Data Hasil Penelitian a. Pelaksanaan Pendidikan Karakter Anak Jalanan melalui Program

53 Dahlan. Pelaksanaan kegiatan Rumah Singgah Ahmad Dahlan dipimpin oleh Bapak Suyadi, yang dibantu oleh 3 orang pendamping,sekretaris, bendahara, dan koordinator anak jalanan.

2. Data Hasil Penelitian a. Pelaksanaan Pendidikan Karakter Anak Jalanan melalui Program

Pendidikan Agama Islam di Rumah Singgah Ahmad Dahlan Hasil penelitian menunjukkan bahwa pendidikan karakter anak jalanan melalui program pendidikan agama Islam yang dilaksanakan di Rumah Singgah Ahmad Dahlan adalah proses pembelajaran yang diselenggarakan oleh pengurus Rumah Singgah Ahmad Dahlan untuk anak jalanan yang tinggal ataupun menjadi binaan di Rumah Singgah Ahmad Dahlan. Proses pembelajaran dilaksanakan setiap satu minggu sekali yaitu pada hari Jum’at jam16.00-19.00WIB yang bertempat di aula Rumah Singgah Ahmad Dahlan. Adapun materi pelaksanaan pembelajaran berupa penjelasan mengenai karakter yang baik dalam kehidupan di masyarakat serta diajarkan dalam hal keagamaan seperti sholat dan mengaji bersama. Pelaksanaan pendidikan karakter anak jalanan melalui program pendidikan agama Islam di Rumah Singgah Ahmad Dahlan merupakan cara untuk membangun karakter anak jalanan sehingga menjadi lebih baik dan dapat diterima dalam kehidupan di masyarakat. Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa, pelaksanaan pendidikan karakter anak jalanan melalui program pendidikan agama Islam di Rumah Singgah Ahmad Dahlan menggunakan model mata pelajaran tersendiri monolitik karena dalam 54 konsepnya, seorang pendidik harus mempersiapkan untuk proses pelaksanaan pembelajaran yang meliputi perencanaan, pelaksanaan, evaluasi, hasil, dan mengadakan tindak lanjut dari hasil pelaksanaan pembelajaran. Untuk lebih jelasnya, berikut deskripsi mengenai pelaksanaan pendidikan karakter anak jalanan melalui program pendidikan agama Islam di Rumah Singgah Ahmad Dahlan : 1 Perencanaaan Perencanaan yang dilakukan Rumah Singgah Ahmad Dahlan merupakan aktivitas yang menyangkut pembuatan keputusan tentang apa yang akan dilakukan, bagaimana cara melaksanakan, kapan pelaksanaannya, dan siapa yang bertanggungjawab atas pelaksanannya. Perencanaan yang dilakukan Rumah Singgah Ahmad Dahlan merupakan langkah yang mendasari dan mendahului fungsi-fungsi manajemen yang lain. Berdasarkan hasil pengamatan dan wawancara menunjukkan bahwa proses perencanaan dalam pelaksanaan pendidikan karakter anak jalanan melibatkan berbagai aspek yaitu pendidik, sasaran peserta pendidik, fasilitas, kurikulum. Seperti yang diungkapkan pengelola Rumah Singgah Ahmad Dahlan “Ik” 21 mengungkapkan : “Perencanaan yang kami lakukan meliputi beberapa faktor yaitu pendidik, sasaran warga belajar, fasilitas dan kurikulum”. Hal serupa diungkapkan “Syd” 34 selaku pengelola sekaligus pembina Rumah Singgah Ahmad Dahlan, bahwa: “Dalam proses perencanaan program ini khususnya untuk anak jalanan harus bersih diri dulu mas...selain itu, ada beberapa faktor lagi yaitu pendidik, sasaran peserta didik, fasilitas dan kurikulum”. 55 Berdasarkan pernyataan di atas, dapat diambil kesimpulan bahwa proses perencanaan dalam pelaksanaan pendidikan karakter anak jalanan melibatkan berbagai aspek yaitu pendidik, sasaran peserta pendidik, fasilitas, kurikulum. Selain itu, dalam proses perencanaan,dari pihak Rumah Singgah Ahmad Dahlan juga menekankan kepada semua pengelola maupun anak jalanan sebagai peserta didik untuk memiliki rasa tanggung jawab terhadap program-program yang akan dilaksanakan khususnya pendidikan karakter anak jalanan melalui program pendidikan agama Islam. Adapun penjelasan terkait proses perencanaan dalam pelaksanaan pendidikan karakter anak jalanan melalui program pendidikan agama Islam di Rumah Singgah Ahmad Dahlan yaitu : a Pendidik Proses pembelajaran harus ada pendidik yang diharapkan dapat memberikan bimbingan ataupun pengajaran kepada peserta didik agar mampu mengembangkan potensi yang dimiliki oleh peserta didik untuk menjadi lebih baik. Rumah Singgah Ahmad Dahlan memiliki beberapa pendidik dalam pelaksanaan pendidikan karakter anak jalanan melalui program pendidikan agama Islam, akan tetapi pendidik tersebut masih kurang karena ada kesibukan juga di luar mengajar.Maka dari itu, pihak pengelola menambah pendidik yang mampu memberikan pembelajaran yang maksimal bagi peserta didiknya. Berdasarkan hasil pengamatan dan wawancara menunjukkan bahwa dalam pelaksanaan pendidikan karakter anak jalanan, kriteria 56 pendidik harus mampu menggantikan peran orang tua di rumah. Maka dari itu, dari pihak Rumah Singgah Ahmad Dahlan merasa senang dan terbantu dengan kehadiran pendidik volunter dari mahasiswa yang ikhlas untuk mengajar anak jalanan, karena volunter yang berasal dari mahasiswa lebih mengerti karakter anak jalanan dan diharapkan dapat berperan sebagai orangtua yang dapat mendidik anak-anaknya dengan baik. Seperti yang telah diungkapkan oleh salah satu pengelola Rumah Singgah Ahmad Dahlan Ik 21 mengungkapkan : “ Kriteria pendidik disini harus mampu menggantikan peran orangtua dirumah, sehingga pendidik diharapkan dapat memberikan bimbingan kepada anak jalanan layaknya membimbing anaknya sendiri ”. Hal serupa diungkapkan Syd selaku pembina sekaligus pengelola Rumah Singgah Ahmad Dahlan, bahwa: “ Dalam pelaksanaan program ini kami dari pihak Rumah Singgah Ahmad Dahlan merasa berterimakasih sekali atas bantuan volunter dari mahasiswa yang secara ikhlas untuk mendidik anak jalanan.” Berdasarkan pernyataan diatas maka dapat ditarik kesimpulan bahwa pendidik merupakan unsur yang sentral dalam pelaksanaan pendidikan karakter anak jalanan, dengan mengacu pada salah satu indikator karakter yaitu menggunakan tindakan bersahabat atau komunikatif dengan orang lain, maka pihak Rumah Singgah Ahmad Dahlan menerima bantuan volunter dari mahasiswayang ikhlas untuk mendidik anak jalanan diharapkan dapat berperan sebagai orang tua dari 57 peserta didik yang dapat memberikan bimbingan positif kepada anak jalanan seperti layaknya membimbing anaknya sendiri. b Sasaran peserta didik Hasil pengamatan menunjukkan bahwa dalam proses pelaksanaan pendidikan karakter anak jalanan jumlah anak jalanan yang mengikuti setiap kegiatan tidak tentu. Hal ini disebabkan adanya motivasi belajar setiap anak jalanan untuk mengikuti kegiatan berbeda-beda dan mobilitas yang tinggi dari anak jalanan yang sering berpindah-pindah tempat. Ada yang mengikuti kegiatan secara aktif dan selalu hadir, ada yang tidak tentu hadir. Jumlah anak jalanan yang mengikuti kegiatan rata-rata berjumlah 7-10 anak. Seperti yang diungkapkan oleh mbak “Ik” selaku pengelola anak jalanan bahwa: “Kegiatan ini belum efektif karena tidak semua anak jalanan dapat mengikutinya dan jumlah anak jalanan yang mengikuti kegiatan tidak tentu soalnya kan motivasi mereka berbeda dan kadang ada yang malas juga.” Hal ini diperkuat “Dm” yang menjadi anak jalanan juga mengatakan bahwa: “Aku selalu berusaha mengikuti kegiatan ini secara rutin soalnya aku dapat menjadi lebih baik dibandingkan dengan yang dulu setelah mengikuti kegiatan ini. Aku bisa belajar disini sama teman-teman dan banyak pengalaman. Tapi kalau aku lagi datang malasnya malah tidak jadi ikut.” Berdasarkan hasil wawancara di atas maka dapat ditarik kesimpulan bahwasanya sasaran peserta didik dalam pelaksanaan pendidikan karakter anak jalanan yaitu anak jalanan. Kegiatan yang dilaksanakan kurang berjalan dengan efektif karena tidak semua anak 58 jalanan dapat mengikutinya, sehingga jumlah anak jalanan yang mengikuti kegiatan rata-rata berjumlah 7-10 anak. Hal ini disebabkan karena motivasi yang dimiliki oleh setiap anak jalanan berbeda-beda. c Fasilitas belajar Proses pelaksanaan pendidikan karakter anak jalanan memiliki fasilitas atau media belajar sangat mendukung dalam mencapai tujuan kegiatan yang diinginkan. Media belajar yang ada harus sesuai dengan kebutuhan materi belajar. Media atau fasilitas yang ada dalam kegiatan pendidikan karakter anak jalanan ini adalah alat-alat ibadah seperti sarung yang setiap anak jalanan sudah memiliki sendiri-sendiri dan dapat digunakan untuk sholat lima waktu, sajadah yang masih baik dan bisa digunakan untuk alas dalam melaksanakan sholat, Al-qur’an dalam kondisi masih baik sehingga dapat digunakan untuk kegiatan mengaji setiap hari dan bagi anak jalanan yang belum bisa membaca Al-qur’an dari pihak pengelola Rumah Singgah sudah menyediakan iqra’ sebagai tahap awal agar dapat membaca Al-qur’an, serta alat tulis yang mendukung proses belajar. Fasilitas atau media belajar dipersiapkan secara optimal oleh pengelola sebelum memulai kegiatan agar dalam proses pelaksanaanya dapat berjalan dengan lancar. Seperti yang diungkapkan oleh pak “Syd” selaku pengelola sekaligus pembina anak jalanan bahwa: “Untuk fasilitas atau media yang kami gunakan khususnya dalam kegiatan ini cukup sederhana seperti alat-alat ibadah kaya sarung, sajadah, Al-qur’an, iqra’ bagi yang belum bisa baca Al-qur’an serta alat tulis yang mendukung dalam proses belajar ini”. 59 Pelaksanaan pendidikan karakter anak jalanan dalam menggunakan fasilitas yang disediakan oleh Rumah Singgah Ahmad Dahlan telah digunakan secara efektif dan masih dalam kondisi yang baik. d Kurikulum Kurikulum di Rumah Singgah Ahmad Dahlan dilaksanakan dalam rangka membantu peserta didik mengembangkan berbagai potensinya baik psikis dan fisik yang meliputi moral dan nilai-nilai agama.Berdasarkan hasil wawancara dengan pengelola rumah singgah tersebut, menunjukkan bahwakurikulum yang digunakan dalam setiap program yang dilaksanakan Rumah Singgah Ahmad Dahlan dalam hal ini berkaitan dengan pelaksanaan pendidikan karakter anak jalanan bersifat fluktuatif artinya kurikulum yang digunakan tidak baku dan tidak mengacu pada kurikulum yang digunakan oleh pendidikan formal di sekolah, akan tetapi kurikulum yang digunakan dibuat berdasarkan kesepakatan dari pihak Rumah Singgah sendiri. Meskipun kurikulum yang digunakan tidak dibuat secara baku, tetapi kurikulum tersebut dibuat dengan mengacu pada modul metode pembelajaran di pesantren sekaligus menyesuaikan pada kondisi setiap anak jalanan yang berada di rumah singgah tersebut. Kondisi anak jalanan yang ditemui saat pembelajaran pendidikan karakter di antaranya, kondisi anak jalanan yang masih labil yang mencerminkan rendahnya nilai-nilai karakter pada anak jalanan. 60 Kurikulum yang digunakan dibuat sendiri oleh pihak Rumah Singgah Ahmad Dahlan menyesuaikan dengan kondisi lingkungan dan watak setiap individu pada anak jalanan. Seperti yang telah diungkapkan oleh pengelola Rumah Singgah Ahmad Dahlan, Syd 34 bahwa: “Kalau untuk kurikulum kami lebih bersifat fluktuatif mas, jadi tidak mengacu pada pendidikan formal karena lebih bisa menyesuaikan dengan watak anak jalanannya” Keputusan untuk menggunakan kurikulum yang bersifat fluktuatif tersebut sudah berdasarkan kesepakatan semua pihak Rumah Singgah Ahmad Dahlan agar dalam pelaksanaan pendidikan karakter anak jalanan dapat terlaksana sesuai dengan nilai-nilai karakter yang positif anak jalanan dan dapat mengamalkan materi yang telah diajarkan dalam kehidupan sehari-hari. 2 Pelaksanaan Pelaksanaan pendidikan karakter anak jalanan harus dibutuhkan kerja keras dan kerjasama dari semua pihak pengelola Rumah Singgah, maka sumber daya yang ada harus dioptimalkan untuk mencapai visi, misi, dan program. Pelaksanaan program harus sejalan dengan rencana program yang telah disusun, kecuali memang ada hal-hal khusus sehingga perlu dilakukan penyesuaian. Setiap pengurus harus bekerja sesuai dengan tugas, fungsi, dan peran, keahlian dan kompetensi masing-masing untuk mencapai visi, misi, dan program yang telah ditetapkan. Berdasarkan hasil pengamatan dan wawancara menunjukkan bahwa sebelum dimulai pelaksanaan pendidikan karakter anak jalanan 61 bahwasannya dari pendidik dan dibantu peserta didik terlebih dahulu menyiapkan segala sesuatu yang berkaitan dengan proses pembelajaran, meliputi; menyiapkan tempat, pengecekan alat-alat ibadah, dan materi yang akan disampaikan oleh pendidik agar proses kegiatan dapat berjalan dengan baik. a Tempat dan waktu pelaksanaan pembelajaran Pendidikan karakter anak jalanan dilaksanakan di aula Rumah Singgah Ahmad Dahlan yang sehari-hari merupakan tempat pertemuan pihak Rumah Singgah dengan pihak luar, tempat ini sehari-harinya juga merupakan tempat rapat kepala rumah singgah dengan para relawan dan teman-teman anak jalanan binaan. Selain itu sering digunakan untuk sholat berjamaah semua pihak Rumah Singgah, baik pengurus maupun anak jalanan binaan. Pendidikan karakter anak jalanan biasanya dilaksanakan setiap satu minggu sekali yaitu pada hari Jum’at jam 16.00- 19.00 WIB. Walaupun dilaksanakan satu minggu sekali, tetapi anak jalanan cukup antusias dalam mengikutinya. Sebagaimana telah diungkapkan oleh mbak “Ik” selaku pengelola anak jalanan bahwa : “ Pembelajaran ini dilaksanakan setiap hari jum’at jam 16.00- 19.00 WIB bertempat di aula Rumah Singgah Ahmad Dahlan, walaupun cuma satu minggu sekali tetapi anak-anak cukup antusias mas “. Pada proses pembelajaran yang dilaksanakan Rumah Singgah Ahmad Dahlan, anak jalanan sebagai peserta didik memiliki karakter yang religius, karena walaupun pembelajaran hanya dilaksanakan setiap satu minggu sekali, anak jalanan cukup antusias dalam mengikutinya. 62 b Materi pembelajaran Pelaksanaan pendidikan karakter anak jalanan dalam pemberian materi yang bersifat teori biasanya berdasarkan kebutuhan peserta atau anak jalanan mengenai tingkah lakunya dalam kehidupan sehari-hari, tetapi pemberian materi yang bersifat praktek atau lebih keagamaan biasanya berdasarkan arahan dari pihak pengelola Rumah Singgah Ahmad Dahlan ataupun pembina yang memberikan materi. Setiap hari Jum’at jam16.00-18.00, pendidik memberikan materi yang bersifat teori, seperti misalnya penjelasan mengenai tingkah laku dan sopan santun yang baik di masyarakat. Selain itu, pendidik juga menanamkan nilai-nilai karakter yang positif mengenai hidup dalam suatu masyarakat seperti jujur dalam perkataan maupun perbuatan, tanggung jawab dan toleransi dengan menghargai perbedaan agama, suku, pendapat, sikap, dan tindakan orang lain yang berbeda. Meskipun waktu yang disediakan terasa sangat sedikit, tetapi pihak penyelenggara baik pengelola maupun pembina sudah mengupayakan berbagai cara agar tujuan program yang telah ditetapkan dan materi yang diberikan dapat diterima oleh anak jalanan dengan baik dan dapat dipraktekkan dimasyarakat. Pada jam 18.00-19.00 setelah selesai pemberian materi yang bersifat teori langsung dilanjutkan dengan sholat maghrib secara berjama’ah yang adzan dan iqomah dikumandangkan oleh anak jalanan sekaligus sebagai pembelajaran agar anak jalanan dapat melakukannya 63 dengan baik dan benar. Setelah sholat berjama’ah dilanjutkan dengan dzikir bersama yang dipimpin oleh pembina anak jalanan, materi dilanjutkan dengan belajar mengaji hafalan surat-surat pendek serta membaca bacaan sholat yang baik dan benar. Seperti yang telah diungkapkan pak “Syd” selaku pengelola sekaligus pembina Rumah Singgah Ahmad Dahlan bahwa : “ Untuk materi yang kami sampaikan itu ada penjelasan mengenai tingkah laku yang baik dan pendidikan karakter positif di masyarakat serta pelaksanaan sholat dan mengaji hafalan surat pendek “. c Metode pembelajaran Metode dalam pelaksanaan pendidikan karakter anak jalanan di Rumah Singgah Ahmad Dahlan ada dua yaitu ceramah dan praktek. Metode ceramah digunakan dalam penyampaian materi yang sifatnya adalah teori. Metode ini banyak digunakan oleh pendidik dalam pelaksanaan kegiatan karena metode ceramah bertujuan untuk menyampaikan informasi, penjelasan, data, fakta dan pemikiran. Berdasarkan pengamatan peneliti, pendidik dalam menyampaikan materi-materi yang bersifat teori pasti menggunakan metode ceramah. Metode ceramah dirasakan sangat besar manfaatnya, karena materi- materi yang disampaikan oleh pendidik lebih bisa diterima oleh peserta didik. Adapun metode ceramah yang disampaikan pendidik yaitu menanamkan nilai-nilai pendidikan karakter yang positif mengenai hidup dalam suatu masyarakat seperti jujur dalam perkataan maupun perbuatan, 64 tanggung jawab dan toleransi dengan menghargai perbedaan agama, suku, pendapat, sikap dan tindakan orang lain yang berbeda. Selain menggunakan metode ceramah, pendidik juga menggunakan metode praktek untuk mendukung dalam materi kegiatan yang sudah disampaikan melalui metode ceramah. Setiap minggunya, satu kali pertemuan untuk teori dan praktek langsung. Metode praktek yang dilaksanakan yaitu seperti pelaksanaan sholat yang baik dan benar serta mengaji hafalan surat-surat pendek. Pelaksanaan praktek ini dipimpin oleh pendidik dan diikuti oleh semua peserta didik. Kegiatan ini dilaksanakan agar pendidik maupun peserta didik dapat lebih sadar diri dan beribadah dengan baik dan benar. Sebagaimana yang telah diungkapkan pak “Syd” bahwa : “ Metode yang kami gunakan yaitu ceramah dan praktek, untuk ceramah terkait dengan penjelasan mengenai nilai-nilai pendidikan karakter yang positif sedangkan prakteknya yaitu seperti sholat dan ngaji hafalan surat pendek.” Pengelola Rumah Singgah Ahmad Dahlan menggunakan dua metode yaitu ceramah dan praktek karena metode tersebut lebih bisa diterima bagi anak jalanan sebagai peserta didik dan bermanfaat dalam kehidupan sehari-hari. d Suasana proses pembelajaran Suasana pelaksanaan pendidikan karakter anak jalanan yang diadakan Rumah Singgah Ahmad Dahlan dibuat sangat khusyuk karena materi yang dibahas sering berhubungan dengan Tuhan Yang Maha Esa tetapi kadang juga dapat santai agar peserta yang mengikuti kegiatan 65 merasa senang dan bersemangat, pengertian senang disini adalah pendidik dalam memberikan materi disertai dengan sedikit “guyonan” yang membuat suasana kegiatan menjadi tidak tegang dan peserta tidak cepat jenuh. Pengamatan yang dilakukan peneliti selama pembelajaran berlangsung menunjukkan suasana khusyuk tetapi juga terkadang dapat santai agar suasana tidak tegang dan peserta tidak cepat jenuh. Seperti yang telah dibahas pada suasana pelaksanaan pendidikan karakter anak jalanan, penjelasan materi-materi yang diberikan oleh pendidik sangat jelas karena pendidik selalu dapat mengajak peserta untuk berdiskusi dalam setiap pemberian materi.Kegiatan tersebut dilakukan untuk memberikan pembelajaran dan pencerahan bagi anak jalanan terkait dengan ajaran agama Islam. Selain itu dapat menjadikan karakter yang positif yang sesuai dengan aturan dimasyarakat. Sebagaimana telah diungkapkan “Ik” selaku pengelola Rumah Singgah Ahmad Dahlan bahwa : “ Suasana pembelajaran disini dibuat sangat khusyuk tetapi kadang juga bisa santai dan sering ada sedikit guyonan dari pendidiknya mas....karena agar peserta didiknya tidak terlalu tegang saat pembelajaran.” e Peran pendidik Peran pendidik dalam pelaksanaan pendidikan karakter anak jalanan di Rumah Singgah Ahmad Dahlan sangat penting untuk mencapai tujuan yang diinginkan. Pendidik harus dapat menyesuaikan dengan anak jalanan yang menjadi peserta didik serta kondisi pada saat proses pembelajaran berlangsung. Selain itu, pendidik juga harus dapat 66 menempatkan posisi yang sejajar dengan anak jalanan agar dapat terjalin interaksi dengan baik. Dari hasil pengamatan dan wawancara menunjukkan bahwa peran pendidik dalam pelaksanaan pendidikan karakter anak jalanan di Rumah Singgah Ahmad Dahlan yaitu : Pertama, peran pendidik sebagai pengajar yaitu pendidik memberikan pengajaran kepada anak jalanan yang menjadi peserta didik. Materi yang disampaikan pendidik dalam proses pembelajaran meliputi penjelasan tentang nilai-nilai karakter yang positif mengenai hidup dalam suatu masyarakat seperti jujur dalam perkataan maupun perbuatan, tanggung jawab, dan toleransi dengan menghargai perbedaan agama, suku, pendapat, sikap, dan tindakan orang lain yang berbeda serta mengajarkan kepada anak jalanan untuk beribadah sholat dan mengaji. Kedua, peran pendidik sebagai motivator yaitu pendidik selalu memotivasi anak jalanan yang malas belajar atau mengikuti pelaksanaan pendidikan karakter anak jalanan melalui program pendidikan agama Islam. Pendidik memberikan motivasi dalam bentuk support dukungan dengan cara memberikan perhatian dan semangat kepada anak jalanan, persuasif ajakan yang dilakukan dengan mengajak anak jalanan untuk mengikuti proses pelaksanaan pembelajaran, dan memberikan reward penghargaan berupa hadiah kecil-kecilan supaya anak jalanan lebih termotivasi lagi untuk mengikuti kegiatan. Hal ini dilakukan agar anak jalanansemangat dalam mengikuti pembelajaran secara maksimal. 67 Ketiga, peran pendidik sebagai fasilitator yaitu pendidik mampu memfasilitasi sarana dan prasarana untuk memenuhi kebutuhan anak jalanan dalam pelaksanaan pendidikan karakter anak jalanan. Selain itu, pendidik dapat menyediakan waktu bagi anak jalanan agar proses pembelajaran dapat berjalan dengan lancar serta membantu anak jalanan dalam menyelesaikan kesulitan atau permasalahan yang dihadapi oleh anak jalanan baik kesulitan dalam mengikuti pembelajaran maupun kesulitan dalam kehidupan sehari-hari. Berdasarkan pernyataan di atas maka dapat diambil kesimpulan bahwa peran pendidik dalam pelaksanaan pendidikan karakter anak jalanan di Rumah Singgah Ahmad Dahlan ada tiga yaitu pendidik sebagai pengajar, peran pendidik sebagai motivator dan peran pendidik sebagai fasilitator. Sebagaimana yang telah diungkapkan pak “Syd” bahwa : “ Peran pendidik pelaksanaan kami ada tiga yaitu pendidik sebagai pengajar yang memberikan pengajaran kepada peserta didik, peran pendidik sebagai motivator yang memberikan motivasi kepada peserta didik dan peran pendidik sebagai fasilitator yang memfasilitasi kebutuhan peserta didik. 3 Evaluasi Setiap pelaksanaan pembelajaran harus dilakukan evaluasi karena untuk mengetahui tingkat keberhasilan suatu program yang dilaksanakan. Evaluasi tidak hanya dilakukan dari pihak pengelola Rumah Singgah, tetapi juga dibantu oleh volunter dari mahasiswa yang secara langsung juga ikut 68 dalam proses pelaksanaan pendidikan karakter anak jalanan melalui program pendidikan agama Islam di Rumah Singgah Ahmad Dahlan. Hasil wawancara dengan pengelola program menunjukkan bahwasanya evaluasi yang digunakan dalam pelaksanaan pendidikan karakter anak jalanan di Rumah Singgah Ahmad Dahlan menggunakan evaluasi sumatif yaitu evaluasi yang dilakukan pada setiap akhir satu satuan waktu yang didalamnya tercakup lebih dari satu pokok bahasan, dan dimaksudkan untuk mengetahui sejauhmana peserta didik telah dapat berpindah berdasarkan tingkatan tertentu. Evaluasi dari pihak Rumah Singgah Ahmad Dahlan dengan menggunakan dua cara yaitu tes lisan dan tes praktek. Tes lisan dilakukan dengan cara pendidik mengajukan pertanyaan kepada peserta didik mengenai apa yang sudah dilakukan selama mengikuti proses pembelajaran, misalnya terkait dengan karakter tingkah laku dan sopan santun. Tes praktek dilakukan dengan cara praktek sholat dan mengaji. Evaluasi yang dilakukan berdasarkan kesepakatan dari pengurus Rumah Singgah Ahmad Dahlan yaitu setiap 3 bulan sekali. Seperti yang diungkapkan oleh pengelola sekaligus pembina Rumah Singgah Ahmad Dahlan, Syd 34 mengungkapkan : “Kalau evaluasi itu berdasarkan kesepakatan dari pengurus Rumah Singgah mas...., Jadi dalam melakukan evaluasi program ini dilakukan berkala setiap 3 bulan sekali karena agar dapat mengetahui dan mengukur tingkat keberhasilan program yang dijalankan selama pelaksanaan program tersebut ” Evaluasi yang dilakukan pengelola Rumah singgah dengan volunter terkait dengan pelaksanaan pendidikan karakter anak jalanan di Rumah 69 Singgah Ahmad Dahlan menggunakan evaluasi sumatif yaitu evaluasi yang dilakukan setiap akhir satuan waktu atau lebih tepatnya tiga bulan sekali, karena untuk mengetahui dan mengukur tingkat keberhasilan dalam pelaksanaan pembelajaran pada anak jalanan sebagai peserta didik. 4 Hasil Hasil wawancara dengan beberapa peserta didik menunjukkan bahwa dengan mengikuti pelaksanaan pendidikan karakter anak jalanan, peserta mendapatkan tambahan ilmu dari materi-materi yang telah diberikan. Selain itu, suasana yang mendukung kegiatan yaitu, ruangan yang disediakan oleh pengelola untuk pembelajaran cukup nyaman, karena ruangannya bersih dan penerangannya memadai. Meskipun ukurannya tergolong kecil, para peserta sudah cukup nyaman dengan suasana kegiatan seperti ini. Semua anak jalanan cukup antusias dalam mengikuti pembelajaran tersebut karena mereka sadar bahwa semua itu dilakukan demi kepentingan pribadi untuk masa depan yang lebih cerah. Seperti yang telah diungkapkan oleh beberapa anak jalanan ini : Dm 17 mengungkapkan : “Setelah mengikuti program ini saya merasa lebih sadar diri, semakin baik dibandingkan dengan yang dulu, karena kalo dulu saya sering merugikan orang tua, sekarang sudah tidak sering merugikan orang tua lagi mas... “ Yl 17 mengungkapkan : “Kegiatan seperti ini sesuai dengan kebutuhan saya karena dengan mengikuti kegiatan seperti ini saya bisa dapat ilmu, bisa ngaji sholat dan menyampaikan materi yang dapat menuju surga” 70 Ag 18 mengungkapkan : “Kalo menurut saya kegiatan ini bagus mas, karena dengan adanya kegiatan ini saya dapat menambah wawasan tentang agama, biar bisa berubah ke arah yang lebih baik” Berdasarkan beberapa pernyataan di atas, dapat ditarik kesimpulan bahwa hasil dari pelaksanaan pendidikan karakter anak jalanan di Rumah Singgah Ahmad Dahlan yaitu anak jalanan dapat merasa lebih sadar diri, toleransi, dan lebih memiliki sopan santun yang baik dimasyarakat. Selain itu, perubahan positif juga ada dalam diri anak jalanan dalam kaitannya dengan hal-hal keagamaan, seperti anak jalanan terbiasa untuk mengerjakan sholat dan mengaji. 5 Tindak lanjut Tindak lanjut merupakan hal yang penting dalam menjaga keberlanjutan sebuah program. Tindak lanjut dalam pelaksanaan pendidikan karakter anak jalanan di Rumah Singgah Ahmad Dahlan dengan melihat hasil evaluasi kegiatan yang telah dilakukan. Pembina ataupun pengelola kegiatan melihat dan memahami perubahan yang ada pada anak jalanan setelah mengikuti kegiatan pendidikan karakter anak jalanan. Perubahan anak jalanan yang dimaksud yaitu perubahan dalam hal perilaku, minat belajar, dan menjalankan ibadah keagamaan yang tinggi dari anak jalanan. Tindak lanjut yang dilakukan terkait dengan pelaksanaanpendidikan karakter anak jalanan di Rumah Singgah Ahmad Dahlan adalah dapat mendirikan pondok pesantren sendiri untuk memberikan perubahan kepada anak jalanan terutama terkait dengan hal keagamaan dan pendidikan karakter mulia, sehingga anak jalanan dapat diterima di masyarakat. Seperti 71 yang diungkapkan pak “Syd” selaku pengelola Rumah Singgah Ahmad Dahlan bahwa: “. . .dari kegiatan ini kami mengadakan tindak lanjut yaitu dapat mendirikan pondok pesantren sendiri bagi anak jalanan, sehingga agar anak dapat berubah terutama dari segi agama dan perilakunya.” Tindak lanjut dari pelaksanaan pendidikan karakter anak jalanan di Rumah Singgah Ahmad Dahlan yaitu selain mengembalikan anak jalanan kepada orang tuanya, pihak pengelola Rumah Singgah Ahmad Dahlan juga memiliki niat untuk mendirikan pondok pesantren khusus bagi anak jalanan, sehingga anak jalanan dapat berubah ke arah yang positif terutama dari segi agama dan perilakunya dalam kehidupan sehari-hari di masyarakat. b. Faktor Pendukung Pelaksanaan Pendidikan Karakter Anak Jalanan melalui Program Pendidikan Agama Islam di Rumah Singgah Ahmad Dahlan Pelaksanaan pendidikan karakter anak jalanan melalui program pendidikan agama Islam di Rumah Singgah Ahmad Dahlan akan selalu ada faktor pendukung yang dapat membantu dalam proses pelaksanaan kegiatan ini. Karena dengan adanya faktor pendukung proses pelaksanaan pendidikan karakter anak jalanan dapat berjalan dengan lancar. Berdasarkan hasil pengamatan dan wawancara menunjukkan bahwa yang menjadi faktor pendukung dalam pelaksanaan pendidikan karakter anak jalanan melalui program pendidikan agama Islam di Rumah Singgah Ahmad Dahlan adalah : 72 1 Alat-alat ibadah untuk mendukung kegiatan ini terutama dalam hal keagamaan. Adanya alat-alat ibadah seperti sarung dan sajadah yang digunakan untuk sholat lima waktu dan Al qur’an serta iqra’ untuk mengaji sehari-hari sehingga dalam pelaksanaan kegiatan akan memudahkan bagi pendidik maupun anak jalanan sendiri sebagai peserta didik untuk belajar dalam hal keagamaan. Seperti yang telah diungkapkan “Ik” selaku pengelola Rumah Singgah Ahmad Dahlan, mengungkapkan bahwa : “ Alat-alat ibadah seperti sarung, sajadah, Al qur’an dan iqra’ sangat mendukung sekali dalam pelaksanaan kegiatan ini karena digunakan untuk belajar dalam hal keagamaan.” Pelaksanaan pendidikan karakter anak jalanan melalui program pendidikan agama Islam di Rumah Singgah Ahmad Dahlan ini, alat-alat ibadah digunakan pada saat pembelajaran dengan metode praktek yaitu praktek sholat dan mengaji. 2 Adanyavolunter yang peduli terkait dengan pelaksanaan pendidikan karakter anak jalanan. Pelaksanaan kegiatan ini memiliki pendidik yang dengan suka rela untuk mendidik anak jalanan meskipun mereka juga mengetahui karakter dan sifat anak jalanan yang dipandang negatif di masyarakat, justru volunter ini merasa tertantang terkait dengan kegiatan yang dilaksanakan oleh Rumah Singgah Ahmad Dahlan. Sebagaimana yang telah diungkapkan pak “Syd” bahwa : 73 “ Alhamdulillah dengan adanya volunter sangat membantu sekali dalam kegiatan ini, meskipun mereka juga tau sifat anak jalanan yang negatif tapi mereka malah merasa tertantang mas.” Pelaksanaan pendidikan karakter anak jalanan terdapat beberapa volunter yang juga memiliki peranan dalam memberikan pengajaran kepada anak jalanan sebagai peserta didik dalam pelaksanaan kegiatan. 3 Orangtua anak jalanan yang mendukung sekali dengan pelaksanaan pendidikan karakter anak jalanan melalui program pendidikan agama Islam di Rumah Singgah Ahmad Dahlan. Orangtua merupakan salah satu faktor yang mendukung dalam pelaksanaan kegiatan ini, karena dengan adanya dukungan dari orangtua, anak jalanan sebagai peserta didik akan lebih termotivasi dalam mengikuti kegiatan. Sebagaimana telah diungkapkan oleh “Dm” selaku anak jalanan yang juga menjadi peserta didik mengungkapkan bahwa : “Untuk kegiatan ini yang menjadi faktor pendukungnya mungkin lebih ke orangtua yang sangat mendukung sekali karena bisa jadi lebih baik untuk masa depan dan tidak merugikan orangtua.” Pelaksanaan pendidikan karakter anak jalanan ini, keberadaan orangtua anak jalanan sangat mendukung sekali karena kegiatan ini merupakan kegiatan yang positif dan dapat mengubah perilaku anak jalanan ke arah yang lebih baik di masyarakat. 74 c. Faktor Penghambat Pelaksanaan Pendidikan Karakter Anak Jalanan melalui Program Pendidikan Agama Islam di Rumah Singgah Ahmad Dahlan Setiap pelaksanaan program, pasti tidak lepas dari faktor penghambat yang dapat mempengaruhi program. Pendidikan karakter anak jalanan melalui program pendidikan agama Islam di Rumah Singgah Ahmad Dahlan masih terdapat faktor penghambat yang dapat berpengaruh pada pelaksanaan kegiatan ini. Berdasarkan hasil pengamatan dan wawancara menunjukkan bahwa yang menjadi faktor penghambat dalam pelaksanaan pendidikan karakter anak jalanan yaitu : 1 Terkadang ada anak jalanan yang masih labil sehingga dapat mengganggu jalannya kegiatan. Setiap kegiatan ini, sering terjadi pada anak jalanan yang melakukan tindakan yang membuat suasana kegiatan menjadi tidak kondusif dan membuat pendidik sulit untuk mengatasinya, sehingga pendidik harus lapor kepada pimpinan Rumah Singgah agar suasana kegiatan menjadi kondusif kembali. Seperti yang diungkapkan “Ik” selaku pengelola Rumah Singgah Ahmad Dahlan, mengungkapkan bahwa : “ Masih ada anak yang labil sehingga dapat mengganggu kegiatan dan terkadang pendidikpun harus lapor kepada pimpinan Rumah Singgah untuk bisa mengatasinya.” 75 Setiap pelaksanaan pendidikan karakter anak jalanan ini, anak jalanan sebagai peserta didik terkadang masih memiliki sifat labil, sehingga perilakunya kadang dapat mengganggu jalannya kegiatan. 2 Disiplin waktu yang kurang konsisten pendidik. Setiap akan dilaksanakan pendidikan karakter anak jalanan ini,disiplin waktu yang kurang konsisten pendidik kadang juga terlambat datangkarena alasan-alasan tertentu,karena pendidiknya baru sibuk acara yang lain sehingga waktu kegiatan menjadi terlambat. Seperti yang telah diungkapkan oleh “Ag” selaku anak jalanan yang menjadi peserta didik mengungkapkan : “ faktor penghambatnya paling yang ngajar telat mas, kadang mereka sibuk acara lain mungkin jadinya telat ngajarnya.” Setiap pelaksanaan pendidikan karakter anak jalanan, keberadaan pendidik merupakan faktor yang berpengaruh pada pelaksanaan kegiatan, karena dengan keterlambatan pendidik maka pelaksanaan kegiatan juga akan terlambat dan kurang berjalan efektif. 3 Anak jalanan ada juga yang sering malas untuk ikut pelaksanaan kegiatan. Salah satu faktor penghambat dalam pelaksanaan pendidikan karakter anak jalanan melalui program pendidikan agama Islam di Rumah Singgah Ahmad Dahlan yaitu Anak jalanan ada juga yang sering malas untuk ikut pelaksanaan kegiatan karena lebih mengutamakan kegiatan mencari uang dengan cara mengamen untuk memenuhi kebutuhan sehari- hari. Sebagaimana yang telah diungkapkan pak “Syd” bahwa : 76 “ Terkadang ada peserta didik yang malas karena mungkin lebih mengutamakan mencari uang dengan cara ngamen untuk kebutuhan sehari-hari.” Setiap pelaksanaan pendidikan karakter anak jalanan, faktor internal sering muncul dari anak jalanan yang menjadi peserta didik terkadang masih malas dalam mengikuti pelaksanaan kegiatan dan lebih mengutamakan kegiatan untuk mencari uang.

B. Pembahasan 1. Pelaksanaan Pendidikan Karakter Anak Jalanan melalui Program