Harahap 2008:305 menyatakan bahwa rasio ini menunjukkan berapa besar laba bersih yang diperoleh perusahaan bila diukur dari nilai aktiva. Brigham dan Houston 2001:90 menyatakan bahwa rasio laba bersih terhadap total aktiva mengukur pengembalian atas modal aktiva ROA setelah bunga dan pajak. 100 Aktiva Total Bersih Laba ROA   8 Basic Earning Power Menurut Harahap 2008:305, “Rasio ini mrnunjukksn kemampuan perusahaan memperoleh laba diukur dari jumlah laba sebelum dikurangi bunga dan pajak dibandingkan dengan total aktiva.” Semakin besar rasio ini semakin baik. Adapun rumus untuk menghitungnya adalah sebagai berikut: Aktiva Total Pajak dan Bunga sebelum Laba  Power Earning Basic Universitas Sumatera Utara 9 Earning Per Share Rasio ini menunjukkan kemampuan perusahaan dalam memperoleh laba diukur dari jumlah laba sebelum dikurangi dengan bunga dan pajak dibandingkan dengan total aktiva Harahap, 2008:305. Semakin besar rasio ini semakin baik. Pada umumnya, para pemegang saham atau calon pemegang saham sangat berkepentingan dengan Earning Per Share. Guna menghitung EPS perlu dihitung berapa besar laba bersih untuk pemegang saham biasa. Untuk itu laba bersih sesudah pajak harus dikurangi dengan dividen preferem stock. Adapun rumus untuk menghitungnya adalah sebagai berikut: Saham Jumlah an Bersangkut Saham Bagian Laba EPS 

3. Hubungan

Dokumen yang terkait

Pengaruh Ukuran Perusahaan terhadap Profitabilitas pada Perusahaan Sektor Barang Konsumsi yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

72 527 91

Pengaruh Struktur Modal dan Return on Asset terhadap Rentabilitas Modal Sendiri pada Perusahaan Barang Konsumsi yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

2 35 83

Pengaruh Total Asset Turn Over, Debt to Equity Ratio dan Debt to Asset Ratio terhadap profitabilitas pada Perusahaan Property dan Real Estate yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia

6 74 88

Pengaruh Hutang Terhadap Laba Usaha Pada Perusahaan Barang Konsumsi Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia (BEI)

71 324 65

Pengaruh Assets Turnover Terhadap Rentabilitas Pada Persahaan Barang Konsumsi Yang Terdaptar Di Bursa Efek Indonesia

0 30 64

Pengaruh Perputaran Persediaan terhadap Likuiditas pada Perusahaan Barang Konsumsi yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

16 141 75

Pengaruh Rasio Keuangan Terhadap Pertumbuhan Laba Pada Perusahaan Barang Konsumsi Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

14 76 122

ABSTRAK PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN TERHADAP PROFITABILITAS PADA PERUSAHAAN SEKTOR BARANG KONSUMSI YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA

0 0 12

Pengaruh Struktur Modal dan Return on Asset terhadap Rentabilitas Modal Sendiri pada Perusahaan Barang Konsumsi yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

0 0 11

PENGARUH CURRENT RATIO, DEBT TO EQUITY RATIO, DAN TOTAL ASSET TURN OVER TERHADAP PEROLEHAN LABA BERSIH PERUSAHAAN MANUFAKTUR SEKTOR INDUSTRI BARANG KONSUMSI YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA - Repository UM Pontianak

0 0 82