Retrun Ekspektasi Expected Return

41 pada parameter yang digunakan dalam mengukur reaksi pasar terhadap suatu kejadian. Aktivitas volume perdagangan atau Trading Volume Activity TVA merupakan suatu penjumlahan volume dari setiap transaksi perdagangan yang terjadi di bursa saham pada waktu dan saham tertentu. Menurut Zamroni dalam Hamidi: 2008, volume perdagangan merupakan unsur kunci dalam melakukan prediksi terhadap pergerakan harga saham. Ia meyakini bahwa volume cenderung mengalami kenaikan saat harga mengalami penurunan maka pasar diindikasikan dalam keadaan bearish. Ketika volume cenderung meningkat selama harga mengalami kenaikan maka pasar diindikasikan dalam keadaan bullish. Ketika volume cenderung mengalami penurunan selama harga jual mengalami penurunan maka pasar dalam keadaan bullish, dan ketika volume cenderung mengalami penurunan selama harga mengalami kenaikan maka pasar dalam keadaan bearish. Bearish merupakan keadaan pasar yang lesu, dianalogikan seperti beruang yang berbadan besar dan bungkuk seperti tidak memiliki gairah. Sementara bullish merupakan keadaan pasar yang sedang bergairah, dianalogikan seperti banteng yang selalu tampak bersemangat ketika berlari dan menyerang sesuatu. Adapun rumus perhitungan Trading Volume Activity adalah sebagai berikut: TVA i,t = ∑ ௦௔௛௔௠௜௬௔฀௚ௗ௜௣௘௥ௗ௔௚௔௡௚௞௔௡௣௔ௗ௔௛௔௥௜௞௘ି௧ ∑ ௦௔௛௔௠௜௬௔௡௚௕௘௥௘ௗ௔௥௣௔ௗ௔௛௔௥௜௞௘ି௧ 42 Suryawijaya dan Setiawan dalam Indarti 2003 menyebutkan bahwa pendekatan TVA dapat pula digunakan untuk menguji hipotesis efisiensi pasar bentuk lemah weak-form efficiency. Karena pada pasar yang belum efisien, perubahan harga belum secara cepat mencerminkan informasi yang ada, sehingga para peneliti terdahulu hanya dapat mengamati reaksi pasar modal melalui pergerakan volume perdagangan. Perubahan volume perdagangan menurut Crouch dan Winsen serta Ro dalam Indarti 2003: 19 dapat timbul tanpa adanya perubahan harga apabila kelebihan permintaan seorang pedagang ditutup oleh kelebihan penawaran pedagang lainnya tanpa mengarah pada suatu ekuilibrium baru. Berbeda dengan Sugianto dalam Hamidi, 2008: 36 yang menyatakan bahwa naik- turunnya volume perdagangan dapat dianggap sebagai indikator trend harga yang berubah-ubah atau dikenal dengan metode volume reversal. Bamber dalam Indarti, 2003: 19 berpendapat bahwa “aktivitas volume perdagangan” lebih merefleksikan aktivitas investor karena adanya suatu informasi baru melalui penjumlahan seluruh perdagangan saham, sementara “harga” cenderung merefleksikan suatu agregasi atau rata-rata dari kepercayaan investor.

B. Penelitian Relevan

Penilitian ini didasarkan pada penelitian sebelumnya, yaitu: 1. Tesis dengan judul “Analisis Reaksi Pasar Modal Terhadap Kenaikan Harga BBM Studi Kasus: di Bursa Efek Jakarta untuk Saham-Saham 43 LQ45” oleh St Tri Adi Setyawan 2006. Penelitian ini menguji kandungan informasi kenaikan BBM pada tanggal 1 Oktober 2005 dengan melihat ada tidaknya abnormal return dan trading volume activity sebelum dan sesudah peristiwa tersebut terjadi. Dalam hal ini peneliti menggunakan panjang jendela 11 hari bursa, yaitu 5 hari sebelum, hari saat peristiwa terjadi, dan 5 hari setelah peristiwa terjadi. Dengan menggunakan uji paired sample t test dan metode one sample t test didapatkan bahwa terdapat abnormal return dan trading volume activity disekitar peristiwa terjadi. Dan penelitian ini juga memberikan hasil terdapat perubahan yang tidak signifikan terhadap rata-rata abnormal return dan rata-rata TVA setelah kenaikan BBM. Perbedaan penelitian ini dengan penelitian yang akan dilakukan adalah pada jendela pengamatan dan peristiwa yang diteliti. Sementara penelitian ini sama-sama menggunakan uji beda paired sample t test dan one sample t test. 2. Jurnal Keuangan dan Perbankan, Vol.14, No.2 Mei 2010 oleh Suryo Luhur dengan judul “Reaksi Pasar Modal Indonesia Seputar Pemilihan Umum 8 Juli 2009 Pada Saham LQ45” dengan panjang jendela pengamatan selama 21 hari bursa terdiri dari 10 hari sebelum, saat kejadian, dan 10 hari setelah pemilu. Penghitungan expected return menggunakan model disesuaikan pasar market adjusted model. Dari hasil pengujian didapatkan pada t-5, t-4, dan t-0 terdapat abnormal return

Dokumen yang terkait

Analisis Perbedaan Return Saham , Trading Volume Activity Dan Variance Sebelum dan Sesudah Stock Split (Studi Kasus Pada Perusahaan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2011-2013)

4 67 113

Analisis Perbedaan Abnormal Return dan Trading Volume Activity (TVA) Saham Sebelum dan Sesudah Stock Split (Studi Kasus pada Perusahaan Go Public di BEI yang Melakukan Stock Split Tahun 2009-2013)

1 71 120

Analisis Perbedaan Abnormal Return Dan Trading Volume Activity Saham Sebelum Dan Sesudah Pemilihan Presiden Dan Wakil Presiden Republik Indonesia Tahun 2014

5 89 132

ANALISIS PERBANDINGAN ABNORMAL RETURN, VOLUME PERDAGANGAN SAHAM DAN LIKUIDITAS SEBELUM DAN SESUDAH STOCK SPLIT PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA

4 68 11

Pengaruh Return Saham, Volume Perdagangan dan Volatilitas Harga Saham Terhadap BID – ASK Spread Pada Perusahaan Manufaktur Yang Melakukan Stock split di Bursa Efek Indonesia

3 76 92

Analisis Perbedaan Return Saham, Trading Volume Activity (TVA), dan Varians Saham Sebelum dan Sesudah Stock Split (Studi Kasus pada Perusahaan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia untuk periode 2005-2009)

0 45 80

Analisis Perbedaan Return Saham , Trading Volume Activity Dan Variance Sebelum dan Sesudah Stock Split (Studi Kasus Pada Perusahaan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2011-2013)

0 53 113

Analisis sistem presidensialisme-multipartai di Indonesia: studi atas divided government dalam relasi eksekutif-legislatif pemerintahan Joko Widodo-Jusuf Kalla

2 42 218

Strategi pemenangan pasangan Joko Widodo - Jusuf Kalla pada Pilpres 2014: Studi atas marketing politik melalui mobil aspirasi

2 51 107

nawa cita joko widodo jusuf kalla

0 0 1