Pengertian Pajak Hiburan Subjek dan Wajib Pajak Hiburan Dasar Hukum Pajak Hiburan Objek Pajak Hiburan Dasar Pengenaan, Tarif dan Cara Penghitungan Pajak

c. Tarif progresif Persentase tarif yang digunakan semakin besar apabila jumlah yang dikenai pajak semakin besar. Menurut kenaikan persentase tarifnya, tarif progresif dibagi: 1 Tarif progresif progresif : kenaikan persentase semakin besar 2 Tarif progresif tetap : kenaikan persentase tetap 3 Tarif progresif degresif : kenaikan persentase semakin kecil d. Tarif degresif Persentase tarif yang digunakan semakin kecil bila jumlah yang dikenai pajak semakin besar.

C. Pajak Hiburan

Pasal 21 dalam Peraturan Daerah Kota Yogyakarta Nomor 1 Tahun 2011 Tentang Pajak Daerah menyatakan bahwa setiap penyelenggaraan hiburan dengan dipungut bayaran, maka dipungut pajak dengan nama Pajak Hiburan.

1. Pengertian Pajak Hiburan

Menurut Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009, pajak hiburan adalah pajak atas penyelenggaraan hiburan. Hiburan yang dimaksud adalah semua jenis tontonan, pertunjukan, permainan, danatau keramaian yang dinikmati dengan dipungut bayaran.

2. Subjek dan Wajib Pajak Hiburan

Subjek pajak hiburan adalah orang pribadi atau badan yang menikmati hiburan. Wajib pajak hiburan adalah orang pribadi atau badan yang menyelenggarakan hiburan.

3. Dasar Hukum Pajak Hiburan

a. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah. b. Peraturan Daerah Kota Yogyakarta Nomor 1 Tahun 2011 Tentang Pajak Daerah.

4. Objek Pajak Hiburan

Objek pajak hiburan adalah jasa penyelenggaraan hiburan dengan dipungut bayaran. Berdasarkan Peraturan Daerah Kota Yogyakarta Nomor 1 Tahun 2011, hiburan yang dimaksud meliputi: a. Tontonan film. b. Pagelaran kesenian non tradisional, musik, tari danatau busana. c. Pagelaran kesenian tradisional. d. Kontes kecantikan,binaraga dan sejenisnya. e. Pameran. f. Diskotik, klab malam dan sejenisnya. g. Karaoke. h. Sirkus, akrobat dan sulap. i. Permainan bilyar, golf dan bowling. j. Pacuan kuda dan kendaraan bermotor k. Permainan ketangkasan. l. Panti pijatmassage, refleksi, dan mandi uapspa. m. Pertandingan olahraga. n. Pusat kebugaran fitness center. Dikecualikan dari objek pajak hiburan adalah kesenian rakyattradisional non komersial.

5. Dasar Pengenaan, Tarif dan Cara Penghitungan Pajak

Dasar pengenaan pajak hiburan adalah jumlah uang yang diterima atau yang seharusnya diterima oleh penyelenggara hiburan. Jumlah uang yang seharusnya diterima termasuk potongan harga dan tiket cuma-cuma yang diberikan kepada penerima jasa hiburan. Tarif pajak hiburan yang ditetapkan di Kota Yogyakarta berdasarkan Peraturan Daerah Kota Yogyakarta Nomor 1 Tahun 2011 sebagai berikut: a. Tontonan film sebesar 10 sepuluh persen. b. Pagelaran kesenian non tradisional, musik, tari danatau busana sebesar 15 lima belas persen. c. Pagelaran kesenian tradisional sebesar 7,5 tujuh koma lima persen. d. Kontes kecantikan, binaraga dan sejenisnya sebesar 30 tiga puluh persen. e. Pameran sebesar 10 sepuluh persen. f. Diskotik, klab malam dan sejenisnya sebesar 40 empat puluh persen. g. Karaoke sebesar 30 tiga puluh persen. h. Sirkus, akrobat dan sulap sebesar 20 dua puluh persen. i. Permainan bilyar, golf dan bowling sebesar 20 dua puluh persen. j. Pacuan kuda dan kendaraan bermotor sebesar 20 dua puluh persen. k. Permainan ketangkasan sebesar 20 dua puluh persen. l. Panti pijat, refleksi, mandi uapspa sebesar 20 dua puluh persen. m. Pertandingan olahraga sebesar 5 sepuluh persen. n. Pusat kebugaran fitness center sebesar 10 sepuluh persen. Besaran pokok pajak hiburan yang terutang dihitung dengan cara mengalikan tarif diatas dengan dasar pengenaan pajak.

6. Kewajiban