Menghitung Luas Layang-Layang Model Pembelajaran

26 = × = 30 Jadi luas kertas yang dibutuhkan Joko untuk membuat layang-layang adalah 30 Hardi, 2009: 88. 2.2.1 Penelitian Terdahulu yang Relevan 2.2.1.1 Penelitian tentang model pembelajaran van Hiele Penelitian Anggarani 2009 bertujuan untuk mengetahui bagaimana proses pembelajaran yang ditempuh siswa dalam mempelajari bangun datar melalui 5 tahap fase pembelajaran menurut teori van Hiele, serta untuk mengetahui bagaimana tingkat dan kualitas berpikir siswa setelah melaksanakan pembelajaran dengan menggunakan fase-fase dalam teori van Hiele. Hasil penelitian menunjukkan bahwa i siswa-siswa sudah bisa menempuh 5 fase pembelajaran geometri menurut teori van Hiele yaitu fase informasi, fase orientasi terpadu, fase eksplisitasi, fase orientasi bebas, dan fase integrasi dengan baik dan sungguh-sungguh yang dilakukan secara bertahap. ii tingkat dan kualitas berpikir siswa dalam geometri meningkat setelah diadakan pembelajaran geometri berdasarkan teori pembelajaran van Hiele. Peningkatan tingkat berpikir siswa dilihat dari peningkatan tahap berpikir geometri siswa, di mana saat pretest semua siswa 27 siswa masih dalam tahap berpikir visual dan pada saat posttest 22 siswa berada pada tahap visual, 4 siswa berada pada tahap peralihan dari tahap berpikir visual ke analisis dan 1 siswa berada pada tahap analisis, sedangkan kualitas berpikir siswa dapat dilihat dari kualitas jawaban siswa yang semakin baik pada tes geometri akhir posttest. Halat 2008 penelitian ini bertujuan untuk membandingkan motivasi siswa kelas VI yang terlibat dalam pembelajaran menggunakan kurikulum yang diperbarui dengan siswa kelas VI terlibat dalam pembelajaran menggunakan kurikulum tradisional. Ada 273 siswa kelas VI, 123 dalam kelompok kontrol dan 150 dalam kelompok eksperimen. Penelitian ini bertempat di utara Florida. Para peneliti menggunakan kuesioner, the Course Interest Survey CIS , yang diberikan untuk para siswa dari sebelum dan sesudah 5 minggu perlakuan T-test paired-samples, T-test independent-samples , dan ancova dengan α = 0,05 dipakai 27 untuk menganalisis data kuantitatif. Penelitian menunjukkan bahwa secara statistik ada perubahan signifikan dalam motivasi antara kelompok kontrol dan kelompok eksperimen. Dengan kata lain kurikulum diperbarui yang dirancang atas dasar teori van Hiele memiliki lebih banyak efek positif dalam motivasi belajar geometri siswa kelas VI daripada menggunakan kurikulum tradisional. Pareka 2014 penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penggunaan model pembelajaran van Hiele terhadap kemampuan memahami pada konsep geometri bangun datar. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penggunaan model pembelajaran van Hiele berpengaruh terhadap kemampuan memahami.Hal tersebut ditunjukkan berdasarkan hasil analisis statistik parametrik Independent Samples T-test pada perbandingan selisih skor pretest dan posttest pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Pada kelompok eksperimen diperoleh M = 0,69, SE = 0,06, SD = 0,36 dengan harga sig. 2-tailed sebesar 0,000 atau p 0,05. Peningkatan kemampuan memahami pada kelompok eksperimen sebesar 98 dengan efek besar yaitu r = 0,99. Pada kelompok kontrol diperoleh M = 0,07, SE = 0,05, SD = 0,32 dengan harga sig. 2-tailed sebesar 0,213 atau p 0,05. Peningkatan kemampuan memahami pada kelompok kontrol sebesar 4 dengan efek kecil yaitu r = 0,22. 2.2.1.2 Penelitian tentang proses kognitif Penelitian Widiastuti 2009 bertujuan untuk mengetahui pengaruh penggunaan metode inkuiri pada mata pelajaran IPA tentang materi karyamodel mainan yang berhubungan dengan udara yang berkaitan dengan kemampuan kognitif antara lain: kemampuan mengaplikasi dan kemampuan menganalisis siswa kelas IV SDK Kalasan Yogyakarta tahun ajaran 20122013. Jenis penelitian yang digunakan adalah kuasi eksperimental tipe non-equivalent control group design . Hasil penelitian menunjukkan bahwa metode inkuiri berpengaruh terhadap kemampuan mengaplikasi tetapi tidak berpengaruh terhadap kemampuan menganalisis. Hal ini ditunjukkan dengan harga Sig. 2-tailed kemampuan mengaplikasi0,05 yaitu 0,000. Sehingga H i diterima maka H null ditolak. Pengaruh penggunaan metode inkuiri terhadap kemampuan mengaplikasi tergolong besar dengan nilai r = 0,78 efek besar dengan persentase sebesar 60. Berbeda 28 dengan kemampuan menganalisis, hasil perhitungan analisis statistik menunjukkan signifikansi data harga Sig. 2-tailed 0,05 yaitu 0.052. Sehingga H null diterima H i ditolak. Pengaruh penggunaan metode inkuiri terhadap kemampuan menganalisis tergolong menengah dengan nilai r = 0,39 efek menegah dengan persentase sebesar 15,36. Penelitian Lestari 2010 bertujuan untuk mengetahui perbedaan penggunaan media timeline terhadap kemampuan mengaplikasi dan menganalisis pada pelajaran IPS kelas V SD Kanisius Sorowajan tahun ajaran 20132014. Jenis penelitian yang digunakan adalah kuasi eksperimental tipe non-equivalent control group design . Hasil penelitian menunjukkan bahwa 1 terdapat perbedaan yang signifikan dalam penggunaan media timeline terhadap kemampuan mengaplikasi ditunjukkan dengan Sig. 2-tailed 0,05 yaitu 0,012 dan 2 terdapat perbedaan terdapat perbedaan yang signifikan dalam penggunaan media timeline terhadap kemampuan menganalisis ditunjukkan dengan Sig. 2-tailed 0,05 yaitu 0,000. Dari nilai kedua nilai tersebut maka H null ditolak dan H i diterima artinya ada perbedaan signifikan dalam penggunaan media timeline terhadap kemampuan mengaplikasi dan menganalisis. Penelitian Hasanah 2010 bertujuan untuk mengetahui perbedaan kemampuan mengaplikasi dan menganalisis atas penggunaan media Timeline pada mata pelajaran IPS kelas V SD Negeri Percobaan 3 Pakem. Tahun Pelajaran 20132014. Jenis penelitian yang digunakan adalah kuasi eksperimental tipe non- equivalent control group design . Hasil penelitian menunjukkan bahwa artinya ada perbedaan signifikan dalam penggunaan media timeline atas kemampuan mengaplikasi dan menganalisis. Hal ini dapat ditunjukkan berdasarkan hasil analisis statistik parametrik Independent-samples t-test harga Sig. 2-tailed 0,05 yaitu 0,000 sehingga H null ditolak dan H i gagak ditolak atau diterima artinya ada perbedaan signifikan dalam penggunaan media timeline terhadap kemampuan mengaplikasi dan menganalisis. Beberapa penelitian mengenai model pembelajaran van Hiele dan kemampuan kemampuan mengaplikasi dan menganalisis, menunjukkan bahwa keduanya dapat meningkatkan prestasi belajar siswa. Tetapi penelitian-penelitian sebelumnya belum ada yang meneliti mengenai model pembelajaran van Hiele 29 terhadap kemampuan mengaplikasi dan menganalisis, oleh karena itu peneliti akan melakukan penelitian yang berjudul pengaruh penggunaan model pembelajaran van Hiele terhadap kemampuan mengaplikasi dan menganalisis pada siswa V SD Kanisius Wirobrajan Yogyakarta semester gasal tahun ajaran 20152016. 2.2.1.3 Literature Map Model Pembelajaran Van Hiele Proses Kognitif Gambar 2.8 Literature Map 2.3 Kerangka Berpikir Teori perkembangan yang dikemukakan Piaget dipandang sebagai teori yang sesuai dengan perkembangan siswa yang akan menjadi subjek penelitian siswa kelas V berada pada usia 10 – 11 tahun yang saat ini sedang berada pada tahap operasional konkret. Pierre van Hiele dan Dina van Hiele-Geldof, telah menghasilkan wawasan dalam perbedaan dalam pemikiran geometri. Tiap Anggarani 2009 Teori belajar van Hiele –kualitas berpikir siswa Yang perlu diteliti: model pembelajaran van Hiele - kemampuan mengaplikasi dan menganalisis Pareka 2014 Model pembelajaran van Hiele – konsep geometri bangun datar Halat 2008 Teori belajar van Hiele – kurikulum tradisional Widiastuti 2009 Inkuiri –kemampuan mengaplikasi dan menganalisis Lestari 2010 Media timeline –kemampuan mengaplikasi dan menganalisis Hasanah 2010 media timeline –kemampuan mengaplikasi dan menganalisis 30 tingkatan menggambarkan proses pemikiran yang diterapkan dalam konteks geometri. Tingkatan-tingkatan tersebut menjelaskan tentang bagaimana berpikir dan jenis ide-ide geometri apa yang dipikirkan. Dengan menggunakan model pembelajaran van Hiele siswa dapat berpikir sesuai dengan tahapan berpikir dalam konteks geometri yang dimulai dari dari hal yang paling bawah yaitu mulai belajar mengelompokkan, menggolongkan, menghubungkan dan paling terakhir adalah membanding perbedaan yang dikhususkan pada materi geometri, sehingga siswa dapat memahami pengerjaan atau memecahkan masalah geometri dalam matematika. Melalui kemampuan mengaplikasi dan menganalisis siswa dapat memecahkan masalah geometri melalu tahapan berpikir van Hiele. Dengan kemampuan mengaplikasi siswa belajar untuk menerapkan atau menggunakan tahapan berpikir van Hiele yang ditemui dalam geometri untuk diselesaikan dengan caranya sendiri dan siswa akan dilatih dengan kemampuan menganalisis dalam memecahkan masalah secara sistematis, logis, teratur dan teliti untuk memperoleh kemampuan dan kecakapan kognitif dalam memecahkan masalah secara rasional, lugas dan tuntas Syah, 1997: 123. Materi pembelajaran yang akan dipelajari adalah bangun datar trapesium dan layang-layang, nmenghitung luas bangun datar trapesium dan layang-layang dengan menggunakan rumus. Salah satu karakteristik dari Kurikulum 2006 adalah kurikulum yang berorientasi pada pengembangan individu. Hal ini dilihat dari prinsip-prinsip pembelajaran dalam Kurikulum 2006 yang menekankan pada aktivitas siswa untuk mencari dan menemukan sendiri materi pelajaran melalui berbagai pendekatan. Jika model pembelajaran Van Hiele digunakan pada pembelajaran geometri untuk siswa kelas V SD N Demangan, penerapan model pembelajaran van Hiele akan berpengaruh terhadap kemampuan mengaplikasi dan menganalisis. 31 2.4 Hipotesis Penelitian 1. Penerapan model pembelajaran van Hiele berpengaruh terhadap kemampuan mengaplikasi pada konsep geometri bangun datar dalam pelajaran matematika siswa kelas V di SD N Demangan Yogyakarta pada semester gasal tahun ajaran 20152016. 2. Penerapan model pembelajaran van Hiele berpengaruh terhadap kemampuan menganalisis pada konsep geometri bangun datar dalam pelajaran matematika siswa kelas V di SD N Demangan Yogyakarta pada semester gasal tahun ajaran 20152016. 32

BAB III METODE PENELITIAN

Bab III membahas metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini. Pembahasan metode penelitian yaitu mengenai jenis penelitian, setting penelitian, populasi dan sampel penelitian, variabel penelitian, instrumen penelitian, teknik pengujian instrumen dan teknik analisis data. 3.1 Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian kuantitatif quasi experimental tipe nonequivalent control group design Sugiyono, 2014: 114-116. Penelitian ini menggunakan quasi experimental karena penelitian melibatkan dua kelompok yaitu, kelompok eksperimen dan kelompok kontrol yang dipilih tidak dengan cara random. Kelompok eksperimen sebagai kelompok yang diberi perlakuan khusus atau treatment dan kelompok kontrol yang tidak diberi perlakuan khusus. Treatment yang diberikan terhadap kelompok eksperimen berupa penerapan model pembelajaran van Hiele dalam pembelajaran geometri. kedua kelompok tersebut akan diberikan pretest dan posttest. Efek kausal dari intervensi dapat dihitung dengan tiga langkah yang dikendalikan dalam posttest dan pretest, cara pertama yaitu dengan mengurangi skor posttest dari pretest untuk kelompok eksperimen untuk menghasilkan skor 1. Kedua, mengurangi skor pretest dari posttest pada kelompok kontrol untuk mendapatkan skor 2 dan ketiga, kurangi skor 2 dari skor 1. Dampak intervensi ekperimental menghasilkan rumus: O2 - O1 – O4 – O3 apabila hasilnya negatif, efeknya adalah negatif tidak ada pengaruh dan apabila hasil positif, efeknya adalah positif ada pengaruh Cohen, dkk, 2007: 277. Desain penelitian dengan tipe non-equivalent control group design dapat dilihat dari gambar berikut. O 1 X O 2 O 3 O 4 Gambar 3.1 Desain Penelitian 33 Keterangan: O1 = rerata pretest pada kelompok eksperimen O2 = rerata posttest pada kelompok eksperimen O3 = rerata dengan pretest pada kelompok kontrol O4 = rerata dengan posttest pada kelompok kontrol X = perlakuan treatment dengan menggunakan model pembelajaran van Hiele Desain penelitian di atas menggunakan garis putus-putus untuk menunjukkan bahwa dalam penentuan antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol yang ditetapkan tidak dipilih secara acak nonrandomly assigned groups Menurut Sugiyono 2014: 112 penelitian ini disebut quasi- experimental karena kelompok eksperimen dan kelompok kontrol tidak dipilih secara random atau acak. Kelompok eksperimen dan kelompok kontrol diberikan pretest untuk mengetahui ada tidaknya kesamaan kemampuan awal siswa. Kelompok eksperimen diberikan treatment berupa pembelajaran menggunakan model pembelajaran van Hiele, sedangkan kelompok kontrol tidak diberikan treatment dan hanya melakukan pembelajaran seperti biasa yaitu menggunakan metode ceramah. Setelah diberikan perlakuan dilakukan posttest pada masing- masing kelompok untuk mengetahui pengaruh perlakuan yang diberikan pada masing-masing kelas atau kelompok. 3.2 Setting Penelitian 3.2.1 Lokasi Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri Demangan Yogyakarta semester gasal tahun pelajaran 20152016. SD Negeri Demangan Yogyakarta merupakan salah satu sekolah negeri yang beralamat di jalan Munggur no. 38, Gondokusuman, Yogyakarta. Sekolah ini merupakan sekolah yang memiliki banyak prestasi diantaranya memenangkan lomba pencak silat se-Yogyakarta. Sebagian besar siswa, guru dan karyawan di SD Negeri Demangan beragama Islam, namun ada juga beberapa siswa dan guru yang beragama Kristen maupun Katolik. Sekolah ini memiliki struktur organisasi sekolah yang terdiri dari kepala sekolah, dua belas guru kelas, lima guru mata pelajaran, dua karyawan, dan 337 siswa, setiap kelas rata-rata berjumlah 25 siswa. 34 SD Negeri Demangan Yogyakarta mempunyai kelas yang berbentuk paralel yang terdiri atas dua kelas pada setiap tingkatannya yaitu kelas A dan kelas B. Peneliti memilih SD Negeri Demangan Yogyakarta karena selain bersamaan dengan program Praktek Pengalaman Lapangan PPL yang diselenggarakan Universitas Sanata Dharma, peneliti juga memilih sebagai tempat penelitian dikarenakan dari hasil observasi yang dilakukan sekolah ini mempunyai kelas paralel, sehingga dapat digunakan untuk penelitian jenis eksperimen, karena dalam penelitian eksperimen membutuhkan lebih dari satu kelas yaitu sebagai kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. SD Negeri Demangan memiliki 3 bangunan sementara, karena SD ini sedang dalam tahap pembangunan. Ruang kelas yang tersedia hanya 8 kelas saja sehingga anak-anak harus bergantian kelasnya. Setiap kelas dilengkapi dengan meja, kursi, papan tulis, serta peralatan lain seperti penggaris, penghapus, kapur, rak buku dan berbagai perlengkapan penunjang pembelajaran. Di dalam kelas juga terdapat berbagai data administrasi kelas yang ditempel di dinding kelas dan berbagai karya siswa. 3.2.2 Waktu Pengambilan Data Waktu pengambilan data dalam penelitian ini akan dimulai pada tanggal 12 September 2015 sampai 17 Oktober 2015 dan kemudian dilanjutkan pengambilan data kualitatif wawancara pada tanggal 30 November 2015. Lama waktu pengambilan data pretest dan posttest dalam rentang waktu tiga minggu. Berikut ini adalah jadwal pengambilan data yang dilakukan pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Tabel 3.1 Jadwal Pengambilan Data Penelitian ke- Hari, Tanggal JP Keterangan 1 Sabtu, 12 September 2015 2x35 menit Mengerjakan soal Pretest pada kelompok kontrol dan eksperimen. 2 Sabtu, 19 September 2015 2x35 menit Implementasi pembelajaran pada kelompok kontrol dan eksperimen 3 Senin, 21 September 2015 2x35 menit Implementasi pembelajaran pada kelompok kontrol dan eksperimen 4 Selasa, 22 September 2015 2x35 menit Implementasi pembelajaran pada kelompok control dan eksperimen 5 Rabu, 23 September 2015 2x35 menit Implementasi pembelajaran pada kelompok control dan eksperimen 6 Sabtu, 26 September 2015 2x35 menit Mengerjakan soal Postest 1 pada kelompok kontrol dan eksperimen. 7 Sabtu, 17 Oktober 2015 2x35 Mengerjakan soal Postest II pada kelompok

Dokumen yang terkait

Pengaruh penerapan metode inkuiri terhadap kemampuan mengingat dan memahami mata pelajaran IPA siswa kelas V SD Negeri Cebongan Yogyakarta.

0 1 2

Pengaruh penerapan metode inkuiri terhadap kemampuan mengingat dan memahami mata pelajaran IPA siswa kelas V SD BOPKRI Gondolayu Yogyakarta.

0 0 199

Pengaruh penerapan model pembelajaran van hiele terhadap kemampuan mengingat dan memahami pada konsep geometri bangun datar dalam mata pelajaran Matematika siswa kelas V SD Negeri Demangan Yogyakarta.

0 8 230

Pengaruh penerapan model pembelajaran van hiele terhadap kemampuan mengevaluasi dan mencipta pada konsep geometri bangun datar dalam mata pelajaran Matematika siswa kelas V SD Negeri Demangan Yogyakarta.

0 0 223

Pengaruh penerapan metode inkuiri terhadap kemampuan mengingat dan memahami pada pelajaran IPA siswa kelas V SD Sokowaten Baru Yogyakarta.

0 1 213

Pengaruh penerapan metode inkuiri pada mata pelajaran IPA terhadap kemampuan mengingat dan memahami kelas V SD Kanisius Sorowajan Yogyakarta.

1 3 182

Pengaruh penerapan metode inkuiri terhadap kemampuan mengingat dan memahami pada mata pelajaran IPA siswa kelas IV SD Sokowaten Baru Yogyakarta.

0 1 210

Pengaruh penggunaan metode inkuiri terhadap kemampuan mengingat dan memahami pada mata pelajaran IPA kelas V SD Kanisius Sorowajan-Yogyakarta.

0 0 192

Pengaruh penggunaan metode inkuiri terhadap kemampuan mengingat dan memahami pada mata pelajaran IPA kelas V SD Kanisius Sorowajan Yogyakarta

0 2 190

Pengaruh penggunaan model pembelajaran Van Hiele terhadap kemampuan memahami pada konsep geometri bangun datar dalam pelajaran matematika kelas V SD - USD Repository

0 8 257