2.1.1 Pajak Daerah
Pajak secara umum dapat diartikan sebagai iuran wajib anggota masyarakat kepada negara berdasarkan undang-undang yang bersifat dapat
dipaksakan dan terutang oleh yang wajib membayarnya dengan tidak mendapat prestasi kembali yang hasilnya digunakan untuk membiayai pengeluaran negara
dalam penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan menurut Siahaan 2005:7.
Secara umum, pajak daerah memberikan kontribusi paling besar terhadap sumber PAD dan terus meningkat secara berkesinambungan dari tahun ketahun.
Secara konstitusional pajak diatur dalam pasal 23A UUD 1945 yang menyatakan bahwa “pajak dan pungutan lain yang bersifat memaksa untuk keperluan negara
diatur dengan Undan-Undang”. Pajak merupakan iuran yang dapat dipaksakan kepada wajib pajak oleh pemerintah dengan balas jasa yang tidak langsung dapat
ditunjuk. Pada dasarnya pajak memiliki dua peranan utama yaitu sebagai sumber
penerimaan negara fungsi budget dan sebagai alat untuk mengatur fungsi regulator menurut Suparmoko 2002: 135. Saragih 2003: 61 mendefinisikan
pajak daerah sebagai iuran wajib yang dapat dipaksakan kepada setiap orang wajib pajak tanpa kecuali. Dan K.J Davey 1988: 39 merumuskan pengertian
pajak daerah meliputi bagian yang dipungut oleh pemerintah daerah dengan pengaturan dari daerah sendiri, dipungut berdasarkan peraturan nasional tetapi
penetapan tarifnya dilakukan dan diadministrasikan oleh pemerintah daerah.
Universitas Sumatera Utara
Dari penjelasan beberapa ahli ekonomi diatas terdapat banyak batasan tentang pajak yang telah dikemukakan, tetapi pada hakekatnya isinya hampir sama
yaitu pajak adalah pembayaran iuran oleh rakyat kepada pemerintah yang dapat dipaksakan dengan tanpa imbalan jasa yang secara langsung dapat ditunjuk
Suparmoko, 1997: 277. Dari batasan atau definisi diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa unsur-unsur pajak adalah :
1. Iuran masyarakat kepada negara
2. Berdasarkan undang-undang
3. Tanpa balas jasa secara langsung
4. Untuk membiayai pengeluaran pemerintah
Dalam literatur pajak dan public finance pajak daerah dapat diklasifikasikan berdasarkan wilayah pemungutan dan dibagi atas dua bagian
yaitu pajak propinsi dan pajak kabupatenkota. Pengertian pajak daerah kabupatenkota cenderung sama dengan pajak propinsi, perbedaannya terletak
pada wewenang atau pemerintahan yang menduduki dimana pajak propinsi dipungut oleh pemerintah daerah tingkat propinsi dan pajak kabupatenkota
dipungut oleh pemerintah daerah tingkat kabupatenkota. Dalam pasal 2 ayat 1 Undang-undang NO 34 tahun 2000 tentang pajak
dan retribusi daerah sebagai penyempurnaan UU NO 18 tahun 1997 Jenis pajak Propinsi terdiri dari:
a Pajak Kendaraan Bermotor dan Kendaraan diatas air , yaitu pajak atas kepemilikan dan atau penguasaan kendaraan bermotor dankendaraan diatas air.
Universitas Sumatera Utara
b Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor dan Kendaraan, yaitu pajak atas penyerahan hak milik kendaraan bermotor dan kendaraan di atas air sebagai akibat
perjanjian dua pihak atau perbuatan sepihak atau keadaan yang terjadi karena jual beli, tukar menukar, hibah, warisan, atau pemasukan ke dalam badan usaha.
c Pajak Bahan Bakar Kendaraan Bermotor, yaitu pajak atas bahan bakar yang disediakan atau dianggap digunakan untuk kendaraan bermotor, termasuk bahan
bakar yang digunakan untuk kendaraan di atas air. d Pajak pengambilan dan pemanfaatan air bawah tanah dan air permukaan, yaitu
pajak atas pengambilan dan pemanfaatan air bawah tanah dan atau air permukaan untuk digunakan bagi orang pribadi atau badan, kecuali untuk keperluan dasar
rumah tangga dan pertanian rakyat. Dalam pasal 2 ayat 1 Undang-undang NO 34 tahun 2000 tentang pajak dan
retribusi daerah. Jenis pajak KabupatenKota terdiri dari: a Pajak Hotel yaitu pajak atas pelayanan hotel. Hotel adalah bangunan yang
khusus disediakan bagi orang untuk dapat menginapistirahat, memperoleh pelayanan, dan atau fasilitas lainnya dengan dipungut bayaran, termasuk
bangunan lainnya yang menyatu, dikelola dan dimiliki oleh pihak yang sama, kecuali untuk pertokoan dan perkantoran.
b Pajak Restoran yaitu pajak atas pelayanan restoran. Restoran adalah tempat menyantap makananminuman yang disediakan dengan dipungut bayaran, tidak
termasuk usaha jasa boga catering. c Pajak Hiburan yaitu pajak atas penyelenggaraan hiburan. Hiburan adalah
semua jenis pertunjukan, permainan, permainan ketangkasan, dan atau keramaian
Universitas Sumatera Utara
dengan nama dan bentuk apapun, yang ditonton atau dinikmati oleh setiap orang dengan dipuingut bayaran, tidak termasuk penggunaan fasilitas untuk berolahraga
d Pajak Reklame yaitu pajak atas penyelenggaraan reklame. Reklame adalah benda, alat, perbuatan, atau media yang menurut bentuk dan corak ragamnya
dimaksudkan untuk tujuan komersial, dipergunakan untuk memperkenalkan, menganjurkan atau memuji suatu barang, jasa, orang, ataupun untuk menarik
perhatian umum kepada suatu barang, jasa atau orang yang dapat ditempatkan atau dapat dilihat, dibaca, dan atau didengar dari suatu tempat oleh umum kecuali
yang dilakukan oleh pemerintah. e Pajak Penerangan Jalan yaitu pajak atas penggunaan tenaga listrik, dengan
ketentuan bahwa di wilayah tersebut tersedia penerangan jalan, yang rekeningnya dibayar oleh pemerintah daerah.
f Pajak Pengambilan Bahan Galian Golongan C yaitu pajak atas kegiatan pengambilan bahan galian golongan C sesuai dengan peraturan perundang-
undangan yang berlaku g Pajak Parkir yaitu pajak yang dikenakan atas penyelenggaraan tempat parkir
diluar badan jalur oleh orang pribadi atau badan,baik yang disediakan berkaitan dengan pokok usaha maupun yang disediakan sebagai suatu usaha seperti
penyediaan tempat penitipan kendaraan bermotor dan garasi kendaraan bermotor yang menunggu bayaran.
Di samping jenis-jenis Pajak Daerah tersebut di atas, maka dengan Peraturan Pemerintah dapat ditetapkan jenis pajak lainnya yang memenuhi kriteria
sebagai berikut :
Universitas Sumatera Utara
a Bersifat sebagai pajak bukan retribusi, berarti bahwa pajak yang ditetapkan harus sesuai dengan pengertian pajak;
b Obyek dan dasar pengenaan pajak tidak bertentangan dengan kepentingan umum berarti pajak tersebut dimaksudkan untuk kepentingan bersama yang lebih
luas antara pemerintah dan masyarakat dengan memperhatikan aspek ketentraman, kestabilan politik, ekonomi, sosial, budaya, dan pertahanan dan
keamanan; c Potensinya memadai, berarti hasil pajak cukup besar sebagai salah satu sumber
pendapatan daerah dan laju pertumbuhannya diperkirakan sejalan dengan pertumbuhan ekonomi daerah;
d Tidak memberikan dampak ekonomi yang negatif, berarti bahwa pajak tidak mengganggu alokasi sumber-sumber ekonomi secara efisien dan tidak merintangi
arus sumber daya ekonomi antar daerah maupun kegiatan ekspor-impor; e Memperhatikan aspek keadilan dan kemampuan masyarakat, berarti bahwa
subyek dan obyeknya harus jelas sehingga dapat diawasi pemungutannya, jumlah pembayaran pajak dapat diperkirakan oleh Wajib Pajak yang bersangkutan, dan
tarif pajak ditetapkan dengan memperhatikan keadaan dankemampuan Wajib Pajak untuk memikul tambahan beban pajak;
f Menjaga kelestarian lingkungan, berarti bahwa pajak harus bersifat netral terhadap lingkungan sehingga pemungutan pajak tidak memberi peluang kepada
Pemerintah Daerah dan masyarakat untuk merusak lingkungan yang akan menjadi beban bagi pemerintah dan masyarakat.
Universitas Sumatera Utara
Untuk menilai berbagai pajak daerah yang ada digunakan serangkaian ukuran yaitu Devas,1989:61:
a Hasil Yield yaitu memadai tidaknya suatu pajak adalah kaitannya dengan berbagai layanan yang dibiayainya, stabilitas, dan mudah tidaknya
memperkirakan besar hasil itu dan elastisitasnya hasil pajak terhadap inflasi, pertumbuhan penduduk,perbandingan hasil pajak dengan biaya pemungutan, dan
sebagainya. b Keadilan Equity adalah dasar pajak dan kewajiban membayar pajak harus
jelas dan tidak sewenang-wenang. Pajak bersangkutan harus adil secara horizontal, artinya beban pajak haruslah sama; harus adil secara vertikal, artinya
kelompok yang memiliki sumber daya ekonomi yang lebih besar daripada kelompok yang tidak banyak memiliki sumberdaya ekonomi yang lebih besar:
pajak tersebut haruslah adil dari tempat ke tempat, dalam arti tidak ada perbedaan besar dan sewenang-wenang dalam beban pajak dalam satu daerah ke daerah lain,
kecuali jika perbedaan ini mencerminkan dalam penyediaan dalam layanan masyarakat.
c Daya guna ekonomi Economic Efficiency. Pajak hendaknya mendorong atau setidak-tidaknya tidak menghambat penggunaan sumber daya ekonomi, mencegah
jangan sampai pilihan produsen dan konsumen menjadi salah arah atau orang menjadi segan menabung dan memperkecil beban lebih pajak.
d Kemampuan melaksanakan Ability To Implement, suatu pajak harus dapat dilaksanakan dari sudut kemampuan politis dan tata usaha.
Universitas Sumatera Utara
e Kecocokan sebagai sumber penerimaan daerah Sustability As Local Revenue Source. Ini berarti haruslah jelas kepada daerah mana suatu pajak harus
dibayarkan, dan tempat memungut pajak haruslah sedapat mungkin sama dengan tempat akhir beban pajak. Pajak tidaklah mudah untuk dihindari dengan cara
memindahkan obyek pajak dari suatu daerah ke daerah lain. Pajak daerah hendaknya jangan mempertajam perbedaan – perbedaan diantara daerah dari segi
potensi ekonomi masing-masing, dan pajak hendaknya tidak menimbulkan beban yang lebih besar dari kemampuan tata usaha pajak daerah.
Sumber peneriman pajak merupakan salah satu sumber potensi keuangan dari daerah tersebut. Hal ini dapat ditinjau pada sumber-sumber yang didapat dari
PAD bahwa pajak daerah dari tahun ketahun memeberikan sumbangan yang signifikan bagi perekonomian , sehingga potensi pengembangan dan penggalian
potensi pajak dapat dimaksimalkan. Dari pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa pajak daerah adalah pajak negara yang diserahkan kepada daerah untuk
dipungut berdasarkan peraturan perundangan yang dipergunakan untuk membiayai pengeluaran daerah sebagai badan hukum publik.
2.1.2 Retribusi Daerah