103
4. Uji Coba Lapangan Perorangan
Setelah media kertu pinter basa Jawa divalidasi oleh ahli materi dan ahli media dan dinyatakan layak untuk diujicobakan, media diujicobakan pada uji
lapangan perorangan.
Uji Coba lapangan perorangan dilakukan kepada tiga siswa kelas V SD N Percobaan 3 dari masing-masing kelas paralel A dan B. Uji lapangan perorangan
dilakukan di laboratorium sekolah di luar jam pelajaran pada tanggal 04 Mei 2016. Berdasarkan uji lapangan perorangan didapatkan hasil sebagai berikut.
Tabel 11 Hasil Angket kepada Siswa pada Uji Coba Perorangan
No Butir Penilaian
Jumlah Skor
Rata- rata
Kriteri a
1 Petunjuk penggunaan mudah dipahami
13 4,3
Sangat Baik
2 SIWA mudah digunakan
12 4,2
Baik 3
Materi yang disampaikan pada SIWA sudah urut
14 4,6
Sangat baik
4 Warna pada SIWA bagus dan menarik
14 4,6
Sangat baik
5 Tulisan dan huruf pada SIWA terbaca
dengan jelas 14
4,6 Sangat
baik 6
Perintah pada setiap gladhen mudah dipahami
11 3,6
Baik
7 Contoh-contoh wayang dalam
permainan SIWA mudah dikenal 13
4,3 Sangat
baik 8
Permainan pada SIWA membantu mengingat materi wayang
13 4,3
Sangat baik
9 Belajar wayang menggunakan SIWA
menyenangkan 14
4,6 Sangat
baik
104 No
Butir Penilaian Jumlah
Skor Rata-
rata Kriteria
10 Menggunakan SIWA dapat menambah motivasi belajar
13 4,3
Sangat baik
132 4,5
Sangat Baik
Nilai rata-rata yang diperoleh berdasarkan angket dari siswa yaitu 4,5. Berdasarkan pedoman konversi data kuantitatif ke kualitatif, maka nilai rata-rata
tersebut termasuk dalam kriteria “sangat baik”.
Pada ssat uji coba peneliti hanya menggunakan satu perangkat komputer. Karena keterbatasan tersebut, maka siswa dalam menggunakan media sinau wayang
secara bergantian. Hasil pengamatan saat uji coba menunjukkan bahwa pada awal pengenalan siswa masih belum begitu mengenal dan mengerti apa itu media sinau
wayang. Begitu pula saat membaca petunjuk penggunaan atau panuntun sinau wayang, siswa masih bingung dan kurang memahami. Namun, setelah dijelaskan oleh
peneliti, siswa sedikit demi sedikit paham tentang petunjuk penggunaan sinau wayang.
Siswa MI dari kelas A mencoba media sinau wayang sesuai dengan petunjuk dan tidak mengalami kesulitan. Setelah selesai kemudian bergantian dengan siswa BS
mencoba media pembelajaran sinau wayang. Siswa BS mencoba menu dolanan dan gladhen dan tidak mengalami kesulitan. Selanjutnya siswa PR mencoba media
pembelajaran sinau wayang pada gladhen 2 dan 3. Saat mencoba siswa PR tidak
105 mengalami kesulitan karena pada gladhen 1 isi materi pembelajaran hanya berupa
mencocokan gambar dan nama wayang. Karena keterbatasan waktu, yaitu 1 jam pelajaran, maka peneliti mengarahkan
siswa untuk mencoba menu materi, dolanan, dan gladhen. Pada tahap ini ada satu siswa yang membutuhkan waktu lebih lama dari siswa lain. Namun, siswa yang
membutuhkan waktu lebih sedikit karena sudah menghafal beberapa gambar wayang. Setelah selesai mencoba menggunakan media pembelajaran ini, siswa
diwawancara oleh peneliti. Siswa BS memberi tanggapan jika media sinau wayang menarik dan memotivasi, meskipun pada awalnya masih belum paham cara
menggunakan. Siswa lain juga memberikan tanggapan serupa. sinau wayang sangat menyenangkan karena ada video, permainan, dan latihan soalnya. Masukan yang
didapat berdasarkan wawancara dan pengamatan secara langsung yaitu ada beberapa bagian saat menyusun puzzle waktunya terlalu cepat. Saran dan masukan tersebut
kemudian dijadikan acuan untuk perbaikan pada pengembangan media pembelajaran sinau wayang selanjutnya.
5. Revisi Produk Hasil Uji Coba Lapangan perorangan