47 konsentrasi  asam  klorida  diperoleh  berupa  serapan  yang  melebar  pada  daerah
3468,01  cm
-1
menunjukkan  adanya  vibrasi  regangan  gugus –OH  dari  Si-OH.
Adanya  puncak  spektrum  pada  daerah  1639,49  cm
-1
menunjukkan  vibrasi bengkokan  pada  gugus
–OH  dari  Si-OH.  Pada  pita  serapan  1091,71  cm
-1
menunjukkan  adanya  vibrasi  regangan  Si-O
-
dari  Si-O-Si  dan  diperjelas keberadaan  ikatan  Si-O
-
yang  muncul  pada    466,77  cm
-1
yang  menunjukkan vibrasi  bengkokan  dari  Si-O-Si.  Pita  serapan  yang  muncul  pada  daerah  966,34
cm
-1
merupakan  vibrasi  ulur  asimetris  Si-O
-
pada  Si-OH.  Berdasarkan  hasil penelitian silika gel dari bagasse tebu jika dibandingkan dengan penelitian Yusuf
dkk. 2014 menunjukkan kemiripan spektrum silika gel dari bagasse tebu dimana terdapat  pita-pita  serapan  pada  bilangan  gelombang  yang  hampir  sama.  Secara
umum  pita  serapan  yang  muncul  pada  spektrum  silika  gel  dari  bagasse  tebu menunjukkan  bahwa  gugus-gugus  fungsional  yang  terdapat  pada  silika  gel  hasil
sintesis  dari  abu  bagasse  tebu  adalah  gugus  silanol  Si-OH  dan  gugus  siloksan Si-O-Si.
4.  Kinetika Waktu Kontak terhadap Adsorpsi Kation Mg
2+
Proses  adsorpsi  pada  penelitian  ini  dilakukan  dengan  menggunakan  sistem batch yaitu memasukkan 0,2 gram adsorben ke dalam 200 mL larutan kation Mg
2+
0,001  M  selama  variasi  waktu  kontak  5,  20,  30,  60,  120,  180,  1440,  2880  dan 4320  menit  pada  suhu  30
o
C  serta  pH  5.  Laju  adsorpsi  dari  kation  Mg
2+
ditampilkan dari grafik hubungan antara jumlah  kation Mg
2+
terikat   dengan waktu kontak adsorpsi yang ditunjukkan pada Gambar 6. Berdasarkan Gambar  6
diketahui  bahwa  semakin  lama  waktu  kontak adsorpsi  maka  jumlah  kation  Mg
2+
48 yang  terikat  makin  banyak
oleh  adsorben  silika  gel.  Penentuan  waktu optimum pada adsopsi kation Mg
2+
dapat diketahui berdasarkan waktu terjadinya pengikatan kation Mg
2+
dengan presentase tertinggi yaitu terjadi pada 4320 menit atau 3 hari.
Menurut  Nuryono  et  al.  2003,  kinetika  adsorpsi  ion  logam  pada  adsorben ada  tiga  jenis.  Jenis  pertama,  adsorpsi  berlangsung  dalam  satu  tahap  cepat
kemudian mencapai kesetimbangan. Pada adsorpsi  jenis ini, laju desorpsi relatif lambat  dan  dapat  diabaikan.  Jenis  kedua,  adsorpsi  berlangsung  lambat  kemudian
mencapai  kesetimbangan.  Pada  adsorpsi  jenis  ini  laju  desorpsi  relatif  cepat  dan tidak  dapat  diabaikan.  Dengan  kata  lain,  adsorpsi  berlangsung  secara  reversibel.
Jenis  ketiga,  adsorpsi  berlangsung  dalam  dua  tahap,  tahap  cepat  dan  lambat, kemudian mencapai kesetimbangan.
Berdasarkan Gambar 6 diketahui bahwa adsorpsi kation Mg
2+
oleh silika gel termasuk jenis ketiga yaitu melalui proses cepat yang diikuti proses lambat hingga
mencapai  kesetimbangan.  Proses  adsorpsi  ini  terjadi  karena  gugus  aktif  yang terdapat  pada  adsorben.  Pada  silika  gel,  adsorpsi  tahap  cepat  terjadi  interaksi
kation Mg
2+
dan gugus silanol karena gugus silanol terletak lebih di luar sehingga lebih  mudah  untuk  berinteraksi  terlebih  dahulu  dengan  kation  Mg
2+
.  Sedangkan tahap lambat pada silika gel terjadi antara kation Mg
2+
dan gugus siloksan karena atom  O  pada  gugus  siloksan  kurang  mampu  mendonorkan  elektronnya
dibandingkan dibandingkan dengan atom O pada gugus  silanol dan letaknya pun agak  kedalam  sehingga  memerlukan  waktu  yang  lebih  lama  untuk  berinteraksi
dengan kation Mg
2+
.
49
5.  Kinetika Adsorpsi Kation Mg