Strategi pemenangan pasangan Joko Widodo - Jusuf Kalla pada Pilpres 2014: Studi atas marketing politik melalui mobil aspirasi

(1)

STRATEGI PEMENANGAN PASANGAN JOKO WIDODO - JUSUF KALLA PADA PILPRES 2014

(Studi Atas Marketing Politik Melalui Mobil Aspirasi) SKRIPSI

Diajukan kepada Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi Sebagai Persyaratan untuk Memperoleh

Gelar Sarjana Ilmu Komunikasi Islam (S.Kom.I)

Oleh :

Muhammad Manggala NIM: 109051000074

JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA 1436 H/2015 M


(2)

(Studi Atas Marketing Politik Melalui Mobil Aspirasi) SKRIPSI

Diajukan kepada Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi Sebagai Persyaratan untuk Memperoleh

Gelar Sarjana Ilmu Komunikasi Islam (S.Kom.I)

Oleh

Muhammad Manggala NIM. 109051000074

Di bawah bimbingan :

Drs. Jumroni, M.Si NIP. 19630515 199203 1 006

JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI

UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA


(3)

LEMBAR PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa:

1. Skripsi ini merupakan hasil karya asli saya, yang diajukan untuk memenuhi syarat salah satu persyaratan memperoleh gelar Strata Satu (S1) di Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Semua sumber yang digunakan dalam penulisan skripsi ini telah saya cantumkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku di Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.

3. Jika dikemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan asli karya saya atau merupakan tiruan dari karya orang lain, maka saya bersedia menerima sanksi yang berlaku di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Depok, 15 Desember 2014


(4)

iii Dengan ini saya menyatakan bahwa:

1. Skripsi ini merupakan hasil karya asli saya, yang diajukan untuk memenuhi syarat salah satu persyaratan memperoleh gelar Strata Satu (S1) di Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Semua sumber yang digunakan dalam penulisan skripsi ini telah saya cantumkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku di Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.

3. Jika dikemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan asli karya saya atau merupakan tiruan dari karya orang lain, maka saya bersedia menerima sanksi yang berlaku di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Jakarta, 15 Desember 2014


(5)

iv

ABSTRAK

MUHAMMAD MANGGALA

STRATEGI PEMENANGAN PASANGAN JOKO WIDODO - JUSUF KALLA PADA PILPRES 2014

(Studi Atas Marketing Politik Melalui Mobil Aspirasi)

Tahun 2014 dilangsungkan pemilihan presiden di Indonesia dengan kandidat Prabowo Subianto – Hatta Rajasa dan Joko Widodo – Jusuf Kalla. Kampanye adalah bagian yang inheren dari kegiatan pemilu. Tujuan kampanye adalah memberikan informasi sehingga menggiring masyarakat untuk memilih. Marketing politik dalam sebuah kampanye politik memainkan peran yang penting dalam melakukan teknik persuasi. Oleh karena itu pasangan Joko Widodo – Jusuf Kalla membuat strategi marketing politik menggunakan mobil aspirasi dalam menghadapi pilpres 2014.

Berdasarkan konteks di atas, maka tujuan penulisan ini adalah untuk menjawab pertanyaan mayor dan minor. Adapun mayornya adalah Bagaimana strategi pemenangan dari marketing politik pasangan Joko Widodo - Jusuf Kalla dalam menghadapi pilpres 2014 melalui mobil aspirasi? Kemudian minornya adalah apa kelebihan dan kekurangan dari penggunaan mobil aspirasi dalam penerapan strategi tersebut?

Strategi marketing politik yang dilakukan tim mobil aspirasi pada masa kampanye pilpres 2014 dianalisis menggunakan teori 9 elemen Adman Nursal. Strategi marketing politik Adman Nursal meliputi segmentasi dari masyarakat yang dibidik, dapat tertanam lekat di benak masyarakat, memecahkan isu-isu yang berkembang di masyarakat, figur kandidat, partai pengusung, presentasi produk politik, media yang digunakan, pengaruh dari individu/kelompok yang dapat memengaruhi opini pemilih, dan kampanye secara lebih personal.

Metodologi yang digunakan adalah pendekatan kualitatif. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini yaitu wawancara mendalam, observasi, dan dokumentasi.

Kelebihan dari kampanye menggunakan mobil aspirasi adalah penyampaian yang secara langsung dan personal sehingga memengaruhi sisi afektif (perasaan) dari pemilih, dapat menjangkau tempat/kondisi nyata di masyarakat, dan merupakan teknik kampanye baru yang bersifat dialog bukan merupakan komunikasi searah. Kemudian kekurangannya yakni masih terpusat di wilayah Jawa karena kurangnya personil dan koneksi internet yang sulit di daerah-daerah.

Pengelola akun sosial media sebaiknya memperhatikan jadwal dan lokasi kampanye yang dilakukan tim mobil aspirasi. Karena penggunaan sosial media cukup berpengaruh dalam memobilisasi massa. Dibutuhkan koordinasi yang baik antara partai pendukung yang berada di Dewan Pimpinan Cabang (DPC) dengan relawan daerah sebelum tim mobil aspirasi melakukan kampanye di daerah tersebut.


(6)

v Assalamu’alaikum Wr. Wb.

Alhamdulillah segala puji bagi Allah SWT karena berkat rahmat, hidayah,

inayah dan segala nikmatNya-. Sang Pencipta yang telah memberi kemampuan umatNya untuk selalu berpikir, bergerak dan menghasilkan karya yang bermanfaat.

Shalawat dan salam semoga selalu tercurahkan kepada Baginda Rasulullah

Muhammad Saw yang selalu memberi petunjuk dan pencerahan bagi kehidupan,

yang telah membawa umatnya minadzulumati ilannur, dan kesejahteraan semoga

selalu tercurahkan kepada keluarga besar beliau, sahabat-sahabatnya, tabi’in

-tabi’uttabiní, dan kita sebagai umatnya. Amien.

Sungguh tidak ada zat Maha Kuasa selain Tuhan sekalian alam, Allah

SWT, karena dengan izinNya lah kuliah dapat dikelarkan, skripsi dapat

diselesaikan, dan semoga segala ilmu dapat bermanfaat.

Begitu panjang perjalanan peneliti dalam menyelesaikan study Strata 1 ini.

Begitu banyak kenangan yang tertanam dalam hati dan ingatan ini. Namun

kewajiban peneliti sebagai anak dari seorang tua yang tersisa, ayahku tercinta

Hendarmin Fariz Badrie, suami dari Ibuku Efi Nurfalah yang mengharapkan

anaknya segera memberi kabar gembira dengan membawa secarik kertas ijazah.

Mohon maaf atas keterlambatanku dan terima kasih atas setiap lantunan do’a dan


(7)

vi

cita- cita serta menyusul teman- teman yang lain dalam karir kesuksesannya.

Amiiin...

Dengan penuh kerendahan hati dan kesadaran diri, peneliti sadar bahwa

skripsi ini tidak akan selesai tanpa bantuan dari berbagai pihak, baik secara moril

maupun materil, sudah sepatutnya peneliti mengucapkan terimakasih kepada

semua pihak yang telah memberikan bantuan dan dukungan demi

terselesaikannya penelitian skripsi ini. Maka peneliti berterima kasih kepada:.

1. Bapak Dr. Arief Subhan, M.A selaku Dekan Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu

Komunikasi, Pudek I Bapak Suparto, M. Ed, PhD, Pudek II Bapak Drs.

Jumroni, M.Si, dan Pudek III Bapak Dr. H Sunandar, M. Ag.

2. Rachmat Baihaky, MA., selaku Ketua Jurusan Komunikasi dan Penyiaran

Islam, dan Fita Fathurokhmah, M.Si., sebagai Sekretaris Jurusan Komunikasi

dan Penyiaran Islam.

3. Bapak Jumroni, selaku Dosen Pembimbing Skripsi yang telah meluangkan

dan mengorbankan waktunya untuk memberi perhatian, bimbingan, arahan,

kritik dan saran bagi penulis dalam menyelesaikan tugas akhir ini.

4. Seluruh bapak/ibu dosen Jurusan dan Fakultas yang telah mendedikasikan

jiwa dan raga serta pengabdian atas segala ilmu yang penulis dapatkan selama

menuntut ilmu di Fakultas Ilmu Dakwah dan Komunikasi

5. Seluruh pihak Relawan Generasi Optimis, Duren Sawit, Jakarta Selatan. Pak

Bullit sebagai koordinator relawan, para voulenteer dan teman-teman crew yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan tugas ini.


(8)

vii

doanya, tanpa kalian saya tidak akan seperti ini. Adik tercinta Syahbanu Safira

Zahra dan Mahdy Zidane Isfahan yang selalu menjadi pembangkit semangat.

7. Partner setia Dwi Isti Anggraini yang selalu memberi support, arahan dan

bimbingan disaat penulis menghadapi kesulitan.

1. Seluruh keluarga besar Jurusan Komuninkasi Penyiaran Islam dari berbagai

angkatan, terima kasih telah menyalurkan semangat, keceriaan, kebahagiaan,

canda tawa, dan rasa kekeluargaan kepada penulis, khususnya KPI angkatan

2009 dan teman-teman di kelas KPI C angkatan 2009.

8. Untuk seluruh teman-teman seperjuangan di BEM FIDKOM periode

2011-2012, HMI KOMFAKDA angkatan 2009 serta pengurus periode 2011-2013

terima kasih untuk segala pengalaman dan ilmunya. Yakinlah bahwa usaha

kita akan sampai pada tempatnya.

9. Pendiri dan seluruh keluarga KMLA Garuda Fidkom UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta. Sebuah negara tidak akan kehabisan pemimpin jika para pemuda suka

pergi ke gunung dan hutan. Salam Rimba, Terbang Tinggi Tak Lupa Bumi.

10.Sahabat-sahabat terbaik yakni Unyil, Kuro, Hasbul, Gozali, Togar, Ajib,

Bogel, Iyung, Momba, Ajeng, Dudung (Alm), Novija, Cipuy, Indra, Japra,

Ilham, Yusli, Aldi, Lebe, Tata, Pampam dan semuanya yang tidak bisa saya

sebutkan. Kita semua harus sukses brother.

11.Untuk kakak-kakak kelas terbaik di kampus, Bang Jenggot, Bang Erik, Bang


(9)

viii

Jay, Bang Ridho. Botel, Kulay, Bang Sendy, dan seluruh kakak kelas di

FDIKOM.

12.Gerombolan penanti senja, Kantuy, Evans, Pante, Capung, Bagong, Janos,

Bill, Kipli, Ni`am, Asep, Agung, Asa.

13. DPP Fam’s, Fikri, Jali, Qumz, Tri, Kuns, Matle, Gins, Farid, Kahfi, Acim, Deas, Ojan, Bonte, Yogi, Monyeng, Muklas dan semuanya. Keep Calm and

Sober Brother.

14.Teman-teman UKM yang ada di SC, Egy Karvest, Bledig, Oi, Nyamuk,

Imam, Jasa kita abadi genk.

15.Terakhir, kepada semua pihak yang telah membantu dan member kontribusi

dalam penulisan tugas akhir ini yang tidak dapat disebutkan satu persatu.

Dengan tidak mengurangi rasa hormat, penulis mengucapkan banyak terima

kasih.

Pada akhirnya penulis mengharapkan semoga skripsi ini dapat member

manfaat bagi penulis khususnya dan bagi para pembaca pada umumnya. Dan

juga semua perhatian, motivasi, bantuan, dan bimbingan yang diberikan oleh

semua pihak semoga dibalas oleh Allah SWT sebagai pahala yang setimpal.

Amin yaa Robbal`alamin.

Depok, 15 Desember 2014


(10)

ix

LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING ... i

LEMBAR PENGESAHAN PANITIA UJIAN ... ii

LEMBAR PERNYATAAN ... iii

ABSTRAK ... iv

KATA PENGANTAR ... v

DAFTAR ISI ... ix

DAFTAR GAMBAR ... xi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Batasan dan Rumusan Masalah ... 6

C. Tujuan Penelitian... 7

D. Manfaat Penelitian... 7

E. Tinjauan Pustaka ... 8

F. Metodologi Penelitian ... 9

G. Sistematika Penulisan ... 13

BAB II KAJIAN TEORI A. Strategi ... 15

1. Pengertian ... 15

2. Strategi Komunikasi Dua Tahap dan Pengaruh Antarpribadi ... 16

3. Strategi Kampanye Politik ... 18

B. Kampanye ... 20

1. Pengertian Kampanye ... 20

2. Jenis dan Metode Kampanye ... 21

3. Tujuan Kampanye ... 22

4. Larangan dalam Kampanye ... 23

5. Kampanye dan Pemilihan Umum ... 24

C. Marketing Politik ... 25

1. Pengertian Marketing Politik ... 25


(11)

x

3. Marketing Politik dalam Komunikasi Politik ... 30

D. Kerangka Berpikir ... 32

BAB III GAMBARAN UMUM A. Sejarah Singkat Lembaga Generasi Optimis ... 33

B. Makna Logo Generasi Optimis ... 33

C. Profil Mobil Aspirasi ... 35

D. Jadwal dan Lokasi Kampanye Mobil Aspirasi ... 36

BAB IV HASIL DATA DAN ANALISIS A. Strategi Pemenangan Marketing Politik Pasangan Joko Widodo – Jusuf Kalla pada Pilpres 2014 Melalui Mobil Aspirasi ... 37

1. Segmentasi ... 38

2. Positioning ... 40

3. Policy ... 42

4. Person ... 46

5. Party ... 48

6. Presentation ... 50

7. Pull Marketing ... 51

8. Pass Marketing ... 54

9. Push Marketing ... 57

B. Kelebihan dan Kekurangan Penggunaan Mobil Aspirasi Pada Kampanye Pilpres 2014 ... 59

C. Keterbatasan Penelitian ... 61

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan ... 63

B. Saran ... 66

C. Rekomendasi Penelitian ... 67

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN


(12)

xi

Gambar 2.1 Kerangka Berpikir ... 30

Gambar 3.1 Logo Generasi Optimis ... 32

Gambar 3.2 Makna Logo Matahari Terbit ... 33

Gambar 3.3 Makna Logo Kincir Angin Perubahan ... 33

Gambar 3.4 Makna Logo Bunga Matahari ... 33

Gambar 3.5 Makna Logo Roda yang Menggerakkan ... 33

Gambar 3.6 Makna Logo Kembang Api ... 33

Gambar 3.7 Jadwal dan Lokasi Kampanye Mobil Aspirasi ... 36

Gambar 4.10 Kampanye Tim Mobil Aspirasi Bersamaan Dengan Konser Slank Untuk Joko Widodo – Jusuf Kalla di Surabaya ... 57

Gambar 4.11 Joko Widodo Memainkan Permainan di Mobil Aspirasi ... 58

Gambar 4.12 Joko Widodo Berinteraksi Dengan Jokowi Digital ... 59

Gambar 4.1 Syarat Kebijakan Strategis yang Efektif... 34

Gambar 4.2 Tampilan Fisik Mobil Aspirasi ... 44

Gambar 4.3 Penggunaan Salam 2 Jari Saat Kampanye ... 45

Gambar 4.4 Tampilan Jokowi Digital ... 47

Gambar 4.5 Bantuan Relawan Daerah Pendukung Joko Widodo – Jusuf Kalla ... 49

Gambar 4.6 Presentasi Mobil Aspirasi ... 51

Gambar 4.7 Tampilan Facebook Mobil Aspirasi ... 52

Gambar 4.8 Tampilan Twitter Mobil Aspirasi ... 53


(13)

1 BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Tahun 2014 bisa dikatakan sebagai tahun politik bagi masyarakat Indonesia. Karena di tahun ini terjadi peristiwa penting bagi bangsa Indonesia untuk menentukan masa depannya lima tahun ke depan. Peristiwa itu biasa disebut dengan pemilihan umum (pemilu), yang bertujuan untuk memilih para calon wakil rakyat di tingkat pusat maupun daerah. Bahkan kepala negara yang merupakan orang nomor 1 di Indonesia pun bisa menjabat karena pilihan dari rakyat.

Komisi Pemilihan Umum (KPU) telah sukses menyelenggarakan pemilu legislatif pada 9 April 2014 dilanjutkan dengan pemilu eksekutif pada 9 Juli 2014. Seluruh masyarakat Indonesia diberikan jaminan untuk menyuarakan hak suaranya secara langsung, umum, bebas, rahasia, jujur, dan adil.

Pelaksanaan pemilu merupakan tolak ukur atas pelaksanaan demokrasi di suatu negara.1 Pemilu jika diartikan secara sederhana adalah cara individu warga negara melakukan aktivitas politik ataupun kontrak politik dengan kandidat atau partai politik yang diberikan mandat atau wewenang untuk melaksanakan kekuasaan dalam politik.2 Dengan dilangsungkannya pemilu, maka telah menempatkan kedaulatan pada tempat sesungguhnya, yaitu rakyat. Oleh karena itu rakyat adalah subjek yang menentukan, bukan objek yang ditentukan.3

1

Miriam Budiarjo, Dasar-dasar Ilmu Politik (Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 2008), h. 461

2

Setiajid, Orientasi Politik yang Mempengaruhi Pemilih Pemula dalam Menggunakan Hak Pilihnya Pada Pemilukada 2010 (Jurnal Integralistik No.1/Th. XXII/2011, Januari-Juni 2011)

3

Arif Sugiono, Pengaruh Faktor Eksterna;l Terhadap Keputusan Memilih Dalam Pemilu Presiden dan Wakil Presiden RI 2004 (Jurnal Universitas Lampung, Fakultas Ilmu Sosial Ilmu Politik, 2004)


(14)

Kampanye adalah bagian yang inheren dari kegiatan pemilu. Menurut

Roger dan Storey kampanye merupakan serangkaian tindakan komunikasi

yang terencana dengan tujuan menciptakan efek tertentu pada sejumlah besar

khalayak yang dilakukan pada kurun waktu tertentu.4 Tujuan dari kampanye

politik adalah memberikan pengetahuan terhadap kandidat atau partai politik

tertentu, menumbuhkan rasa simpati, rasa suka dan keberpihakan, sehingga

akhirnya dapat menggiring masyarakat untuk memilih.

Para kandidat calon presiden dan wakil presiden RI periode 2014-2019

baik pasangan pertama yaitu, H. Prabowo Subianto bersama dengan Ir. H. M.

Hatta Rajasa maupun pasangan kedua yaitu, Ir. H. Joko Widodo bersama

dengan Drs. H. M. Jusuf Kalla mengetahui peran penting kampanye. Apalagi

dengan kurun waktu kampanye yang sempit, proses kampanye harus

dilakukan dengan efektif dan efisien.

Marketing politik dalam sebuah kampanye politik memainkan peran

yang sangat penting karena merupakan bagian dari aktivitas persuasi. Pada

dasarnya political marketing adalah serangkaian aktivitas terencana, strategis

tapi juga taktis. Tujuannya membentuk dan menanamkan harapan, sikap,

keyakinan, orientasi dan perilaku memilih.5 Bisa disimpulkan bahwa

keberhasilan marketing politik dalam berkomunikasi akan menciptakan

dampak yang lebih tinggi kadarnya dibanding dengan komunikasi informatif,

karena selain meliputi dampak kognitif, akan berdampak afektif, dan dampak

behavioral.

4

Gun gun Heryanto dan Ade Rina Farida, Komunikasi Politik (Jakarta: Lembaga Penelitian UIN Syarif Hidayatullah, 2011) h. 33

5

Sri Niken Handayani, Strategi Pemenangan Faisal - Biem Dalam Pemilukada Gubernur Provinsi DKI Jakarta 2012 (Jurnal Ilmu Pemerintahan Universitas Diponegoro, Fakultas Ilmu Sosial Ilmu Politik, 2013)


(15)

3

Marketing politik membutuhkan media kampanye sebagai saluran yang

sangat efektif untuk mengomunikasikan berbagai gagasan-gagasan brilian

karena daya jangkau media yang luas serta mempunyai efek persuasi yang

kuat.6 Berbagai media kampanye yang biasa digunakan antara lain, orasi di

lapangan kebanggan ibukota, penggunaan media cetak (brosur, poster, leaflet,

dan lain-lain), media elektronik (iklan di televisi maupun radio), serta tidak

ketinggalan media baru internet.

Seperti pada pemilihan Gubernur DKI Jakarta periode 2012 - 2017,

pasangan Joko Widodo - Basuki Tjahaja Purnama lebih setuju berkampanye

lewat media sosial seperti Facebook dan Twitter karena dinilai lebih

menghemat biaya dibanding harus menggunakan spanduk, baliho, dan poster. “Banyak yang mau nyumbang. Tapi untuk dananya Saya pastikan sangat minim, mungkin nggak seperseratus pasangan lainnya. Tidak akan ada baliho, poster, spanduk. Pakai yang murah saja, Facebook, Twitter,” ujar Jokowi saat ditemui selesai rapat dengan jajaran Muspida Kota Solo.7

Strategi marketing politik yang dijalankan Joko Widodo - Basuki

Tjahaja Purnama meskipun dinilai baru ternyata berhasil mengantarkan

pasangan ini menduduki jabatan Gubernur dan Wakil Gubernur DKI Jakarta

periode 2012 - 2017. Perolehan suara pasangan Joko Widodo - Basuki Tjahaja

Purnama periode kedua dengan jumlah 4.592.945 suara sah nasional (53,82%)

mengungguli pasangan lainnya.

6

Gun gun Heryanto dan Ade Rina Farida, Komunikasi Politik (Jakarta: Lembaga Penelitian UIN Syarif Hidayatullah, 2011) h. 33

7

Nancy Yunita, “Kampanye Jokowi-Ahok Manfaatkan Facebook dan Twitter,” http://www.kabar24.com/nasional/read/20120328/9/19699/kampanye-jokowi-ahok-manfaatkan-facebook-dan-twitter diakses pada 30 Agustus 2014.


(16)

Berikut adalah gambaran perolehan suara sah nasional dan presentase

dari pemilihan calon gubernur -wakil gubernur DKI Jakarta periode 2012 -

2017 melalui tabel dan grafik.

Tabel 1.1

Perolehan Suara Calon Gubernur - Wakil Gubernur DKI Jakarta Tahun 2012

No. Nama Pasangan Jumlah Suara Prosentase

1. Fauzi Bowo-Nachrowi Ramli 2.120.815 46.18%

2. Joko Widodo - Basuki Tjahaja Purnama 4.592.945 53.82% Sumber : Komisi Pemilihan Umum

Pada tahun 2014 kembali dilangsungkan agenda lima tahunan pemilihan

presiden RI periode 2014-2019, Joko Widodo kembali diusung oleh partai

politiknya untuk menjadi salah satu kandidat dan dipasangkan dengan Jusuf

Kalla. Dibutuhkan strategi marketing politik yang lebih menarik, kreatif, dan

efektif dalam menjangkau khalayak yang lebih luas karena ruang lingkup yang

lebih besar dibandingkan dengan pemilihan gubernur. Grafik 1.1

Perolehan Suara Calon Gubernur - Wakil Gubernur DKI Jakarta Tahun 2012


(17)

5

Marketing politik Joko Widodo - Jusuf Kalla kembali mengeluarkan

terobosan baru dalam teknik kampanye, yaitu membuat mobil aspirasi. Ide

awal mobil aspirasi adalah dari kebiasaan blusukan Joko Widodo dalam upaya

mengatasi masalah masyarakat. Blusukan pun menggambarkan bahwa Joko

Widodo merupakan pemimpin yang peduli akan nasib „wong cilik berbeda dengan kandidat lainnya.

Mobil aspirasi ini bertugas mengelilingi Pulau Jawa dan singgah di

tempat-tempat yang sudah ditentukan oleh koordinator. Tempat-tempat yang

dituju antara lain adalah pasar-pasar tradisional, perumahan warga, dan

tempat-tempat berkumpulnya masyarakat. Sesuai dengan namanya, mobil ini

dapat menampung aspirasi, keluhan, masukan, maupun pertanyaan dari

masyarakat kepada pemerintahan yang sekarang maupun yang akan datang.

Diharapkan tidak hanya masyarakat yang mengenal sosok Joko Widodo -

Jusuf Kalla, sebaliknya Joko Widodo - Jusuf Kalla memperoleh masukan

terhadap dirinya.

Tidak hanya itu di dalam mobil aspirasi ini pun terdapat game yang

dapat dimainkan masyarakat umum secara bergantian. Diharapkan dengan

penggunaan game ini dapat menjaring antusiasme warga yang sulit

mendapatkan hiburan sehari-hari dan menjaring pemilih pemula.

Strategi marketing yang dilakukan Joko Widodo - Jusuf Kalla ternyata

berbuah manis. Pada 22 Juli 2014 telah ditetapkan pasangan ini sebagai

presiden dan wakil presiden terpilih periode 2014-2019 oleh KPU dengan


(18)

Berikut adalah gambaran perolehan suara sah nasional dan presentase

dari pemilihan calon presiden -wakil presiden Indonesia periode 2014 - 2019

melalui tabel dan grafik.

Tabel 1.2

Perolehan Suara Calon Presiden - Wakil Presiden Indonesia Tahun 2014

No. Nama Pasangan Jumlah Suara Presentase

1. Prabowo Subianto-Hatta Rajasa 62,576,444 46.85%

2. Joko Widodo-Jusuf Kalla 70,997,833 53.15%

Sumber : SK KPU

Berdasarkan latar belakang di atas, peneliti tertarik untuk mengambil judul “Strategi Pemenangan Pasangan Joko Widodo - Jusuf Kalla pada Pilpres 2014 (Studi Atas Marketing Politik Melalui Mobil Aspirasi)”

B. Batasan dan Rumusan Masalah

1. Batasan Masalah

Pada penelitian ini, pembatasan masalah diambil agar penelitian yang dilakukan lebih terarah dan terperinci. Pembatasan masalah atau fokus

Grafik 1.2

Perolehan Suara Calon Presiden - Wakil Presiden Indonesia Tahun 2014


(19)

7

penelitian ini ditujukan kepada kampanye Joko Widodo - Jusuf Kalla yang dilakukan melalui media mobil aspirasi. Kampanye melalui mobil aspirasi dilakukan sesuai dengan jadwal kampanye dari KPU, yaitu dimulai pada tanggal 6 - 30 Juni 2014 dan bertempat di Pulau Jawa.

2. Rumusan Masalah

Berdasarkan batasan masalah di atas, maka dapat penulis rumuskan:

a. Bagaimana strategi pemenangan dari marketing politik pasangan Joko

Widodo - Jusuf Kalla dalam menghadapi pilpres 2014 melalui mobil

aspirasi?

b. Apa kelebihan dan kekurangan dari penggunaan mobil aspirasi pada

proses kampanye di pilpres 2014?

C. Tujuan Penelitian

Sehubungan dengan permasalahan yang telah dirumuskan oleh peneliti,

maka tujuan penelitian ini adalah:

1. Untuk mengetahui bagaimana strategi pemenangan dari marketing politik

pasangan Joko Widodo - Jusuf Kalla dalam menghadapi pilpres 2014

melalui mobil aspirasi.

2. Untuk mengetahui kelebihan dan kekurangan dari penggunaan mobil

aspirasi pada proses kampanye di pilpres 2014.

D. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Akademis

Menambah khazanah dan referensi bagi pengembangan ilmu


(20)

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, melalui kajian strategi pemenangan yang

dilakukan oleh marketing politik pasangan Joko Widodo - Jusuf Kalla

dalam menghadapi pilpres 2014 melalui mobil aspirasi.

2. Manfaat Praktis

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan dan saran bagi marketing politik pasangan Joko Widodo - Jusuf Kalla dalam strategi pemenang di pilpres 2014 apakah sudah tepat atau belum. Sehingga mampu membuat strategi yang lebih tepat lagi. Penulis juga berharap agar penelitian ini dapat memberikan ide bagi partai politik, kandidat, maupun tim sukses kandidat dalam membuat strategi marketing politik untuk ke depannya.

E. Tinjauan Pustaka

Penelitian terdahulu bertujuan untuk mendapatkan bahan perbandingan

dan acuan. Selain itu, untuk menghindari anggapan kesamaan dengan

penelitian ini. Maka dalam tinjauan pustaka ini peneliti mencantumkan

hasil-hasil penelitian terdahulu.

Ahmad Fauzi, menggambarkan bahwa strategi kampanye yang

digunakan oleh tim sukses Partai Gerindra yang ada di Kecamatan Geger

melalui pendekatan terhadap kekarismaan tokoh kiai. Begitu juga dengan

Kepala Desa (Klebun) yang banyak berpengaruh terhadap masyarakat di

bawahnya. Persamaannya adalah sama-sama melihat strategi marketing

politik. perbedaannya dari teori yang digunakan dan objek penelitiannya.8

8

Ahmad Fauzi, Strategi Kampanye Caleg Partai Gerindra Dalam Pemilu 2014 di Kecamatan Geger Kabupaten Bangkalan Madura (Skripsi Universitas Islam Negeri (UIN) Yogyakarta, Jurusan Siyasah, 2014)


(21)

9

Citra Ari Nugroho menemukan bahwa strategi yang dikembangkan oleh

Tim Sukses Seno Samudro - Agus Purmanto dalam mencari dukungan pemilih

Boyolali dalam kampanye pemilihan Bupati dan wakil Bupati periode 2010 -

2015, melalui pemasaran politik (political marketing) bahwa ilmu political

marketing tidak hanya berguna bagi calon yang sudah pernah maju

(incument), akan tetapi juga sangat berguna bagi calon yang belum pernah

maju (new comer). Persamaannya adalah menggunakan teori yang sama.

perbedaannya penelitian ini melihat promosi politik yang dilakukan kandidat

sebelum masa kampanye.9

Dewi Pratiwi Putri Aji menemukan bahwa marketing politik

menggunakan media sosial yang dilakukan oleh pasangan Joko Widodo -

Basuki Tjahaja Purnama sebagai sebuah strategi baru yang efektif dalam dunia

politik. Persamaannya adalah menggunakan teori yang sama. perbedaannya

penelitian ini melihat strategi marketing politik lewat media sosial Facebook

dan Twitter.10

F. Metodologi Penelitian

1. Pendekatan Penelitian

Adapun pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah

pendekatan kualitatif. Dengan menggunakan metode penelitian deskriptif,

yaitu memaparkan data dengan menerangkan, memberi gambaran yang

terkumpul kemudian disimpulkan.

9

Citra Ari Nugroho, Kegiatan Political Marketing Seno Samudro Dalam Menyongsong Pilkada Boyolali 2010 (Skripsi Universitas Sebelas Maret, Jurusan Ilmu Komunikasi, 2010)

10

Dewi Pratiwi Putri Aji, Penggunaan Media Sosial Dalam Pemenangan Joko Widodo - Basuki Tjahaja Purnama pada Pilkada DKI Jakarta 2012 (Studi Atas Marketing Politik di Facebook dan Twitter) (Skripsi Universitas Islam Negeri (UIN) Jakarta, Jurusan Ilmu Politik, 2014)


(22)

Metode penelitian kualitatif adalah metode penelitian yang

digunakan untuk meneliti pada kondisi obyek yang alamiah dimana

peneliti adalah sebagai instrumen kunci, teknik pengumpulan data

dilakukan secara triangulasi, analisis data bersifat induktif, dan hasil

penelitian ini lebih menekankan makna dari pada generalisasi. Metode

penelitian ini sering pula disebut sebagai metode penelitian naturalistik

karena penelitiannya dilakukan pada kondisi yang alamiah (natural

setting). 11 Menurut Bogdan dan Taylor mendefinisikan metodologi

kualitatif sebagai prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif

berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang

dapat diamati.12

2. Subjek dan Objek Penelitian

Subjek penelitian adalah informan atau tempat peneliti memperoleh

keterangan informasi atau data, yang dalam hal ini adalah Koordinator

Generasi Optimis Bapak Bullit Sesariza, dubber mobil aspirasi Ahmad

Ghazali, dan Koordinator Off Line Kampanye Bapak Ramadona.

Untuk penggambaran lebih jelasnya bisa dilihat di tabel berikut

Tabel 1.3 Subjek Penelitian

No Nama Keterangan

1 Bapak Bullit Sesariza Co-Koordinator Generasi Optimis 2 Ahmad Ghazali dubber Mobil Aspirasi

3 Bapak Ramadona Koordinator Off line Kampanye

11

Sugiyono, Memahami Penelitian Kualitatif, (Bandung: Penerbit Alfabeta, 2010), h.1. 12

Lexy J.Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung : Remaja Rosda Karya, 2004), h.4.


(23)

11

Sedangkan objek penelitiannya adalah upaya marketing politik

pasangan Joko Widodo - Jusuf Kalla memenangkan pilpres 2014

menggunakan mobil aspirasi.

3. Tahapan Penelitian

a. Teknik Pengumpulan Data

Untuk menyelesaikan penelitian ini, peneliti melakukan

pengumpulan data agar lengkap dengan melakukan beberapa tekhnik,

yaitu:

1) Wawancara mendalam merupakan instrumen utama dalam

melakukan penelitian ini. Wawancara dilakukan untuk menambah

data yang diperlukan melalui tanya jawab seputar topik yang

terkait dengan permasalahan ini. Yang akan menjadi sumber data

utama adalah koordinator Generasi Optimis dan atau orang yang

dapat mewakili dan dianggap berkompeten untuk memberikan data

yang valid.

2) Observasi langsung untuk mengamati bagaimana penerapan

strategi pemenangan yang dilakukan marketing politik pasangan

Joko Widodo - Jusuf Kalla dengan menggunakan mobil aspirasi.

3) Dokumentasi, yaitu kegiatan mencari data mengenai hal-hal atau

variabel yang berupa catatan, transkrip, buku, surat kabar, majalah,

dan sebagainya.

b. Pengolahan Data

Setelah data dan informasi yang dibutuhkan terkumpul, selanjutnya data-data tersebut akan diolah. Untuk mendapatkan hasil


(24)

penelitian yang valid, pemeriksaan data juga diperlukan agar keabsahan data dapat meningkatkan derajat kepercayaan dalam penelitian kualitatif. Dalam keabsahan data ada lima teknik pemeriksaan data, yaitu: pertama, teknik trianggulasi antarsumber data, antar-teknik pengumpulan data dan antar-pengumpul data. Kedua, pengecekan kebenaran informasi yang tertulis dalam naskah rencana laporan penelitian kepada para informan (member check). Ketiga, akan mendiskusikan dengan teman sejawat. Keempat, analisis kasus negatif, yakni kasus yang tidak sesuai dengan hasil penelitian yang sudah ada hingga waktu tertentu. Kelima, perpanjangan waktu penelitian.13 Triangulasi adalah teknik pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain di luar data itu untuk keperluan pengecekan atau sebagai pembandingan terhadap itu.14 Pedoman dasar dalam penulisan skripsi ini bersandar pada buku “Praktek Penulisan Karya Ilmiah” yang diterbitkan oleh Ceqda, Jakarta 2007, bertujuan agar mempermudah teknik penulisan skripsi.15

c. Analisis Data

Dari data-data yang dikumpulkan, kemudian penulis analisis dan dari hasil analisis yang dirasa kurang tepat, peneliti kritisi lebih lanjut. Metode yang digunakan adalah metode deskriptif analisis, yang melaporkan data dengan menerangkan, memberikan gambaran, dan mengklasifikasikan serta menginterpretasikan data yang terkumpul apa adanya, untuk kemudian disimpulkan.

13

Prof. Dr. Hamidi, M.Si, Metode Penelitian Kualitatif: Pendekatan Praktis Penulisan Proposal dan Laporan Penelitian, (Malang: UMM Press, 2010), h.67-68.

14

Lexy J. Moleong. Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2004), h. 178.

15


(25)

13

4. Waktu dan Lokasi Penelitian

Penelitian ini akan dilaksanakan selama masa kampanye pilpres

2014 berlangsung dan berlokasi di Pulau Jawa mengikuti rute yang telah

ditetapkan oleh koordinator.

G. Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan ditujukan untuk memudahkan pemahaman

tentang penelitian ini, maka penulis membagi skripsi ini menjadi lima bagian

yang terdiri dari bab per bab, yang berkaitan dan merupakan satu kesatuan

yang utuh dari skripsi ini. Adapun sistematika penulisan skripsi ini adalah

sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN

Bab pertama tentang pendahuluan. Dalam bab ini memuat tentang

latar belakang masalah, batasan masalah, rumusan masalah, tujuan

penelitian, manfaat penelitian, tinjauan pustaka, metode penelitian,

serta sistematika penelitian.

BAB II KAJIAN TEORITIS

Bab kedua, dalam bab ini membahas mengenai pengertian dari

strategi, penjelasan tentang strategi kampanye politik, teori

kampanye, hubungan dari kampanye dan pemilihan umum, dan

teori marketing politik. Teori yang digunakan dalam penelitian ini

adalah 9 elemen pemasaran dari Adman Nursal. Tidak lupa

disertakan kerangka berpikir untuk menggambarkan alur berpikir


(26)

BAB III GAMBARAN UMUM

Bab ketiga, berisi tentang gambaran umum Generasi Optimis, yaitu

relawan pasangan Joko Widodo - Jusuf Kalla yang membawahi

mobil aspirasi. Bab ini memuat mengenai sejarah singkat

dibentuknya generasi optimis, makna logo generasi optimis, cara

bergabung di generasi optimis, cara menjadi relawan di generasi

optimis, serta jadwal dan lokasi kampanye mobil aspirasi.

BAB IV TEMUAN DAN ANALISIS

Bab keempat, berisi tentang hasil penelitian dan pembahasan

semua data mengenai strategi strategi pemenangan dari marketing

politik pasangan Joko Widodo - Jusuf Kalla dalam menghadapi

pilpres 2014 melalui mobil aspirasi yang telah di dapat,

dikumpulkan, diolah, dan dianalisis menggunakan teori yang telah

dijabarkan pada bab dua. pada bab ini pula dijelaskan mengenai

keterbatasan penelitian.

BAB V PENUTUP

Bab kelima, sebagai penutup yang terdiri atas kesimpulan,

saran-saran, dan rekomendasi untuk penelitian yang akan datang.

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN


(27)

15

BAB II KAJIAN TEORI

A. Strategi

1. Pengertian Strategi

Strategi berasal dari kata bahasa Yunani “strategos” dan mengarah kepada keseluruhan peran komando umum militer. Akan tetapi dalam hal bisnis, strategi adalah menentukan lingkup dan arah suatu pengembangan organisasi dan bagaimana dapat mencapai strategi yang kompetitif.1 Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, strategi adalah rencana yang cermat mengenai kegiatan untuk mencapai sasaran khusus.2

Adapun menurut Ahmad S. Adnanputra, M.A., M.S., pakar Humas dalam naskah workshop berjudul PR Strategy (1990), mengatakan bahwa arti strategi adalah bagian terpadu dari suatu rencana (plan), sedangkan rencana merupakan produk dari suatu perencanaan (planning), yang pada akhirnya perencanaan adalah salah satu fungsi dasar dari proses manajemen.3

Menurut Onong Uchjana Effendy, dalam bukunya yang berjudul

“Dinamika Komunikasi”, strategi merupakan perencanaan (planning) dan

manajemen (management) untuk mencapai suatu tujuan. 4 Pada buku yang ditulis oleh Rosady Ruslan yang berjudul “Kiat dan Strategi Kampanye

Public Relations”, menjelaskan bahwa strategi itu pada hakikatnya adalah

1

Keith Butterick, Pengantar Public Relations: Teori dan Praktik. Penerjemah Nurul Hasfi (Jakarta: RajaGrafindo Persada, 2012), h. 153.

2

Balai Pustaka, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 2007), h. 1092. 3

Rosady Ruslan, Manajemen Public Relations dan Media: Komunikasi Konsepsi dan Aplikasi, (Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada. 2006), h. 123.

4

Onong Uchjana Effendy, Dinamika Komunikasi (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 1992), h. 29.


(28)

suatu perencanaan dan manajemen untuk mencapai tujuan tertentu dalam praktik operasionalnya. 5 Bennett (1996) menggambarkan strategi sebagai arah yang dipilih organisasi untuk diikuti dalam mencapai misinya.6

2. Strategi Komunikasi Dua Tahap dan Pengaruh Antarpribadi

Teori ini berawal dari hasil penelitian yang dilakukan oleh Paul

Lazarsfeld dan kawan-kawannya mengenai efek media massa dalam suatu

kampanye pemilihan Presiden Amerika Serikat pada tahun 1940. Studi

tersebut dilakukan dengan asumsi bahwa proses stimulus respons bekerja

dalam menghasilkan efek media massa. Namun, hasil penelitian

menunjukkan sebaliknya. Efek media massa ternyata rendah, dan asumsi

stimulus-respons tidak cukup menggambarkan realitas audience media

massa dalam penyebaran arus informasi dan pembentukan pendapat

umum.

Dalam analisisnya terhadap hasil penelitian tersebut, Lazarsfeld

kemudian mengajukan gagasan mengenai komunikasi dua tahap (two step

flow) dan konsep pemuka pendapat. Temuan mereka mengenai kegagalan

media massa dibandingkan dengan pengaruh kontak antarpribadi telah

membawa kepada gagasan bahwa sering kali informasi mengalir dari radio

dan surat kabar kepada para pemuka pendapat, dan dari mereka kepada

orang lain yang kurang aktif dalam masyarakat. Pemikiran ini kemudian

dilanjutkan dengan penelitian yang lebih serius dan re-evaluasi terhadap

teori stimulus-respons dalam konteks media massa.

5

Rosady Ruslan, Kiat dan Strategi Kampanye Public Relations (Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2007), h. 37.

6

Sandra Oliver, Strategi Public Relations (London: KOGAN PAGE LTD, 2001), h. 2. Penerjemah Sigit Purwanto, S.S.


(29)

17

Teori dan penelitian-penelitian komunikasi dua tahap memiliki

asumsi-asumsi sebagai berikut:

a. Individu tidak terisolasi dari kehidupan sosial, tetapi merupakan

anggota dari kelompok-kelompok sosial dalam berinteraksi dengan

orang lain.

b. Respons dan reaksi terhadap pesan dari media tidak akan terjadi secara

langsung dan segera, tetapi melalui perantaraan dan dipengaruhi oleh

hubungan-hubungan sosial tersebut.

c. Ada dua proses yang berlangsung, yang pertama mengenai penerimaan

dan perhatian, dan yang kedua berkaitan dengan respons dalam bentuk

persetujuan atau penolakan terhadap upaya mempengaruhi atau

penyampaian informasi.

d. Individu tidak bersikap sama terhadap pesan/kampanye media,

melainkan memiliki berbagai peran yang berbeda dalam proses

komunikasi dan khususnya, dapat dibagi atas mereka yang secara aktif

menerima dan meneruskan/menyebarkan gagasan dari media, dan

mereka yang semata-mata hanya mengandalkan hubungan personal

dengan orang lain sebagai panutannya.

e. Individu-individu yang berperan lebih aktif (pemuka pendapat)

ditandai oleh penggunaan media massa yang lebih besar, tingkat

pergaulan yang lebih tinggi, anggapan bahwa dirinya berpengaruh

terhadap orang-orang lain dan memiliki peran sebagai informasi dan

panutan.7

7

Syaiful Rohim, Teori Komunikasi: Perspektif, Ragam dan Aplikasi, (Jakarta: Rineka Cipta, 2009) h. 169


(30)

Secara garis besar, menurut teori ini media massa tidak bekerja

dalam suatu kevakuman sosial, tetapi memiliki suatu akses ke dalam

jaringan hubungan sosial yang sangat kompleks, dan bersaing dengan

sumber-sumber gagasan, pengetahuan, dan kekuasaan, yang lainnya.

3. Strategi Kampanye Politik

Penetapan strategi dalam kampanye politik merupakan langkah krusial yang memerlukan penanganan secara hati-hati, sebab jika penetapan strategi salah atau keliru hasil yang di peroleh bisa fatal, terutama kerugian dari segi waktu, materi dan tenaga. Tujuan akhir dalam kampanye pemilihan kepala negara adalah untuk membawa calon kepala negara yang didukung oleh tim kampanye politiknya menduduki jabatan kepala negara yang diperebutkan melalui mekanisme pemilihan secara langsung oleh masyarakat.

Agar tujuan akhir tersebut dapat dicapai, diperlukan strategi yang disebut dengan strategi komunikasi dalam konteks kampanye politik. Cangara mengemukakan bahwa terdapat empat jenis strategi komunikasi dalam konteks kampanye politik yaitu:

a. Penetapan komunikator

Sebagai pelaku utama dalam aktivitas komunikasi, komunikator memegang peranan yang sangat penting. Untuk itu, seorang komunikator yang akan bertindak sebagai juru kampanye harus terampil berkomunikasi, kaya ide, serta penuh dengan daya kreativitas. b. Menetapkan target sasaran

Dalam studi komunikasi target sasaran di sebut juga dengan


(31)

19

sasaran dalam kampanye, merupakan hal yang sangat penting. Sebab

semua aktivitas komunikasi kampanye di arahkan kepada mereka.

Mereka lah yang menentukan berhasil atau tidaknya suatu kampanye

sebab bagaimana pun besar biaya, waktu dan tenaga yang di keluarkan

untuk mempengaruhi mereka, namun jika mereka tidak mau memberi

suara kepada partai atau calon yang di perkenalkan, kampanye akan

sia-sia.

c. Menyusun pesan-pesan kampanye

Untuk mengelola dan manyusun pesan yang mengena dan

efektif, perlu di perhatikan beberapa hal, yaitu: (a) harus menguasai

lebih dahulu pesan yang di sampaikan, termasuk struktur penyusunan.

(b) mampu mengemukakan argumentasi secara logis. Sehingga harus

mempunyai alasan berupa fakta dan pendapat yang mendukung materi

yang di sajikan. (c) memiliki kemampuan untuk membuat intonasi

bahasa (vocal), serta gerakan-gerakan tubuh yang dapat menarik

perhatian pendengar. (d) memiliki kemampuan membumbui pesan

berupa humor untuk menarik perhatian pendengar. Penyampaian pesan

terdiri dari 3 jenis yaitu pesan yang berbentuk informatif, pesan yang

berbentuk persuasif serta propaganda.

d. Pemilihan media

Jenis-jenis media yang dapat digunakan dalam kampanye politik

meliputi media cetak, media elektronik, media luar ruangan, media

ruang kecil dan saluran tatap muka langsung dengan masyarakat.8

8

Hafied Cangara, Komunikasi Politik Konsep, Teori, dan Strategi (Jakarta: Raja Graindo, 2009), h. 234


(32)

B. Kampanye

1. Pengertian Kampanye

Pada prinsipnya kampanye merupakan suatu proses kegiatan

komunikasi individu atau kelompok yang dilakukan secara terlembaga dan

bertujuan untuk menciptakan suatu efek atau dampak tertentu.

Kotler dan Roberto seperti yang dikutip dalam Hafied Cangara

menjelaskan bahwa “Campaign is an organized effort conducted by one group (the change agent) which intends to persuade others (the target adopter), to accept, modify, or abandon certain ideas, attitudes, practices

and behavioral”. Pendapat ini mengungkapkan bahwa kampanye adalah

sebuah upaya yang diorganisasi oleh suatu kelompok (agen perubahan)

yang ditujukan untuk memersuasi target sasaran agar bisa menerima,

memodifikasi atau membuang ide, sikap dan perilaku tertentu.9

Sejalan dengan pendapat di atas, Pfau dan Parrot yang dikutip dalam

Gun Gun Heryanto memiliki rumusan tentang kampanye yaitu, kampanye

adalah suatu proses yang dirancang secara sadar, bertahap dan

berkelanjutan yang dilaksanakan pada rentang waktu tertentu dengan

tujuan memengaruhi khalayak sasaran yang telah ditetapkan.10

Bertolak dari beberapa definisi di atas dapat disimpulkan bahwa

aktivitas kampanye meliputi (1) tindakan kampanye yang harus melalui

serangkaian tindakan komunikasi yang terorganisasi, (2) mencakup jumlah

khalayak dan sasaran yang besar, (3) biasanya dipusatkan pada kurun

9

Hafied Cangara, Komunikasi Politik Konsep, Teori, dan Strategi (Jakarta; Raja Grafindo, 2009), h. 229

10

Gun Gun Heryanto dan Ade Rina Farida, Komunikasi Politik (Jakarta: Lembaga Penelitian UIN Syarif Hidayatullah, 2011) h. 33


(33)

21

waktu tertentu, dan (4) kampanye ditujukan untuk menciptakan efek

tertentu.

2. Jenis dan Metode Kampanye

Menurut Charles U Larson sebagaimana dikutip Gun Gun Heryanto

terdapat 3 jenis kampanye yakni:

a. Product-oriented Campaigns adalah kampanye yang berorientasi pada

produk, umumnya terjadi di lingkungan bisnis. Motivasinya adalah

memperoleh keuntungan finansial.

b. Candidat-oriented Campaigns adalah kampanye yang berorientasi

pada kandidat, umumnya dimotivasi oleh hasrat untuk meraih

kekuasaan politik. Karena itu jenis kampanye ini dapat pula disebut

sebagai political campaign (kampanye politik).

c. Ideologically Campaigns adalah jenis kampanye yang berorientasi

kepada tujuan-tujuan yan bersifat khusus dan seringkali berdimensi

perubahan sosial. Oleh karena itu kampanye jenis ini dalam istilah

Kotler disebut juga social change campaigns, yakni kampanye yang

ditujukan untuk menangani masalah-masalah sosial melalui perubahan

sikap dan perilaku publik yang terkait.11

Strategi pemenangan pasangan Joko Widodo - Jusuf Kalla pada

pilpres 2014 melalui mobil aspirasi jelas tergolong jenis dari political

campaign karena kampanye ini berorientasi kepada kandidat yaitu Joko

Widodo dan Jusuf Kalla yang bertujuan untuk memperoleh kekuasaan

politik sebagai presiden dan wakil presiden RI perode 2014-1019.

11

Gun Gun Heryanto dan Ade Rina Farida, Komunikasi Politik (Jakarta: Lembaga Penelitian UIN Syarif Hidayatullah, 2011) h. 35


(34)

Metode kampanye yang dilakukan oleh peserta pemilu adalah dalam

bentuk :

a. Pertemuan terbatas

b. Tatap muka

c. Penyiaran melalui media cetak dan elektronik

d. Penyebaran bahan kampanye kepada umum

e. Pemasangan alat peraga di depan umum

f. Rapat umum, dan

g. Kegiatan lain yang tidak melanggar perundang-undangan12

3. Tujuan Kampanye

Adapun tujuan dari kampanye yaitu:

a. Kegiatan kampanye biasanya diarahkan untuk menciptakan perubahan

pada tataran pengetahuan kognitif. Pada tahap ini pengaruh yang

diharapkan adalah munculnya kesadaran, berubahnya keyakinan atau

meningkatnya pengetahuan khalayak terhadap isu tertentu.

b. Pada tahap berikutnya diarahkan pada perubahan sikap. Sasarannya

adalah untuk memunculkan simpati, rasa suka, kepedulian atau

keberpihakan khalayak pada isu-isu yang menjadi tema kampanye.

c. Sementara pada tahap terakhir kegiatan kampanye ditujukan untuk

mengubah perilaku khalayak secara konkrit dan terukur. Tahap ini

menghendaki adanya tindakan tertentu yang dilakukan oleh sasaran

kampanye.13

12

Gun Gun Heryanto dan Ade Rina Farida, Komunikasi Politik (Jakarta: Lembaga Penelitian UIN Syarif Hidayatullah, 2011) h. 36

13

Gun Gun Heryanto dan Ade Rina Farida, Komunikasi Politik (Jakarta: Lembaga Penelitian UIN Syarif Hidayatullah, 2011) h. 36


(35)

23

Berdasarkan tujuan di atas dapat disimpulkan bahwa marketing

politik pasangan Joko Widodo - Jusuf Kalla dalam upaya memenangkan kandidatnya di pilpres 2014 tidak dapat secara langsung melakukan

penggiringan suara dari masyarakat untuk memilih pasangan Joko Widodo - Jusuf Kalla pada pelaksanaan pilpres 9 Juli 2014 tanpa melakukan tahapan edukasi dan membangkitkan simpati terlebih dahulu dari masyarakat kepada kandidat.

4. Larangan dalam Kampanye

Untuk mewujudkan kampanye yang dapat memberikan pembelajaran kepada masyarakat, dan dilaksanakan secara bertanggung jawab, disamping menjaga ketertiban dan keamanan dalam berkampanye dibuat aturan main yang jelas. Untuk itu telah ditetapkan beberapa larangan

dalam kampanye, yaitu:

a. Mempersoalkan dasar Negara Pancasila, dan Pembukaan UUD Negara

Republik Indonesia.

b. Melakukan kegiatan yang membahayakan keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia.

c. Menghina seseorang, agama, suku, ras, golongan, calon dan/atau peserta lain.

d. Menghasut dan mengadu domba antar perseorangan ataupun kelompok

masyarakat.

e. Menganggu ketertiban umum. Yang dimaksud mengganggu ketertiban

umum dalam hal ini adalah suatu keadaan yang memungkinkan penyelenggaraan pemerintahan, pelayanan umum dan kegiatan masyarakat tidak dapat berlangsung sebagaimana biasa.


(36)

f. Mengancam untuk melakukan kekerasan atau menganjurkan penggunaan kekerasan kepada seseorang, sekelompok anggota masyarakat dan/atau peserta pemilu yang lain.

g. Merusak dan/atau menghilangkan alat peraga kampanye peserta kampanye yang lain.

h. Menggunakan fasilitas pemerintah, tempat ibadah, dan tempat pendidikan. (untuk tempat pendidikan dikecualikan atas prakarsa/izin dari pimpinan Lembaga Pendidikan, dengan memberikan kesempatan yang sama kepada semua peserta pemilu, serta tidak mengganggu proses belajar mengajar).

i. Membawa atau menggunakan tanda gambar dan/atau atribut lain, selain tanda gambar dan/atau atribut peserta pemilu yang bersangkutan.

j. Menjanjikan atau memberikan uang atau materi lainnya kepada peserta kampanye.14

5. Kampanye dan Pemilihan Umum

Di negara demokrasi pelaksanaan pemilu merupakan tolak ukur atas pelaksanaan demokrasi yang berlangsung.15 Demokrasi mempercayai bahwa pemilihan umum memainkan peranan vital untuk menetukan masa depan bangsa. Tujuan pemilihan umum adalah :

a. Sebagai mekanisme untuk menyeleksi para pemimipin dan alternatif kebijakan public (public policy). Dalam demokrasi kedaulatan rakyat sangat dijunjung tinggi sehingga dikenal spirit dari oleh dan untuk rakyat.

14

UU No. 10 Tahun 2008 15

MiriamBudiarjo, Dasar-dasar Ilmu Politik (Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 2008), h. 105


(37)

25

b. Pemilihan umum juga menerapakan mekanisme memindahkan konlik kepentingan (conflict of interest) dari masyarakat kepada badan-badan perwakilan rakyat melalui wakil-wakil yang terpilih atau partai yang memenangkan kursi sehingga integrasi atau kesatuan masyarakat terjamin.

c. Pemilihan umun merupakan sarana memobilisasi, menggerakkan atau menggalang dukungan rakyat terhadap negara dan pemerintahan dengan jalan ikut serta dalam proses politik.16

Melihat urgensi dari demokrasi di dalam pelaksanaan pemilihan umum maka proses kampanye pun dinilai penting. Kampanye dilakukan sebagai sarana partisipasi warga negara dan bentuk dari pendidikan politik. Kampanye juga dilakukan dalam rangka membangun komitmen antara warga negara dengan calon pemimpin melalui visi, misi, program, dan/atau informasi lainnya yang ditawarkan dalam upaya meyakinkan dan mendapat dukungan sebesar-besarnya dari pemilih.17

C. Marketing Politik

1. Pengertian Marketing Politik

Metode dan pendekatan marketing dalam praktik politik saat ini

dapat dirasakan sebagai sebuah keniscayaan, seiring dengan makin

tingginya persaingan di ranah politik. Ilmu marketing memegang peranan

penting dalam aktivitas yang dilakukan institusi-institusi politik.18

16

Kristina, Jurnal Dinamika (Jurnal, Fakultas Ilmu sosial dan Politik Universitas Sebelas Maret Surakarta, 2005), vol 1, hal 59.

17

Putri Matau, Media : Kampanye Pemilu Sebagai Komunikasi Politik

http://media.kompasiana.com/new-media/2013/10/31/media-kampanye-pemilu-sebagai-komunikasi-politik-603954.html diakses pada 29 Agustus 2014.

18

Gun Gun Heryanto dan Ade Rina Farida, Komunikasi Politik (Jakarta: Lembaga Penelitian UIN Syarif Hidayatullah, 2011) h. 41


(38)

Pemasaran politik menurut Adman Nursal adalah serangkaian

aktivitas terencana, strategis tetapi juga taktis, berdimensi jangka panjang

dan jangka pendek, untuk menyebarkan makna politik kepada pemilih.19

Demikian pula Neuman dan Perloff menjelaskan tentang penerapan

prinsip dan cara marketing di dalam kampanye politik oleh berbagai

individu dan organisasi. Cara kerja itu sendiri meliputi analisis,

perkembangan, pengeksekusian, perencanaan, strategi kampanye yang

dilakukan oleh para kandindat, partai-partai politik, pemerintah, para

penglobi dan kelompok kepentingan yang mencoba mengendalikan opini

publik, mengembangkan ideologi mereka, memenangkan pemilihan dalam

pemungutan suara umum sebagai jawaban untuk keinginan dan keperluan

dan kelompok orang-orang tertentu dalam masyarakat.20

Definisi di atas jelas menerangkan bahwa yang menjadi sorotan

utama dari marketing politik adalah penggunaan pendekatan dan metode

untuk membantu politikus atau para aktor politik (individual maupun

partai) agar lebih efisien dan efektif di masa kampanye. Semakin serunya

persaingan antar calon Presiden dengan satu dengan yang lainnya

membuat kreatif pula cara tim sukses untuk mendapat perhatian

masyarakat.

2. Teori Marketing Politik Adman Nursal

Menurut Adman Nursal untuk mendapatkan perhatian masyarakat

dalam pemilihan umum dapat dicapai melalui 9 elemen marketing politik :

19

Adman Nursal, Strategi Memenangkan Pemilihan Umum (Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 2004)

20

Pawito, 2009, Komunikasi Politik : Media Massa dan kampanye pemilihan (Jogjakarta: Jala Sutra,2009), h.209


(39)

27

a. Segmentasi

Segmentasi sangat diperlukan untuk menyusun program partai,

terutama cara berkomunikasi dan membangun interaksi dengan

masyarakat. Tanpa segmentasi, partai politik akan kesulitan dalam

penyusunan pesan politik, program kerja, kampanye politik, sosialisasi

politik dan produk politik. Dalam orientasi pasar, kondisi real yang

dihadapi masyarakat adalah sumber utama dalam penyusunan program

kerja.

b. Positioning

Dalam iklim persaingan partai politik harus mampu

menempatkan produk politik dan image politik dalam benak

masyarakat. Untuk dapat tertanam, produk dan image politik harus

memiliki sesuatu yang berbeda dibandingkan dengan produk-produk

politik lainnya. Keseragaman produk dan image akan menyulitkan

masyarakat dalam mengindetifikasi suatu partai politik, karena semua

produk dan image politiknya berbagai karakteristik yang sama.

c. Policy (Kebijakan)

Tawaran program kerja jika terpilih kelak. Policy merupakan

solusi yang ditawarkan kontestan untuk memecahkan masalah

masyarakat berdasarkan isu-isu yang dianggap penting bagi pemilih,

itu juga berarti policy merupakan solusi dari berbagai persoalan yang

dianggap sebagai biang yang menyebabkan kehidupan tidak atau

belum membaik. Policy meliputi berbagai aspek kehidupan seperti


(40)

d. Person (figur)

Figur kandindat seringkali menentukan keputusan pilihan, hal ini

berkaiatan proses pembentukan keyakinan para pemilih. Person

(kandindat yang akan pilih), berisi tentang bagaimana kandindat

tersebut berpenampilan sehari-hari atau pada saat berkampanye,

bagaimana karakteristik pribadi dari kandindat tersebut serta

bagaimana kemampuan kandindat tersebut dalam pekerjaan atau

keorganisasian.

e. Party (Partai)

Partai merupakan mesin politik dengan aneka kegiatan politik.

Tujuannya tak lain dan tak bukan adalah untuk memperoleh kekuasaan

atau ikut mengendalikan kekuasaan, partai berusaha merebut simpati

para pemilih dengan menawarkan policy dan person yang diharapkan

sesuai dengan aspirasi pemilih.

f. Presentation (Presentasi)

Presentasi penyajian produk politik yang bertujuan untuk

menyampaikan pesan-pesan politik. Tetapi dalam political marketing,

presentasi bukan sekedar cara atau alat untuk menyampaikan pesan.

Presentasi juga merupakan bagian dari produk politik. Pasalnya,

cara-cara presentasi yang berbeda akan menghasilkan makna politis berbeda

g. Pull Marketing

Pull-marketing adalah bagaimana penyampaian produk politik


(41)

29

media luar ruang. Kebanyakan media yang dikembangkan adalah

media luar ruang, seperti baliho, poster, leaflet, bendera, billboard, dan

bahkan membuat posko. Strategi seperti ini menitikberatkan pada

pembentukan image politik yang positif. Roboniwitz dan Machdonald

(1989) menganjurkan bahwa supaya simbol dan image politik dapat

memiliki dampak yang signifikan, kedua hal tersebut harus mampu

membangkitkan sentimen dari pemilih.

h. Pass Marketing

Strategi ini menggunakan individu-individu maupun kelompok

yang dapat memengaruhi opini pemilih (influencer). Sukses atau tidak

penggalangan massa akan sangat ditentukan oleh pemilihan para

influencer ini. Semakin tepat influencer yang terpilih, efek yang diraih

pun akan menjadi semakin besar dalam mempengaruhi pendapat,

keyakinan dan pikiran publik.

i. Push Marketing

Push marketing juga mempunyai keunggulan dalam sentuhan

secara lebih costumized (personal). Para politisi dapat mengirimkan

atau menyampaikan produk-produk politik dengan memilih substansi

dan cara presentasi yang cocok dengan pemilih.cara ini agak rumit dan

mahal akan tetapi hasilnya efektif bagi pasar tertentu.secar umum

sentuhan langsung dengan pemilih dapat dilakukan dengan melalui

event-event khusus seperti rapat umum, pawai, event hiburan, kontes,


(42)

sebagainya, sehingga dapat memberikan kesan mendalam kepada para

pemilih.21

3. Marketing Politik dalam Komunikasi Politik

Perkembangan partisipasi politik di Indonesia dewasa ini telah

mengalami perubahan yang sangat signifikan. Dunia politik yang awalnya

hanya dimonopoli para elite politik telah bergeser menjadi konsumsi

publik. Hal ini ditunjukkan dengan semakin tingginya partisipasi politik

masyarakat, media, dan LSM. Bahkan partisipasi masyarakat terhadap

politik tidak hanya direfleksikan dengan mengutarakan hak pilihnya dalam

pemilu, tetapi dalam semua usaha untuk mempengaruhi kebijakan

publik.22

Tidak hanya partisipasi politik masyarakat saja yang berubah namun

iklim politik di Indonesia pun sudah mulai terjadi perubahan. Kini dengan

semakin banyak persaingan terbuka dan transparan, kontestan

membutuhkan metode jitu yang dapat memfasilitasi mereka dalam

memasarkan gagasan politik, isu politik, ideologi partai, karakteristik

pemimpin partai, dan program kerja kepada masyarakat. Sehingga

marketing politik menjadi penting bagi kontestan dalam upaya

memenangkan persaingan politik.

Mengingat heterogenitas penduduk dan meningkatnya kualitas

pendidikan di Indonesia menjadi tantangan bagi marketing politik dalam

21

Adman Nursal, Strategi Memenangkan Pemilihan Umum (Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 2004) h. 245

22

Gun Gun Heryanto dan Ade Rina Farida, Komunikasi Politik (Jakarta: Lembaga Penelitian UIN Syarif Hidayatullah, 2011) h. 41


(43)

31

menerapkan strategi sehingga diterima oleh masyarakat. Marketing politik

harus menerapkan strategi yang berbeda untuk setiap segmen masyarakat

yang berbeda.

Tidak hanya itu saja, seiring dengan perkembangan masyarakat kini

menjadi pragmatis dalam menyingkapi hal-hal yang berlangsung di dunia

politik. Artinya, masyarakat lebih tertarik kepada apa saja yang bisa

diperbuat kandidat dalam upaya memecahkan masalah yang mereka alami.

Janji politik saja tidak cukup, masyarakat sekarang lebih menuntut

realisasi dari janji-janji yang diutarakan.

Kebutuhan komunikasi politik dalam marketing politik terlihat jelas

dalam menjawab tantangan di atas. Marketing politik memang

menyediakan perangkat teknik dan metode marketing dalam dunia politik,

namun keandalan komunikator politik dalam meyakinkan bahwa orang

yang diwakilinya merupakan pemimpin yang efektif merupakan kunci

keberhasilan. seorang ahli kampanye harus memiliki kemampuan

merasakan denyut masyarakat sehingga dapat merespon opini publik


(44)

D. Kerangka Berpikir

Gambar 2.1 Kerangka Berpikir

Strategi Marketing Politik Jokowi – Jusuf Kalla

Mobil Aspirasi

Sembilan Elemen Adman Nursal

Penggunaan Mobil Aspirasi sebagai marketing politik Joko Widodo - Jusuf Kalla yang dilakukan pada pilpres 2014 sehingga mengantarkan pasangan tersebut memenangkan pilpres


(45)

33

BAB III

GAMBARAN UMUM

A. Sejarah Singkat Lembaga Generasi Optimis

Generasi Optimis Indonesia (GO Indonesia) adalah kumpulan anak

muda pekerja kreatif yang bersama-sama Jokowi, memiliki satu pandangan

bahwa kebangkitan dan kejayaan Indonesia hanya mungkin dibangun oleh

generasi anak bangsa yang optimis dan berkarya.

Generasi Optimis Indonesia 2014 merepresentasi semangat zaman,

individu-individu yang berkarya, di bidang yang menjadi kegemarannya

masing-masing, seraya memberi sumbangan bagi kemajuan Indonesia, dunia

dan kemanusiaan. Melalui coretan-coretan personal, Generasi Optimis

Indonesia melukis wajah Indonesia Baru sebagai salah satu Kekuatan Dunia.

Bersama Jokowi, GO Indonesia berniat memberi napas lain yang positif

dan optimis pada Pemilu 2014 ini. Generasi Optimis hendak memeriahkan

pesta politik dengan karya dan ide kreatif: Komik, Games, Blusukan Digital,

Video, Lagu, Humor, Poster, Kaos, dan banyak lainnya.1

B. Makna Logo Generasi Optimis

Logo Generasi Optimis merupakan monogram yang dibentuk dari

inisialnya: Generasi Optimis (GO). Logo ini merupakan visualisasi dan ajakan

untuk menjadi orang optimis yang sekaligus ikut langsung beraksi mendukung

dan menjalankan hal-hal yang diyakininya.

1

Buku Pintar Generasi Optimis Media Panduan untuk Para Relawan Pendukung Jokowi-JK untuk Indonesia Hebat! dapat diunduh di www.generasioptimis.org


(46)

Gambar 3.1 Logo Generasi Optimis

Bentukan O adalah simbol yang melambangkan optimisme. Maknanya

bisa diinterpretasi sesuai keinginan orang yang melihat, makna itu tersebut

bisa jadi:

Gambar 3.2

Makna Logo Matahari Terbit

Gambar 3.3 Makna Logo Kincir Angin

Perubahan

Gambar 3.4

Makna Logo Bunga Matahari

Gambar 3.5 Makna Logo Roda yang


(47)

35

Gambar 3.6

Makna Logo Kembang Api

Sebagai logo secara visual Generasi Optimis fleksibel untuk bisa diadaptasi

dalam membuat orang beradaptasi dalam semangat optimismenya.

C. Profil Mobil Aspirasi

Mobil Aspirasi adalah program kampanye calon presiden pasangan Jokowi – Jusuf Kalla. Mobil Aspirasi adalah cara kampanye yang belum pernah dilakukan kandidat lain dalam strategi kampanye di Indonesia. Terdapat lima mobil dan bebeapa crew di dalamya. Mobil ini dalam waktu sebulan bertugas blusukan keliling Pulau Jawa dengan target sasaran pasar, alun-alun kota, desa-desa terpencil serta pusat yang menjadi pusat keramaian. Mobil Aspirasi biasa disebut Blusukan Digital adalah program persembahan dari Komunitas Generasi Optimis atau GO untuk mendukung Jokowi-JK sebagai Capres-Cawapres RI 2014.

Mobil Aspirasi merupakan sarana blusukan digital yang digagas Generasi Optimis untuk menjaring aspirasi masyarakat Indonesia terhadap Pak Joko Widodo sebagai calon Presiden RI 2014-2019. Dengan pendekatan kreatif yang interaktif, blusukan digital mengajak partisipasi masyarakat sembari mengenalkan sosok Pak Joko Widodo yang sederhana, tegas dan aktif dalam


(48)

mendengarkan masyarakat, memberi solusi dan memberi bukti kerja nyata.

D. Jadwal dan Lokasi Kampanye Mobil Aspirasi

Pada masa kampanye pilpres 2014 mobil aspirasi bertugas untuk

menampung aspirasi dari masyarakat terhadap kandidat Joko Widodo - Jusuf

Kalla di seluruh Pulau Jawa. Adapun jadwal dan lokasi yang dituju dari

kampanye melalui mobil aspirasi untuk lebih jelasnya dapat dilihat dari

gambar berikut.

Antusiasme warga dan pengunjung akan kehadiran mobil blusukan digital cukup tinggi. Sejak dimulai pada tanggal 6 Juni 2014 sampai 5 Juli 2014, blusukan digital telah mengunjungi 28 kota, serta menghimpun 7.132 aspirasi warga yang tercatat didalam database.

Gambar 3.7


(49)

Gambar 3.8

STRUKTUR ORGANISASI LEMBAGA GENERASI OPTIMIS

Koordinator Generasi Optimis

Co- koordinator Generasi Optimis Bullit Sesariza

Konten Kreatif

Materi Online Kampanye Off Line Kampanye Relawan

Mobil Aspirasi Ramadona

Online Miko

Produksi Dewo dan Adul

Software Cahya

Acara Beni


(50)

37

HASIL DATA DAN ANALISIS

A. Strategi Pemenangan Marketing Politik Pasangan Joko Widodo – Jusuf Kalla pada Pilpres 2014 Melalui Mobil Aspirasi

Marketing politik adalah serangkain aktivitas terencana, strategis

tapijuga taktis, berdimensi jangka panjang dan pendek, untuk menyebarkan

maknapolitik kepada pemilih.1 Pada dasarnya, marketing politik adalah

strategikampanye politik untuk membentuk serangkaian makna politis tertentu

di dalampikiran para pemilih. Serangkaian makna politis ini yang akan

mengantarkanpemilih untuk untuk memilih kandindat yang ada, dimulai dari

terbentuk di dalampikiran pemilih lalu menjadi orientasi pemilih dalam

menetukan pilihannya.

Pemilihan umum merupakan suatu hal yang menarik dari segi perspektif

marketing, yaitu berlakunyalogika pemasaran dalam dunia politik, yang

didasarkan pada demokrasi yangmenjadi syarat kebebasan untuk berkompetisi

di antara para kandindat. Bahwapada saat belum ada persaingan atau

situasinya belum begitu sulit makapemasaran belum atau tidak dibutuhkan.

Sebaliknya pada saat banyak terdapatpersaingan yang sulit maka pemarasan

menjadi sangatpenting untuk diterpakan.

Menurut Nursal dalam Political Marketing terdapat 9 elemen yang

sangatberpengaruh untuk menjalankan stategi dalam meraih suara :

1

Adman Nursal, Strategi Memenangkan Pemilihan Umum (Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 2004)


(51)

38

1. Segmentasi

Segmentasi sangat diperlukan untuk menyusun program partai,

terutama cara berkomunikasi dan membangun interaksi dengan

masyarakat. Tanpa segmentasi, partai politik akan kesulitan dalam

peyusunan pesan politik, program kerja, kampanye politik, sosialisasi

politik, dan produk politik yang akan disampaikan. Selain itu produk

politik yang disampaikan akan tidak sesuai sasaran apabila sebelumnya

tidak melakukan segmentasi terhadap kondisi real di masyarakat.

Usaha untuk memperoleh perolehan suara sebanyak-banyaknya

menjadi tujuan dari marketing politik. Dengan melalui dan

mengimplementasikan segmentasi yang baik berarti partai politik

menggunakan metode pendekatan politik yang berbasis informasi

(information based). Di sini partai politik mencari, menyerap dan

mengolah informasi tentang kondisi yang ada di dalam masyarakat.2

Proses segmentasi juga diterapkan dan dilaksanakan oleh Tim Mobil

Aspirasi sebagai upaya pemenangan calon presiden dan wakil presiden,

Joko Widodo- Jusuf Kalla. Seperti apa yang diungkapkan oleh Ramadona

selaku Koordinator Off Line Kampanye Generasi Optimis :

“Karena kan dalam menyampaikan pesan kita perlu tau kepada

siapa saja kita berbicara, ya kan? Itu satu. Trus karena ini berkaitan dengan politik, jadi yang menjadi targetefektifnya adalah orang

yang memiliki hak pilih.”

Seperti apa yang telah diungkapkan di atas proses segementasi Tim

Mobil Aspirasi cukup sederhana dan mendasar, sasaran yang dituju adalah

masyarakat yang suaranya dihitung dalam pemilihan presiden 2014.

2


(52)

Targeting atau penetapan jumlah sasaran adalah memilih salah satu

atau beberapa segmen yang akan dibidik untuk mencapai sasaran objektif.

Dalam aktivitas ini, yang pertama kali dilakukan adalah membuat

pengukuran mengenai jumlah dan besaran pemilih. Kelompok masyarakat

yang memiliki populasi besar merupakan target politik yang menggiurkan

untuk didekati, karena mereka lah penyumbang perolehan suara dalam

jumlah besar. Pertimbangan yang dilakukan dalam memilih segmen mana

yang akan menjadi target politik sangat ditentukan oleh dua hal, pertama

efek langsung dari segmen politiknya dan kedua adalah efek pengganda

(multi lier effect) yaitu dengan ikutnya segmen masyarakat tersebut dapat

memperbesar perolehan suara.

Berdasarkan hal tersebut maka Tim Mobil Aspirasi memiliki target

yang cukup jelas dalam menjaring suara pada pilpres 2014, seperti yang di

ungkapkan Co-Koordinator Generasi Optimis Bullit Sesariza :

“Generasi Optimis itu merupakan relawan yang memiliki ide untuk

mendidik pemilih pemula berkisar umur 17 tahun sampe 22 tahun yang masih baru pertama kali milih dan pemilih muda yaitu sekitar 25 tahun-an yang jadi target utamanya. Kenapa? Karena mereka, kalau istilahnya dalam kampanye kemarin adalah swing voter. Pemilih yang masih galau lah nanti mau pilih apa. Jadi kita buat

supaya swing voter itu tetarik dengan kandidat punya kita”

Seperti apa yang diungkapkan di atas bahwa sasaran utama dari Tim

Mobil Aspirasi adalah pemilih pemula dan pemilih muda. Diharapkan

dengan kampanye yang dilakukan oleh Tim Mobil Aspirasi dapat

memengaruhi swing voter yaitu pemilih yang belum menentukan


(53)

40

Penjelasan mengenai target yang dituju dari kampanye yang

dilakukan Tim Mobil Aspirasi pun ditambahkan oleh Dubber Tim Mobil

Aspirasi, Ahmad Ghazali :

“Ada 2 segmen masyarakat yang dituju. Pertama kelompok anak

muda, kenapa anak muda? Sebenernya kan kita (mobil aspirasi) bawa nya pesan seneng yak. Seneng di sini tuh maksudnya seneng dari berpolitik. Nah selain itu di mobil itu juga ada game. Namanya game Go Soccer, nah itu tuh jadi game selingan yang cuma nendang-nendang bola doang tapi yak efektif juga buat narik masyarakat apalagi anak muda. Trus yang kedua ya masyarakat pasar, kan namanya juga pasar ada yang pendidikannya tinggi ada juga yang rendah yang penting dia mau berinteraksi sama calon

pemimpin kita nantinya.”

Seperti apa yang diungkapkan di atas bahwa target dari kampanye

Tim Mobil Aspirasi adalah:

(1) Demografis : Kelompok pemilih pemula baik itu laki-laki dan

perempuan yaitu orang yang sudah berumur 17 tahun keatas dan yang

mempunyai hak pilih dari semua kalangan dan profesi.

(2) Geografis : Wilayah yang dituju mobil aspirasi meliputi pasar,

alun-alun kota dan desa-desa di Pulau Jawa.

(3) Psikografis : Orang-orang yang mengenal teknologi,orang yang ingin

berinteraksi langsung dengan kandidat, orang yang ingin menyampaikan

aspirasinya.

2. Positioning

Dalam iklim persaingan partai politik harus mampu menempatkan

produk politik dan image politik dalam benak masyarakat. Untuk dapat

tertanam, produk dan image politik harus memiliki sesuatu yang berbeda

dibandingkan dengan produk-produk politik lainnya. Keseragaman produk


(54)

partai politik. Hal ini membuat masyarakat merasa „tidak ada bedanya‟ antara satu produk dengan produk lainnya.

Sesuatu yang berbeda (diferensiasi) perlu dilakukan dalam

positioning politik, karena hal ini akan memudahkan masyarakat dalam

membedakan produk suatu partai atau kandidat dari produk-produk yang lainnya, sehingga akan tertanam dalam benak masing-masing individu.3 Dengan kata lain positioning merupakan upaya untuk menempatkan image dan produk politik yang sesuai dengan kelompok pemilih.

Berdasarkan hal tersebut maka Tim Mobil Aspirasi memiliki jenis kampanye yang berbeda dengan produk politik dan kandidat lainnya, seperti yang dikemukakan oleh Bullit Sesariza :

“Secara prinsip beda ya. Kalau kampanye Joko Widodo- Jusuf Kalla

kampanye nya lebih bottom-up ya. Jadi banyak relawan yang membantu. Dan mobil blusukan ini kan konsepnya mendengar. Jadi kampanye nya bukan kampanye yang ngasih tau kayak gini gitu,

sebaliknya malah mendengar apa kegelisahan dari masyarakat.”

Berdasarkan penjelasan di atas dapat dipahami bahwa kampanye

yang dilakukan Tim Mobil Aspirasi bersifat bottom-up yaitu menerima

aspirasi, masukan, kritik, maupun kegelisahan yang memang dirasakan

langsung oleh masyarakat dan disampaikan kepada pasangan Joko Widodo – Jusuf Kalla sebagai pertimbangan dalam pemerintahan ke depannya. Selain itu, berbeda dengan kampanye yang dilakukan oleh pasangan

lainnya yang menyampaikan visi misi maupun janji-janji manis saat

berkampanye, pasangan Joko Widodo – Jusuf Kalla dalam kampanye melalui mobil aspirasi terasa lebih dekat dengan masyarakat karena

mengangkat budaya mendengar dan memahami konflik masyarakat.

3


(55)

42

Positioning ini sangat penting agar tidak tergusur oleh pesaing yang

melakukan hal serupa. Positioning mutlak harus dilakukan karena hal ini

menyangkut image politik, produk politik, pesan politik, dan membantu

memperkuat pencitraan identitas politik. Kesan positif dan negatif yang

muncul dalam benak masyarakat sangat tergantung pada seberapa

bagusnya proses positioning ini.

3. Policy

Policy merupakan solusi yang ditawarkan kandidat untuk

memecahkan masalah masyarakat berdasarkan isu-isu yang dianggap

penting bagi pemilih. Policy pun berisi solusi dari persoalan yang terdapat

di tengah-tengah masyarakat dan belum dapat diselesaikan. Policy

meliputi berbagai aspek kehidupan seperti ekonomi, politik, hukum,

pendidikan, sosial, budaya dan sebagainya.

Secara ideal, policy yang dijabarkan dalam program kerja merupakan “jualan” utama kontestan dalam pemilu. Sebuah partai atau kandidat politik yang berpikir strategis akan mengelola dengan baik paket

policy yang akan ditawarkan dalam kampanye. Penyampaian policy dapat

dilakukan secara lisan, tertulis bahkan audiovisual. Bahkan penggunaan

logo, jingle, grafis, slogan, ciri visual sudah lazim digunakan. Jika

identitas ini sering melekat pada penyampaian policy, maka dengan

sendirinya akan muncul asosiasi bahwa policy tersebut identik dengan

kandidat tersebut. Dalam marketing politik kebijakan yang ditawarkan

kandidat yang memiliki daya persuasi dalam meneguhkan sikap pemilih


(56)

Agar efektif, tema-tema yang disusun sebagai kebijakan strategis

harus memenuhi syarat 3A (absorbed, attractive, attributable).4

Gambar 4.1

Syarat Kebijakan Strategis yang Efektif

Adapun penjelasan dari 3A dan penerapannya dalam kampanye Joko

Widodo – Jusuf Kalla menggunakan mobil aspirasi, adalah :

a. Attractive

Syarat yang pertama, tema-tema tersebut harus attractive atau

menarik perhatian para pemilih. Syarat ini menghendaki cara

pengucapan, keindahan kalimat dan tampilan visual harus dapat

mencuri perhatian para pemilih.

Seperti yang diungkapkan oleh Ahmad Ghazali :

“Jadi dari Tim Mobil Aspirasi bawa mobil itu aja. Dari mobil

itu jalan udah TEEEEEEET….narik masyarakat karena

tampilan mobilnya sendiri juga beda. Apalagi ada game ya, kita langsung buka game. Nah itu biasanya langsung rame.

Abis itu ada bagi-bagi baju, sticker, jurnal, sama tabloid”

Selain dengan menggunakan tampilan fisik dari mobil aspirasi

yang di desain khusus secara menarik dengan karikatur wajah Joko

4

Adman Nursal, Strategi Memenangkan Pemilihan Umum (Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 2004), h. 196

Absorbed

Tema Policy Attractive Attributable


(57)

44

Widodo – Jusuf Kalla, dibuka nya stand permainan yang dapat dimainkan oleh umum serta bagi-bagi souvenir, hal yang langsung

menarik perhatian adalah masyarakat diberi kebebasan untuk

mengeluarkan aspirasi.

Gambar 4.2

Tampilan Fisik Mobil Aspirasi

Masyarakat mengeluarkan aspirasi mapun kegelisahan yang

dialami secara nyata dan dikonsultasikan kepada tim mobil aspirasi

melalui Jokowi Digital. Masyarakat seolah-olah sedang melakukan

dialog dan interaksi tanya jawab kepada Joko Widodo. Seperti apa

yang diungkapkan oleh Bapak Bullit Sesariza :

“Balik lagi. Ini kan bukan komunikasi konvensional yang

searah ya, melainkan dialog. Kita menjawab pertanyaan. Jadi kalau ada masyarakat yang bingung gimana pemimpinan

Jokowi ke depannya, kita langsung jawab.”

b. Absorsed

Syarat kedua adalah absorsed, bahwa informasi yang disajikan

mudah diserap ke dalam pikiran pemilih. Pesan harus mudah dicerna,


(58)

pemilih. Seperti gagasan yang diciptakan oleh tim sukses Joko Widodo – Jusuf Kalla dengan slogan “Salam 2 Jari” yang disesuaikan dengan nomor urut kandidat dalam pemilihan presiden yang dengan sukses melekat kuat

dalam gagasan masyarakat.

Seperti apa yang diungkapkan oleh Ahmad Ghazali :

“Secara non fisik ya salam dua jari itu.”

Gambar 4.3

Penggunaan Salam 2 Jari Saat Kampanye

Selain itu dalam menyingkapi heterogenitas masyarakat, disadari

bahwa masalah yang dihadapi berbeda-beda sehingga pesan yang

disampaikan harus mudah dicerna dan dipahami pada masa kampanye

pun disesuaikan dengan kondisi masyarakat saat itu. Seperti apa yang

diungkapkan oleh Bapak Bullit Sesariza :

“Pesan yang disampaikan otomatis sesuai dengan kondisi

masyarakat. Jadi saat mobil aspirasi ke daerah pabrik, pesan-pesannya tentang outsourcing. Jadi mereka tanya-tanya soal itu. Atau misalnya kita ke pasar yang banyak anak-anak atau ibu-ibu, pesan yang disampaikan pun disesuaikan seperti tema keluarga. Kalau di kota-kota


(59)

46

pertanyaannya beda lagi ya, misalnya lebih ke-bhineka

tunggal ika-an”

c. Attributable

Syarat yang ketiga yaitu Attribute yang berkaitan dengan

reputasi dan identitas kandidat. Seperti bila kandidat merupakan representasi dari kaum kecil „wong cilik‟ yang gemar melakukan blusukan ke daerah yang termarjinalkan untuk mendengarkan

permasalahan secara jelas dan nyata, tanpa perantara, sehingga

diharapkan dapat membuahkan solusi yang terbaik pula.

Berdasarkan hal itu lah maka, tim mobil aspirasi melakukan

teknik kampanye dengan mengadaptasi perilaku Joko Widodo dalam

mengatasi masalah. Seperti yang dikemukakan oleh Bapak Bullit

Sesariza :

“Mobil blusukan itu memang ide dasarnya disesuaikan

dengan Jokowi nya yang suka blusukan dan dialog dengan masyarakat ya. Artinya, selain dia (Jokowi) punya prinsip, punya leadership tapi dia juga suka nerima masukan lewat dialog. Selain itu, lewat dialog juga dia (Jokowi) bisa ngeliat masalah secara bener, langsung gitu. Sehingga dia (Jokowi)

bisa memutuskan masalah secara lebih baik kan.”

4. Person

Person (kandidat yang akan dipilih), berisi tentang bagaimana

kandidat tersebut berpenampilan sehari-hari atau pada saat berkampanye,

bagaimana karakteristik pribadi dari kandidat serta bagaimana kemampuan

kandidat tersebut dalam pekerjaan atau keorganisasian.

Pencitraan dari kandidat adalah suatu keharusan dalam pemilihan langsung seperti pilpres, harus ada perencanaan dalam kampanye untuk meningkatkan popularitas suatu kandidat tertentu. Pencitraan terhadap


(1)

BLUSUKAN DIGITAL

Mobil Aspirasi, Blusukan Generasi Optimis

Mobil Aspirasi merupakan sarana blusukan digital yang digagas Generasi Optimis untuk menjaring aspirasi masyarakat Indonesia terhadap Pak Joko Widodo sebagai calon Presiden RI 2014-2019. Dengan pendekatan kreatif yang interaktif, blusukan digital mengajak partisipasi konstituen sembari mengenalkan sosok Pak Joko Widodo yang sederhana, tegas dan aktif dalam mendengarkan masyarakat, memberi solusi dan memberi bukti kerja nyata.


(2)

Generasi Optimis 23 Juni 2014

JKW4P creative movement - GENERASI OPTIMIS !2

Bapak Jokowi sebagai Capres Indonesia 2014-2019 mengunjungi Mobil Blusukan di Gedung Merdeka Bandung.

"Kampanye itu memang

sebaiknya dilakukan dengan

cara yang kreatif, seperti yang

dilakukan anak-anak muda GO

Indonesia ini. Mereka bikin

kampanye lewat komik, game,

bahkan mereka sampai

membuat simulasi blusukan

secara digital" ujar Jokowi.


(3)

Blusukan digital mengajak warga masyarakat di Indonesia untuk memberikan aspirasi mereka secara interaktif dengan calon presiden Joko Widodo, dimana aspirasi ini menjadi masukan yang sangat berguna bagi Pak Jokowi dalam memetakan apa yang harus dilakukan dalam pemerintahannya.

Warga,

barisan

relawan, dan

pendukung

silih berganti

memberikan

aspirasi dan

dukungan

mereka

melalui

Blusukan

Digital

Jokowi.


(4)

Generasi Optimis 23 Juni 2014

JKW4P creative movement - GENERASI OPTIMIS !4

Antusiasme

warga dan pengunjung akan kehadiran mobil blusukan digital

cukup tinggi. Sejak dimulai pada tanggal 6 Juni 2014 sampai saat ini,

blusukan digital telah mengunjungi

28 kota

, serta menghimpun

7.132

aspirasi warga yang tercatat didalam database peserta dan masih akan

terus bertambah hingga akhir blusukan. Ikuti terus liputan tim blusukan di

Twitter:

@GO_aspirasi

& Facebook:

Blusukan Digital - Mobil aspirasi

Mobil Aspirasi melakukan blusukan ke kota-kota utama di

Pulau Jawa selama satu bulan menjelang Pemilu 9 Juli.


(5)

(6)