Kerangka Penelitian TINJAUAN PUSTAKA

60 setiap bulannya dari seluruh karyawan tenaga administratif pernah datang terlambat ke tempat kerja dan sering mendahului waktu istirahat yang telah ditentukan sebelumnya oleh Universitas Sukmono, komunikasi pribadi, 15 Juli, 2013.

C. Kerangka Penelitian

Sedikitnya perhatian dari kalangan perusahaan maupun praktisi Psikologi Industri dan Organisasi terhadap employee engagement membuat masyarakat kurang memahami tentang pentingnya peran engagement pada karyawan di dalam suatu perusahaan. Padahal konsep employee engagement memiliki makna yang lebih mendalam dibandingkan karyawan hanya sebatas puas dengan pekerjaan dan memiliki semangat serta motivasi dalam bekerja Maslach, Schaufeli, Leiter dalam Storm Rothman, 2003. Banyak penelitian yang telah dilakukan menunjukkan bahwa employee engagement memberikan kontribusi yang signifikan pada produktivitas kerja karyawan dan produktivitas perusahaan Agustian, 2012; Attridge, 2009; Buckingham Coffman dalam Endres Smoak, 2008; Kular et al., 2008; McLeod dan Clarke, 2009; Right Management, 2009. Karyawan yang memiliki level engagement yang tinggi akan memberikan usaha terbaiknya dalam menyelesaikan tugasnya, bahkan lebih dari yang diharapkan. Karyawan merasa bahwa kehadiran atau keberadaaannya di dalam perusahaan bermakna bagi kehidupannya, sehingga ia dengan usaha terbaiknya mendukung perusahaan untuk mencapai tujuan dan kesuksesan Agustian, 2012. Employee engagement tentu tidak dapat terbentuk dengan sendirinya. Oleh karena itu, perusahaan berperan penting dalam upaya untuk meningkatkan tingkat engagement karyawannya. Perusahaan perlu menyadari bahwa sumber daya manusia di dalam perusahaan mereka sangatlah penting Munandar, 2001; Pfeffer, 1996. Melihat pentingnya engagement bagi karyawan maupun bagi perusahaan, maka dibutuhkan perhatian yang lebih besar agar semua kalangan yang terlibat secara langsung maupun tidak dengan perusahaan dapat saling bekerjasama untuk meningkatkan level engagement karyawan. Tingkat engagement karyawan Universitas Sanata Dharma juga belum diketahui karena belum pernah diadakannya penelitian ataupun penilaian kerja yang berkaitan dengan employee engagement pada karyawan Universitas Sanata Dharma. Gambaran mengenai keadaan karyawan dan permasalahan yang terjadi pada karyawan Universitas Sanata Dharma mendasari tujuan penelitian ini dilakukan karena permasalahan-permasalahan yang terjadi berkaitan dengan aspek-aspek dalam employee engagement. Jenjang karir karyawan Universitas Sanata Dharma yang belum terarah dengan jelas berkaitan dengan salah satu aspek dalam employee engagement, yaitu, aborption karena jenjang karir merupakan salah satu faktor eksternal yang dapat membuat karyawan merasa engaged dan pada akhirnya sulit untuk melepaskan diri dengan pekerjaan Perrin, 2003. Jenjang karir sebenarnya dapat menjadi sangat penting bagi karyawan karena seperti yang disampaikan oleh Asisten Wakil Rektor IV bidang PSDM bahwa syarat yang harus dipenuhi karyawan untuk dapat naik golongan adalah karyawan mendapatkan nilai kesetiaan yang sangat baik absorption. Kedisiplinan karyawan Universitas Sanata Dharma yang kurang baik di dalam bekerja berkaitan dengan aspek vigor dan absorption. Sebanyak kurang lebih 60 setiap bulan dari seluruh karyawan yang bekerja sebagai tenaga administratif pernah datang terlambat ke tempat kerja menunjukkan bahwa karyawan memiliki tingkat vigor yang rendah. Hal ini juga menunjukkan bahwa karyawan memiliki semangat kerja yang rendah. Sedangkan permasalahan yang berkaitan dengan ketidak disiplinan waktu kerja karyawan karena sering mendahului waktu jam istirahat yang telah ditentukan sebelumnya oleh Universitas menunjukkan bahwa karyawan memiliki tingkat absorption yang rendah juga. Ketika karyawan merasa engaged dengan pekerjaannya, maka karyawan akan merasa senang dan merasa waktu bekerja yang dilalui akan terasa cepat. Sedangkan yang terjadi pada karayawan Universitas Sanata Dharma adalah sebaliknya. Aspek dedication berkaitan dengan permasalahan yang terjadi pada karyawan Universitas Sanata Dharma, yaitu belum pernah dilakukannya penilaian hasil kerja karyawan secara lebih mendalam, sehingga belum dapat diketahui gambaran keadaan kerja karyawan Universitas Sanata Dharma yang sebenarnya. Aspek dedication yang menggambarkan perasaan antusias, bangga terhadap pekerjaan, perasaan tertantang dan tersinspirasi dengan pekerjaan dapat beperan untuk mengambil bagian dalam mengatasi permasalahan yang terjadi tersebut. Dengan demikian, peneliti hendak melakukan penelitian untuk melihat bagaimana tingkat employee engagement pada karyawan Universitas Sanata Dharma. Diharapkan permasalahan-permasalahan yang terjadi pada karyawan Universitas Sanata Dharma yang telah dijelaskan diatas dapat diatasi apabila Universitas Sanata Dharma mengetahui tingkat engagement karyawan.

D. Pertanyaan Penelitian