Hubungan Perikatan Dengan Perjanjian

64

2. Hubungan Perikatan Dengan Perjanjian

Untuk pemahaman pengertian tentang perjanjian, maka tidak akan terlepas hubungannya dengan perikatan, karena perjanjian adalah sumber yang terpenting bagi lahirnya perikatan. Pasal 1233 Buku III KUHPerdata menyatakan bahwa: Tiap-tiap perikatan lahir baik karena persetujuan, baik karena Undang-undang. Jadi, perikatan dapat lahir melalui perjanjian yaitu dengan dikehendaki oleh para pihak dan juga melalui Undang-undang, artinya perikatan dapat lahir antara orang atau pihak yang satu dengan pihak yang lain baik dengan atau tanpa orang-orang tersebut menghendakinya. Mengenai pengertian atas perikatan itu sendiri, sekalipun Buku III KUHPerdata mempergunakan judul “Perikatan”, namun tidak satu pasalpun yang menguraikan apa yang dimaksud dengan perikatan. Terkait dengan hal tersebut, maka Subekti berusaha memberikan batasan atas apa yang dimaksud dengan pengertian perikatan ialah “Suatu perikatan adalah suatu hubungan hukum antara dua orang atau dua pihak, berdasarkan mana pihak yang satu berhak menuntut sesuatu hal dari pihak yang lain, dan pihak yang lain berkewajiban untuk memenuhi tuntutan itu.” 81 Dalam perikatan, kewajiban tersebut disebut sebagai prestasi yang dapat dilihat dalam Pasal 1234 KUHPerdata yang menyatakan bahwa: “Tiap-tiap perikatan adalah untuk memberikan sesuatu, untuk berbuat sesuatu, atau untuk tidak berbuat sesuatu.” Pihak-pihak dalam perikatan, sekurangnya terdiri dari dua pihak yaitu yang mempunyai kewajiban itu dinamakan juga pihak yang berhutang atau debitur, 81 Subekti, Hukum Perjanjian, Op.cit., hal. 1. Universitas Sumatera Utara 65 sedangkan pihak yang mempunyai hak itu disebut juga pihak penagih atau kreditur pihak berpiutang. 82 Berdasarkan apa yang telah diterangkan sebelumnya, maka perikatan adalah suatu pengertian abstrak yaitu suatu hubungan hukum, sedangkan perjanjian adalah suatu hal yang kongkrit yaitu suatu peristiwa hukum. Kita tidak dapat melihat dengan kasat mata suatu perikatan, kita hanya dapat membaca suatu perjanjian ataupun mendengarkan perkataan-perkataan para pihak. 83 Dengan demikian, hubungan antara perikatan dan perjanjian adalah bahwa perjanjian itu menerbitkan perikatan antara dua orang atau lebih yang membuatnya. 84

3. Asas-Asas Umum Dalam Hukum Perjanjian