BAB III DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN
3.1 Gambaran Umum Perum Pegadaian Sejarah Perusahaan Umum Pegadaian
Pegadaian atau pawn shop merupakan lembaga perkreditan dengan sistem gadai. Lemabaga semacam ini pada awalnya berkembang di Italia yang kemudian
di praktekkan di wilayah-wilayah Eropa lainnya, misalnya Inggris dan Belanda. Sistem gadai tersebut memasuki Indonesia di bawa dan dikembangkan oleh orang
Belanda VOC, yaitu sekitar abad ke-19. Bentuk usaha pegadaian di Indonesia berawal dari Bank Van Lening pada
masa VOC yang mempunyai tugas memberikan pinjaman uang kepada masyarakat dengan jaminan gadai. Sejak itu bentuk usaha pegadaian telah
mengalami beberapa kali perubahan sejalan dengan perubahan peraturan- peraturan yang mengaturnya.
Pada mulanya usaha pegadaian di Indonesia dilaksanakan oleh pihak swasta, kemudian pada awal abad ke-20 oleh Gubernur Jendral Hindia Belanda
melalui Staasblad tahun 1901 Nomor 131 tertangagal 12 Maret 1901 didirikan rumah gadai pemerintah Hindia Belanda di Sukabumi Jawa Barat. Dengan
dikeluarkannya peraturan tersebut, maka pelaksanaan gadai dilakukan oleh pemerintah Hindia Belanda sebagaimana di atur dalam staadblad tahun 1901
Nomor 131 tersebut sebagai berikut: “Kedua, sejak saat itu di bagian Sukabumi kepada siapapun tidak akan diperkenankan untuk memberi gadai atau dalam
bentuk jual beli dengan hak membeli kembali, meminjam uang tidak melebihi seratus Gulden, dengan hukuman, tergantung kepada kebangsaan para pelanggar
yang diancam dalam pasal 337 KUHP bagi orang-orang Eropa dan pasal 337 KUHP bagi orang-orang Bumiputera. Selanjutnya, dengan Staadblad 1930 No.
226 Rumah Gadai tersebut mendapat status Dinas Pegadaian sebagai Perusahaan Negara dalam arti undang-undang perusahaan Hindia Belanda Lembaran Negara
Hindia Belanda 1927 N0. 419. Pada masa selanjutnya, pegadaian milik pemerintah tetap diberi fasilitas
monopoli atas kegiatan pegadaian di Indonesia. Dinas pegadaian mengalami beberapa kali perubahan bentuk Badan Hukum, sehingga akhirnya pada tahun
1990 menjadi perusahaan umum. Pada tahun 1960 dinas pegadaian berubah menjadi Persahaan Negara PN Pegadaian, pada tahun 1969 Perusahaan Negara
Pegadaian diubah menjadi Perusahaan Jawatan Perjan Pegadaian, dan pada tahun 1990 Perusahaan Jawatan Pegadaian diubah menjadi Perusahaan Umum
Perum Pegadaian melalui Peraturan Pemerintah PP nomor 10 tahun 1990 tanggal 10 April 1990. Pada waktu pegadaian masih berbentuk Perusahaan
Jawatan, misi sosial dari pegadaian merupakan satu-satunya acuan yang digunakan oleh manajernya dalam mengelola pegadaian. Pengelolaan pegadaian
bisa dilaksanakan meskipun perusahaan tersebut mengalami kerugian. Sejak statusnya diubah menjadi Perusahaan Umum, keadaan tersebut tidak sepenuhnya
dapat dipertahankan lagi. Disamping berusaha memberikan pelayanan umum berupa penyediaan dana atas dasar hukum gadai, menajemen Perum Pegadaian
juga berusaha agar pengelolaan usaha ini sedapat mungkin tidak mengalami kerugian. Perum Pegadaian diharapkan akan dapat mengalami keuntungan atau
setidaknya penerimaan yang didapat mampu menutup seluruh biaya dan pengeluarannya sendiri.
Kantor Pusat Perum Pegadaian berkedudukan di Jakarta dan dibantu oleh kantor daerah, kantor perwakilan daerah, dan kantor cabang. Saat ini jaringan
usaha Perum Pegadaian telah meliputi lebih dari 500 cabang yang tersebar di seluruh Indonesia.
3.2. Visi Misi Perum Pegadaian