Keabsahan Data METODE PENELITIAN

46 tambahan, kemudian peneliti melakukan abstraksi kasar tersebut menjadi uraian singkat atau ringkasan. 3. Penyajian data, pada tahap ini peneliti melakukan penyajian informasi dari data pembina, pengelola dan anak jalanan. Pelaksanaan pendidikan karakter anak jalanan melalui program pendidikan agama Islam di Rumah Singgah Ahmad Dahlan melalui bentuk naratif agar diperoleh penyajian data yang lengkap dari hasil pengumpulan data yang dilakukan. Dalam tahap ini peneliti membuat teks naratif mengenai informasi yang diberikan informan. 4. Tahap kesimpulan, pada tahap ini peneliti melakukan uji kebenaran setiap makna yang muncul dari data yang diperoleh informan satu ke informan lain dengan cara melibatkan pembina, pengelola dan anak jalanan Rumah Singgah Ahmad Dahlan. Kesimpulan ini dibuat berdasarkan pada pemahaman terhadap data yang telah disajikan dan dibuat dalam pernyataan singkat dan mudah dipahami dengan menguji pada pokok permasalahan yang diteliti.

G. Keabsahan Data

Menetapkan keabsahan data diperlukan teknik pemeriksaan. Data yang dikumpulkan diklarifikasi sesuai dengan sifat tujuan penelitian untuk dilakukan pengecekan kebenaran melalui teknik triangulasi. Teknik triangulasi merupakan salah satu cara dalam memperoleh data atau informasi dari satu pihak yang harus dicek kebenarannya dengan cara memperoleh data itu dari sumber data lain, misalnya dari pihak kedua, ketiga, dan seterusnya dengan menggunakan metode yang berbeda-beda Nasution, 1998: 12. 47 Agar data yang diperoleh dapat lebih dipercaya maka informasi atau data yang diperoleh dari hasil wawancara dilakukan pengecekan lagi melalui pengamatan. Sebaliknya data yang diperoleh dari pengamatan juga dilakukan pengecekan lagi melalui wawancara atau menanyakan kepada responden.Dalam penelitian ini triangulasi data dilakukan dengan cara membandingkan data hasil pengamatan dan mengecek informasi data hasil yang diperoleh dari: 1. Wawancara dengan hasil observasi, demikian pula sebaliknya. 2. Membandingkan apa yang dikatakan pembina,anak jalanan, dan pengelola Rumah Singgah Ahmad Dahlan. 3. Membandingkan hasil observasi, wawancara, dan dokumentasi yang berkaitan dengan penelitian. 4. Melakukan pengecekan data dengan pembina,anak jalanan, dan pengelola Rumah Singgah Ahmad Dahlan. Tujuan akhir dari triangulasi adalah dapat membandingkan informasi tentang hal yang sama, yang diperoleh dari beberapa pihak agar ada jaminan kepercayaan data dan dapat dipertanggung jawabkan. 48

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian 1. Deskripsi Rumah Singgah Ahmad Dahlan

a. Sejarah Berdirinya Rumah Singgah Ahmad Dahlan

Pondok Pesantren Muhammadiyah Rumah Singgah Ahmad Dahlan berdiri pada tanggal 14 Maret 2000. Tuntutan pendirian ini berdasarkan keinginan para pengurus Rumah Singgah Ahmad Dahlan untuk tidak sekedar membantu mengentaskan anak-anak jalanan secara insidentil dan parsial atau hanya membantu sekolah, permakanan, pakaian dan uang jajan. Akan tetapi lebih dari itu ingin melakukan kerja pendampingan secara terencana, terorganisir, terprogram, dan dilakukan secara berkelanjutan kontinyu. Perjalanan Rumah Singgah Ahmad Dahlan telah mendampingi anak-anak jalanan di Yogyakarta kurang lebih empat tahun. Dalam mengawali proses kegiatannya selama setahun pertama pengoperasionalannya dikerjakan secara mandiri. Pada awal penghujung tahun yang kedua dipercaya oleh Dinas Kesejahteraan Sosial dan Kesehatan Masyarakat untuk mengelola satu Rumah Singgah. Hal ini merupakan prestasi tersendiri bagi Rumah Singgah Ahmad Dahlan karena dipercaya sebagai mitra untuk membebaskan Yogyakarta dari anak jalanan. Maka empat tahun berjalan dapat dicatat keberhasilan dan kegagalan dalam melaksanakan kerja pendampingan anak jalanan yaitu: a minimnya program pendampingan untuk anak-anak pasca purna Rumah Singgah; b minimnya program pendampingan