13
adalah
minor
, yaitu , determinan dari
sub
matrik 2 x 2 setelah menghapus baris –i dan
kolom ke- j . Jadi ,
=
22 23
32 33
−1
+
adalah tanda matrik kofaktor . Karena -1 dipangkat ganjil adalah negative , maka tanda matrik kofaktor , dibuat sbb ,
+ − +
− + − +
− + , berganti-ganti tanda .
Contoh :
= 12
7 5
8 3
6 7
=
13 13
+
23 23
+
33 33
, Dipilih kolom ketiga , karena berisi banyak elemen nol ,
= −126
6. Kaidah Crammer Untuk Penyelesaian Matrik
Kaidah
Crammer
, dinyatakan sebagai :
=
adalah determinan matrik koeifisien. adalah determinan , di mana kolom ke-i matrik koeifisien diganti dengan matrik konstanta.
Contoh :
Carilah x
1
, dan x
2
dari sistim persamaan
linier
6x
1
+ 5x
2
= 49 3x
1
+ 4x
2
= 32 Penyelesaian :
6 5
3 4
1 2
= 49
32
= 6 5
3 4 = 9
1
= 49
5 32
4 = 36 ;
2
= 6
49 3
32 = 45 ,
Matrik koeifisien Matrik konstanta
14
Diperoleh ,
1
=
36 9
= 4 ,
2
=
45 9
= 5
7. Determinan Jacobian
Determinan
Jacobian
digunakan untuk menentukan bebas
linier
atau tidak. Jika determinan
Jacobian
,
= 0 ,
Singular
maka tidak bebas
linier
. Contoh
: Diberikan
y
1
= f
1
x
1
,x
2
,x
3
y
2
= f2x
1
,x
2
,x
3
y
3
= f3x
1
,x
2
,x
3
=
�
1
, �
2
, �
3
�
1
, �
2
, �
3
=
�
1
�
1
�
1
�
2
�
1
�
3
�
2
�
1
�
2
�
2
�
2
�
3
�
3
�
1
�
3
�
2
�
3
�
3
Contoh :
y
1
= 5x
1
+ 3x
2
y
2
= 25x
1 2
+ 30x
1
x
2
+ 9x
2 2
Penyelesaian :
�
1
�
1
= 5 ,
�
1
�
2
= 3 ,
�
2
�
1
= 50
1
+ 30
2
= 5
3 50
1
+ 30
2
30
1
+ 18
2
= 0 , tidak bebas
linier
8. Determinan Hessian
Syarat
optimum
maksimum minimum fungsi
multivariable
z = f x,y : i.
z
x
,z
y
= 0 turunan parsial pertama
ii. z
xx
,z
xy
0 minimum
iii. z
xy
,z
yy
maksimum iv.
z
xx
z
yy
z
xy 2
Determinan
Hessian
, =
z
xy
= z
yx
Theorema Young
Definit positif
minimu mm
z
Y X
positif f
15
1
= z
xx
positif =
2
diperoleh minimum H
1
0 , H
2
definit positif selalu positif H
1
0 , H
2
definit negative Contoh: z = 6x
2
−9x−3xy−7y+5y
2
z
xx
= 12 , z
yy
= 10 , z
xy
= −3
= 111 0 definit positif , minimum
1
= 12 0 Menggunakan Operator
Leibnitz
:
=
�� � �
=
�
2
� �
partial
kedua
=
�� � �
=
�
2
� �
partial
kedua , Setelah
partial
pertama z = fx,y terhadap x , dilakukan
partial
kedua zx terhadap y.
9. Analisis Input
–
Output
Output
baja memerlukan
input
antara batu- bara , bijih , besi , listrik , dll.
Output
baja adalah permintaan akhir. Permintaan total X untuk produk , i , sama dengan jumlah semua input antara ditambah
permintaan akhir , b . Pengguna akhir adalah konsumen , investor , pemerintah , dan eksportir .
Jika , a
ij
, adalah koeifisien teknis yang menyatakan harga
input
, i , yang diperlukan untuk memproduksi produk baja, j ,seharga satu rupiah , maka permintaan total produk , i , dinyatakan
sebagai , X
i
= ai
1
x
1
+ a
i2
x
2
+ …+ a
im
x
n
+ b
1
, i = 1,2,…,n . Atau bentuk matriknya
X = AX + B di mana
=
2
X=
1 2
=
11 12
…
1 21
22
…
2
…
1
…
2
… … …
A disebut matrik koeifisien teknis. Jadi,
X – AX = B
I – AX = B
X = I – A
-1
B
16
Untuk perekonomian tiga sector , diperoleh :
1 2
3
= 1
−
11
−
12
−
13
−
21
1 −
22
−
23
−
31
−
32
1 −
33 −1
1 2
3
,
= 1
1 1
, di mana I – A adalah matrik
Leontief.
Dalam sebuah table
input-output
lengkap, tenaga kerja dan modal juga dimasukkan sebagai input, yang merupakan nilai tambah perusahaan. Jumlah vertikal elemen-elemen dalam kolom j
dalam model tersebut sama dengan satu : biaya
input
untuk memproduksi sebuah unit komoditi atau memproduksi komoditi seharga satu rupiah.
Contoh :
Diketahui Tabel Permintaan Transaksi Antarindustri di bawah ini dalam jutaan Rupiah. Tentukan Matrik Koeifisien Teknis .
Sektor Asal Sektor Tujuan
Permintaan Akhir
Permintaan Total
Baja Batu bara
Besi Mobil
Baja 86
20 110
230 160
600 Batu bara
200 50
90 120
140 600
Besi 220
110 30
40 400
Mobil 60
140 160
240 400
400 Nilai
Tambah 40
280 10
370 400
1000 Produksi
Bruto 600
600 400
1000
Perhatikan jumlah Produksi Bruto masing- masing
input
sama dengan Permintaan Total masing- masing
input
. Koeifisien teknis a
ij
menyatakan jumlah unit atau rupiah , i , yang diperlukan untuk memproduksi satu unit atau satu rupiah produk , j,.
Jadi a
11
persentase baja dalam satu rupiah baja , a
21
persentase besi dalam satu rupiah baja , dan a
31
persentase mobil dalam satu rupiah baja . Untuk mencari koeifisien teknis tersebut bagikan setiap elemen dalam masing
– masing kolom dengan nilai produksi bruto yang terletak di bagian bawah kolom dengan mengeluarkan nilai
tambah . Penyelesaian :
Jadi ,
17
=
80 600
2000 600
20 600
50 600
110 400
230 1000
20 400
120 1000
220 600
110 600
30 400
40 1000
60 600
1400 600
160 400
240 1000
= 0,133
0,333 0,033
0,083 0,275
0,23 0,225
0,12 0,367
0,183 0,075
0,04 0,10
0,237 0,40
0,24
Contoh :
Diketahui Tabel Permintaan Transaksi antar industry di bawah ini : a.
Tentukan matrik koeifisien teknis b.
Cocokkan jawaban yang diperoleh
Sektor asal Sektor tujuan
Permintaan akhir
Permintaan total
1 2
3 1
20 60
10 50
140 2
50 10
80 10
150 3
40 30
20 40
130 Nilai tambah
30 50
20 Produksi
bruto 140
150 130
Penyelesaian :
a.
=
20 140
40 150
10 130
50 140
10 150
80 130
40 140
30 150
20 130
= 0,143
0,4 0,077
0,357 0,067
0,615 0,286
0,2 0,154
b. =
0,143 0,4
0,077 0,357
0,067 0,615
0,286 0,2
0,154 140
150 130
= 90
140 90
− 140
150 130
− 50
10 40
= 90
140 90
Perhatikan AX = X-B
18
Contoh :
Anggaplah bahwa nilai tambah value added dari soal di atas seluruhnya terdiri
Input primer
tenaga kerja . c.
Berapa banyak tenaga kerja diperlukan untuk mencapai permintaan akhir ?
d. Jika jumlah tenaga kerja yang tersedia dalam perekonomian adalah
100 , apakah komposisi dari bauran
output
output mix tersebut mungkin feasible ?
e. Cocokkan ketelitian koeifisien teknis
Penyelesaian : c.
Bagilah masing- masing nilai tambah dengan produksi bruto . Diperoleh ,
1
= 3040 = 0,214 ;
2
= 50150 = 0,333 ;
3
= 20130 = 0,154 .
Jumlah tenaga kerja yang diperlukan untuk permintaan akhir sama dengan koeifisien teknis tenaga kerja dikali dengan permintaan
akhir , karena tenaga kerja juga digunakan untuk memproduksi produk-produk antara . Jadi , diperoleh :
= 0,214 0,333 0,54
140 150
130 = 99,93
d. Karena 99,93 100 , maka komposisi di atas layak .
e. Karena setiap rupiah
output
harus dihitung dalam satuan
input
, maka koeifisien teknis diperiksa dengan menjumlahkan seluruh
koeifisien teknis yang jumlahnya sama dengan satu .
1 2
3 1
0,143 0,4
0,077 2
0,357 0,067
0,615 3
0,286 0,2
0,154 Nilai tambah
tenaga kerja 0,24
0,333 0,154
1 1
1 10.
Akar dan Vektor Karakteristik Nilai Eigen ,Vektor Eigen
Akar karakteristik suatu matrik digunakan untuk memeriksa kedefinitan tanpa definisi
defferensial
derevatif. Diberikan A matrik persegi , dapat ditemukan
19
AV = cV , di mana V adalah vector
0 dan c adalah scalar yang memenuhi persamaan di atas .
Mungkinkah AV = cV ? , di mana A matrik persegi A
nxn
dan c sbuah scalar konstanta ? Tentu
ordo
V ruas kiri sama dengan
ordo
V ruas kanan . Dan V sudah pasti vector kolom , sebab A
nxn
tak dapat dikalikan dengan vector baris . Kalau demikian jawabnya , persamaan di atas dapat terjadi.
Di sini c disebut akar karakteristik atau eigen value , dan V disebut vector karakteristik atau eigen vector .
Persamaan di atas dapat dinyatakan sebagai , AV = cIV
I identitas
AV – cIV
= A-cIV
= A
– cI disebut matrik karakteristik dari A. Jika V
0 , maka salah satu dari A –cI V = 0 , harus nol , dan
singular
.
− =
11
−
12 13
21 22
−
23 31
32 33
− = 0 , untuk A
3x3
. Karena
− = 0 , maka persaman AV = cV mempunyai penyelesaian yang tak terhingga banyaknya .
Untuk memperoleh penyelesaian tunggal , dilakukan
Normalisasi
, dengan syarat
element
v
i
dari V , memenuhi
v
i 2
= 1 , atau v
1 2
+ v
2 2
+ v
3 2
= 1 , atau
11
−
12 13
21 22
−
23 31
32 33
−
1 2
3
= Syarat ke-
definit
-an : 1
Semua c positif , A
definit
positif 2
Semua c negatif , A
definit
negatif 3
Semua c tidak negatif , dan paling sedikit satu c =0 , A
semi definit
positif 4
Semua c tidak positif , dan paling sedikit satu c =0 , A
semi definit
negatif 5
Berapa c positif dan berapa negative , A
indefinite
.
20
Contoh :
Diketahui , =
− 6
3 3
−6 Penyelesaian
: − = −
6 −
3 3
−6 − = 0
−6 − −6 − − 3.3 = 0 c + 9 c + 3 = 0
c
1
= –9
c
2
= –3
Kedua c negative , maka A
definit
negatif. A
–cI V = 0 −
6 3
3 −6
1 2
= 0 3v
1
+ 3v
2
= 0 v
1
= –v
2
Dari
Normalisasi
: v
i 2
= 1 v
1 2
+ v
2 2
= 1 –v
2 2
+ v
2 2
= 1 v
2 2
+ v
2 2
= 1 2v
2 2
= 1 v
2
= ½ 2
Jadi, � =
1 2
2 −
1 2
2 ,sebagai
eigenvector
.
11.
Linier Programming : Metode Simpleks
Metode
Simpleks
atau
algoritma simpleks
digunakan untuk menyelesaikan Sistim Pertidaksamaan Linier yang berisi sangat banyak variable
linier
menggunakan grafik . Contoh
: Maksimumkan fungsi laba berikut ,
= 5x
1
+ 3x
2
fungsi objektif sasaran , dengan Kendala
6x
1
+ 2x
2
36 2x
1
+ 4x
2
28 5x
1
+ 5x
2
40 x
1
, x
2
0 Penyelesaian :
21 Algoritma
: 1.
TABEL SIMPLEKS AWAL i.
Ubah pertidaksamaan menjadi persamaan dengan menaambah variable
slack
, diperoleh 6x
1
+ 2x
2
+ s
1
= 36 5x
1
+ 5x
2
+ s
2
= 40 2x
1
+ 4x
2
+ s
3
= 28 Penambahan variable
slaxk ,s
memungkinkan penulisan pertidaksamaan menjadi persamaan .
ii. Bentuk matrik persamaan
6 2
5 5
2 4
1 2
1 2
3
= 36
40 28
Identitas 3x3
iii. Buat table
simpleks
awal : Tuliskan vektor kolom variabel di atas matrik koeifisien .
Tuliskan koeifisien fungsi
objektif
di bawah matrik koeifisien , dengan member tanda negatif indikator ,
= 5x
1
+ 3x
2
+ 0s
1
+ 0s
2
+ 0s
3
= 0. Elemen kolom konstanta dituliskan sama dengan nol 0 , yaitu
fungsi objektif di titik asal 0,0 , = 5.0 + 3.0 = 0 ,
di mana x
1
= x
2
= 0 Tabel
simpleks
awal :
x
1
x
1
s
1
s
2
s
3
Konstanta
X 16
6 2
1 36
5 5
1 40
2 4
1 28
–5 –3
Fungsi ob jektif awal
Indikator
2. Elemen
Pivot
dan perubahan dasar basis .
22
i. Kolom
Pivot
: Tentukan nilai
absolute
terbesar dari
indikator
negatif . Karena nilai
absolute
−5 = 5, maka –5 merupakan indikator yang pertama dipilih . Karena
–5 terletak pada kolom pertama , maka x
1
masuk ke dalam basis , dan kolom x
1
menjadi kolom
Pivot
, ditandai dengan tanda panah .
ii. Baris
Pivot
: Bagi elemen konstanta dengan kolom
Pivot
,diperoleh 366 405 282 .
Pembagian terkecil , dengan mengabaikan hasil lebih kecil atau sama dengan nol
0 , {0, -12 , . . . }, menentukan variabel yang mrninggalkan basis .
Karena 366 terkecil , baris pertama adalah baris
Pivot
. Karena s
1
mempunyai koeifisien 1 pada baris
Pivot
, maka s
1
keluar dari basis. Perpotongan baris
Pivot
dan kolom
Pivot
, merupakan elemen
Pivot
. Jadi , 6 adalah elemen
Pivot.
3.
Pivoting
i. Kalikan baris
Pivot
dengan balikan elemen
Pivot
, diperoleh
Tabel Kedua
x
1
x
1
s
1
s
2
s
3
Konstanta 1
13 16
6 5
5 1
40 2
4 1
28 –5
–3 ii.
Reduksi seluruh elemen kolom
Pivot
menjadi nol 0 , kecuali elemen baris
pivot
, diperoleh :
baris 2 dikurang 5x baris 1 , baris 3 dikurang 2x baris 1,
baris 4 dikurang 5x baris 1,
Baris Pivot
23
x
1
x
1
s
1
s
2
s
3
Konstanta 1
13 16
6 103
–56 1
10 103
–13 1
16 –43
56 30
Diperoleh ,
4. Pilih kembali elemen indikator yang negatif , yaitu , –43 . bagi
kolom konstanta dengan kolom
Pivot
kolom 2 , diperoleh 103 sebagai elemen
Pivot
. Karena s
2
mempunyai koeifisien 1 pada baris
Pivot
, s
2
akan meninggalkan basis .
Pivotting
: i.
Kalikan baris 2 dengan balikan 103 , yaitu 310 , diperoleh ii.
Reduksi elemen kolom
Pivot
menjadi nol , kecuali baris 2 , diperoleh ,
baris 1 dikurang 13x baris 2 , baris 3 dikurang 103x baris 2,
baris 4 ditambah 43x baris 2,
Baris Pivot
diperoleh , Tabel Ketiga
x
1
x
1
s
1
s
2
s
3
Konstanta
1 ¼
–110 5
1
–14 310
3 ½
–1 1
6 ½
25 34
Pada baris indikator tidak terdapat lagi elemen negative , maka penyelesaian sudah
optimum
. Elemen pada kolom konstanta menunjukkan ,
1
= 5 ,
2
= 3 ,
3
= 6
24
12.
Investasi ,Biaya Total , dan Biaya Marginal
Investasi bersih didefinisikan sebagai tingkat perubahan dalam formasi saham modal capital stock K selama waktu , t .
Pembentukan modal sepanjang waktu , diperoleh It = dKt dt = Kt .
Pembentukan modal merupakan integral yang berkenanan dengan waktu investasi bersih . It = dKt dt
It dt = dKt ∫
∫ It dt =
∫ dKt
= Kt + c c = K
= saham modal awal K .
Biaya
marginal
adalah perubahan dalam biaya total akibat perubahan
incremental
tambahan dalam
output
,
MC = dTC dQ
, dan hanya biaya Variabel yang berubah bersamaan dengan tingkat
output
,
MC = dTC dQ MC dQ = dTC
∫ ∫
MC dQ = TC = VC + c
C =
FC
Fixed Cost = biaya awal .
VC
Variabel Cost Contoh
: Diberikan Investasi bersih , It = 140 t
34
dan saham awal pada t = 0 adalah 150 . Diperoleh ,
K = ∫
It dt = ∫
140 t
34
dt =
140
3 4
+1
3 4
+1
+ =
140
7 4
7 4
+ =
80
74
+ ,
c = K = 150
= 80
74
+ 150 . Contoh
: Diketahui ,
MC = dTC dQ =
32 + 18 Q –12Q
2
,
FC
= 43 Tentukan ,
TC , AC , ,
dan
VC
25
Penyelesaian :
TC =
∫ 32 + 18 Q
–12Q
2
dQ = 32Q + 9Q
2
–4Q
3
+ c =
VC
+ c Pada , Q = 0 ,
TC = FC=
43
TC =
32Q + 9Q
2
–4Q
3
+ 43
AC = TC Q
= 32 + 9Q –4Q
2
+ 43 Q
VC =
32Q + 9Q
2
–4Q
3
13.
Nilai Sekarang dari Arus Kas
Nilai sekarang dari sejumlah uang yang diterima di masa mendatang , bila dimajemukkan secara kontinu , ditunjukkan oleh
P = Se
-n
. Oleh karena itu , nilai sekarang dari suatu arus penghasilan yang akan datang uang yang diterima setiap tahun selama n tahun , ditunjukkan
oleh integral =
−
=
−
= −
1 −
= −
−
= −
−
−
− 0
= −
−
− 1 = 1 −
−
; r
tingkat bunga majemuk. ,
26
BAB IV PERSAMAAN