dalam rongga abdomen. Pada banyak klien, end kolostomi merupakan hasil terapi bedah pada kanker kolorektal. Pada kasus tersebut, rektum juga mungkin dibuang.
3. Double- barrel colostomi Berbeda dengan loop colostomi, Double-barrel colostomi di potong melalui
pemebedahan kedalam, double-barrel colostomi terdiri dari dua stoma yang berbeda, stoma proksimal yang berfungsi dan stoma distal yang tidak berfungsi. Potter, Perry,
2006.
1.3. Indikasi Kolostomi
Lokasi kolostomi ditentukan oleh masalah medis dan kondisi umum klien McGarity, 1992 dalam Potter dan Perry, 2006. Kolostomi dapat dibuat secara permanen ataupun
temporer sementara yang disesuaikan dengan kebutuhan pasien. Kolostomi temporer dibuat pada pasien yang tujuannya untuk dekompresi kolon sedangkan kolostomi permanen dibuat
pada pasien yang tidak mampu lagi untuk defekasi secara normal melalui anus, hal ini biasanya disebabkan karena adanya keganasan, perlengketan, atau pengangkatan kolon
sigmoid dan rektum.
1.4. Komplikasi Kolostomi
Insidens komplikasi untuk pasien dengan kolostomi sedikit lebih adalah prolaps stoma, perforasi, retraksi stoma, impaksi fekal dan iritasi kulit. Kebocoran dari sisi
anastomotik dapat terjadi bila sisa segmen usus mengalami sakit atau lemah. Kebocoran dari anastomotik usus menyebabkan distensi abdomen dan kekakuan, peningkatan suhu, serta
tanda shock. Brunner dan Suddarth, 2000 dalam Fadhila, 2011.
Universitas Sumatera Utara
1.5. Perawatan Kolostomi
Menurut Brunner dan Suddarth 2000, dalam Fadhila, 2011, ada beberapa yang harus diperhatikan dalam perawatan kolostomi, antara lain:
1.5.1. Perawatan Kulit Pada Pasien kolostomi dianjurkan melindungi kulit peristoma dengan sering mencuci
area tersebut menggunakan sabun ringan, memberikan barrier kulit protektif di sekitar stoma, dan mengamankannya dengan meletakan kantung drainase.Kulit dibersihkan dengan perlahan
menggunakan sabun ringan dan waslap lembab serta lembut. 1.5.2. Memasang Kantung
Stoma diukur untuk menentukan ukuran kantung yang tepat. Lubang kantung harus sekitar 0,3 cm lebih besar dari stoma. Kulit dibersihkan terlebih dahulu.Barier kulit peristoma
dipasang. Kemudian kantung dipasang dengan cara membuka kertas perekat dan menekanya di atas stoma. Iritasi kulit ringan memerlukan tebaran bedak stomahesive sebelum kantung
dilekatkan. 1.5.3. Mengangkat Alat Drainase
Alat drainase diganti bila isinya telah mencapai sepertiga sampai seperempat bagian sehingga berat isinya tidak menyebabkan kantung lepas dari diskus perekatnya dan keluar
isinya.Pasien dapat memilih posisi duduk atau berdiri yang nyaman dan dengan perlahan mendorong kulit menjauh dari permukaan piringan sambil menarik kantung ke atas dan
menjauh dari stoma.Tekanan perlahan mencegah kulit dari trauma dan mencegah adanya isi fekal yang tercecer keluar.
1.5.4. Mengirigasi Kolostomi
Universitas Sumatera Utara
Tujuan pengirigasian kolostomi adalah untuk mengosongkan kolon dari gas, mukus, dan feses. Sehingga pasien dapat menjalankan aktivitas sosial dan bisnis tanpa rasa takut
terjadi drainase fekal. Dengan mengirigasi stoma pada waktu yang teratur, terdapat sedikit gas dan retensi cairan pengirigasi.
2. Konsep Keluarga