Tabel V.3 Uji Validitas Variabel Waktu
No. Item Nilai r hitung
Nilai r tabel Keterangan
1. 0,883
0,279 Valid
2. 0,882
0,279 Valid
Dari hasil uji validitas, dapat dilihat bahwa semua pertanyaan valid, terlihat dari nilai r hitung r tabel, jadi dapat disimpulkan bahwa
pertanyaan mampu mengungkapkan sesuatu yang diukur oleh kuesioner 2.
Kuesioner Bagi Pelanggan Ekonomi
Tabel V.4 Uji Validitas Variabel Harga
No. Item Nilai r hitung
Nilai r tabel Keterangan
1. 0,882
0,279 Valid
2. 0,908
0,279 Valid
Dari hasil uji validitas, dapat dilihat bahwa semua pertanyaan valid, terlihat dari nilai r hitung r tabel, jadi dapat disimpulkan bahwa
pertanyaan mampu mengungkapkan sesuatu yang diukur oleh kuesioner. Tabel V.5
Uji Validitas Variabel Mutu No. Item
Nilai r hitung Nilai r tabel
Keterangan
1 0,811
0,279 Valid
2 0,557
0,279 Valid
3 0,917
0,279 Valid
4 0,892
0,279 Valid
5 0,882
0,279 Valid
6 0,845
0,279 Valid
7 0,484
0,279 Valid
8 0,450
0,279 Valid
Dari hasil uji validitas, dapat dilihat bahwa semua pertanyaan valid, terlihat dari nilai r hitung r tabel, jadi dapat disimpulkan bahwa
pertanyaan mampu mengungkapkan sesuatu yang diukur oleh kuesioner. Tabel V.6
Uji Validitas Variabel Waktu No. Item
Nilai r hitung Nilai r tabel
Keterangan
1. 0,945
0,279 Valid
2. 0,938
0,279 Valid
Dari hasil uji validitas, dapat dilihat bahwa semua pertanyaan valid, terlihat dari nilai r hitung r tabel, jadi dapat disimpulkan bahwa
pertanyaan mampu mengungkapkan sesuatu yang diukur oleh kuesioner.
3. Kuesioner Karyawan
Tabel V.7 Uji Validitas Variabel Komunikasi
No. Item Nilai r hitung
Nilai r tabel Keterangan
1. 0,906
0,361 Valid
2. 0,630
0,361 Valid
3. 0,906
0,361 Valid
Dari hasil uji validitas, dapat dilihat bahwa semua pertanyaan valid, terlihat dari nilai r hitung r tabel, jadi dapat disimpulkan bahwa
pertanyaan mampu mengungkapkan sesuatu yang diukur oleh kuesioner.
Tabel V.8 Uji Validitas Variabel Penghargaan
No. Item Nilai r hitung
Nilai r tabel Keterangan
1. 0,727
0,361 Valid
2. 0,891
0,361 Valid
3. 0,877
0,361 Valid
Dari hasil uji validitas, dapat dilihat bahwa semua pertanyaan valid, terlihat dari nilai r hitung r tabel, jadi dapat disimpulkan bahwa
pertanyaan mampu mengungkapkan sesuatu yang diukur oleh kuesioner.
Tabel V.9 Uji Validitas Variabel Dukungan
No. Item Nilai r hitung
Nilai r tabel Keterangan
1. 0,791
0,361 Valid
2. 0,766
0,361 Valid
3. 0,613
0,361 Valid
4. 0,744
0,361 Valid
5. 0,754
0,361 Valid
Dari hasil uji validitas, dapat dilihat bahwa semua pertanyaan valid, terlihat dari nilai r hitung r tabel, jadi dapat disimpulkan bahwa
pertanyaan mampu mengungkapkan sesuatu yang diukur oleh kuesioner.
4. Kuesioner Manajer
Tabel V.10 Uji Validitas Variabel Komunikasi
No. Item Nilai r hitung
Nilai r tabel Keterangan
1. 0,988
0,878 Valid
2. 0,968
0,878 Valid
Dari hasil uji validitas, dapat dilihat bahwa semua pertanyaan valid, terlihat dari nilai r hitung r tabel, jadi dapat disimpulkan bahwa
pertanyaan mampu mengungkapkan sesuatu yang diukur oleh kuesioner.
Tabel V.11 Uji Validitas Variabel Dukungan
No. Item Nilai r hitung
Nilai r tabel Keterangan
1. 0,978
0,878 Valid
3. 0,978
0,878 Valid
2. 0,937
0,878 Valid
Dari hasil uji validitas, dapat dilihat bahwa semua pertanyaan valid, terlihat dari nilai r hitung r tabel, jadi dapat disimpulkan bahwa
pertanyaan mampu mengungkapkan sesuatu yang diukur oleh kuesioner.
Tabel V.12 Uji Validitas Variabel Kapabilitas
No. Item Nilai r hitung
Nilai r tabel Keterangan
1. 1000
0,878 Valid
3. 1000
0,878 Valid
2. 1000
0,878 Valid
Dari hasil uji validitas, dapat dilihat bahwa semua pertanyaan valid, terlihat dari nilai r hitung r tabel, jadi dapat disimpulkan bahwa
pertanyaan mampu mengungkapkan sesuatu yang diukur oleh kuesioner.
B. Uji Reliabilitas
Reliabilitas merupakan indeks yang menunjukan sejauh mana suatu alat pengukur dapat dipercaya atau dapat diandalkan. Setiap alat pengukur
seharusnya memiliki kemampuan memberikan hasil pengukuran relatif konsisten dari waktu ke waktu Ghozali, 2011:47. Pengujian ini
dimaksudkan untuk menjamin instrumen yang digunakan berkali-kali akan menghasilkan data yang sama.
Reliabilitas kuesioner dalam penelitian ini dihitung dengan menggunakan rumus alpha
Cronbach’s sebagai berikut: R=
Keterangan : R
= Koefisien reliabilitas instrumen k
= Banyaknya butir pertanyaan atau banyak soal ∑σ²
= Total varian butir σ²t
= Total varian Dalam melakukan pengujian instrumen ini peneliti menggunakan program
IBM Statistics SPSS 20 for windows. Uji reliabilitas dilakukan dengan cara membandingkan nilai alpha dengan kriteria dari 0,60 artinya instrumen dapat
dikatakan reliabel bila nilai alpha lebih besar dari 0,60. Reliabilitas kurang dari 0,6 adalah kurang baik, sedangkan 0,7 diterima dan di atas 0,8 adalah
baik
Hasil Uji Reliabilitas ditunjukkan pada tabel dibawah ini: Tabel V.13
Uji Reliabilitas Bagi Kuesioner Pelanggan eksekutif Variabel
Nilai Cronbach’s Alpha
Keterangan
Harga 0,780
Realibel Mutu
0,789 Realibel
Waktu 0,715
Realibel Dari hasil uji reliabilitas pada tabel menunjukkan hasil bahwa nilai
Cronbach’s alpha pada semua butir pertanyaan pada atribut harga, mutu waktu adalah reliabel.
Tabel V.14 Uji Reliabilitas Bagi Kuesioner Pelanggan ekonomi
Variabel Nilai Cronbach’s
Alpha Keterangan
Harga 0,750
Realibel Mutu
0,886 Realibel
Waktu 0,872
Realibel Dari hasil uji reliabilitas pada tabel menunjukkan hasil bahwa nilai
c ronbach’s alpha pada semua butir pertanyaan pada atribut harga, mutu
waktu adalah reliabel.
Tabel V.15 Uji Reliabilitas Bagi Kuesioner Karyawan
Variabel Nilai Cronbach’s
Alpha Keterangan
Komunikasi 0,757
Realibel Penghargaan
0,756 Realibel
Dukungan 0,777
Realibel Dari hasil uji reliabilitas pada tabel menunjukkan hasil bahwa nilai
c ronbach’s alpha pada semua butir pertanyaan pada atribut komunikasi,
penghargaan, dukungan adalah reliabel.
Tabel V.16 Uji Reliabilitas Bagi Kuesioner Manajer
Variabel Nilai Cronbach’s
Alpha Keterangan
Komunikasi 0,900
Realibel Pendukung
0,957 Realibel
Kapabilitas 0,999
Realibel Dari hasil uji reliabilitas pada tabel menunjukkan hasil bahwa nilai
c ronbach’s alpha pada semua butir pertanyaan pada atribut komunikasi,
pendukung, kapabilitas adalah reliabel.
C. Pengukuran Kinerja Masing-masing Perspektif
Berdasarkan data yang diperoleh untuk menjawab rumusan masalah yaitu bagaimana kinerja CV. Maju Lancar yang diukur dengan metode Balanced
Scorecard, penulis mencoba menganalisis masing-masing perspektif: 1.
Perspektif Keuangan
Penilaian kinerja dari perspektif keuangan dilakukan dengan menghitung rasio profitabilitas atau kemampuan perusahaan dalam
menghasilkan laba selama periode tersebut. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data laporan keuangan periode 2011 sampai dengan
2013. Analisis yang digunakan penulis adalah analisis rasio. Rasio profitabilitas yang dimaksud adalah Return on Investment ROI, Profit
margin, dan Rentabilitas Modal Sendiri RMS. Perhitungan rasio-rasio keuangan tersebut adalah sebagai berikut:
a. Return on Investment ROI
ROI perusahaan pada periode yang diteliti dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel V.17 ROI CV. Maju Lancar
Periode 31 Desember 2011 – 31 Desember 2013
Pembahasan:
Tahun Laba bersih setelah pajak
Rp Total Aktiva
Rp ROI
2011 121.350.675
23.615.876.064 0,514
2012 131.180.512
26.304.184.496 0,499
2013 155.818.111
31.608.149.984 0,493
ROI dari tahun 2011 sampai dengan 2013 berturut-turut adalah 0,514, 0,499 dan 0,493. Hal tersebut berarti bahwa setiap Rp
1,00 aktiva dapat menghasilkan laba bersih sebesar Rp0,00514, Rp0,00499 dan Rp0,00493.
Selama tahun 2011 sampai dengan 2012, ROI CV. Maju Lancar mengalami penurunan. ROI selama tahun 2011 dan 2012 mengalami
penurunan sebesar 0,015. ROI tahun 2011 sebesar 0,514 turun menjadi 0,499 di tahun 2012. Penurunan ROI disebabkan karena
ada peningkatan aktiva tetap yaitu kendaraan tahun 2011 dan 2012 sebesar 11,383 tetapi laba bersih hanya meningkat sebesar 8,100.
ROI CV. Maju Lancar untuk tahun 2012 sampai dengan 2013 pun mengalami penurunan sebesar 0,006. ROI pada tahun 2012 sebesar
0,499 turun menjadi 0,493 di tahun 2013. Penurunan ROI pada tahun 2012 dan 2013 disebabkan terdapat peningkatan aktiva sebesar
20,164 tetapi laba bersih tahun 2012 dan 2013 hanya meningkat sebesar 18,781. Berdasarkan analisis data di atas ROI mengalami
penurunan setiap tahunnya.
Analisis Trend
Analisis trend merupakan nilai variabel yang relatif stabil dari waktu ke waktu. Berdasarkan nilai ROI pada CV. Maju Lancar tahun
2011-2013 trend atau kecenderungan dapat dihitung menggunakan
metode kuadrat terkecil sebagai berikut:
Tabel V.18 Perhitungan Trend ROI CV. Maju Lancar
Periode 31 Desember 2011 – 31 Desember 2013
a= ∑ Yn b= ∑ XYn
= 1,5063 = -0,0213
= 0,502 = -0,007
Jadi, persamaan trend untuk ROI adalah Y = 0,502 + -0.007 X Berdasarkan perhitungan trend diatas, maka dapat dibuat grafik trend
ROI yang hasilnya terdapat pada gambar dibawah ini:
Gambar V.1 Grafik Trend ROI CV. Maju Lancar Tahun 2011-2013
0.48 0.485
0.49 0.495
0.5 0.505
0.51 0.515
0.52
2011 2012
2013 Rasio ROI
Trend
Tahun Kode Waktu X
Nilai Rasio Y XY
X² Yt
2011 -1
0,514 -0,514
1 0,509
2012 0,499
- 0,502
2013 1
0,493 0,493
1 0,495
Jumlah 1,506
-0,021 2
1,506
Berdasarkan gambar dapat dilihat kondisi ROI CV. Maju Lancar dari tahun 2011 sampai dengan tahun 2013. Dari persamaan trend ROI
diperoleh nilai b negatif sebesar -0,007. Nilai b yang negatif menunjukkan bahwa ROI cenderung mengalami penurunan dari tahun
2011 sampai tahun 2013.
b. Profit Margin
Profit margin CV. Maju Lancar pada periode yang diteliti dapat dilihat pada tabel berikut ini:
Tabel V.19 Profit Margin CV. Maju Lancar
Periode 31 Desember 2011 – 31 Desember 2013
Profit margin dari tahun 2011 sampai dengan 2013 berturut - turut adalah 0,907, 0,931, dan 1,023. Hal tersebut berarti bahwa
setiap Rp 1,00 penjualan dapat menghasilkan laba bersih sebesar Rp0,0091, Rp0,0093, Rp0,0102.
Dari tahun 2011 sampai dengan 2012 profit margin CV. Maju Lancar mengalami kenaikan sebesar 0,024. Profit margin pada
tahun 2011 sebesar 0,907 naik menjadi 0,931 ditahun 2012.
Tahun Laba bersih setelah pajak
Rp Penjualan
Rp Profit Margin
2011 121.350.675,00
13.374.124.000,00 0,907
2012 131.180.512,00
14.088.580.000,00 0,931
2013 155.818.111,00
15.237.293.000,00 1,023
Kenaikan profit margin terjadi karena penjualan meningkat sebesar 5,342 dan labanya pun mengalami peningkatan sebesar 8,100.
Profit margin CV. Maju Lancar dari tahun 2012 sampai dengan 2013 pun mengalami kenaikan sebesar 0,091. Profit margin pada
tahun 2012 sebesar 0,931 naik menjadi 1,023 pada tahun 2013. Kenaikan profit margin terjadi karena adanya peningkatan penjualan
8,154 dan labanya pun mengalami peningkatan sebesar 18,781. Berdasarkan analisis data di atas profit margin mengalami
peningkatan setiap tahunnya.
Analisis Trend
Analisis trend merupakan nilai variabel yang relatif stabil dari waktu ke waktu. Berdasarkan nilai Profit margin pada CV. Maju
Lancar tahun 2011 -2013 trend atau kecenderungan dapat dihitung menggunakan metode kuadrat terkecil sebagai berikut:
Tabel V.20 Perhitungan Trend Profit margin CV. Maju Lancar
Periode 31 Desember 2011 – 31 Desember 2013
Tahun Kode Waktu
X Nilai Rasio Y
XY X²
Yt
2011 -1
0,907 -0,907
1 Rp 0,915
2012 0,931
Rp 0,954 2013
1 1,023
1,023 1
Rp 0,992 Jumlah
2,861 0,116
2 Rp 2,861
a= ∑ Yn b= ∑ XYn
= 2,8613 = 0,1163
= 0,954 = 0,039
Jadi, persamaan trend untuk profit margin adalah Y = 0,954+0,039X
Berdasarkan perhitungan trend diatas, maka dapat dibuat grafik trend profit margin yang hasilnya terdapat pada gambar dibawah ini:
Gambar V.2 Grafik Trend Profit Margin CV. Maju Lancar Tahun 2011-2013
Berdasarkan gambar dapat dilihat kondisi profit margin CV. Maju Lancar dari tahun 2011 sampai dengan tahun 2013. Dari persamaan
trend profit margin diperoleh nilai b positif sebesar 0,039. Nilai b yang positif menunjukkan bahwa profit margin cenderung mengalami
peningkatan dari tahun 2011-2013.
0.84 0.86
0.88 0.9
0.92 0.94
0.96 0.98
1 1.02
1.04
2011 2012
2013 Rasio profit Margin
Trend
c. Rentabilitas Modal Sendiri RMS
Rentabilitas modal sendiri perusahaan pada periode yang diteliti dapat dilihat pada tabel berikut ini:
Tabel V.21 RMS CV. Maju Lancar
Periode 31 Desember 2011 – 31 Desember 2013
Tahun Laba bersih setelah pajak
Rp Modal
Rp RMS
2011 121.350.675,00
16.410.444.717,00 0,739
2012 131.180.512,00
14.076.058.449,00 0,932
2013 155.818.111,00
16.538.676.574,00 0,942
RMS dari tahun 2011, 2012, 2013 berturut-turut adalah 0,739, 0,932, 0,942. Hal ini berarti bahwa setiap Rp1,00 modal sendiri
dapat menghasilkan laba bersih sebesar sebesar Rp0,0074, Rp 0,0093, dan 0,0094.
Selama tahun 2011 sampai dengan 2012 CV. Maju Lancar mengalami peningkatan RMS sebesar 0,192. RMS pada tahun 2011
sebesar 0,739 naik menjadi 0,932 pada tahun 2012. Peningkatan RMS terjadi karena modal CV. Maju Lancar mengalami penurunan
sebesar 14,225 tetapi labanya mengalami peningkatan sebesar 8,100.
RMS CV. Maju Lancar untuk tahun 2012 sampai dengan 2013 mengalami kenaikan sebesar 0,010. RMS pada tahun 2012 sebesar
0,932 naik menjadi 0,942 pada tahun 2013. Peningkatan RMS terjadi karena peningkatan modal sebesar 17,495 dan labanya pun
mengalami peningkatan sebesar 18,781. Berdasarkan analisis data di atas RMS mengalami peningkatan setiap tahunnya.
Analisis Trend
Analisis trend merupakan nilai variabel yang relatif stabil dari waktu kewaktu. Berdasarkan nilai RMS pada CV. Maju Lancar tahun
2011-2013 trend atau kecenderungan dapat dihitung menggunakan
metode kuadrat terkecil sebagai berikut: Tabel V.22
Perhitungan Trend RMS CV. Maju Lancar Periode 31 Desember 2011
– 31 Desember 2013 Tahun
Kode Waktu X
Nilai Rasio Y
XY X²
Yt
2011 -1
0,739 -0,739
1 Rp 0,803
2012 0,932
Rp 0,871 2013
1 0,942
0,942 1
Rp 0,939 Jumlah
2,613 0,203
2 Rp 2,613
a = ∑ Ynb ∑ = XYn
= 2,6133 = 0,203 3 = 0,942 = 0,068
Jadi, persamaan trend untuk RMS adalah Y = 0,942 + 0,068 X
Berdasarkan perhitungan trend diatas, maka dapat dibuat grafik trend RMS yang hasilnya terdapat pada gambar dibawah ini:
Gambar V.3 Grafik Trend RMS CV. Maju Lancar Tahun 2011-2013
Berdasarkan gambar dapat dilihat kondisi RMS CV. Maju Lancar dari tahun 2011 sampai dengan tahun 2013. Dari persamaan
trend RMS diperoleh nilai b positif sebesar 0,068. Nilai b yang positif menunjukkan bahwa RMS cenderung mengalami peningkatan
dari tahun 2011-2013.
0.1 0.2
0.3 0.4
0.5 0.6
0.7 0.8
0.9 1
2011 2012
2013 Rasio RMS
Trend
2. Perspektif Pelanggan
Dalam Perspektif pelanggan ada dipilih 2 ukuran dari Kaplan dan Norton 1996 yaitu kepuasan pelanggan dan peningkatan jumlah
penjualan dan satu ukuran tambahan yaitu perkembangan daerah pemasaran.
a. Peningkatan Jumlah Penjualan Pengukuran ini dilakukan untuk melihat minat pelanggan untuk
tetap memakai jasa dari CV. Maju Lancar. Jika jumlah penjualan mengalami peningkatan, maka dinilai bahwa jasa yang diberikan
CV. Maju Lancar sesuai dengan apa yang diinginkan konsumen sehingga konsumen tertarik untuk memakai lagi jasa CV. Maju
Lancar. Jumlah penjualan tersebut dibandingkan dari tahun 2011 sampai tahun 2013 untuk melihat perubahannya. Perhitungan
perubahan penjualan yang terjadi dapat dilihat pada tabel berikut ini:
Tabel V.23 Rasio Penjualan CV. Maju Lancar
Periode 31 Desember 2011 – 31 Desember 2013
Dengan Tahun dasar 2011 Tahun 2011
Tahun 2012 Tahun 2013
13.374.124.000 14.088.580.000
15.237.293.000 100
105,34 113,93
Penulis menggunakan analisis time series untuk melihat perkembangan jumlah penjualan CV. Maju Lancar tahun 2011-2013.
Untuk tahun 2012 terdapat kenaikan sebesar 5,34 dan untuk tahun 2013 terdapat kenaikan pula sebesar 13,93. Dari perhitungan di
atas dapat diketahui bahwa CV. Maju Lancar mampu meningkatkan jumlah penjualan. Perusahaan tidak menetapkan target yang ingin
dicapai dari indikator penjualan sehingga tidak dapat diketahui apakah penjualan perusahaan telah dicapai atau belum. Berdasarkan
analisis data di atas penjualan mengalami peningkatan setiap tahunnya sehingga dapat disimpulkan bahwa penjualan perusahaan
di kategorikan baik.
Analisis Trend
Analisis trend merupakan nilai variabel yang relatif stabil dari waktu kewaktu. Berdasarkan nilai penjualan pada CV. Maju Lancar
tahun 2011-2013 trend atau kecenderungan dapat dihitung
menggunakan metode kuadrat terkecil sebagai berikut: Tabel V.24
Perhitungan Trend Penjualan CV. Maju Lancar Periode 31 Desember 2011
– 31 Desember 2013 Tahun
Kode Waktu X
Nilai Rasio Y
XY X²
Yt
2011 -1
100 -100
1 101,78
2012 105,34
106,42 2013
1 113,93
113,93 1
111,07 Jumlah
319,27 13,93
2 319,27
a = ∑ Yn b = ∑YXn
=319,273 = 13,93 = 106,42 = 4,64
Jadi persamaan trend untuk penjualan adalah Y = 106,42 + 4,64 X
Berdasarkan perhitungan trend diatas, maka dapat dibuat grafik trend penjualan yang hasilnya terdapat pada gambar dibawah ini:
Gambar V.4 Grafik Trend Penjualan CV. Maju Lancar Tahun 2011-2013
Berdasarkan gambar dapat dilihat kondisi penjualan CV. Maju Lancar dari tahun 2011 sampai dengan tahun 2013. Dari persamaan
trend penjualan diperoleh nilai b positif sebesar 4,64. Nilai b yang positif menunjukkan bahwa penjualan cenderung mengalami
peningkatan dari tahun 2011-2013. b. Kepuasan Pelanggan
1 Kepuasan Pelanggan Eksekutif
Kepuasan pelanggan eksekutif di CV. Maju Lancar diukur dengan membagikan kuesioner kepada pelanggan CV. Maju
90 95
100 105
110 115
2011 2012
2013 Rasio Penjualan
Trend
Lancar. Kuesioner telah diuji validitas dan reliabilitasnya. Hasil pengujian menunjukkan bahwa kuesioner valid dan realibel
untuk digunakan. Dalam penelitian ini kuesioner dibagikan kepada 50 pelanggan eksekutif.
Hasil kuesioner kepuasan pelanggan tersebut dianalisis dengan Multiatribute Attitude Model. Untuk mengetahui
kepuasan pelanggan penulis menggunakan analisis Multiatribute Attitude Model. Model ini juga digunakan untuk melihat sikap
pelanggan terhadap atribut harga, mutu kualitas, dan atribut waktu dari CV. Maju Lancar. Rumus yang digunakan adalah:
n Attitude
=∑ W
i
| I
i
-X
i
| i=1
I
i
= Nilai ideal rata-rata pelanggan pada atribut
i
X
i
= Nilai belief rata-rata pelanggan pada atribut
i
W
i
= Bobot rata-rata yang diberikan pelanggan terhadap atribut
i
n = Jumlah atribut yang diteliti Data yang diperoleh dari hasil kuesioner yang diberikan
pada pelanggan diolah lebih lanjut oleh penulis. Data dari kuesioner yang bersifat kualitatif diubah menjadi data yang
bersifat kuantitatif, dengan skor 1 sampai dengan 5. Analisis Multiatribute Attitude Model digunakan untuk
mengetahui atribut apa yang paling dominan mempengaruhi pelanggan dalam menggunakan jasa dan menikmati pelayanan
CV. Maju Lancar.
Dalam analisis ini dilakukan perhitungan nilai belief dan nilai ideal pelanggan untuk masing-masing atribut harga, mutu,
dan waktu. Dalam penelitian ini nilai belief didapat dari kondisi nyata
yang ada dan nilai ideal diperoleh dari kondisi yang diharapkan. Perhitungan nilai belief rata-rata untuk atribut harga, mutu, dan
waktu dari hasil kuesioner kepuasan pelanggan dapat dilihat pada lampiran 5.
Berdasarkan perhitungan nilai belief rata – rata dan nilai
ideal rata-rata, secara lebih lanjut akan diringkas dalam perhitungan kesenjangan nilai belief rata-rata dan nilai ideal
rata-rata untuk atribut harga, mutu, dan waktu. Adapun perhitungan kesenjangan nilai belief rata-rata dan niali ideal
rata-rata dapat dilihat pada tabel berikut ini:
Tabel V. 25 Perhitungan Kesenjangan Kepuasan Pelanggan Eksekutif
Atribut Rata-rata
Nilai Belief Rata-rata
Nilai Ideal Kesenjangan
Atribut Harga
1. Kesesuaian harga, produk 4,48
4,5 0,02
2.Kesesuaian harga dengan perusahaan lain
4,46 4,48
0,02
Atribut Mutu
1.Fasilitas jasa yang diberikan 4,38
4,44 0,06
2.Penampilan karyawan yang rapi
4,4 4,54
0,14 3.Karyawan memberi informasi
dengan jelas 4,34
4,52 0,18
4.Karyawan menanggapi pertanyaan pelanggan dengan
Ramah 4,26
4,52 0,26
5.Karyawan memahami 4,26
4,44 0,18
Lanjutan Tabel V. 25 Perhitungan Kesenjangan Kepuasan Pelanggan Eksekutif
Atribut Rata-rata
Nilai Belief Rata-rata
Nilai Ideal Kesenjangan
keinginan pelanggan dengan baik
6.Karyawan mempunyai pengetahuan tentang jasa
Transportasi 4,22
4,52 0,3
7.Kenyamanan selama menerima pelayanan
4,34 4,38
0,04 8. Karyawan memberikan
pelayanan dengan ramah 4,5
4,48 0,02
Atribut Waktu 1.Ketepatan waktu
4,46 5
0,54 2.Kecepatan Karyawan
4,44 5
0,44 Langkah Selanjutnya adalah menentukan atribut yang
keadaannya belief paling mendekati keinginan ideal pelanggan eksekutif. Atribut tersebut dapat dilihat dari hasil perhitungan
rata-rata kesenjangan nilai belief rata – rata dan nilai ideal rata-
rata pada hasil lampiran. Atribut yang keadaannya belief paling mendekati keinginan ideal adalah yang menunjukkan hasil
terkecil diantara atribut yang lain. Berikut ini perhitungan rata –
rata kesenjangan kepuasan pelanggan eksekutif: 1.
Atribut Harga = 2.
Atribut Mutu = 3.
Atribut Waktu = 0,49
Berdasarkan hasil perhitungan rata-rata kesenjangan kepuasan pelanggan eksekutif menunjukkan hasil atribut harga sebesar
0,02, atribut mutu sebesar 0,1475 dan atribut waktu sebesar 0,49.
Maka hasil kesenjangan tersebut menunjukkan bahwa atribut hargalah yang keadaannya belief paling mendekati keinginan
ideal pelanggan karena mempunyai tingkat kesenjangan yang paling kecil yaitu sebesar 0,02.
Selanjutnya bobot rata-rata untuk tiap-tiap atribut dihitung berdasarkan urutan kepentingan yang diberikan dalam pengisian
kuesioner.
Tabel V. 26 Urutan kepentingan Hasil Kuesioner Kepuasan Pelanggan Eksekutif
Atribut Urutan Kepentingan
1 2
3
1. Harga
18 15
17 2.
Mutu 21
26 3
3. Waktu
11 9
30 Pada tabel V.26 menunjukkan jawaban pelanggan eksekutif
tentang urutan kepentingan pada atribut harga, mutu dan waktu. Pada atribut harga terdapat 18 orang pelanggan memilih urutan
kepentingan yang pertama, 15 orang pelanggan yang memilih urutan kepentingan yang kedua, 17 orang pelanggan yang memilih
urutan kepentingan yang ketiga. Pada atribut mutu terdapat 21 orang pelanggan memilih urutan kepentingan yang pertama, 26
orang pelanggan yang memilih urutan kepentingan yang kedua, 3 orang pelanggan yang memilih urutan kepentingan yang ketiga.
Pada atribut waktu terdapat 11 orang pelanggan memilih urutan kepentingan yang pertama, 9 orang pelanggan yang memilih
urutan kepentingan yang kedua, 30 orang pelanggan yang memilih
urutan kepentingan yang ketiga. Setelah mengetahui jawaban pelanggan tentang urutan kepentingan atribut harga, mutu, dan
waktu kemudian dilakukan penjumlahan nilai hasil kali urutan kepentingan dengan jumlah responden yang memberikan prioritas
kepentingan pada atribut tertentu dari ketiga atribut yang ada. Selanjutnya untuk hasil kali urutan terpenting atas jawaban yang
diberikan pelanggan serta perhitungannya dapat dilihat pada tabel V.27.
Tabel V.27 Perhitungan Tingkat Urutan Kepentingan Kepuasan
Pelanggan Eksekutif Atribut
Urutan Kepentingan Jumlah
1 2
3
1. Harga
18 x 3 = 54 15 x 2 = 30 17 x 1 =17
54+30+17 = 101 2.
Mutu 21 x 3 = 63 26 x 2 = 52
3 x 1 = 3 63+52+3 =118
3. Waktu
11 x 3 = 33 9 x 2 = 18 30 x 1 = 30
33+18+30 = 81 Tabel V.27 menunjukkan perhitungan tingkat urutan
kepentingan. Untuk urutan kepentingan pertama diberi bobot tiga, urutan kedua diberi bobot dua, dan urutan ketiga diberi bobot 1.
Pada atribut harga terdapat 18 orang pelanggan memilih urutan kepentingan yang pertama yang diberi bobot 3 mendapatkan hasil
54, 15 orang pelanggan yang memilih urutan kepentingan yang kedua yang diberi bobot 2 yang mendapatkan hasil 30, 17 orang
pelanggan yang memilih urutan kepentingan yang ketiga yang diberi bobot 1 yang mendapatkan hasil 17. Pada atribut mutu
terdapat 21 orang pelanggan memilih urutan kepentingan yang pertama yang diberi bobot 3 mendapatkan hasil 63, 26 orang
pelanggan yang memilih urutan kepentingan yang kedua yang diberi bobot 2 yang mendapatkan hasil 52, 3 orang pelanggan
yang memilih urutan kepentingan yang ketiga yang diberi bobot 1 yang mendapatkan hasil 3. Pada atribut waktu terdapat 11 orang
pelanggan memilih urutan kepentingan yang pertama yang diberi bobot 3 yang mendapatkan hasil 33, 9 orang pelanggan yang
memilih urutan kepentingan yang kedua yang diberi bobot 2 yang mendapatkan hasil 18, 30 orang pelanggan yang memilih urutan
kepentingan yang ketiga yang di beri bobot 1 yang mendapatkan hasil 30. Berdasarkan hasil perhitungan pada tabel V.27 diperoleh
nilai untuk atribut harga sebesar 101, atribut mutu sebesar 118, dan atribut waktu sebesar 81. Hasil perhitungan tersebut
menunjukkan hasil perkalian yang paling besar adalah 118. Hal ini menunjukkan bahwa atribut mutu adalah atribut yang dianggap
paling penting oleh pelanggan. Dari hasil perhitungan tersebut masing-masing atribut diberi bobot sesuai dengan urutan tingkat
kepentingan yang diberikan oleh pelanggan.
Tabel V. 28 Urutan Kepentingan Kepuasan Pelanggan, Hasil Kali dan Bobot
pada Atribut Harga, Mutu dan Waktu No.
1. Atribut
2 Hasil Kali
3 Urutan
Kepentingan 4
Bobot Nilai 5
=
1 Harga
101 2
26x100=33 2
Mutu 118
1 16x100=17
3 Waktu
81 3
36x100=50 Jumlah
300 6
100
Pada tabel V.28 menunjukkan bobot pada atribut harga, mutu, waktu. Untuk menentukan urutan kepentingan yaitu dengan
cara menentukan hasil kali yang memiliki hasil tinggi diberi urutan kepentingan pertama, hasil kali yang memiliki hasil sedang
diberi urutan kepentingan kedua, dan hasil kali yang memiliki hasil rendah diberi urutan kepentingan ketiga. Pada atribut harga
mendapatkan hasil 101 maka mendapat urutan kepentingan kedua, pada atribut mutu mendapatkan hasil 118 maka mendapatkan
urutan kepentingan pertama, dan pada atribut waktu mendapat hasil 81 maka mendapatkan urutan kepentingan ketiga. Setelah
menentukan hasil kali kemudian mencari bobot dengan cara urutan kepentingan pada atribut harga, mutu, dan waktu dibagi
dengan total urutan kepentingan dikali 100. Pada atribut harga didapatkan bobot 33, mutu mendapatkan bobot 17, dan waktu
mendapatkan bobot 50. Selanjutnya dari hasil perhitungan kesenjangan nilai belief rata
–rata pada tabel 25 dan nilai ideal rata
– rata dikalikan dengan bobot atau nilai pada tabel 28 sesuai dengan atributnya. Perhitungan ini digunakan untuk mengukur
sikap pelanggan secara keseluruhan terhadap atribut harga, mutu, dan waktu. Pengukuran sikap pelanggan terhadap seluruh atribut
dilakukan berdasarkan tabel 25 dengan tabel 28 dengan perhitungan sebagai berikut:
Attitude = 33 x [0,02 + 0,02] + 17 x [
= 33 x 0,04 + 17 x 1,18 + 50 x 0,98 =1,32 + 20,06 + 49
= 70,38
80 160 240
320 400 Berdasarkan hasil di atas dapat diketahui bahwa sikap
pelanggan eksekutif terhadap atribut harga, mutu, dan waktu dari CV. Maju Lancar adalah sangat puas. Hal ini menunjukkan bahwa
manajemen CV. Maju Lancar memberikan pelayanan yang sangat baik sehingga pelanggan memiliki perasaan sangat puas.
2 Kepuasan Pelanggan Ekonomi Kepuasan pelanggan ekonomi di CV. Maju Lancar diukur
dengan membagikan kuesioner kepada pelanggan CV. Maju Lancar. Kuesioner telah diuji validitas dan reliabilitasnya. Hasil
pengujian menunjukkan bahwa kuesioner valid dan realibel untuk digunakan. Dalam penelitian ini kuesioner dibagikan kepada 50
pelanggan ekonomi. Hasil kuesioner kepuasan pelanggan tersebut dianalisis
dengan Multiatribute Attitude Model. Untuk mengetahui kepuasan pelanggan penulis menggunakan analisis Multiatribute Attitude
Model. Model ini juga digunakan untuk melihat sikap pelanggan
terhadap atribut harga, mutu kualitas, dan atribut waktu dari CV. Maju Lancar. Rumus yang digunakan adalah:
n Attitude
=∑ W
i
| I
i
-X
i
| i=1
Keterangan: I
i
= Nilai ideal rata-rata pelanggan pada atribut
i
X
i
= Nilai belief rata-rata pelanggan pada atribut
i
W
i
= Bobot rata-rata yang diberikan pelanggan terhadap atribut
i
n = Jumlah atribut yang diteliti Data yang diperoleh dari hasil kuesioner yang diberikan pada
pelanggan diolah lebih lanjut oleh penulis. Data dari kuesioner yang bersifat kualitatif diubah menjadi data yang bersifat
kuantitatif, dengan skor 1 sampai dengan 5. Analisis Multiatribute Attitude Model digunakan untuk
mengetahui atribut apa yang paling dominan mempengaruhi pelanggan dalam menggunakan jasa dan menikmati pelayanan
CV. Maju Lancar. Dalam analisis ini dilakukan perhitungan nilai belief dan nilai
ideal pelanggan untuk masing-masing atribut harga, mutu, dan waktu.
Dalam penelitian ini nilai belief didapat dari kondisi nyata yang ada dan nilai ideal diperoleh dari kondisi yang diharapkan.
Perhitungan nilai belief rata-rata untuk atribut harga, mutu, dan waktu dari hasil kuesioner kepuasan pelanggan dapat dilihat pada
lampiran 6. Berdasarkan perhitungan nilai belief rata
– rata dan nilai ideal rata-rata, secara lebih lanjut akan diringkas dalam
perhitungan kesenjangan nilai belief rata-rata dan nilai ideal rata- rata untuk atribut harga, mutu, dan waktu. Adapun perhitungan
kesenjangan nilai belief rata-rata dan niali ideal rata-rata dapat dilihat pada tabel berikut ini:
Tabel V. 29 Perhitungan Kesenjangan Kepuasan Pelanggan Ekonomi
Atribut Rata-rata
Nilai Belief Rata-rata
Nilai Ideal Kesenjangan
Atribut Harga
1. Kesesuaian harga, produk 4,26
4,5 0,24
2.Kesesuaian harga dengan perusahaan lain
4,42 4,56
0,14
Atribut Mutu
1.Fasilitas jasa yang diberikan 4
4,28 0,28
2.Penampilan karyawan yang rapi
4,28 4,38
0,1 3.Karyawan memberi informasi
dengan jelas 3,98
4,36 0,38
4.Karyawan menanggapi pertanyaan pelanggan dengan
ramah 3,96
4,56 0,6
5.Karyawan memahami keinginan pelanggan dengan
baik 3,98
4,56 0,58
6.Karyawan mempunyai pengetahuan tentang jasa
transportasi 3,88
4,54 0,66
7.Kenyamanan selama menerima pelayanan
4,26 4,58
0,32 8. Karyawan memberikan
pelayanan dengan ramah 4,3
4,58 0,28
Atribut Waktu
1.Ketepatan waktu 4,44
4,62 0,18
2.Kecepatan Karyawan 4,32
4,62 0,3
Langkah Selanjutnya adalah menentukan atribut yang keadaannya belief paling mendekati keinginan ideal pelangan
ekonomi. Atribut tersebut dapat dilihat dari hasil perhitungan rata- rata kesenjangan nilai belief rata
– rata dan nilai ideal rata-rata pada hasil lampiran. Atribut yang keadaannya belief paling
mendekati keinginan ideal adalah yang menunjukkan hasil terkecil diantara atribut yang lain. Berikut ini perhitungan rata-rata
kesenjangan kepuasan pelanggan ekonomi: 1. Atribut Harga =
2. Atribut Mutu = 3. Atribut Waktu =
Berdasarkan hasil
perhitungan rata-rata
kesenjangan kepuasan pelanggan ekonomi menunjukkan hasil atribut harga
sebesar 0,19 , atribut mutu sebesar 0,4 dan atribut waktu sebesar 0,24. Maka hasil kesenjangan tersebut menunjukkan bahwa atribut
hargalah yang keadaannya belief paling mendekati keinginan ideal pelanggan karena mempunyai tingkat kesenjangan yang
paling kecil yaitu sebesar 0,19. Selanjutnya bobot rata-rata untuk tiap-tiap atribut dihitung
berdasarkan urutan kepentingan yang diberikan dalam pengisian kuesioner.
Hasil urutan kepentingan pelanggan dapat dilihat pada tabel
di bawah ini:
Tabel V. 30 Urutan kepentingan Hasil Kuesioner Kepuasan Pelanggan Ekonomi
Atribut Urutan Kepentingan
1 2
3
1. Harga
18 13
19 2.
Mutu 28
18 4
3. Waktu
4 19
27
Pada tabel V.30 menunjukkan jawaban pelanggan ekonomi tentang urutan kepentingan pada atribut harga, mutu dan waktu.
Pada atribut harga terdapat 18 orang pelanggan memilih urutan kepentingan yang pertama, 13 orang pelanggan yang memilih
urutan kepentingan yang kedua, 20 orang pelanggan yang memilih urutan kepentingan yang ketiga. Pada atribut mutu terdapat 28
orang pelanggan memilih urutan kepentingan yang pertama, 18 orang pelanggan yang memilih urutan kepentingan yang kedua, 4
orang pelanggan yang memilih urutan kepentingan yang ketiga. Pada atribut waktu terdapat 4 pelanggan memilih urutan
kepentingan yang pertama, 19 orang pelanggan yang memilih urutan kepentingan yang kedua, 27 orang pelanggan yang memilih
urutan kepentingan yang ketiga. Setelah mengetahui jawaban pelanggan tentang urutan kepentingan atribut harga, mutu, dan
waktu kemudian dilakukan penjumlahan nilai hasil kali urutan kepentingan dengan jumlah responden yang memberikan prioritas
kepentingan pada atribut tertentu dari ketiga atribut yang ada.
Untuk hasil kali urutan terpenting atas jawaban yang diberikan pelanggan serta perhitungannya dapat dilihat pada tabel V.31.
Tabel V.31 Perhitungan Tingkat Urutan Kepentingan Kepuasan
Pelanggan Ekonomi Atribut
Urutan Kepentingan Jumlah
1 2
3
1. Harga
18 x 3 = 54 13 x 2 = 26 19 x 1 =19
54+26+19 = 99 2.
Mutu 28 x 3 = 84 18 x 2 = 36
4 x 1 = 4 84+36+4 =124
3. Waktu
4 x 3 = 12 19 x 2 = 38
27 x 1 = 27 12+38+27 = 77
Tabel V.31 menunjukkan perhitungan tingkat urutan kepentingan. Untuk urutan kepentingan pertama diberi bobot tiga,
urutan kedua diberi bobot dua, dan urutan ketiga diberi bobot 1. Pada atribut harga terdapat 18 orang pelanggan memilih urutan
kepentingan yang pertama yang diberi bobot 3 mendapatkan hasil 54, 13 orang pelanggan yang memilih urutan kepentingan yang
kedua yang diberi bobot 2 yang mendapatkan hasil 26, 19 orang pelanggan yang memilih urutan kepentingan yang ketiga yang
diberi bobot 1 yang mendapatkan hasil 19. Pada atribut mutu terdapat 28 orang pelanggan memilih urutan kepentingan yang
pertama yang diberi bobot 3 mendapatkan hasil 84, 18 orang pelanggan yang memilih urutan kepentingan yang kedua yang
diberi bobot 2 yang mendapatkan hasil 36, 4 orang pelanggan yang memilih urutan kepentingan yang ketiga yang diberi bobot 1
yang mendapatkan hasil 4. Pada atribut waktu terdapat 4 orang pelanggan memilih urutan kepentingan yang pertama yang diberi
bobot 3 yang mendapatkan hasil 12, 19 orang pelanggan yang
memilih urutan kepentingan yang kedua yang diberi bobot 2 yang mendapatkan hasil 38, 27 orang pelanggan yang memilih urutan
kepentingan yang ketiga yang di beri bobot 1 yang mendapatkan hasil 27.
Berdasarkan hasil perhitungan pada tabel V.31 diperoleh nilai untuk atribut harga sebesar 99, atribut mutu sebesar 124, dan
atribut waktu sebesar 77. Hasil perhitungan tersebut menunjukkan hasil perkalian yang paling besar adalah 124. Hal ini
menunjukkan bahwa atribut mutu adalah atribut yang dianggap paling penting oleh pelanggan. Dari hasil perhitungan tersebut
masing-masing atribut diberi bobot sesuai dengan urutan tingkat kepentingan yang diberikan oleh pelanggan.
Tabel V. 32 Urutan Kepentingan Kepuasan Pelanggan, Hasil Kali dan Bobot pada
atribut Harga, Mutu, dan Waktu No.
1. Atribut
2 Hasil
Kali 3
Urutan Kepentingan
4 Bobot Nilai
5 =
1. Harga
99 2
33 2.
Mutu 124
1 17
3. Waktu
77 3
50 Jumlah
300 6
100 Pada tabel V.32 menunjukkan bobot pada atribut harga,
mutu, waktu. Untuk menentukan urutan kepentingan yaitu dengan cara menentukan hasil kali yang memiliki hasil tinggi diberi
urutan kepentingan pertama, hasil kali yang memiliki hasil sedang
diberi urutan kepentingan kedua, dan hasil kali yang memiliki hasil rendah diberi urutan kepentingan ketiga. Pada atribut harga
mendapatkan hasil 99 maka mendapat urutan kepentingan kedua, pada atribut mutu mendapatkan hasil 124 maka mendapatkan
urutan kepentingan pertama, dan pada atribut waktu mendapat hasil 77 maka mendapatkan urutan kepentingan ketiga. Setelah
menentukan hasil kali kemudian mencari bobot dengan cara urutan kepentingan pada atribut harga, mutu, dan waktu dibagi
dengan total urutan kepentingan dikali 100. Pada atribut harga didapatkan bobot 33, mutu mendapatkan bobot 17, dan waktu
mendapatkan bobot 50. Selanjutnya dari hasil perhitungan kesenjangan nilai belief
rata –rata pada tabel 29 dan nilai ideal rata – rata dikalikan
dengan bobot atau nilai pada tabel 32 sesuai dengan atributnya. Perhitungan ini digunakan untuk mengukur sikap pelanggan
secara keseluruhan terhadap atribut harga, mutu, dan waktu. Pengukuran sikap pelanggan terhadap seluruh atribut dilakukan
berdasarkan tabel 29 dengan tabel 32 dengan perhitungan sebagai berikut:
Attitude = 33 x [0,24 + 0,14] + 17 x [
= 33 x 0,38 + 17 x3,2 + 50 x 0,48
= 12,54 + 54,4 + 24 = 90,94
80 160 240
320 400 Berdasarkan hasil di atas dapat diketahui bahwa sikap
pelanggan ekonomi terhadap atribut harga, mutu, dan waktu dari CV. Maju Lancar adalah puas. Hal ini menunjukkan
bahwa manajemen CV. Maju Lancar memberikan pelayanan yang baik sehingga pelanggan memiliki perasaan puas.
c. Perkembangan Daerah Pemasaran Pangsa pasar digunakan untuk mengetahui seberapa besar
penguasaan segmen pasar dibandingkan dengan usaha transportasi lain yang sejenis. Dengan diketahuinya pangsa pasar, perusahaan
dapat merumuskan kebijakan yang akan diambil untuk melayani pasar dengan maksimal.
Penelitian ini tidak bisa mengetahui pangsa pasar yang tepat karena tidak mengetahui penguasaan segmen pasar dibandingkan
dengan usaha transportasi lain yang sejenis. Sehingga dalam penelitian ini pengukuran pangsa pasar sangat terbatas yaitu hanya
dilakukan dengan cara mengamati meluasmenyempitnya daerah- daerah pemasaran yang dijangkau oleh perusahaan. Semakin luas
perkembangan daerah pemasarannya berarti dianggap semakin baik.
Target pasar perusahaan adalah daerah Jawa dan Sumatera. Dengan target tersebut, perkembangan daerah pemasaran perusahaan
mengalami peningkatan dari tahun ke tahun. Pemasaran pada awal usaha hanya terbatas pada daerah
Wonosari, Yogyakarta dan sekitarnya, sekarang sudah meluas hingga luar Jawa. CV. Maju Lancar pun membuka banyak cabang
yaitu Yogyakarta, Bandung, Jakarta, dan Sumatera. Kantor – kantor
cabang tersebut dibangun guna perluasan perkembangan daerah pemasaran CV. Maju Lancar.
3. Perspektif Proses Bisnis Internal Untuk analisis proses bisnis internal penulis mencoba melihat apakah
manajemen CV. Maju Lancar yang bergerak dalam bidang jasa transportasi ini telah melakukan proses inovasi, proses operasi, dan layanan purna jual.
Tabel V. 33 Perbandingan Proses Bisnis Internal pada Balanced Scorecard dan Proses
Bisnis Internal pada CV. Maju Lancar
No. Proses Bisnis
Internal Balanced Scorecard
Proses Bisnis Internal CV. Maju Lancar Ket.
I Proses Inovasi
Perusahaan mengukur
jumlah variasi produk baru
dibandingkan dengan jumlah
produk –
produk sebelumnya.
Proses Inovasi CV. Maju Lancar meneliti kebutuhan
pelanggan dengan cara:
a. Melihat perkembangan trend yang
ada melalui Internet, media cetak maupun
elektronik, momentum
keagamaan misalnya Idul Fitri, Natal,
dan perkembangan
teknologi dibidang
transportasi khususnya bus.
BAIK
No. Proses Bisnis
Internal Balanced Scorecard
Proses Bisnis Internal CV. Maju Lancar Ket.
b. Membuka kesempatan bagi para
pelanggan untuk memberikan saran terhadap jasa yang diberikan oleh
perusahaan sehingga perusahaan dapat terus berupaya untuk mencari
tahu apa yang diinginkan oleh pelanggan.
c. Memberikan cara yang mudah bagi
pelanggan untuk memperoleh jasa, yaitu dengan bisa juga memesan
melalui telephone atau pembelian melalui internet.
d. Mengganti mesin bus lama dengan
mesin bus
baru, merenovasi
beberapa elemen atau mengganti onderdil, dan mengganti model
tampilan aksesoris bus dari model lama
ke model
baru seperti
komponen lampu-lampu
yang mengikuti tren.
e. Peremajaan armada yang dimiliki
guna memenuhi permintaan pasar yaitu membeli bus baru dan menjual
bus bekas pakai.
II Proses Operasi
Menitikberatkan pada penyampaian produk
dan
jasa kepada
pelanggan yang ada secara
efisien, konsisten, dan tepat
waktu. Dimulai dari diterimanya pesanan
dan diakhiri dengan penyampaian produk
dan jasa.
Proses Operasi Proses Operasi CV. Maju Lancar dilakukan
dengan memberikan layanan yang cepat dan sesuai dengan permintaan pelanggan.
a. Di dalam memberikan jasa dibidang
transportasi CV. Maju Lancar membuat
suatu pengendalian
diantaranya memilih bus – bus yang
akan digunakan dalam memberikan jasa yaitu memberikan bis yang
layak aman dan nyaman.
b. Memberikan
fasilitas pada
penumpang berupa
counter penjualan dan pemesanan tiket,
ruang tunggu penumpang, Mushola, kamar mandi dan Rumah Makan.
c. Menyediakan fasilitas bus yang
terdapat AC, TV, DVD, dilengkapi BAIK
No. Proses Bisnis
Internal Balanced Scorecard
Proses Bisnis Internal CV. Maju Lancar Ket.
dengan toilet,
pintu darurat,
pemadam kebakaran, bagasi, dan ruangan merokok.
d. Memberikan tenaga yang mahir,
handal, dan berpengalaman guna memastikan
terwujudnya kenyamanan dan keamanan bagi
pengguna jasa bus. e.
Menyediakan konsumsi snack bagi penumpang bus CV. Maju Lancar.
III Layanan Purna Jual
Layanan purna jual mencakup
garansi dan berbagai fasilitas
perbaikan maupun
penggantian produk yang tidak maksimal
Layanan Purna Jual CV. Maju Lancar merupakan perusahaan
yang bergerak dibidang transportasi, maka kegiatan
purna jual
yang diberikan
perusahaan adalah sebagai berikut: a.
Memberikan feedback
atas complain yang diutarakan oleh
pelanggan dengan
melakukan perbaikan
pada pelayanan
berikutnya. b.
Pada saat membawa penumpang apabila ada bis yang macet dijalan
CV. Maju
lancar bersedia
mengganti bis yang macet yang digunakan oleh penumpang tersebut
dengan bis yang lain
c. Pada saat membawa penumpang
ternyata mengalami
kecelakaan perusahaan memberikan asuransi
bagi pengguna bis CV. Maju lancar BAIK
Pendekatan balanced scorecard mengenai proses bisnis internal dapat diketahui dengan mengukur proses inovasi, proses operasi, dan
layanan purna jual. Berdasarkan perbandingan pada tabel III.10, proses inovasi, proses operasi, dan layanan purna jual sudah diterapkan pada CV.
Maju Lancar. Sehingga kinerja CV. Maju Lancar dari perspektif proses bisnis internal dapat dikatakan baik.
4. Perspektif Pembelajaran dan Pertumbuhan
Perspektif pembelajaran dan pertumbuhan digunakan untuk mengembangkan tujuan dan ukuran yang mendorong pembelajaran dan
pertumbuhan perusahaan. Dalam penelitian ini penulis menggunakan empat kategori utama untuk perspektif pembelajaran dan pertumbuhan,
yaitu kepuasan karyawan, retensi karyawan, produktivitas karyawan dan kepuasan manajer.
Pengukuran perspektif tersebut adalah sebagai berikut: a.
Kemampuan karyawan
Kemampuan karyawan merupakan kesanggupan dan kecakapan karyawan dalam melakukan tugas
– tugasnya sesuai dengan kedudukan dan tanggungjawabnya. Berikut adalah dua ukuran yang
dapat menggambarkan keadaan kemampuan karyawan CV. Maju Lancar.
1 Kepuasan Karyawan
Untuk mengetahui bagaimana sikap karyawan terhadap perusahaan, penulis menggunakan kuesioner yang ditujukan
kepada karyawan perusahaan. Kuesioner telah diuji validitas dan reliabilitasnya. Hasil pengujian menunjukan bahwa kuesioner valid
dan reliabel untuk digunakan. Dalam penelitian ini kuesioner dibagikan kepada 30 karyawan.
Data sikap karyawan terhadap perusahaan yang terdiri dari atribut komunikasi, atribut penghargaan, dan atribut dukungan ini
kemudian dianalisis dengan Multiattribute Attitude Model dengan rumus sebagai berikut:
n Attitude
=∑ W
i
| I
i
-X
i
| i=1
Keterangan I
i
= Nilai ideal rata-rata karyawan pada atribut
i
X
i
= Nilai belief rata-rata karyawan pada atribut
i
W
i
= Bobot rata-rata yang diberikan karyawan terhadap atributi N = Jumlah atribut yang diteliti
Data yang diperoleh dari hasil kuesioner yang diberikan pada pelanggan diolah lebih lanjut oleh penulis. Data dari
kuesioner yang bersifat kualitatif diubah menjadi data yang bersifat kuantitatif, dengan skor 1 sampai dengan 5.
Analisis Multiatribute Attitude Model digunakan untuk mengetahui atribut apa yang paling dominan mempengaruhi sikap
karyawan terhadap CV. Maju Lancar. Dalam analisis ini dilakukan perhitungan nilai belief dan nilai ideal karyawan untuk masing-
masing atribut komunikasi, penghargaan, dan dukungan. Dalam penelitian ini nilai belief didapat dari kondisi nyata
yang ada dan nilai ideal diperoleh dari kondisi yang diharapkan.
Perhitungan nilai belief rata-rata untuk atribut komunikasi, penghargaan, dan dukungan dari hasil kuesioner kepuasan
karyawan dapat dilihat pada lampiran 7. Dari hasil perhitungan nilai belief rata
– rata dan nilai ideal rata-rata, secara lebih lanjut akan diringkas dalam perhitungan
kesenjangan nilai belief rata-rata dan nilai ideal rata-rata untuk atribut komunikasi, penghargaan, dan dukungan. Adapun
perhitungan kesenjangan nilai belief rata-rata dan niali ideal rata- rata dapat dilihat pada tabel berikut ini:
Tabel V. 34 Perhitungan Kesenjangan Kepuasan Karyawan
Atribut Rata-rata
Nilai Belief Rata-rata
Nilai Ideal Kesenjangan
ATRIBUT KOMUNIKASI
1.Tidak diberi
kesempatan untukmemberikan pendapat dan
saran
4 4,6
0,6
2. Ada
kesempatan untuk
mengungkapkan masalah dalam pekerjaan kepada pimpinan
4,167 4,73
0,563
3.Tidak member
informasi menyangkut pekerjaan
4,03 4,467
0,437 ATRIBUT PENGHARGAAN
4.Ada kompensasi sesuai dengan pekerjaan dan kedudukanjabatan
4,167 4,7
0,533
5.Tidak menerima penghargaan atas prestasi yang saudara capai
4,13 4,53
0,4
6.Ketidaksesuaian dengan
pekerjaan dan kedudukanjabatan
4,03 4,43
0,4 ATRIBUT DUKUNGAN
7.Ada kesempatan
untuk
mendukung pekerjaan 4,267
4,7 0,433
8.Ada sarana dan prasaranan yang memadai untuk mendukung
pekerjaan 4,3
4,7 0,4
9.Rekan sekerja
saling 4,23
4,7 0,47
memberikan dukungan dalam melaksanakan pekerjaan
Lanjutan Tabel V. 34 Perhitungan Kesenjangan Kepuasan Karyawan
Atribut Rata-rata
Nilai Belief Rata-rata
Nilai Ideal Kesenjangan
10.Sarana dan prasarana untuk mendukung
pekerjaan tidak
memadai
4,06 4,567
0,507
11.Rekan sekerja
ridak memberikan dukungan dalam
melaksanakan pekerjaan
4,067 4,43
0,363
Langkah Selanjutnya adalah menentukan atribut yang keadaannya belief paling mendekati keinginan ideal karyawan.
Atribut tersebut dapat dilihat dari hasil perhitungan rata-rata kesenjangan nilai belief rata
– rata dan nilai ideal rata-rata pada hasil lampiran 9. Atribut yang keadaannya belief paling
mendekati keinginan ideal adalah yang menunjukkan hasil terkecil diantara atribut yang lain. Berikut ini perhitungan rata-rata
kesenjangan kepuasan karyawan: 1.
Atribut Komunikasi =
0,533 2.
Atribut Penghargaan =
3. Atribut Dukungan
=
Berdasarkan hasil
perhitungan rata-rata
kesenjangan kepuasan karyawan menunjukkan hasil atribut komunikasi sebesar
0,533, atribut penghargaan sebesar 0,44 dan atribut dukungan sebesar 0,4346. Maka hasil kesenjangan tersebut menunjukkan
bahwa atribut dukungan yang keadaannya belief paling mendekati keinginan ideal karyawan karena mempunyai tingkat
kesenjangan yang paling kecil yaitu sebesar 0,4346. Selanjutnya bobot rata-rata untuk tiap-tiap atribut dihitung
berdasarkan urutan kepentingan yang diberikan dalam pengisian kuesioner, hasil urutan kepentingan karyawan dapat dilihat pada
tabel dibawah ini:
Tabel V. 35 Urutan kepentingan Hasil Kuesioner Kepuasan Karyawan
Atribut Urutan Kepentingan
1 2
3
1. Komunikasi
17 10
3 2.
Penghargaan 9
17 4
3. Dukungan
4 3
23 Pada tabel V.35 menunjukkan jawaban karyawan tentang
urutan kepentingan pada atribut komunikasi, penghargaan dan dukungan. Pada atribut komunikasi terdapat 17 orang karyawan
memilih urutan kepentingan yang pertama, 10 orang karyawan yang memilih urutan kepentingan yang kedua, 3 orang karyawan
yang memilih urutan kepentingan yang ketiga. Pada atribut penghargaan terdapat 9 orang karyawan memilih urutan
kepentingan yang pertama, 17 orang karyawan yang memilih urutan kepentingan yang kedua, 4 orang karyawan yang memilih
urutan kepentingan yang ketiga. Pada atribut dukungan terdapat 4 orang karyawan memilih urutan kepentingan yang pertama, 3 orang
karyawan yang memilih urutan kepentingan yang kedua, 23 orang karyawan yang memilih urutan kepentingan yang ketiga.
Setelah mengetahui jawaban karyawan tentang urutan kepentingan atribut komunikasi, penghargaan, dan dukungan
kemudian dilakukan penjumlahan nilai hasil kali urutan kepentingan dengan jumlah karyawan yang memberikan prioritas
kepentingan pada atribut tertentu dari ketiga atribut yang ada. Untuk hasil kali urutan terpenting atas jawaban yang diberikan
karyawan serta perhitungannya dapat dilihat pada tabel V.36.
Tabel V.36 Perhitungan Tingkat Urutan Kepentingan Kepuasan Karyawan
Atribut Urutan Kepentingan
Jumlah 1
2 3
1. Komunikasi 17 x 3 = 51 10 x 2 = 20 3 x 1 =3
51+20+3 = 74 2.
Penghargaan 9 x 3 = 27 17 x 2 = 34
4 x 1 = 4 27+34+4 =65
3. Dukungan
4 x 3 = 12 3 x 2 = 6
23 x 1 = 23
12+6+23 = 41 Tabel V.36 menunjukkan perhitungan tingkat urutan
kepentingan. Untuk urutan kepentingan pertama diberi bobot tiga, urutan kedua diberi bobot dua, dan urutan ketiga diberi bobot 1.
Pada atribut harga terdapat 17 orang karyawan memilih urutan kepentingan yang pertama yang diberi bobot 3 mendapatkan hasil
51, 10 orang karyawan yang memilih urutan kepentingan yang kedua yang diberi bobot 2 yang mendapatkan hasil 20, 3 orang
karyawan yang memilih urutan kepentingan yang ketiga yang diberi bobot 1 yang mendapatkan hasil 3. Pada atribut mutu
terdapat 9 orang karyawan memilih urutan kepentingan yang
pertama yang diberi bobot 3 mendapatkan hasil 27, 17 orang karyawan yang memilih urutan kepentingan yang kedua yang
diberi bobot 2 yang mendapatkan hasil 34, 4 orang karyawan yang memilih urutan kepentingan yang ketiga yang diberi bobot 1 yang
mendapatkan hasil 4. Pada atribut waktu terdapat 4 orang karyawan memilih urutan kepentingan yang pertama yang diberi bobot 3
yang mendapatkan hasil 12, 3 orang karyawan yang memilih urutan kepentingan yang kedua yang diberi bobot 2 yang
mendapatkan hasil 6, 23 orang karyawan yang memilih urutan kepentingan yang ketiga yang di beri bobot 1 yang mendapatkan
hasil 23. Berdasarkan hasil perhitungan pada tabel V.36 diperoleh
nilai untuk atribut komunikasi sebesar 74, atribut penghargaan sebesar 65, dan atribut dukungan sebesar 41. Hasil perhitungan
tersebut menunjukkan hasil perkalian yang paling besar adalah 74. Hal ini menunjukkan bahwa atribut komunikasi adalah atribut yang
dianggap paling penting oleh karyawan. Dari hasil perhitungan tersebut masing-masing atribut
diberi bobot sesuai dengan urutan tingkat kepentingan yang diberikan oleh karyawan.
Tabel V. 37 Urutan Kepentingan Kepuasan Karyawan, hasil kali dan bobot pada Atribut
Komunikasi, Penghargaan, dan Dukungan.
No. 1.
Atribut 2
Hasil Kali 3
Urutan Kepentingan
4 Bobot Nilai
5 = 1.
Komunikasi 74
1 17
2. Penghargaan
65 2
33 3.
Dukungan 41
3 50
Jumlah 180
6 100
Pada tabel V.37 menunjukkan bobot pada atribut komunikasi, penghargaan, dukungan. Untuk menentukan urutan
kepentingan yaitu dengan cara menentukan hasil kali yang memiliki hasil tinggi diberi urutan kepentingan pertama, hasil kali
yang memiliki hasil sedang diberi urutan kepentingan kedua, dan hasil kali yang memiliki hasil rendah diberi urutan kepentingan
ketiga. Pada atribut komunikasi mendapatkan hasil 74 maka mendapat urutan kepentingan pertama, pada atribut penghargaan
mendapatkan hasil 65 maka mendapatkan urutan kepentingan kedua, dan pada atribut waktu mendapat hasil 41 maka
mendapatkan urutan kepentingan ketiga. Setelah menentukan hasil kali kemudian mencari bobot dengan cara urutan kepentingan pada
atribut komunikasi, penghargaan, dukungan dibagi dengan total urutan kepentingan dikali 100. Pada atribut harga didapatkan
bobot 17, mutu mendapatkan bobot 33, dan waktu mendapatkan bobot 50.
Selanjutnya dari hasil perhitungan kesenjangan nilai belief rata –rata pada tabel 34 dan nilai ideal rata – rata dikalikan dengan
bobot atau nilai pada tabel 37 sesuai dengan atributnya. Perhitungan ini digunakan untuk mengukur sikap karyawan secara
keseluruhan terhadap atribut komunikasi, penghargaan, dan dukungan. Pengukuran sikap karyawan terhadap seluruh atribut
dilakukan berdasarkan tabel 34 dengan tabel 37 dengan perhitungan sebagai berikut:
Attitude = 17 x [0,6 + 0,563 +0,437] + 33 x [0,533 + 0,4 +
0,4] + 50 x [0,433 + 0,4 + 0,47 + 0,507 + 0,363] = 17 x 1,6 + 33 x 1,333 + 50 x 2,173
= 27,2 + 43,989 + 108,65 =179,839
80 160 240
320 400 Berdasarkan hasil di atas dapat diketahui bahwa sikap
karyawan terhadap atribut komunikasi, penghargaan, dukungan dari CV. Maju Lancar adalah ragu-ragu. Hal ini menunjukkan
bahwa manajemen CV. Maju Lancar tidak memberikan rasa puas dan juga tidak mengecewakan sehingga karyawan memiliki
perasaan netral.
2 Retensi Karyawan Retensi karyawan merupakan kemampuan perusahaan
untuk mempertahankan karyawan potensial yang dimiliki perusahaan untuk tetap loyal terhadap perusahaan. Retensi
karyawan diukur dengan presentase keluarnya pekerja yang memegang jabatan kunci.
Rumus untuk mencari tingkat retensi karyawan adalah sebagai berikut Kaplan dan Norton, 2000:113:
Retensi Karyawan = Semakin
tinggi tingkat
retensi karyawan,
berarti menunjukkan semakin tinggi pula presentase perputaran karyawan.
Tabel V.38 Retensi Karyawan CV. Maju Lancar
Periode 31 Desember 2011 – 31 Desember 2013
Tahun Jumlah
Karyawan yang Keluar Orang
Total Jumlah Karyawan
Orang Retensi
Karyawan
2011 10
164 6,1
2012 10
167 5,99
2013 16
169 9,47
Sumber: Data kepegawaian CV. Maju Lancar 2011 - 2013 Berdasarkan data diatas, retensi karyawan tahun 2011 sebesar
6,1 yang artinya 6,1 dari total jumlah karyawan berhenti dari pekerjaan. Untuk tahun 2012 dan 2013 masing
– masing sebesar 5,99 dan 9,47. Retensi karyawan tahun 2012 mengalami
penurunan sebesar 0,11, sedangkan pada tahun 2013 mengalami peningkatan sebesar 3,48. Hal tersebut menunjukkan bahwa
perusahaan mengalami pengurangan karyawan dalam jumlah yang tinggi.
Analisis Trend
Analisis trend merupakan nilai variabel yang relatif stabil dari waktu ke waktu. Berdasarkan nilai rasio retensi karyawan pada
CV. Maju Lancar tahun 2011-2013 trend atau kecenderungan dapat dihitung menggunakan metode kuadrat terkecil sebagai berikut:
Tabel V.39 Perhitungan Trend Retensi Karyawan CV. Maju Lancar
Periode 31 Desember 2011 – 31 Desember 2013
Tahun Kode
Waktu X Nilai Rasio
Y XY
X² Yt
2011 -1
6,1 -6,1
1 6,06
2012 5,99
7,19 2013
1 9,47
9,47 1
8,31 Jumlah
21,56 3,37
2 21,56
a = ∑ Yn b = ∑YXn
= 21,563 = 3,373 = 7,19 = 1,12
Jadi persamaan trend untuk retensi karyawan : Y = 7,19 + 1,12 X Berdasarkan perhitungan trend diatas, maka dapat dibuat grafik
trend penjualan yang hasilnya terdapat pada gambar dibawah ini:
Gambar V.5 Grafik Trend Retensi Pelanggan CV. Maju Lancar Tahun 2011-2013
Berdasarkan gambar dapat dilihat kondisi retensi karyawan CV. Maju Lancar dari tahun 2011 sampai dengan tahun 2013. Dari
persamaan trend retensi karyawan diperoleh nilai b positif sebesar 1,12. Nilai b yang positif menunjukkan bahwa retensi karyawan
cenderung mengalami peningkatan dari tahun 2011-2013 yang berarti bahwa retensi karyawan buruk karena perputaran karyawan tinggi.
b. Produktivitas Karyawan
Produktivitas karyawan digunakan untuk menunjukkan sejauh mana kemampuan karyawan dalam menghasilkan laba diperiode
tertentu. Rumus untuk mencari tingkat produktivitas karyawan adalah sebagai berikut Kaplan dan Norton, 2000:113 :
Produktivitas Karyawan =
1 2
3 4
5 6
7 8
9 10
2011 2012
2013 Rasio retensi
karyawan Trend
Tabel V.40 Produktivitas Karyawan CV. Maju Lancar
Periode 31 Desember 2011 – 31 Desember 2013
Tahun Laba Operasi
Rp Jumlah Karyawan
orang Produktivitas
Karyawan RpOrang
2011 Rp121.350.675
158 Rp768.042,2
2012 Rp131.180.512
158 Rp830.256,4
2013 Rp155.818.111
158 Rp986.190,6
Sumber: Data kepegawaian CV. Maju Lancar tahun 2011-2013 Produktivitas karyawan CV. Maju Lancar terus meningkat dari
tahun 2011 hingga tahun 2013. Peningkatan produktivitas karyawan akhirnya akan meningkatkan kinerja perusahaan yang berarti bahwa
produktivitas karyawan baik. c.
Motivasi, Pemberian Wewenang dan Pembatasan Wewenang Tujuan Faktor ketiga ini adalah terfokus kepada pembentukan
iklim perusahaan yang mendorong timbulnya motivasi dan inisiatif karyawan. Dalam hal ini CV. Maju Lancar telah memberikan
kebebasan penuh pada karyawan dalam berpendapat dan mengkomunikasikan permasalahan kerjanya. Untuk mengetahui
bagaimana kepuasan manajer terhadap kinerja karyawan, digunakan kuesioner yang ditujukan kepada manajer perusahaan.
Kuesioner telah diuji validitas dan reliabilitasnya. Hasil pengujian menunjukkan bahwa kuesioner valid dan reliabel untuk digunakan.
Populasi penelitian ini adalah seluruh manajer CV. Maju Lancar. Oleh karena Jumlah populasi kecil, maka penulis memutuskan
untuk mengambil sampel sebesar populasinya yaitu sebanyak 5 lima responden.
Data diperoleh dari hasil kuesioner yang diberikan pada manajer yang diolah lebih lanjut oleh penulis. Data kuesioner yang
bersifat kualitatif diubah menjadi kuantitatif, dengan skor 1 sampai dengan 5. Pengukuran partisipasi karyawan dalam meningkatkan
kinerja perusahaan ini diukur dengan analisis Multiattribute attitude Model yang menggambarkan sikap puas atau tidak puas
manajer terhadap partisipasi karyawan dalam perusahaan. Analisis Multiattribute attitude model dalam hal ini digunakan
untuk mengetahui atribut apa yang paling dominan mempengaruhi sikap manajer terhadap kapabilitas karyawan. Dalam analisis ini
dilakukan perhitungan nilai belief dan nilai ideal manajer untuk masing-masing atribut komunikasi, pendukung, dan kapabilitas
karyawan. Rumus Multiattribute attitude model: n
Attitude =∑ W
i
| I
i
-X
i
|
i=1 Keterangan
I
i
= Nilai ideal rata-rata manajer pada atribut
i
X
i
= Nilai belief rata-rata manajer pada atribut
i
W
i
= Bobot rata-rata yang diberikan manajer terhadap atributi N = Jumlah atribut yang diteliti
Dalam penelitian ini nilai belief didapat dari kondisi nyata yang ada dan nilai ideal diperoleh dari kondisi yang diharapkan.
Perhitungan nilai belief rata – rata untuk atribut komunikasi,
pendukung, dan kapabilitas karyawan dari hasil kuesioner kepuasan manajer serta tabel penjelasannya dapat dilihat pada lampiran 8.
Berdasarkan perhitungan nilai belief rata – rata dan nilai ideal
rata – rata, secara lebih lanjut akan diringkas dalam perhitungan
kesenjangan nilai belief rata – rata dan nilai ideal rata – rata untuk
atribut komunikasi, pendukung, dan kapabilitas. Adapun perhitungan kesenjangan nilai belief rata
– rata dan nilai ideal rata
– rata dapat dilihat pada tabel di bawah ini:
Tabel V. 41 Perhitungan Kesenjangan Kepuasan Manajer
Atribut Rata-rata
Nilai Belief Rata-rata
Nilai Ideal Kesenjangan
ATRIBUT KOMUNIKASI
1. Ada Keterlibatan karyawan dalam
mengambil keputusan
perusahaan
4,4 4,8
0,4
2.Ide tau saran yang disampaikan oleh
karyawan merupakan
sumbangan yang baik dalam penyampaian tujuan perusahaan
4,6 4,8
0,2
ATRIBUT PENDUKUNG
3.Karyawan memberikan
dukungan dalam penyelesaian tugas
melalui penyediaan
informasi yang
mudah didapatkan
4 4,8
0,8
4.Rekan sekerja
memberikan dukungan pada saudara dalam
menyelesaikan tugas
4 4,6
0,6
5.Anda mendapatkan dukungan
4,2 4,8
0,6
Lanjutan Tabel V. 41 Perhitungan Kesenjangan Kepuasan Manajer
Atribut Rata-rata
Nilai Belief Rata-rata
Nilai Ideal Kesenjangan
dalam setiap pengambilan keputusan atau kebijakan yang
menyangkut pekerjaan
ATRIBUT KAPABILITAS
6.Saudara puas
dengan kemampuan karyawan dalam
menyelesaikan tugas
dan tanggungjawab
4,2 5
0,8
7.Saudara puas
dengan kemampuan karyawan dalam
menguasai teknologi
dan informasi
yang menyangkut
pekerjaan
4,2 5
0,8
8.Saudara puas dengan hasil dari pekerjaan
yang dilakukan
karyawan
4,2 4,6
0,4
Langkah Selanjutnya adalah menentukan atribut yang keadaannya belief paling mendekati keinginan ideal manajer. Atribut tersebut
dapat dilihat dari hasil perhitungan rata-rata kesenjangan nilai belief rata
– rata dan nilai ideal rata-rata pada perhitungan dibawah ini. Atribut yang keadaannya belief paling mendekati keinginan ideal
adalah yang menunjukkan hasil terkecil diantara atribut yang lain. Berikut ini perhitungan rata-rata kesenjangan kepuasan manajer:
1. Atribut Komunikasi =
2. Atribut Pendukung =
3. Atribut Kapabilitas =
Berdasarkan hasil
perhitungan rata-rata
kesenjangan kepuasan manajer menunjukkan hasil atribut komunikasi sebesar 0,3,
atribut pendukung sebesar 0,67 dan atribut kapabilitas sebesar 0,67. Maka hasil kesenjangan tersebut menunjukkan bahwa atribut
komunikasi yang keadaannya belief paling mendekati keinginan ideal manajer karena mempunyai tingkat kesenjangan yang paling
kecil yaitu sebesar 0,3. Selanjutnya bobot rata-rata untuk tiap-tiap atribut dihitung
berdasarkan urutan kepentingan yang diberikan dalam pengisian kuesioner, hasil urutan kepentingan manajer dapat dilihat pada tabel
dibawah ini:
Tabel V. 42 Urutan kepentingan Hasil Kuesioner Kepuasan Manajer
Atribut Urutan Kepentingan
1 2
3
1. Komunikasi
1 3
1 2.
Pendukung 1
1 3
3. Kapabiltas
3 1
1
Pada tabel V.42 menunjukkan jawaban manajer tentang urutan kepentingan pada atribut komunikasi, pendukung, dan
kapabilitas. Pada atribut komunikasi terdapat 1 orang manajer memilih urutan kepentingan yang pertama, 3 orang manajer yang
memilih urutan kepentingan yang kedua, 1 orang manajer yang memilih urutan kepentingan yang ketiga. Pada atribut pendukung
terdapat 1 orang manajer memilih urutan kepentingan yang pertama, 1 orang manajer yang memilih urutan kepentingan yang kedua, 3 orang
manajer yang memilih urutan kepentingan yang ketiga. Pada atribut
kapabilitas terdapat 3 orang manajer memilih urutan kepentingan yang pertama, 1 orang manajer yang memilih urutan kepentingan yang
kedua, 1 orang manajer yang memilih urutan kepentingan yang ketiga. Setelah mengetahui jawaban manajer tentang urutan kepentingan
atribut komunikasi, pendukung, dan kapabilitas kemudian dilakukan penjumlahan nilai hasil kali urutan kepentingan dengan jumlah
manajer yang memberikan prioritas kepentingan pada atribut tertentu dari ketiga atribut yang ada. Untuk hasil kali urutan terpenting atas
jawaban yang diberikan manajer serta perhitungannya dapat dilihat pada tabel V.43.
Tabel V.43 Perhitungan Tingkat Urutan Kepentingan Kepuasan Manajer
Atribut Urutan Kepentingan
Jumlah 1
2 3
1. Komunikasi 1 x 3 = 3
3 x 2 = 6 1 x 1 =1
3+6+1 = 10 2.
Penghargaan 1 x 3 = 3 1 x 2 = 2
3 x 1 = 3 3+2+3= 8
3. Dukungan
3 x 3 = 9 1 x 2 = 2
1 x 1 = 1 9+2+1 = 12
Tabel V.43 menunjukkan perhitungan tingkat urutan kepentingan. Untuk urutan kepentingan pertama diberi bobot tiga, urutan kedua
diberi bobot dua, dan urutan ketiga diberi bobot 1. Pada atribut harga terdapat 1 orang manajer memilih urutan kepentingan yang pertama
yang diberi bobot 3 mendapatkan hasil 3, 3 orang manajer yang memilih urutan kepentingan yang kedua yang diberi bobot 2 yang
mendapatkan hasil 6, 1 orang manajer yang memilih urutan kepentingan yang ketiga yang diberi bobot 1 yang mendapatkan hasil
1. Pada atribut mutu terdapat 1 orang manajer memilih urutan
kepentingan yang pertama yang diberi bobot 3 mendapatkan hasil 3, 1 orang manajer yang memilih urutan kepentingan yang kedua yang
diberi bobot 2 yang mendapatkan hasil 2, 3 orang manajer yang memilih urutan kepentingan yang ketiga yang diberi bobot 1 yang
mendapatkan hasil 3. Pada atribut waktu terdapat 3 orang manajer memilih urutan kepentingan yang pertama yang diberi bobot 3 yang
mendapatkan hasil 9, 1 orang manajer yang memilih urutan kepentingan yang kedua yang diberi bobot 2 yang mendapatkan hasil
2, 1 orang manajer yang memilih urutan kepentingan yang ketiga yang di beri bobot 1 yang mendapatkan hasil 1.
Berdasarkan hasil perhitungan pada tabel V.43 diperoleh nilai untuk atribut komunikasi sebesar 10, atribut pendukung sebesar 8, dan
atribut kapabilitas
sebesar 12.
Hasil perhitungan
tersebut menunjukkan hasil perkalian yang paling besar adalah 12. Hal ini
menunjukkan bahwa atribut kapabilitas adalah atribut yang dianggap paling penting oleh manajer. Dari hasil perhitungan tersebut masing-
masing atribut diberi bobot sesuai dengan urutan tingkat kepentingan yang diberikan oleh manajer.
Tabel V. 44 Urutan Kepentingan Kepuasan Manajer, Hasil Kali dan Bobot pada
Atribut Komunikasi, Pendukung, Kapabilitas
No. 1.
Atribut 2
Hasil Kali 3
Urutan Kepentingan
4 Bobot Nilai
5 = 1.
Komunikasi 10
2 33
2. Pendukung
8 3
50 3.
Kapabilitas 12
1 17
Jumlah 30
6 100
Pada tabel V.44 menunjukkan bobot pada atribut komunikasi, pendukung, dan kapabilitas. Untuk menentukan urutan
kepentingan yaitu dengan cara menentukan hasil kali yang memiliki hasil tinggi diberi urutan kepentingan pertama, hasil kali yang
memiliki hasil sedang diberi urutan kepentingan kedua, dan hasil kali yang memiliki hasil rendah diberi urutan kepentingan ketiga.
Pada atribut komunikasi mendapatkan hasil 10 maka mendapat urutan kepentingan kedua, pada atribut pendukung mendapatkan
hasil 8 maka mendapatkan urutan kepentingan ketiga, dan pada atribut kapabilitas mendapat hasil 12 maka mendapatkan urutan
kepentingan pertama. Setelah menentukan hasil kali kemudian mencari bobot dengan cara urutan kepentingan pada atribut
komunikasi, pendukung, dan kapabilitas dibagi dengan total urutan kepentingan dikali 100. Pada atribut komunikasi didapatkan bobot
33, pendukung mendapatkan bobot 50, dan kapabilitas mendapatkan bobot 17.
Selanjutnya dari hasil perhitungan kesenjangan nilai belief rata –
rata pada tabel 41 dan nilai ideal rata – rata dikalikan dengan bobot
atau nilai pada tabel 44 sesuai dengan atributnya. Perhitungan ini digunakan untuk mengukur sikap manajer secara keseluruhan
terhadap atribut komunikasi, pendukung, dan kapabilitas. Pengukuran sikap manajer terhadap seluruh atribut dilakukan berdasarkan tabel 41
dengan tabel 44 dengan perhitungan sebagai berikut: Attitude = 33 x [0,4+0,2 + 50 x [0,8 + 0,6 +0,6] + 17 x [0,8
+0,8+0,4] = 33 x 0,6 + 50 x 2 + 17 x 2
= 19,8 + 100 + 34 = 153,8
80 160 240
320 400 Berdasarkan hasil di atas dapat diketahui bahwa sikap
manajer terhadap atribut komunikasi, pendukung, dan kapabilitas dari CV. Maju Lancar adalah puas. Hal ini menunjukkan bahwa
manajemen CV. Maju Lancar memberikan rasa puas sehingga manajer memiliki perasaan puas.
D. Pembahasan
Tabel V. 45 Perbandingan Hasil Penilaian Kinerja
Perspektif Balanced Scorecard
Kriteria balanced
scorecard Keadaan CV. Maju Lancar
Ket.
1. Perspektif
keuangan: a.
Rasio ROI
b. Rasio profit
margin
c. Rasio RMS
Peningkatan rentabilitas
dan profitabilitas
ROI tahun 2011 sebesar 0,514 turun menjadi
0,499 di tahun 2012. ROI pada tahun 2012 sebesar
0,499 turun menjadi 0,493 di tahun 2013.
Profit margin tahun 2011 sebesar 0,907 naik menjadi
0,931 ditahun 2012. Profit margin pada tahun 2012
sebesar 0,931 naik menjadi 1,023 pada tahun 2013.
RMS pada tahun 2011 sebesar 0,739 naik menjadi
0,932 pada tahun 2012, naik menjadi 0,942 pada
tahun 2013. Buruk
Baik
Baik
2. Perspektif
pelanggan: a.
Perkembang an Daerah
Pemasaran
b. Customer
Satisfaction Meluasnya daerah
pemasaran Mampu
memberikan kepuasan
Pada tahun 1986 pemasaran hanya terbatas pada daerah
Yogyakarta saja khususnya Wonosari sekarang CV.
Maju Lancar telah meluas dan membuka banyak cabang
di luar jawa yaitu Yogyakarta, Bandung,
Jakarta, dan Sumatera Perusahaan mampu dalam
memberikan kepuasan kepada pelanggan sikap skala dari
Baik
Baik
Lanjutan Tabel V. 45 Perbandingan Hasil Penilaian Kinerja
Perspektif Balanced Scorecard
Kriteria balanced
scorecard Keadaan CV. Maju Lancar
Ket.
c. Peningkatan
Penjualan terhadap produk
dan jasa Mampu
meningkatkan jumlah penjualan
hasil kuesioner menunjukkan bahwa pelanggan eksekutif
merasa sangat puas dan pelanggan ekonomi merasa
puas terhadap atribut komunikasi, mutu, harga dari
pelayanan CV. Maju Lancar Penjualan mengalami
peningkatan untuk tahun 2012 terdapat kenaikan
sebesar Rp714.456.000 atau sebesar 5,34. Sedangkan
untuk tahun 2013 terdapat kenaikan pula sebesar
Rp1.863.169.000 atau sebesar 13,93.
Baik
Baik
3. Perspektif
Proses Bisnis Internal
a. Inovasi
b. Proses
Operasi Kemampuan
perusahaan melakukan proses
inovasi sehingga dapat
menghasilkan jasa yang inovatif
Kemampuan perusahaan dalam
melakukan proses Memberikan cara yang
mudah bagi pelanggan untuk memperoleh jasa, yaitu
dengan bisa juga memesan melalui telephone atau
pembelian melalui internet, dan perusahaan mengganti
mesin bus lama dengan mesin bus baru, merenovasi
beberapa elemen atau mengganti onderdil, dan
mengganti model tampilan aksesoris bus dari model
lama ke model baru seperti komponen lampu-lampu yang
mengikuti tren. Memberikan tenaga yang
mahir, handal, dan untuk kenyamanan dan keamanan
Baik
Baik
Lanjutan Tabel V. 45 Perbandingan Hasil Penilaian Kinerja
Perspektif Balanced Scorecard
Kriteria balanced
scorecard Keadaan CV. Maju Lancar
Ket.
c. Layanan
Purna Jual operasi
secara cepat dan tepat.
Kemampuan perusahaan
memberikan layanan
purna jual terhadap jasa
yang terjual bagi pengguna jasa bus
Perusahaan mampu memberikan feedback atas
complain yang diutarakan oleh pelanggan dengan
melakukan perbaikan pada pelayanan berikutnya
Baik
4. Perspektif
pertumbuhan dan
pembelajaran
a. Kemampuan
karyawan
b. Produktivitas
karyawan c.
Motivasi, pemberian
wewenang, dan
pembatasan wewenang.
Kemampuan perusahaan
memenuhi faktor pengukuran
kemampuan karyawan yaitu:
1 Kepuasan
Karyawan
2 Retensi
karyawan Kemampuan
karyawan dalam menghasilkan
output laba. Kemampuan
perusahaan dalam memberikan
kepuasan kepada manajer
Perusahaan cukup memberikan kepuasan kerja
pada karyawan. Retensi karyawan mengalami
peningkatan dari tahun 2011- 2013 dengan trend b=1,12
maka tingkat perputaran karyawan di CV. Maju
Lancar juga tinggi. Produktivitas karyawan
meningkat dari tahun 2011- 2013.
Perusahaan mampu memberikan kepuasan kepada
manajer. Dapat dilihat dari hasil kuesioner yang
menunjukkan bahwa manajer puas terhadap kinerja
karyawan.
Cukup Baik
Buruk
Baik
Baik
Pada perspektif keuangan dari ROI selama tahun 2011 dan 2012 mengalami penurunan sebesar 0,015. ROI tahun 2011 sebesar 0,514 turun
menjadi 0,499 di tahun 2012. ROI CV. Maju Lancar untuk tahun 2012 sampai dengan 2013 pun mengalami penurunan sebesar 0,006. ROI pada tahun 2012
sebesar 0,499 turun menjadi 0,493 di tahun 2013. Dari tahun 2011 sampai dengan 2012 profit margin CV. Maju Lancar mengalami kenaikan sebesar
0,024. Profit margin pada tahun 2011 sebesar 0,907 naik menjadi 0,931 ditahun 2012. Profit margin CV. Maju Lancar dari tahun 2012 sampai dengan
2013 pun mengalami kenaikan sebesar 0,091. Profit margin pada tahun 2012 sebesar 0,931 naik menjadi 1,023 pada tahun 2013. Selama tahun 2011
sampai dengan 2012 CV. Maju Lancar mengalami peningkatan RMS sebesar 0,192. RMS pada tahun 2011 sebesar 0,739 naik menjadi 0,932 pada tahun
2012. RMS CV. Maju Lancar untuk tahun 2012 sampai dengan 2013 mengalami kenaikan sebesar 0,010. RMS tahun 2012 sebesar 0,932 naik menjadi 0,942
tahun 2013. Dari perspektif pelanggan keadaan CV. Maju Lancar dapat dikatakan baik
karena perusahaan telah mampu memperluas pangsa pasarnya ke berbagai wilayah di Indonesia dan meningkatkan penjualannya. Dari persamaan trend
penjualan diperoleh b positif sebesar 4,64. Nilai b positif menunjukkan bahwa penjualan cenderung mengalami peningkatan dari tahun 2011 sampai dengan
2013. Penjualan meningkat sesuai dengan hasil kuesioner pelanggan eksekutif merasa sangat puas dengan mendapatkan nilai 70,38 dan pelanggan ekonomi puas
dengan mendapatkan nilai 90,94 terhadap pelayanan yang diberikan oleh CV.
Maju Lancar. Hal ini disebabkan karena CV. Maju Lancar telah memberikan jasa transportasi yang memberikan harga yang sesuai dengan keinginan pelanggan,
pelayanan yang ramah dari karyawan, dan fasilitas yang menunjang sehingga pelanggan memiliki perasaan aman dan nyaman dalam menggunakan jasa dari
perusahaan sehingga pelanggan memiliki perasaan puas kepada CV. Maju Lancar yang ditunjukkan di dalam hasil kuesioner pelanggan.
Proses inovasi, operasi, dan layanan purna jual yang diberikan oleh CV. Maju Lancar adalah baik. CV. Maju Lancar telah melakukan inovasi dalam
memberikan jasa sehingga mampu memenuhi kebutuhan pelanggan, kemampuan perusahaan dalam melakukan proses operasi secara cepat dan tepat, kemampuan
perusahaan memberikan layanan purna jual terhadap jasa yang terjual. Perspektif pembelajaran dan pertumbuhan CV. Maju Lancar untuk retensi
karyawan meningkat yang artinya perusahaan tidak mampu mempertahankan karyawannya yang memegang jabatan kunci di perusahaan. Kuesioner karyawan
ragu – ragu netral terhadap kinerja perusahaan yang ditunjukkan dari hasil
perhitungan kuesioner dari segi komunikasi, penghargaan, dan dukungan. Hal ini disebabkan karena agak sulitnya menyampaikan masalah dalam pekerjaan karena
jarang bertemu dengan pimpinan perusahaan, perusahaan cukup memberikan penghargaan yang diberikan terhadap tugas yang diberikan, dan cukup
memberikan dukungan kepada karyawan sehingga karyawan ragu – ragu netral
terhadap atribut komunikasi, penghargaan, dan dukungan. Produktivitas karyawan CV. Maju Lancar meningkat pada tahun 2011
sebesar Rp768.042orang meningkat pada tahun 2012 sebesar Rp830.256orang
dan pada tahun 2013 meningkat sebesar Rp986.191orang. Dari hasil kuesioner manajer adalah puas sehingga manajer memiliki perasaan puas terhadap atribut
komunikasi, pendukung, dan kapabilitas. Manajer merasa bahwa komunikasi sudah berjalan dengan baik antara karyawan dan manajer dan tugas - tugas yang
diberikan kepada karyawan sudah dapat dilaksanakan dengan baik sehingga memberikan kepuasan kepada manajer.
134
Bab VI PENUTUP
Berdasarkan hasil analisis data pada bab sebelumnya, pada bab ini penulis akan mengambil kesimpulan serta memberikan saran dan menuliskan
beberapa keterbatasan yang ada pada penelitian ini.
A. Kesimpulan
Hasil dari penelitian ini adalah kinerja CV. Maju Lancar pada tahun 2011 menunjukkan bahwa hasil kuesioner manajer puas terhadap
kinerja yang diberikan karyawan CV. Maju Lancar. Hal ini menunjukkan bahwa karyawan CV. Maju Lancar memberikan rasa
puas sehingga manajer memiliki perasaan puas terhadap atribut komunikasi, dukungan, dan kapabilitas pada karyawan CV. Maju
Lancar. Demikian pula sama halnya dengan perusahaan juga harus memberikan kepuasan kepada karyawan. Yang ditunjukkan dari hasil
dari kuesioner karyawan mendapatkan hasil ragu-ragu netral terhadap kinerja yang diberikan CV. Maju Lancar dari segi komunikasi,
penghargaan, dan dukungan. Produktivitas karyawan pada tahun 2011 adalah sebesar Rp768.042orang. Perusahaan juga telah melakukan
proses inovasi, operasi, layanan purna jual kepada pelanggannya dengan baik. Sehingga dari hasil kuesioner pelanggan didapatkan hasil
yang puas, baik pelanggan ekonomi dan eksekutif karena perusahaan telah mampu memperluas daerah pemasarannnya ke berbagai wilayah
di Indonesia dan penjualan yang didapatkan pada tahun 2011 sebesar Rp13.374.124.000. Kepuasan pelanggan akan berpengaruh pada
keuangan perusahaan sehingga pada tahun 2011 mendapatkan ROI sebesar 0,514, profit margin sebesar 0,907, dan RMS sebesar
0,739. Kinerja CV. Maju Lancar pada tahun 2012 menunjukkan bahwa
hasil kuesioner manajer puas terhadap kinerja yang diberikan karyawan CV. Maju Lancar. Hal ini menunjukkan bahwa karyawan
CV. Maju Lancar memberikan rasa puas sehingga manajer memiliki perasaan puas terhadap atribut komunikasi, dukungan, dan kapabilitas
pada karyawan CV. Maju Lancar. Demikian pula sama halnya dengan perusahaan juga harus memberikan kepuasan kepada karyawan. Yang
ditunjukkan dari hasil dari kuesioner karyawan mendapatkan hasil ragu-ragu netral terhadap kinerja yang diberikan CV. Maju Lancar
dari segi komunikasi, penghargaan, dan dukungan. Produktivitas karyawan pada tahun 2012 adalah sebesar Rp768.042orang.
Perusahaan juga telah mampu melakukan proses inovasi, operasi, layanan purna jual kepada pelanggannya dengan baik. Sehingga dari
hasil kuesioner pelanggan didapatkan hasil yang puas, baik pelanggan ekonomi dan eksekutif karena perusahaan telah mampu memperluas
daerah pemasarannnya ke berbagai wilayah di Indonesia dan penjualan yang didapatkan pada tahun 2012 sebesar Rp14.088.580.000.
Kepuasan pelanggan akan berpengaruh pada keuangan perusahaan
sehingga pada tahun 2012 mendapatkan ROI sebesar 0,499, profit margin sebesar 0,931, dan RMS sebesar 0,932.
Kinerja CV. Maju Lancar pada tahun 2013 menunjukkan bahwa hasil kuesioner manajer puas terhadap kinerja yang diberikan
karyawan CV. Maju Lancar. Hal ini menunjukkan bahwa karyawan CV. Maju Lancar memberikan rasa puas sehingga manajer memiliki
perasaan puas terhadap atribut komunikasi, dukungan, dan kapabilitas pada karyawan CV. Maju Lancar. Demikian pula sama halnya dengan
perusahaan juga harus memberikan kepuasan kepada karyawan. Yang ditunjukkan dari hasil dari kuesioner karyawan mendapatkan hasil
ragu-ragu netral terhadap kinerja yang diberikan CV. Maju Lancar dari segi komunikasi, penghargaan, dan dukungan. Produktivitas
karyawan pada tahun 2013 adalah sebesar Rp830.256orang. Perusahaan juga telah mampu melakukan proses inovasi, operasi,
layanan purna jual kepada pelanggannya dengan baik. Sehingga dari hasil kuesioner pelanggan didapatkan hasil yang puas, baik pelanggan
ekonomi dan eksekutif karena perusahaan telah mampu memperluas daerah pemasarannnya ke berbagai wilayah di Indonesia dan penjualan
yang didapatkan pada tahun 2013 sebesar Rp15.237.293.000. Kepuasan pelanggan akan berpengaruh pada keuangan perusahaan
sehingga pada tahun 2013 mendapatkan ROI sebesar 0,493, profit margin sebesar 1,023, dan RMS sebesar 0,942.