Analisis kinerja perusahaan dengan balanced scorecard (studi kasus di PT Tunas Madukara Indah Wonosobo).

(1)

ABSTRAK

ANALISIS KINERJA PERUSAHAAN DENGAN BALANCED SCORECARD

(Studi Kasus di PT Tunas Madukara Indah Wonosobo)

Elvita Dearti Tinambunan NIM: 122114126 Universitas Sanata Dharma

Yogyakarta 2016

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kinerja PT Tunas Madukara Indah Wonosobo dengan menggunakan metode Balanced Scorecard, yang mencakup empat perspektif yaitu: (1) perspektif keuangan, (2) perspektif pelanggan, (3) perspektif proses bisnis internal, dan (4) perspektif pembelajaran dan pertumbuhan.

Jenis penelitian ini adalah studi kasus. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah wawancara, dokumentasi, observasi dan kuesioner yang ditujukan kepada pelanggan, karyawan dan manajer. Teknik analisis data yang digunakan adalah dengan analisis rasio keuangan, untuk perspektif keuangan, analisis Multiattribute Attitude Model (MAM) untuk perspektif pelanggan dan perspektif pembelajaran dan pertumbuhan, sedangkan untuk perspektif proses bisnis internal menggunakan analisis deskriptif.

Hasil analisis data adalah sebagai berikut: (1) Perspektif keuangan menunjukkan kondisi yang cukup baik, terlihat dari Net Profit Margin (NPM) yang mengalami peningkatan, Return on Investment (ROI) serta Return on Equity (ROE) yang mengalami peningkatan dan penurunan selama tahun 2010 sampai dengan 2012. (2) Perspektif pelanggan menunjukkan kondisi yang sangat baik, karena pelanggan merasa puas dengan pelayanan yang diberikan PT Tunas Madukara Indah Wonosobo. (3) Perspektif proses bisnis internal menunjukkan kondisi yang baik, (4) Perspektif pembelajaran dan pertumbuhan menunjukkan kondisi yang sangat baik, karena karyawan sangat puas terhadap kinerja yang ada pada PT Tunas Madukara Indah Wonosobo dan manajer sudah mampu menjalankan tugasnya secara profesional.


(2)

ABSTRACT

PERFORMANCE ANALYSIS OF THE COMPANY WITH BALANCED SCORECARD

(A Case Study in PT Tunas Madukara Indah Wonosobo)

Elvita Dearti Tinambunan NIM: 122114126 Sanata Dharma University

Yogyakarta 2016

This study aimed to know the performance of PT Tunas Madukara Indah Wonosobo using Balanced Scorecard method which includes four perspectives, namely (1) financial perspective, (2) customer perspective, (3) the internal business process perspective, and (4) learning and growth perspective.

The type of research is case study. Data collection techniques used was interviews, documentation, observation and questionnaires addressed to customers, employees and managers. Data analysis technique used was the financial ratio analysis for the financial perspective, analysis of Multiattribute Attitude Model (MAM) for the customer perspective and the learning and growth perspective, while for the internal business process perspective using a descriptive analysis.

Results of the data analysis were as follows: (1) The financial perspective shows fairly good condition, visible from the Net Profit Margin (NPM) which has increased, Return on Investment (ROI) and Return on Equity (ROE) which has increased and decreased during the years 2010 to 2012. (2) The customer perspective shows very good condition , because customers are satisfied with the services provided by PT Tunas Madukara Indah Wonosobo. (3) The internal business process perspective showing a good conditions, (4) The learning and growth perspective indicates very good conditions, because employees were very satisfied with the performance of existing in PT Tunas Madukara Indah Wonosobo and the manager has been able to carry out their duties in a professional manner.


(3)

ANALISIS KINERJA PERUSAHAAN DENGAN BALANCED SCORECARD

Studi Kasus di PT Tunas Madukara Indah Wonosobo

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi

Program Studi Akuntansi

Oleh:

Elvita Dearti Tinambunan 122114126

PROGRAM STUDI AKUNTANSI JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA


(4)

i

ANALISIS KINERJA PERUSAHAAN DENGAN BALANCED SCORECARD

Studi Kasus di PT Tunas Madukara Indah Wonosobo

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi

Program Studi Akuntansi

Oleh:

Elvita Dearti Tinambunan 122114126

PROGRAM STUDI AKUNTANSI JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA


(5)

ii


(6)

(7)

iv

PERSEMBAHAN

Roma 8:28

“Kita tahu sekarang, bahwa Allah turut bekerja dalam segala sesuatu untuk mendatangkan kebaikan bagi mereka yang mengasihi Dia.”

Yeremia 29:11

“Sebab Aku ini mengetahui rancangan-rancangan apa yang ada pada-Ku mengenai kamu, demikianlah firman TUHAN, yaitu rancangan damai sejahtera dan bukan rancangan kecelakaan, untuk memberikan kepadamu hari depan yang penuh harapan.”

Titus 2:15

“Beritakanlah semuanya itu, nasihatilah dan yakinkanlah orang dengan segala kewibawaanmu. Janganlah ada orang yang menganggap engkau rendah.”

Karya ini kupersembahkan untuk : Tuhan Yesus Keluarga Tercinta Teman-taman


(8)

(9)

(10)

vii

KATA PENGANTAR

Puji syukur dan terima kasih ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang telah melimpahkan rahmat dan karunia kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan skripsi ini. Penulisan skripsi ini bertujuan untuk memenuhi salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana pada Program Studi Akuntansi, Fakultas Ekonomi Universitas Sanata Dharma.

Dalam menyelesaikan skripsi ini penulis mendapat bantuan, bimbingan dan arahan dari berbagai pihak. Oleh karena itu penulis mengucapkan terima kasih yang tak terhingga kepada:

1. Tuhan Yesus Kristus yang mendampingi, melindungi dan menyertai selalu. Terima kasih atas rencana indah yang Engkau berikan kepadaku.

2. Drs. J. Eka Priyatma, M.Sc., Ph.D. selaku Rektor Universitas Sanata Dharma yang telah memberikan kesempatan untuk belajar dan mengembangkan kepribadian di Universitas Sanata Dharma kepada penulis.

3. Lisia Apriani, S.E., M.Si., Akt., QIA. selaku pembimbing yang telah membantu serta membimbing penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

4. Seluruh Bapak dan Ibu Dosen Fakultas Ekonomi yang telah membimbing dengan baik selama proses pembelajaran di Universitas Sanata Dharma.

5. Bapak Johan Mulyadi selaku pemilik PT Tunas Madukara Indah Wonosobo, Bapak Saun Gusmega selaku Accounting PT Tunas Madukara Indah


(11)

viii

Wonosobo, dan Mbak Yuli Kuswati selaku Personalia PT Tunas Madukara Indah Wonosobo yang telah banyak membantu dan memberikan ijin untuk melakukan penelitian serta kepada seluruh staf yang telah banyak membantu dalam memperoleh data.

6. Ayahku Abidan Tinambunan dan Ibuku Asyanti Pujinaeni yang sudah berjuang dan berkorban, yang luar biasa telah memberikan doa tanpa henti, perhatian, sehingga skripsi ini dapat selesai.

7. Adik-adikku tercinta Rivaldi Tinambunan dan Abelardo Yoyada Tinambunan sudah memberi dukungan doa dan motivasi untuk menyelesaikan skripsi ini.

8. Teman terspesial Hilarius Yanuar Tri Rugmana selalu memberikan dukungan, semangat dan selalu mengingatkan untuk menyelesaikan skripsi ini.

9. Agatha Cahya Utami sudah membantu dalam memberikan arahan untuk menyelesaikan skripsi ini.

10.Teman berbagiku Fristina Wahyu D.P , Junita Iklina, Anindita Kurnia D.M.V, Maria Anastasia V.P.P. sudah mau menjadi teman berbagi selama mengerjakan skripsi.

11.Teman-teman AKT C 2012 dan teman-teman seperjuangan di kelas MPAT sudah memberi dukungan dan motivasi selama mengerjakan skripsi.

12.Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu yang sudah banyak membantu dan memberikan dukungan selama penyusunan skripsi ini.


(12)

(13)

x

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii

HALAMAN PENGESAHAN ... iii

HALAMAN PERSEMBAHAN ... iv

HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN KARYA TULIS ... v

HALAMAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH ... vi

HALAMAN KATA PENGANTAR ... vii

HALAMAN DAFTAR ISI ... x

HALAMAN DAFTAR GAMBAR ... xiii

HALAMAN DAFTAR TABEL ... xiv

HALAMAN DAFTAR LAMPIRAN ... xvi

ABSTRAK ... xvii

ABSTRACT ... xviii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Rumusan Masalah ... 3

C. Tujuan Penelitian ... 3

D. Manfaat Penelitian... 3

E. Sistematika Penulisan ... 4

BAB II LANDASAN TEORI ... 6

A. Pengukuran Kinerja ... 6

B. Balanced Scorecard... 6

1. Pengertian Balanced Scorecard ... 6

2. Perspektif Balanced Scorecard ... 8


(14)

xi

4. Balanced Scorecard sebagai Sistem Pengendalian Strategis .. 17

C. Penelitian Terdahulu ... 18

BAB III METODE PENELITIAN... 22

A. Jenis Penelitian ... 22

B. Tempat dan Waktu Penelitian ... 22

C. Subjek dan Objek Penelitian ... 22

D. Data yang Dibutuhkan ... 23

E. Teknik Pengumpulan Data ... 23

F. Operasionalisasi Variabel Penelitian ... 24

G. Pengujian Instrumen Penelitian ... 26

H. Teknik Analisis Data ... 27

1. Perspektif Keuangan ... 27

2. Perspektif Pelanggan ... 28

3. Perspektif Proses Bisnis Internal ... 30

4. Perspektif Pembelajaran dan Pertumbuhan ... 31

I. Perbandingan Perspektif BSC dengan Perspektif PT Tunas Madukara Indah ... 37

H. Populasi dan Sampel ... 39

BAB IV GAMBARAN PERUSAHAAN ... 40

A. Sejarah PT Tunas Madukara Indah Wonosobo ... 40

B. Lokasi Praktek Kerja Lapangan ... 41

C. Manajemen Sumber Daya Manusia... 42

BAB V ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN ... 51

A. Uji Validitas dan Reliabilitas ... 51

B. Analisis Data ... 56

1. Perspektif Keuangan ... 56

2. Perspektif Pelanggan ... 59


(15)

xii

4. Perspektif Pembelajaran dan Pertumbuhan ... 66

C. Pembahasan ... 77

1. Perspektif Keuangan ... 77

2. Perspektif Pelanggan ... 78

3. Perspektif Proses Bisnis Internal ... 79

4. Perspektif Pembelajaran dan Pertumbuhan ... 79

BAB VI PENUTUP ... 82

A. Kesimpulan ... 82

B. Keterbatasan Penelitian ... 84

C. Saran Penelitian ... 84

DAFTAR PUSTAKA ... 86


(16)

xiii

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar I. Range Skala Likert Pelanggan ... 30

Gambar II. Range Skala Likert Karyawan ... 33

Gambar III. Range Skala Likert Manajer ... 36

Gambar IV. Olahan Range Skala Likert Pelanggan ... 64

Gambar II. Olahan Range Skala Likert Karyawan ... 71


(17)

xiv

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 1. Tingkat Reliabilitas Berdasarkan Nilai Alpha ... 26

Tabel 2. Skala Pengukuran Kuesioner Perspektif Pelanggan ... 28

Tabel 3. Urutan Tingkat Kepentingan Perspektif Pelanggan ... 29

Tabel 4. Skala Pengukuran Kuesioner Perspektif Pembelajaran dan Pertumbuhan (Karyawan) ... 32

Tabel 5. Urutan Tingkat Kepentingan Perspektif Pembelajaran dan Pertumbuhan (Karyawan) ... 33

Tabel 6. Skala Pengukuran Kuesioner Perspektif Pembelajaran dan Pertumbuhan (Manajer) ... 34

Tabel 7. Urutan Tingkat Kepentingan Perspektif Pembelajaran dan Pertumbuhan (Manajer) ... 35

Tabel 8. Perbandingan Perspektif BSC dengan Perspektif PT Tunas Madukara Indah Wonosobo ... 37

Tabel 9. Pembagian Tenaga Kerja Berdasarkan Status ... 44

Tabel 10. Hasil Uji Validitas Kuesioner Keadaan Belief ... 51

Tabel 11. Hasil Uji Reliabilitas Kuesioner Keadaan Belief ... 53

Tabel 12. Tingkat Reliabilitas Berdasarkan Nilai Alpha ... 53

Tabel 13. Hasil Uji Validitas Kuesioner Keadaan Ideal ... 54

Tabel 14. Hasil Uji Reliabilitas Kuesioner Keadaan Ideal ... 55

Tabel 15. Tingkat Reliabilitas Berdasarkan Nilai Alpha ... 55

Tabel 16. Net Profit Margin ... 57

Tabel 17. Return on Investment ... 57

Tabel 18 Return on Equity. ... 58

Tabel 19. Hasil Kuesioner Pelanggan ... 60

Tabel 20. Urutan Kepentingan Hasil Kuesioner Pelanggan... 62

Tabel 21. Urutan Tingkat Kepentingan Pelanggan pada Atribut Harga Mutu dan Waktu ... 63


(18)

xv

Tabel 22. Perbandingan Proses Bisnis Internal Balanced Scorecard Dan Proses Bisnis Internal pada PT Tunas Madukara Indah

Wonososbo ... 65 Tabel 23. Hasil Kuesioner Karyawan ... 67 Tabel 24. Urutan Kepentingan Hasil Kuesioner Karyawan ... 69 Tabel 25. Urutan Tingkat Kepentingan Karyawan pada Atribut

Komunikasi, Penghargaan dan Dukungan ... 70 Tabel 26. Hasil Kuesioner Manajer ... 72 Tabel 27. Urutan Kepentingan Hasil Kuesioner Manajer ... 74 Tabel 28. Urutan Tingkat Kepentingan Manajer pada Atribut

Komunikasi, Pendukung dan Kapabilitas ... 75 Tabel 29. Hasil Penilaian Kinerja PT Tunas Madukara Indah


(19)

xvi

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1 Kuesioner Kepuasan Pelanggan ... 89

Lampiran 2 Kuesioner Kepuasan Karyawan... 92

Lampiran 3 Kuesioner Kepuasan Manajer ... 95

Lampiran 4 Hasil Kuesioner Pelanggan Kondisi Belief ... 98

Lampiran 5 Hasil Kuesioner Pelanggan Kondisi Ideal ... 99

Lampiran 6 Hasil Kuesioner Karyawan Kondisi Belief ... 100

Lampiran 7 Hasil Kuesioner Karyawan Kondisi Ideal ... 102

Lampiran 8 Hasil Kuesioner Manajer Kondisi Belief dan Ideal ... 104

Lampiran 9 Output SPSS Kuesioner Pelanggan Belief dan Ideal ... 105

Lampiran 10 Output SPSS Kuesioner Karyawan Belief dan Ideal ... 106

Lampiran 11 Laporan Laba (Rugi) PeriodeTahun 2010 ... 107

Lampiran 12 Laporan Laba (Rugi) PeriodeTahun 2011 ... 109

Lampiran 13 Laporan Laba (Rugi) PeriodeTahun 2012 ... 111

Lampiran 14 Neraca Tahun 2010 ... 113

Lampiran 15 Neraca Tahun 2011 ... 114


(20)

xvii

ABSTRAK

ANALISIS KINERJA PERUSAHAAN DENGAN BALANCED SCORECARD

(Studi Kasus di PT Tunas Madukara Indah Wonosobo)

Elvita Dearti Tinambunan NIM: 122114126 Universitas Sanata Dharma

Yogyakarta 2016

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kinerja PT Tunas Madukara Indah Wonosobo dengan menggunakan metode Balanced Scorecard, yang mencakup empat perspektif yaitu: (1) perspektif keuangan, (2) perspektif pelanggan, (3) perspektif proses bisnis internal, dan (4) perspektif pembelajaran dan pertumbuhan.

Jenis penelitian ini adalah studi kasus. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah wawancara, dokumentasi, observasi dan kuesioner yang ditujukan kepada pelanggan, karyawan dan manajer. Teknik analisis data yang digunakan adalah dengan analisis rasio keuangan, untuk perspektif keuangan, analisis Multiattribute Attitude Model (MAM) untuk perspektif pelanggan dan perspektif pembelajaran dan pertumbuhan, sedangkan untuk perspektif proses bisnis internal menggunakan analisis deskriptif.

Hasil analisis data adalah sebagai berikut: (1) Perspektif keuangan menunjukkan kondisi yang cukup baik, terlihat dari Net Profit Margin (NPM) yang mengalami peningkatan, Return on Investment (ROI) serta Return on Equity (ROE) yang mengalami peningkatan dan penurunan selama tahun 2010 sampai dengan 2012. (2) Perspektif pelanggan menunjukkan kondisi yang sangat baik, karena pelanggan merasa puas dengan pelayanan yang diberikan PT Tunas Madukara Indah Wonosobo. (3) Perspektif proses bisnis internal menunjukkan kondisi yang baik, (4) Perspektif pembelajaran dan pertumbuhan menunjukkan kondisi yang sangat baik, karena karyawan sangat puas terhadap kinerja yang ada pada PT Tunas Madukara Indah Wonosobo dan manajer sudah mampu menjalankan tugasnya secara profesional.


(21)

xviii

ABSTRACT

PERFORMANCE ANALYSIS OF THE COMPANY WITH BALANCED SCORECARD

(A Case Study in PT Tunas Madukara Indah Wonosobo)

Elvita Dearti Tinambunan NIM: 122114126 Sanata Dharma University

Yogyakarta 2016

This study aimed to know the performance of PT Tunas Madukara Indah Wonosobo using Balanced Scorecard method which includes four perspectives, namely (1) financial perspective, (2) customer perspective, (3) the internal business process perspective, and (4) learning and growth perspective.

The type of research is case study. Data collection techniques used was interviews, documentation, observation and questionnaires addressed to customers, employees and managers. Data analysis technique used was the financial ratio analysis for the financial perspective, analysis of Multiattribute Attitude Model (MAM) for the customer perspective and the learning and growth perspective, while for the internal business process perspective using a descriptive analysis.

Results of the data analysis were as follows: (1) The financial perspective shows fairly good condition, visible from the Net Profit Margin (NPM) which has increased, Return on Investment (ROI) and Return on Equity (ROE) which has increased and decreased during the years 2010 to 2012. (2) The customer perspective shows very good condition , because customers are satisfied with the services provided by PT Tunas Madukara Indah Wonosobo. (3) The internal business process perspective showing a good conditions, (4) The learning and growth perspective indicates very good conditions, because employees were very satisfied with the performance of existing in PT Tunas Madukara Indah Wonosobo and the manager has been able to carry out their duties in a professional manner.


(22)

1

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Menghadapi persaingan bisnis saat ini, perusahaan membutuhkan suatu benteng pertahanan sebagai modal perusahaan dalam bersaing. Persaingan yang terjadi, menuntut perusahaan memperbaiki kinerjanya supaya dapat bertahan dalam persaingan bisnisnya. Kinerja manajemen yang baik akan tercapai jika perusahaan mampu mengevaluasi dan membandingkan kinerja saat ini sebagai acuan untuk perbaikan kinerja selanjutnya. Dalam melakukan evaluasi dan perbandingan kinerja, perusahaan dapat melakukan penilaian kinerja. Penilaian kinerja dapat dipakai sebagai dasar perusahaan dalam melakukan perbaikan kinerja. Kebanyakan perusahaan masih menggunakan cara lama dalam menilai kinerjanya dan hanya menilai dari perspektif keuangan saja. Penilaian kinerja dari perspektif keuangan dirasa kurang cukup untuk dijadikan sebagai tolok ukur penilaian kinerja perusahaan, karena perspektif keuangan sangat mudah untuk dimanipulasi.

Perusahaan yang akan terus berkembang dan bertahan hidup harus menyediakan produk, baik barang dan jasa yang berorientasi pada pelanggan dengan meningkatkan mutu produk dan pelayanan secara terus-menerus. Maka tidaklah cukup menilai kinerja berdasarkan perspektif keuangan saja, untuk menciptakan produk yang berorientasi pada pelanggan diperlukan alat


(23)

ukur yang lain selain perspektif keuangan yang selanjutnya dikenal dengan istilah balanced scorecard.

Balanced scorecard ini pertama kali dipopulerkan oleh Robert S. Kaplan, seorang profesor bidang akuntansi Sekolah Bisnis Harvard dan David P. Norton, pimpinan Renaissance Solution Inc. pada tahun 1992 dalam sebuah artikel “The Balanced Scorecard-Measures That Drive Performance”. Pada tahun 1993 beberapa perusahaan besar di Amerika Serikat seperti Rockwater, Apple Computer, Advanced Micro Devices dan Electronic Circuits Inc. mulai menggunakan balanced scorecard sebagai alat ukur penilaian kinerja dan penyusunan strategik menurut Kaplan dan Norton (2000: ix). Balanced Scorecard sebagai alat ukur penilaian kinerja tidak hanya menilai berdasarkan aspek keuangan tetapi juga menilai dari aspek non keuangan seperti: pelanggan, proses bisnis internal dan pembelajaran dan pertumbuhan.

Penelitian ini menggunakan PT Tunas Madukara Indah Wonosobo sebagai tempat penelitian, karena perusahaan ini perlu diukur dari semua aspek baik keuangan maupun non keuangan, sehingga selain dapat menghasilkan laba yang maksimal namun perusahaan juga tidak melupakan sasaran-sasaran jangka panjang. Sasaran-sasaran jangka panjang ini mencakup kepedulian perusahaan terhadap kepuasan karyawan, sehingga karyawan memberikan pelayanan yang baik kepada pelanggan PT Tunas Madukara Indah Wonosobo dan pelanggan merasa puas. Kepuasan pelanggan


(24)

berpengaruh pada laba perusahaan, karena pelanggan yang puas akan kembali datang kepada PT Tunas Madukara Indah Wonosobo.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang tersebut, maka rumusan masalah dari penelitian ini, yaitu “Bagaimana kinerja PT Tunas Madukara Indah Wonosobo jika diukur dengan pendekatan Balanced Scorecard?”

C. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana kinerja PT Tunas Madukara Indah Wonosobo jika diukur menggunakan metode Balanced Scorecard melalui empat perspektif, yaitu perspektif keuangan, perspektif pelanggan, perspektif proses bisnis internal serta perspektif pembelajaran dan pertumbuhan.

D. Manfaat Penelitian

Dengan dilakukannya penelitian ini, diharapkan dapat memberi manfaat bagi pihak yang berkepentingan, yaitu :

1. Bagi PT Tunas Madukara Indah Wonosobo

Penelitian ini diharapkan mampu memberikan informasi serta masukan kepada perusahaan mengenai penerapan penilaian kinerja sebagai tolok ukur perusahaan dalam meningkatkan kinerja dengan menggunakan Balanced Scorecard.


(25)

2. Bagi Universitas Sanata Dharma

Penelitian ini diharapkan dapat berguna bagi peneliti selanjutnya sebagai referensi, terutama jika penulisan karya ilmiah berkaitan dengan pengukuran kinerja perusahaan.

3. Bagi Penulis

Penulis dapat mengetahui lebih lanjut mengenai Balanced Scorecard. Penelitian ini sebagai sarana untuk menerapkan teori yang diperoleh dan mencoba menerapkannya pada perusahaan yang diteliti.

E. Sistematika Penulisan BAB I : Pendahuluan

Dalam bab ini penulis akan menjelaskan mengenai latar belakang, rumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, serta sistematika penulisan.

BAB II : Landasan Teori

Dalam bab ini penulis menjelaskan tentang teori-teori yang digunakan, yang sesuai dengan permasalahan.

BAB III : Metode Penelitian

Dalam bab ini penulis menjelaskan tentang jenis, tempat dan waktu penelitian, subjek dan objek penelitian, teknik pengumpulan data serta teknik analisis data.

BAB IV : Gambaran Perusahaan

Dalam bab ini penulis menjelaskan tentang gambaran singkat perusahaan yang akan dijadikan obyek penelitian.


(26)

BAB V : Analisis Data Dan Pembahasan

Dalam bab ini penulis menjelaskan tentang analisis data yang telah diperoleh dari perusahaan dengan metode dan teknik yang sesuai dengan teori dan pembahasan.

BAB VI : Penutup

Dalam bab ini berisi tentang seluruh kegiatan penelitian, keterbatasan penulis, dan sasaran-sasaran bagi pihak perusahaan berdasarkan hasil penelitian.


(27)

6

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Pengukuran Kinerja

Untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas pabrik, maka tidak akan terlepas dari perbaikan sistem secara keseluruhan, yakni pengelolaan kinerja. Kunci pengelolaan kinerja adalah pengukuran kinerja. Ada beberapa pendapat mengenai pengukuran kinerja. Pengukuran kinerja didefinisikan sebagai sebuah proses menentukan keberhasilan suatu sistem dalam mencapai tujuannya melalui monitoring dan pelaporan penyempurnaan program, terutama peningkatan hasil dan tujuan yang ditentukan sebelumnya. Pengukuran kinerja merupakan bagian dari proses manajemen kinerja sebagai proses dalam organisasi untuk mengelola kinerja sejalan dengan tujuan perusahaan dan strategi fungsional menurut Hadiguna (2009: 257).

B. Balanced Scorecard

1. Pengertian Balanced Scorecard

Konsep Balanced Scorecard (BSC) merupakan pendekatan baru terhadap manajemen, yang dikembangkan pada tahun 1990-an oleh David Norton dan Robert Kaplan. Balanced Scorecard adalah sebuah perencanaan strategis dan sistem manajemen yang digunakan secara luas baik dalam organisasi yang berorientasi laba maupun dalam organisasi nirlaba di seluruh dunia dalam kegiatan-kegiatan usaha untuk menyelaraskan visi dan strategi organisasi, meningkatkan komunikasi internal dan eksternal, dan


(28)

mengawasi kinerja organisasi sesuai dengan tujuan strategik perusahaan menurut Sumarsan (2013: 219).

Balanced Scorecard telah berevolusi yang pada mulanya digunakan sebagai kerangka pengukuran kinerja yang sederhana menjadi sebuah alat perencanaan strategik dan sistem manajemen. Balanced Scorecard tidak hanya merupakan kerangka kerja yang menyediakan pengukuran kinerja, tetapi juga membantu perencana untuk mengidentifikasikan apa yang harus dilakukan dan diukur.

Balanced Scorecard adalah sebuah sistem manajemen dimana organisasi dapat menjelaskan visi dan strategi mereka dan sekaligus menerjemahkannya kedalam tindakan. Balanced Scorecard menyediakan umpan balik baik dalam proses bisnis inernal maupun hasil eksternal untuk meningkatkan kinerja secara terus-menerus. Jika dipahami dan digunakan Balanced Scorecard secara optimal, maka Balanced Scorecard dapat mentransformasikan perencanaan strategis dari latihan akademis untuk diterapkan dalam sistem suatu perusahaan.

Kaplan dan Norton menggambarkan inovasi dari Balanced Scorecard sebagai berikut: Balanced Scorecard tetap mempertahankan ukuran kinerja keuangan tradisional. Tetapi ukuran keuangan memberikan gambaran peristiwa masa lalu, akan tetapi gambaran tersebut cukup untuk sebuah perusahaan yang ukuran kesuksesannya tidak mementingkan kemampuan perusahaan untuk melakukan investasi pada jangka panjang dan hubungan dengan pelanggan tidak penting. Ukuran kinerja keuangan tidak cukup bagi


(29)

perusahaan untuk mengevaluasi perjalanan perusahaan pada abad informasi yang menuntut perusahaan untuk menciptakan nilai di masa depan melalui investasi pada pelanggan, pemasok, karyawan, proses bisnis internal, teknologi dan inovasi.

Balanced Scorecard adalah kumpulan ukuran kinerja yang terintegrasi dengan mencakup empat perspektif, yaitu: perspektif keuangan, perspektif pelanggan, perspektif proses bisnis internal, serta perspektif pembelajaran dan pertumbuhan.

2. Perspektif Balanced Scorecard

Dengan Balanced Scorecard perusahaan harus mengukur kinerjanya dari empat perspektif dan untuk megembangkan metrik, mengumpulkan data dan menganalisis masing-masing perspektif.

a. Perspektif Keuangan

Balanced Scorecard tidak mengabaikan kebutuhan akan data keuangan. Data yang tepat waktu dan akurat mengenai data pendanaan akan selalu menjadi prioritas, dan para controller atau manajer akan melakukan apa saja yang diperlukan untuk menyediakan data tersebut menurut Sumarsan (2013: 221). Sasaran-sasaran perspektif keuangan dibedakan menjadi tiga tahap dalam siklus bisnis oleh Kaplan dan Norton:

1) Tahap Pertumbuhan (Growth)

Tahap pertumbuhan merupakan tahapan awal dari siklus hidup bisnis. Pada tahap ini sebuah perusahaan memiliki produk baik barang dan


(30)

jasa yang memiliki potensi untuk berkembang dan tumbuh. Untuk mewujudkan potensi ini, seorang controller/manajer harus berkomitmen untuk mengembangkan suatu produk atau jasa baru, membangun dan mengembangkan fasilitas produksi, mengembangkan sistem dan prosedur operasional, memperbaiki infrastruktur dan membangun jaringan distribusi yang akan mendukung hubungan global, serta berorientasi dengan pelanggan. 2) Tahap Bertahan (Sustain) merupakan tahap kedua dari siklus hidup

bisnis di mana perusahaan masih melakukan investasi akan tetapi mempersyaratkan tingkat pengembalian yang terbaik. Pada tahap ini perusahaan berusaha mempertahankan dan meningkatkan pangsa pasar yang ada. Tujuan investasi yang dilakukan pada tahap ini adalah untuk memperlancar operasional perusahaan dengan melakukan perbaikan yang berkesinambungan. Pada tahap ini perusahaan tidak lagi bertumpu pada strategi-strategi jangka panjang, perusahaan mengukur kinerja perusahaan berdasarkan marjin laba yang pada akhirnya lebih diarahkan pada besarnya tingkat pengembalian atas investasi yang dilakukan.

3) Tahap Panen (Harvest) merupakan tahap kematangan (mature) di mana perusahaan melakukan panen (harvest) terhadap investasi mereka. Pada tahap ini perusahaan sudah tidak lagi melakukan investasi karena hasil kas yang diperoleh dari operasional telah cukup untuk memelihara dan perbaikan fasilitas. Sasaran utama dalam tahap


(31)

ini adalah memaksimumkan arus kas yang masuk ke perusahaan sehingga arus kas yang masuk mampu mengembalikan investasi yang dilakukan pada tahap pertumbuhan dan tahap bertahan.

b. Perspektif Pelanggan

Dalam mengembangkan dan meningkatkan tingkat kepuasan pelanggan, maka perusahaan harus menganalisis pelanggan dan proses-proses yang dilakukan oleh perusahaan untuk menyediakan produk atas jasa kepada kelompok pelanggan tersebut. Dalam perspektif pelanggan, Kaplan dan Norton menjelaskan ada dua kelompok pengukuran yang terkait, yaitu: 1) Pengukuran Inti Pelanggan (Customer Core Measurement) adalah

seperangkat indikasi pengukuran yang dapat digunakan oleh semua jenis bentuk organisasi, baik perusahaan jasa, perusahaan dagang maupun perusahaan manufaktur. Pengukuran inti ini terdiri dari: a) Pangsa Pasar (Market Share), pengukuran ini mencerminkan

bagian yang dikuasai perusahaan atas keseluruhan pasar yang ada, baik diukur dengan jumlah pelanggan, jumlah rupiah yang dikeluarkan atau jumlah unit yang dijual.

b) Retensi Pelanggan (Customer Retention), mengukur tingkat di mana perusahaan berhasil memelihara dan mempertahankan hubungan baik yang terus-menerus dengan pelanggannya.

c) Akuisisi Pelanggan (Customer Acquisition), mengukur berapa banyak perusahaan mempu menarik pelanggan baru atau memenangkan bisinis baru. Baik pada pengukuran akuisisi


(32)

pelanggan atau retensi pelanggan menunjukkan apakah perusahaan telah menyediakan barang dan jasa yang dapat memenuhi kebutuhan dan keinginan pelanggan.

d) Kepuasan Pelanggan (Customer Satisfaction), mengukur tingkat kepuasan pelanggan yang terkait dengan kriteria kinerja perusahaan. Pengukuran tingkat kepuasan konsumen merupakan umpan balik seberapa baiknya pelanggan perusahaan telah dilayani. e) Profitabilitas Pelanggan (Customer Profitability), mengukur laba bersih yang dihasilkan oleh perusahaan dari pelanggan setelah dikurangi biaya yang dikeluarkan untuk memperoleh atau mempertahankan pelanggan tersebut.

2) Proposisi Nilai Pelanggan (Customer Value Proposition) adalah atribut yang diberikan perusahaan kepada barang dan jasanya untuk menciptakan kepuasan dan loyalitas perusahaan. Proposisi nilai pelanggan didasarkan pada atribut sebagai berikut:

a) Atribut Produk/Jasa (Product / Service Attributes), atribut suatu produk atas jasa yang meliputi atribut fungsi, harga, kualitas dan waktu. Para pelanggan memiliki preferensi yang berbeda-beda atas produk atau jasa yang ditawarkan.

b) Hubungan Pelanggan (Customer Relationship), menyangkut penyampaian produk atau jasa kepada pelanggan yang meliputi dimensi waktu penyerahan dan ketanggapan perusahaan atas permintaan pelayanan setelah produk atau jasa dibeli, serta


(33)

bagaimana perasaan pelanggan terhadap proses pembelian yang dilayani perusahaan pada saat membeli produk atau jasa tersebut. c) Citra dan Reputasi (Image and Reputation), menggambarkan

faktor-faktor yang tidak terwujud yang menarik seorang pelanggan untuk berhubungan dengan perusahaan. Membangun citra dan reputasi dapat dilakukan melalui iklan dan selalu menjaga kualitas seperti yang dijanjikan perusahaan.

c. Perspektif Proses Bisnis Internal

Dalam proses bisnis internal, perusahaan pada umumnya tidak terlepas dari kegiatan inovasi, operasi dan layanan purna jual. Ketiga hal tersebut merupakan pedoman dalam pengukuran kinerja di perspektif proses bisnis internal.

1) Inovasi (Innovation)

Pada proses inovasi, perusahaan berhasil menggali pemahaman tentang kebutuhan dari pelanggan dan menciptakan produk atau jasa yang mereka butuhkan. Kegiatan perusahaan pada proses ini adalah melakukan riset pasar sehingga perusahaan dapat menghasilkan produk atau jasa yang memenuhi kebutuhan dan keinginan pelanggan dalam hal bentuk, cita rasa, kualitas dan harga.

2) Operasi (Operations)

Proses operasi adalah proses untuk memproduksi dan mendistribusikan produk atau jasa ke tangan konsumen.


(34)

3) Proses Pelayanan Purna Jual (Post Sales Service)

Pada proses ini merupakan jasa pelayanan kepada pelanggan setelah dilakukan penjualan produk atau jasa.

d. Perspektif Pembelajaran dan Pertumbuhan

Perspektif ini meliputi pelatihan karyawan dan sikap budaya perusahaan yang berkaitan dengan perbaikan diri bagi individu dan korporasi. Perspektif ini dapat menjadi panduan bagi controller/manajer untuk menggunakan dana pelatihan secara tepat kepada karyawan yang tepat. Dalam perspektif pembelajaran dan pertumbuhan mengidentifikasi infrastruktur yang harus dibangun perusahaan dalam menciptakan pertumbuhan dan peningkatan kerja jangka panjang, yang merupakan suatu perspektif yang tidak dimiliki oleh perspektif lain.

1) Kemampuan Pekerja (Employee Capabilities)

Tantangan bagi perusahaan adalah berusaha agar para pegawai dapat menyumbang segenap kemampuannya untuk organisasi sehingga dapat meningkatkan produktivitas kerja karyawan serta meningkatkan kepuasan pelanggan. Perusahaan yang ingin mencapai tingkat kepuasan pelanggan yang tinggi perlu dilayani oleh pekerja yang terpuaskan oleh perusahaan.

2) Kemampuan Sistem Informasi (Information Systems Capabilities) Untuk mencapai tujuan perusahaan maka keahlian pekerja saja tidak cukup tetapi masih diperlukan sistem informasi yang terbaik, yaitu informasi yang tepat waktu, cepat dan akurat sebagai umpan balik.


(35)

Dengan kemampuan sistem informasi yang memadai, kebutuhan akan informasi yang akurat dan tepat waktu oleh seluruh tingkatan manajemen dan pekerja dapat dipenuhi dengan sebaik-baiknya.

3) Motivasi, Pemberdayaan dan Keselarasan (Motivation, Empowerment, and Alignment)

Merupakan hal yang sangat penting untuk manjamin adanya proses yang berkesinambungan terhadap upaya pemberian motivasi dan inisiatif yang sebesar-besarnya bagi para pekerja, agar para pekerja mempunyai wewenang yang memadai untuk mengambil keputusan. 3. Keunggulan Balanced Scorecard

Balanced Scorecard memiliki keunggulan yang menjadikan sistem manajemen strategik saat ini berbeda secara signifikan dengan sistem manajemen strategik dalam manajemen tradisional menurut Mulyadi (2001). Manajemen strategik tradisional hanya berfokus ke sasaran-sasaran yang bersifat keuangan, sedangkan sistem manajemen strategik kontemporer mencakup perspektif yang luas yaitu keuangan, pelanggan, proses bisnis internal, serta pembelajaran dan pertumbuhan. Selain itu berbagai sasaran strategik yang dirumuskan dalam sistem manajemen strategik tradisional tidak koheren satu dengan lainnya, sedangkan berbagai sasaran strategik dalam sistem manajemen strategik kontemporer dirumuskan secara koheren. Di samping itu, Balanced Scorecard menjadikan sistem manajemen strategik kontemporer memiliki


(36)

karakteristik yang tidak dimiliki oleh sistem manajemen strategik tradisional, yaitu dalam karakteristik keterukuran dan keseimbangan.

Menurut Mulyadi (2001: 582), keunggulan pendekatan Balanced Scorecard dalam sistem perencanaan strategik adalah mampu menghasilkan rencana strategik yang memiliki karakteristik sebagai berikut:

a. Komprehensif

Balanced Scorecard memperluas perspektif yang ada dalam perencanaan strategik, dari yang sebelumnya hanya pada perspektif keuangan, meluas ke tiga perspektif yang lain, yaitu: pelanggan, proses bisnis internal, serta pembelajaran dan pertumbuhan. Perluasan perspektif rencana strategik ke perspektif non keuangan tersebut menghasilkan manfaat sebagai berikut:

1) Menjanjikan kinerja keuangan yang berlipat ganda dan berjangka panjang.

2) Memampukan perusahaan untuk memasuki lingkungan bisnis yang kompleks.

b. Koheren

Balanced Scorecard mewajibkan personel untuk membangun hubungan sebab akibat di antara berbagai sasaran strategik yang dihasilkan dalam perencanaan strategik. Setiap sasaran strategik yang ditetapkan dalam perspektif non keuangan harus mempunyai hubungan


(37)

kausal dengan sasaran keuangan, baik secara langsung ataupun tidak langsung.

Dengan demikian, kekoherenan sasaran strategik yang dihasilkan dalam sistem perencanaan strategik memotivasi personel untuk bertanggung jawab dalam mencari inisiatif strategik yang bermanfaat untuk menghasilkan kinerja keuangan. Sistem perencanaan strategik yang menghasilkan sasaran strategik yang koheren akan menjanjikan pelipatgandaan kinerja keuangan berjangka panjang karena personel dimotivasi untuk mencari inisiatif strategik yang mempunyai manfaat bagi perwujudan sasaran strategik di perspektif keuangan, pelanggan, proses bisnis internal, pembelajaran dan pertumbuhan. Kekoherenan sasaran strategik yang menjanjikan pelipatgandaan kinerja keuangan sangat dibutuhkan oleh perusahaan untuk memasuki lingkungan bisnis yang kompetitif.

c. Seimbang

Keseimbangan sasaran strategik yang dihasilkan oleh sistem perencanaan strategik penting untuk menghasilkan kinerja keuangan berjangka panjang. Jadi perlu diperlihatkan garis keseimbangan yang harus diusahakan dalam menerapkan sasaran-sasaran strategik di keempat perspektif.


(38)

d. Terukur

Keterukuran sasaran strategik yang dihasilkan oleh sistem perencanaan strategik menjanjikan ketercapaian berbagai sasaran strategik yang dihasilkan oleh sistem tersebut. Semua sasaran strategik ditentukan oleh ukurannya, baik untuk sasaran strategik di perspektif keuangan maupun sasaran strategik di perspektif non keuangan.

Dengan Balanced Scorecard, sasaran-sasaran strategik yang sulit diukur, seperti sasaran-sasaran strategik di perspektif non keuangan, ditentukan ukurannya agar dapat dikelola, sehingga dapat diwujudkan. Dengan demikian keterukuran sasaran-sasaran strategik di perspektif non keuangan tersebut menjanjikan perwujudan berbagai sasaran strategik non keuangan, sehingga kinerja keuangan dapat berlipat ganda dan berjangka panjang.

4. Balanced Scorecard sebagai Sistem Pengendalian Strategis

Pengendalian (control) merupakan salah satu fungsi manajemen yang menempati posisi kritis dalam menentukan keberhasilan suatu organisasi. Menurut Anthony dan Vijay (2000), management control is the process by which managers influence other members of the organization’s strategies”.

Kenneth A Merchant (1998) membedakan management control dengan strategic control dalam bentuk pertanyaan, sebagai berikut:

Strategic control involves managers addressing the question: Is our strategy valid? Or, more appropriately in changing environments, they ask: Is our strategy still valid, and if not, how should it be changed?


(39)

Management control involves addressing the general question: Are our employees likely to behave appropriately? This question can be decomposed into several parts. First, do our employees understand what we expect of them? Second, will they work consistently hard and try to do what is expected of them? Third, are they capable of doing a good job? Finally, what can be done to solve the management control problem?

Bentuk sistem pengendalian manajemen yang baik amat tergantung dari karakteristik suatu organisasi. Karakteristik pengendalian yang baik (good control) adalah suatu sistem pengendalian yang berorientasi ke depan, objective driven, dan tidak selalu harus ekonomis. Suatu sistem pengendalian juga harus mencakup sistem operasioanal yang menyeluruh; goal congruence, bermuara ke perspektif keuangan, memiliki pola dan jadwal yang jelas, dan terintegrasi (Anthony & Young; 1999) dalam (Yuwono: 2002).

C. Penelitian Terdahulu

Dalam penelitiannya Artanti (2015) mengemukakan tujuan penelitian ini untuk mengetahui kinerja CV Maju Lancar yang diukur dengan balanced scorecard tahun 2011 sampai dengan 2013. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah dokumentasi, wawancara dan kuesioner. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan Multiatribute Attitude Model (MAM) untuk menilai perspektif pelanggan, proses bisnis internal serta pembelajaran dan pertumbuhan. Hasil dari penelitian pada perspektif pelanggan dan perspektif proses bisnis internal menunjukkan hasil yang baik. Dari perspektif pelanggan dapat dikatakan baik, karena perusahaan telah mampu memperluas pangsa pasarnya ke berbagai wilayah di Indonesia dan meningkatkan penjualan


(40)

sedangkan pada proses bisnis internal dikatakan baik, karena CV Maju Lancar telah melakukan inovasi dalam memberikan jasa sehingga mampu memenuhi kebutuhan pelanggan, kemampuan perusahaan dalam melakukan proses operasi secara cepat dan tepat, serta kemampuan perusahaan memberikan layanan purna jual terhadap jasa yang terjual. Pada perspektif pembelajaran dan pertumbuhan menunjukkan hasil yang kurang baik, karena perusahaan tidak mampu mempertahankan karyawan yang memegang jabatan kunci di perusahaan, selain itu karyawan mengalami kesulitan menyampaikan masalah dalam pekerjaan karena jarang bertemu dengan pemimpin perusahaan. Pada perspektif keuangan untuk ROI menunjukkan hasil yang buruk, karena setiap tahun mengalami penurunan, untuk profit margin dan RMS menunjukkan hasil yang baik, karena setiap tahun mengalami kenaikan.

Penelitian mengenai balanced scorecard juga pernah dilakukan oleh Gemilang (2015) mengemukakan tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui kinerja Rumah Sakit Palang Biru Gombong dengan menggunakan balanced scorecard. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah kuesioner, dokumentasi, wawancara dan observasi. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan Multiatribute Attitude Model (MAM) untuk menilai perspektif pelanggan, proses bisnis internal serta pertumbuhan dan pembelajaran. Hasil dari penelitian ini pada perspektif pelanggan serta perspektif pertumbuhan dan pembelajaran menunjukkan hasil yang sangat baik ditunjukkan oleh para pasien dan karyawan terhadap kinerja rumah sakit. Pada perspektif proses bisnis internal menunjukkan hasil cukup baik dari hasil


(41)

perhitungan kuesioner kepala bagian rumah sakit. Perspektif keuangan menunjukkan hasil yang kurang baik karena pada rasio ekonomis menunjukkan hasil yang tidak ekonomis, namun pada rasio efisiensi dan efektifitas sudah menunjukkan hasil yang baik.

Selanjutnya penelitian yang dilakukan oleh Simarmata (2007) mengemukakan tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui dan menilai kinerja Penerbit dan Percetakan Kanisius dengan menggunakan balanced scorecard sebagai alat ukur penilaian kinerja. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah dengan observasi, wawancara, dokumentasi dan kuesioner. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan Multiatribute Attitude Model (MAM) untuk menilai perspektif pelanggan, perspektif proses bisnis internal serta perspektif pembelajaran dan pertumbuhan. Hasil dari penelitian ini pada ketiga perspektif menunjukkan hasil yang baik. Untuk perspektif pelanggan dikatakan baik ditunjukkan dari hasil perhitungan kuesioner pelanggan. Pada perspektif proses bisnis internal menunjukkan hasil yang baik dilihat dari hasil manajer yang merasa puas terhadap proses inovasi, proses operasi dan layanan purna jual. Pada perspektif pembelajaran dan pertumbuhan menunjukkan hasil yang baik dilihat dari hasil kuesioner karyawan terhadap kinerja Penerbit dan Percetakan Kanisius. Untuk perspektif keuangan menunjukkan hasil yang cukup baik, karena Penerbit dan Percetakan Kanisius mengalami peningkatan dan penurunan profit margin dari tahun 2001 sampai dengan tahun 2005.

Dari kutipan Indranatha (2013) mengenenai penelitiannya mengemukakan tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui kinerja Koperasi Serba


(42)

Usaha (KSU) Kuta Mimba dilihat dari perspektif Balanced Scorecard periode 2007-2011. Teknik pengumpulan data yang digunakan melalui dokumentasi, observasi, wawancara dan kuesioner. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa kinerja perspektif keuangan KSU Kuta Mimba dilihat dari rasio Profitabilitas, ROA dan Quick Ratio adalah baik. Kinerja perspektif pelanggan KSU Kuta Mimba dilihat dari tingkat kepuasan pelanggan (anggota aktif dan non anggota) adalah baik dan tingkat kepuasan pelanggan (anggota aktif dan non anggota) adalah puas. Kinerja perspektif proses bisnis internal KSU Kuta Mimba yang diukur dengan Service Cycle Efficiency (SCE) dari waktu realisasi kredit menunjukkan hasil yang efisien dan dari tingkat perkembangan jenis usaha menunjukkan hasil baik. Kinerja perspektif pembelajaran dan pertumbuhan KSU Kuta Mimba mengalami fluktuasi pada produktivitas karyawan dan tingkat retensi karyawan, sedangkan kepuasan karyawan menunjukkan hasil puas.


(43)

22

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan adalah studi kasus dengan menggunakan objek tertentu pada PT Tunas Madukara Indah Wonosobo. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui penerapan Balanced Scorecard pada kinerja PT Tunas Madukara Indah Wonosobo.

B. Tempat dan Waktu Penelitian

1.Tempat penelitian dilakukan di PT Tunas Madukara Indah Wonosobo. 2.Penelitian dilakukan pada bulan Februari s/d Maret 2016.

C.Subjek dan Objek Penelitian 1. Subjek Penelitian

a. Manajer Perusahaan b. Bagian Keuangan c. Karyawan

d. Pelanggan 2. Objek Penelitian

Objek yang akan diteliti adalah laporan keuangan 2010-2012, hasil wawancara dengan manajer PT Tunas Madukara Indah Wonosobo, hasil kuesioner yang diisi oleh pelanggan, karyawan dan manajer PT Tunas Madukara Indah Wonosobo.


(44)

D.Data yang Dibutuhkan

1. Gambaran umum PT Tunas Madukara Indah Wonosobo. 2. Laporan keuangan PT Tunas Madukara Indah Wonosobo.

3. Keadaan perusahaan berdasarkan empat perspektif, yaitu: keuangan, pelanggan, proses bisnis internal, serta pembelajaran dan pertumbuhan karyawan.

E.Teknik Pengumpulan Data 1. Wawancara

Wawancara dilakukan dengan tanya jawab pada manajer perusahaan mengenai sejarah perusahan, fasilitas yang dimiliki perusahaan, lokasi perusahaan, struktur organisasi, pelanggan, dan karyawan.

2. Kuesioner

Kuesioner merupakan metode survei yang dituju kepada subjek penelitian dengan menyusun daftar pertanyaan mengenai perspektif yang terdapat pada Balanced Scorecard. Teknik pengumpulan data dengan memberikan pernyataan tertulis yang diberikan kepada pelanggan, karyawan dan manajer. Kuesioner yang digunakan merupakan pengembangan kuesioner dari penelitian Artanti (2015) yang digunakan untuk memperoleh data.

3. Dokumentasi

Teknik pengumpulan data dengan melihat arsip perusahaan, seperti: sejarah perusahaan, laporan keuangan, dan dokumen lain yang berhubungan dengan penelitian.


(45)

4. Observasi

Teknik pengumpulan data terhadap objek penelitian dengan melakukan pengamatan pada perusahaan, terkait: fasilitas perusahaan dan interaksi antara manajer dengan pelanggan serta karyawan.

F. Operasionalisasi Variabel Penelitian 1. Pelanggan

Pelanggan dalam penelitian ini adalah semua pembelian produk jadi yang dijual PT Tunas Madukara Indah Wonosobo.

2. Kuesioner Kepuasan Pelanggan

a. Atribut Harga

Atribut harga adalah balas jasa atas nilai tambah yang harus dibayarkan atas pembelian produk/jasa.

b. Atribut Mutu/Kualitas

Atribut mutu/kualitas adalah jaminan mutu produk berdasarkan ketentuan/syarat yang telah ditetapkan untuk suatu produk/jasa.

c. Atribut Waktu

Atribut waktu adalah servis ataupun kecelakaan karyawan dalam melayani didasarkan pada hitungan detik, menit, jam atau hari.


(46)

3. Kuesioner Kepuasan Karyawan

a. Atribut Komunikasi

Atribut komunikasi adalah kesempatan yang diberikan pihak manajemen bagi karyawan untuk menyampaikan aspirasi ataupun distribusi pengumuman dari karyawan ke pimpinan ataupun sebaliknya.

b. Atribut Penghargaan

Atribut penghargaan adalah tanda balas jasa yang diberikan pimpinan kepada bawahan ataupun sebaliknya atau prestasi yang diraih.

c. Atribut Dukungan

Atribut Dukungan adalah motivasi lisan ataupun pendorong kegiatan kerja berupa sarana dan prasarana demi menunjang kegiatan kerja.

4. Kuesioner Kepuasan Manajer

a. Atribut Pendukung

Atribut pendukung adalah keterlibatan karyawan responsibility terhadap suatu pekerjaan yang ada di sekitarnya.

b. Atribut Kapabilitas

Atribut kapabilitas adalah kemampuan yang dimiliki karyawan dalam mengerjakan dan menghadapi tuntutan pekerjaan.


(47)

G.Pengujian Instrumen Penelitian 1. Validitas

Hasil penelitian yang valid bila terdapat kesamaan antara data yang terkumpul dengan data yang sesungguhnya terjadi pada objek yang diteliti. Instrument yang valid berarti alat ukur yang digunakan untuk mendapatkan data (mengukur) itu valid menurut Sugiyono (2011: 168). Uji validitas akan dikatakan valid bila nilai r hitung lebih besar dari r tabel (r hitung > r tabel). Dalam penelitian ini validitas instrumen penelitian akan dihitung menggunakan SPSS versi 23.

2. Reliabilitas

Hasil penelitian yang reliabel, bila terdapat kesamaan data dalam waktu yang berbeda. Instrumen yang reliabel adalah instrumen yang bila digunakan beberapa kali untuk mengukur obyek yang sama, akan menghasilkan data yang sama menurut Sugiyono (2011: 168). Instrumen penelitian dikatakan reliabel jika koefisien reliabilitas lebih dari 0,6. Dalam penelitian ini reliabilitas instrumen penelitian akan dihitung menggunakan SPSS versi 23.

Tabel 1. Tingkat Reliabilitas Berdasarkan Nilai Alpha Alpha Tingkat Reliabilitas 0,00 – 0,20 Kurang Reliabel >0,20 – 0,40 Agak Reliabel >0,40 – 0,60 Cukup Reliabel >0,60 – 0,80 Reliabel >0,80 – 1,00 Sangat Reliabel


(48)

H.Teknik Analisis Data

Teknik analisis data yang digunakan untuk menilai kinerja PT Tunas Madukara Indah Wonosobo, yaitu dengan menggunakan metode balanced scorecard. Penilain kinerja dengan metode ini fokus pada empat perspektif, yaitu:

1. Perspektif Keuangan

Data diperoleh dari laporan keuangan PT Tunas Madukara Indah Wonosobo periode 2010-2012. Penilaian kinerja dari perspektif keuangan dilakukan dengan menghitung rasio profitabilitas atau kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba selama periode tersebut. Dalam pengukuran profitabilitas perusahaan digunakan rasio-rasio keuangan. a. Margin Laba Bersih (Net Profit Margin) digunakan untuk mengukur

besarnya persentase laba bersih atas penjualan bersih menurut Hery (2015: 168).

NPM = %

b. Return On Investment (ROI) atau pengambilan investasi, bahwa beberapa referensi lainnya rasio ini juga ditulis dengan return on total asset (ROA). Rasio ini melihat sejauh mana investasi yang telah ditanamkan mampu memberikan pengambilan keuntungan sesuai dengan yang diharapkan. Dan investasi tersebut sebenarnya sama dengan asset perusahaan yang ditanamkan atau ditempatkan menurut Fahmi (2011: 137).


(49)

c. Return On Equity (ROE) disebut juga dengan laba atas equity. Rasio ini mengkaji sejauh mana suatu perusahaan mempergunakan sumber daya yang dimiliki untuk mampu memberikan laba atas ekuitas menurut Fahmi (2011: 137).

ROE =

2. Perspektif Pelanggan

Analisis data untuk perspektif pelanggan akan diolah dari hasil kuesioner pelanggan dengan metode Multiattribute Atitude Model (Engel, 1994). Metode ini akan menilai sikap secara keseluruhan. Adapun cara perhitungannya sebagai berikut:

a. Membuat tabel skala likert 1-5 baik untuk kolom ideal maupun kolom belief.

Tabel 2. Skala Pengukuran Kuesioner Perspektif Pelanggan

No Kategori Skala

1 Sangat puas 5

2 Puas 4

3 Cukup puas 3

4 Tidak puas 2

5 Sangat tidak puas 1

b. Mencari nilai ideal dan nilai belief

Nilai ideal = skor x absolut responden idel masing-masing alternatif jawaban

Nilai belief = skor x absolut responden belief masing-masing alternatif jawaban


(50)

Nilai ideal rata-rata =

Nilai belief rata-rata =

c. Menghitung kesenjangan rata-rata nilai ideal dengan nilai belief, dengan cara mengurangkan rata-rata nilai ideal dengan rata-rata nilai belief.

d. Menghitung rata-rata kesenjangan nilai ideal dengan nilai belief dari masing-masing atribut.

e. Menghitung total nilai dari masing-masing atribut yang sudah dirangking. Urutan pertama akan diberi skor 5, kedua diberi skor 4, ketiga diberi skor 3, keempat diberi skor 2, dan kelima diberi skor 1. Kemudian dicari skor totalnya.

f. Menghitung bobot nilai masing-masing atribut dari perhitungan urutan prioritas tersebut, dengan cara

Wi =

Untuk tingkat kepentingan kepuasan pelanggan: 1+2+3= 6 Tabel 3. Urutan Tingkat Kepentingan Perspektif Pelanggan

No Urut Tingkat Kepentingan Bobot

1 (3/6) x 100% 50

2 (2/6) x 100% 33

3 (1/6) x 100% 17

g. Menghitung sikap pelanggan secara keseluruhan : Ab =

Keterangan:

Ab = Sikap seseorang secara keseluruhan terhadap suatu objek Wi = Bobot rata-rata yang diberikan responden terhadap atribut i


(51)

Ii = Nilai ideal rata-rata pelanggan pada atribut i Xib = Nilai belief rata-rata pelanggan pada atribut i N = Jumlah atribut

h. Membuat range nilai dari skala likert yang ada. Dengan cara (sikap – 1) x 100 dan hasilnya ( 5 –1 ) x 100 = 400. Kemudian nilai 400 tersebut dibagi menjadi 5 bagian.

0 80 160 240 320 400 Gambar I. Range Skala Likert Pelanggan

Keterangan:

0 – 80 = Sangat Puas 81 – 160 = Puas

161 – 240 = Cukup Puas 241 – 320 = Tidak Puas

321 – 400 = Sangat Tidak Puas

Tingkat kepuasan yang terdapat dalam penilaian sikap secara keseluruhan menunjukkan kinerja PT Tunas Madukara Indah Wonosobo, sehingga jika hasil perhitungan menunjukkan angka yang mendekati 0 maka kinerja pabrik menunjukkan hasil yang baik. Begitu juga sebaliknya.

3. Perspektif Proses Bisnis Internal

Teknik analisis data yang digunakan pada perspektif proses bisnis internal adalah analisis kualitatif. Hasil perspektif dapat diketahui dari wawancara dengan pihak manajemen. Wawancara dilakukan untuk memperoleh data


(52)

mengenai apakah perusahaan membuat kebijakan baru dalam proses inovasi, proses operasi dan pelayanan purna jual.

a. Proses Inovasi

Proses inovasi menitikberatkan pada kebutuhan pelanggan dengan menciptakan produk atau jasa yang dibutuhkan oleh pelanggan.

b. Proses Operasi

Proses operasi menitikberatkan pada pemberian layanan yang cepat dan sesuai dengan permintaan pelanggan.

c. Proses Pelayanan Purna Jual

Proses pelayanan purna jual menitikberatkan pada perbaikan atau complain atas produk olahan yang tidak sesuai dengan keinginan pelanggan.

4. Perspektif Pembelajaran dan Pertumbuhan a. Karyawan

Analisis data untuk perspektif pembelajaran dan pertumbuhan akan diolah dari hasil kuesioner karyawan dan manajer dengan metode Multiattribute Atitude Model (Engel, 1994). Metode ini akan menilai sikap secara keseluruhan. Adapun cara perhitungannya sebagai berikut: 1) Membuat tabel skala likert 1-5 baik untuk kolom ideal maupun


(53)

Tabel 4. Skala Pengukuran Kuesioner Perspektif Pembelajaran dan Pertumbuhan

No Kategori Skala

1 Sangat puas 5

2 Puas 4

3 Cukup puas 3

4 Tidak puas 2

5 Sangat tidak puas 1

2) Mencari nilai ideal dan nilai belief

Nilai ideal = skor x absolut responden idel masing-masing alternatif jawaban

Nilai belief = skor x absolut responden belief masing-masing alternatif jawaban

Nilai ideal rata-rata dan nilai belief rata-rata : Nilai ideal rata-rata =

Nilai belief rata-rata =

3) Menghitung kesenjangan rata-rata nilai ideal dengan nilai belief, dengan cara mengurangkan rata-rata nilai ideal dengan rata-rata nilai belief.

4) Menghitung rata-rata kesenjangan nilai ideal dengan nilai belief dari masing-masing atribut.

5) Menghitung total nilai dari masing-masing atribut yang sudah dirangking. Urutan pertama akan diberi skor 5, kedua diberi skor 4, ketiga diberi skor 3, keempat diberi skor 2, dan kelima diberi skor 1. Kemudian dicari skor totalnya.


(54)

6) Menghitung bobot nilai masing-masing atribut dari perhitungan urutan prioritas tersebut, dengan cara

Wi =

Untuk tingkat kepentingan kepuasan karyawan: 1+2+3= 6

Tabel 5. Urutan Tingkat Kepentingan Perspektif Pembelajaran dan Pertumbuhan

No Urut Tingkat Kepentingan Bobot

1 (3/6) x 100% 50

2 (2/6) x 100% 33

3 (1/6) x 100% 17

7) Menghitung sikap karyawan secara keseluruhan : Ab =

Keterangan:

Ab = Sikap seseorang secara keseluruhan terhadap suatu objek Wi = Bobot rata-rata yang diberikan responden terhadap atribut i Ii = Nilai ideal rata-rata karyawan pada atribut i

Xib = Nilai belief rata-rata karyawan pada atribut i N = Jumlah atribut

8) Membuat range nilai dari skala likert yang ada. Dengan cara (sikap – 1) x 100 dan hasilnya ( 5 –1 ) x 100 = 400. Kemudian nilai 400 tersebut dibagi menjadi 5 bagian.

0 80 160 240 320 400 Gambar II. Range Skala Likert Karyawan


(55)

Keterangan:

0 – 80 = Sangat Puas 81 – 160 = Puas

161 – 240 = Cukup Puas 241 – 320 = Tidak Puas

321 – 400 = Sangat Tidak Puas

Tingkat kepuasan yang terdapat dalam penilaian sikap secara keseluruhan menunjukkan kinerja PT Tunas Madukara Indah Wonosobo, sehingga jika hasil perhitungan menunjukkan angka yang mendekati 0 maka kinerja pabrik menunjukkan hasil yang baik. Begitu juga sebaliknya.

b. Manajer

1) Membuat tabel skala likert 1-5 baik untuk kolom ideal maupun kolom belief.

Tabel 6. Skala Pengukuran Kuesioner Perspektif Pembelajaran dan Pertumbuhan

No Kategori Skala

1 Sangat puas 5

2 Puas 4

3 Cukup puas 3

4 Tidak puas 2

5 Sangat tidak puas 1

2) Mencari nilai ideal dan nilai belief

Nilai ideal = skor x absolut responden idel masing-masing alternatif jawaban

Nilai belief = skor x absolut responden belief masing-masing alternatif jawaban


(56)

Nilai ideal rata-rata dan nilai belief rata-rata : Nilai ideal rata-rata =

Nilai belief rata-rata =

3) Menghitung kesenjangan rata-rata nilai ideal dengan nilai belief, dengan cara mengurangkan rata-rata nilai ideal dengan rata-rata nilai belief.

4) Menghitung rata-rata kesenjangan nilai ideal dengan nilai belief dari masing-masing atribut.

5) Menghitung total nilai dari masing-masing atribut yang sudah dirangking. Urutan pertama akan diberi skor 5, kedua diberi skor 4, ketiga diberi skor 3, keempat diberi skor 2, dan kelima diberi skor 1. Kemudian dicari skor totalnya.

6) Menghitung bobot nilai masing-masing atribut dari perhitungan urutan prioritas tersebut, dengan cara

Wi =

Untuk tingkat kepentingan kepuasan manajer: 1+2+3= 6

Tabel 7. Urutan Tingkat Kepentingan Perspektif Pembelajaran dan Pertumbuhan

No Urut Tingkat Kepentingan Bobot

1 (3/6) x 100% 50

2 (2/6) x 100% 33

3 (1/6) x 100% 17

7) Menghitung sikap manajer secara keseluruhan : Ab =


(57)

Keterangan:

Ab = Sikap seseorang secara keseluruhan terhadap suatu objek Wi = Bobot rata-rata yang diberikan responden terhadap atribut i Ii = Nilai ideal rata-rata manajer pada atribut i

Xib = Nilai belief rata-rata manajer pada atribut i N = Jumlah atribut

8) Membuat range nilai dari skala likert yang ada. Dengan cara (sikap – 1) x 100 dan hasilnya ( 5 –1 ) x 100 = 400. Kemudian nilai 400 tersebut dibagi menjadi 5 bagian.

0 80 160 240 320 400 Gambar III. Range Skala Likert Manajer

Keterangan:

0 – 80 = Sangat Puas 81 – 160 = Puas

161 – 240 = Cukup Puas 241 – 320 = Tidak Puas

321 – 400 = Sangat Tidak Puas

Tingkat kepuasan yang terdapat dalam penilaian sikap secara keseluruhan menunjukkan kinerja PT Tunas Madukara Indah Wonosobo, sehingga jika hasil perhitungan menunjukkan angka yang mendekati 0 maka kinerja pabrik menunjukkan hasil yang baik. Begitu juga sebaliknya.


(58)

I. Perbandingan Perspektif BSC dengan Perspektif PT Tunas Madukara Indah

Langkah selanjutnya yang dapat diambil untuk melihat baik atau buruknya kinerja pada PT Tunas Madukara Indah Wonosobo, yaitu dengan menentukan kriteria pada masing-masing perspektif Balanced Scorecard. Kriteria tersebut dibandingkan dengan keadaan perusahaan yang sesungguhnya. Keadaan perusahaan yang mencerminkan kriteria baik, maka perspektif yang bersangkutan juga dikatakan baik. Begitu juga sebaliknya jika keadaan perusahaan mencerminkan kriteria buruk, maka perspektif yang bersangkutan juga dikatakan buruk.

Tabel 8. Perbandingan Perspektif BSC dengan Perspektif PT Tunas Madukara Indah

Perspektif Balanced

Scorecard Kriteria

Keadaan PT Tunas Madukara Indah Wonosobo Ket.

Baik Buruk

1. Perspektif Keuangan :

Peningkatan rasio NPM, ROI dan ROE

Penurunan rasio NPM, ROI dan ROE

2. Perspektif Pelanggan : a. Market Share

b. Customer Acqusition

c. Customer Retention Meluasnya daerah pemasaran Mampu meningkatkan jumlah pelanggan Mampu mempertahankan hubungan dengan pelanggan Menyempitnya daerah pemasaran Tidak mampu meningkatkan jumlah pelanggan Tidak mampu mempertahankan hubungan dengan pelanggan 3. Proses Bisnis

Internal :

a. Proses Inovasi Perusahaan mampu melakukan proses inovasi sehingga menghasilkan jasa yang inovatif

Perusahaan tidak mampu melakukan proses inovasi sehingga menghasilkan jasa yang inovatif


(59)

Tabel 8. Perbandingan Perspektif BSC dengan Perspektif PT Tunas Madukara Indah (Lanjutan)

Perspektif Balanced

Scorecard Kriteria

Keadaan PT Tunas Madukara Indah Wonosobo Ket.

Baik Buruk

b. Proses Operasi

c. Proses Pelayanan Purna Jual

Perusahaan mampu melakukan proses operasi hasil dari inovasi

Perusahaan mampu memberikan layanan purna jual pada produk yang sudah terjual

Perusahaan tidak mampu melakukan proses operasi hasil dari inovasi Perusahaan tidak mampu memberikan layanan purna jual pada produk yang sudah terjual

4. Pembelajaran dan Pertumbuhan: a. Empolyee Capabilities

b. Information System Capabilities

c. Motivation, Empowerment and Alignment

Jika perusahaan mampu meningkatkan kualitas karyawan Meningkatnya sistem informasi untuk mendukung kemampuan karyawan dalam mencapai tujuan perusahaan Manajer mendapat kepuasan untuk atribut komunikasi, dukungan dan kapabilitas

Jika perusahaan tidak mampu meningkatkan kualitas karyawan Menurunnya sistem informasi untuk

mendukung kemampuan karyawan dalam

mencapai tujuan perusahaan

Manajer tidak mendapat kepuasan untuk atribut komunikasi, dukungan dan kapabilitas (Sumber: Artanti, 2015)


(60)

J. Populasi dan Sampel 1. Populasi

Di dalam penelitian ini yang menjadi populasi, yaitu pelanggan, karyawan, dan manajer PT Tunas Madukara Indah Wonosobo.

2. Sampel

Penelitian ini menggunakan teknik convenience sampling, yaitu pengambilan sampel secara nyaman dilakukan dengan memilih sampel bebas sekehendak perisetnya. Sesuai dengan namanya, metode ini memilih sampel dari populasi (orang atau kejadian) yang datanya mudah diperoleh peneliti.

a. Pelanggan : 30 responden b. Karyawan : 72 responden c. Manajer : 3 responden


(61)

40

BAB IV

GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

A. Sejarah PT Tunas Madukara Indah Wonosobo

Perusahaan tersebut berdiri pada tanggal 4 Maret 1991, dengan nomor SNP: 06/11-29/PM/1991. Pada awalnya pemilik perusahaan bernama Bapak Johan Mulyadi melihat potensi yang cukup besar di daerah ini untuk mendirikan sebuah industri khususnya industri kayu. Lokasi yang dipilih untuk mendirikan pabrik sengaja tidak dekat dengan pemukiman penduduk agar tidak terjadi pencemaran di lingkungan penduduk sekitar. Faktor pendukung lainnya, yaitu lokasi yang dekat dengan jalan raya sehingga memudahkan untuk transportasi.

Industri tersebut awalnya hanya sebuah industri kayu kecil, kemudian dari tahun ke tahun mengalami perkembangan yang cukup menggembirakan sehingga saat ini menjadi perusahaan kayu yang cukup besar. Industri tersebut juga pernah mengalami penurunan usaha, yaitu sekitar tahun 1997 tepatnya ketika Indonesia mengalami krisis moneter yang berpengaruh cukup besar bagi kelangsungan produksi kayu pinus di perusahaan tersebut. Pada waktu itu harga bahan baku melonjak tajam sedangkan pemasaran produk kayu pinus menurun sehingga mengakibatkan menurunnya kapasitas produksi di perusahaan tersebut.

Di awal tahun 2000, industri ini mulai bangkit lagi yang diawali dengan perbaikan dan peningkatan kualitas produk yang dihasilkan, sehingga sedikit demi sedikit industri ini berkembang dan pesananan mulai meningkat.


(62)

Dalam menjalankan usahanya, industri kayu ini, menggunakan modal sendiri tanpa ada investor lain dari dalam negeri maupun luar negeri, sehingga industri kayu pinus ini memiliki status Pemodalan Swasta Nasional (PMDN)

Industri kayu pinus di wilayah ini dapat menyerap sebanyak 194 tenaga kerja, sehingga dapat mengurangi jumlah pengangguran, khususnya bagi penduduk di wilayah Wonosobo dan dapat meningkatkan pendapatan serta kesejahteraan, baik bagi pemilik perusahaan maupun bagi karyawan yang bekerja di perusahaan industri kayu tersebut.

B. Lokasi Praktek Kerja Lapangan

Industri kayu PT Tunas Madukara Indah Wonosobo, terletak di desa Madukara Bumirejo, Wonosobo, Jawa Tengah. Industri ini menempati lahan seluas 4250 m2 yang terbagi dalam:

1. Bagian Soumill atau pemotongan kayu menempati lahan seluas 350 m2, yang terbagi menjadi dua bagian, yaitu bagian soumill 100 m2 dan bagian klindray 250 m2.

2. Lokasi pengolahan kayu pabrik menempati lahan seluas 30m2. 3. Tempat pembuangan log seluas 300 m2.

4. Gang Rip Saw menempati lahan seluas 300 m2. 5. Ruang stem boiler (tungku pemanas) seluas 150 m2.

6. Ruang pengering 12 kompor (klindray) menempati lahan seluas 600 m2, masing-masing kompor menempati 50 m2.

7. Pelataran parker seluas 750 m2. 8. Lahan kosong seluas 1000 m2.


(63)

9. Jalan di lingkungan pabrik seluas 150 m2. 10.Poliklinik menempati ruangan seluas 3,5 x 3. C. Manajemen Sumber Daya Manusia


(64)

Pelaksanaan pekerjaan di PT Tunas Madukara Indah dibagi menjadi 2 bagian, yaitu:

a. Bagian Umum

Pekerjaan yang termasuk bagian umum diantaranya meliputi bagian personalia, bagian ekspor dan logistik.

b. Bagian Operasional

Pekerjaan yang termasuk bagian operasional diantaranya meliputi bagian teknik dan bagian produksi.

Berdasarkan struktur organisasi tersebut dapat dilihat bahwa PT Tunas Madukara Indah dipimpin oleh seorang pemimpin PT, dengan urutan sebagai berikut:

1) Direktur utama

2) Manajer operasional dan manajer umum 3) Koordinator operasional

4) Kepala seksi 5) Foreman 6) Pelaksana

PT Tunas Madukara Indah ini mempunyai karyawan sekitar 194 orang yang terdiri dari tenaga kerja laki-laki sebesar 75 persen dari keseluruhan, yaitu sebesar kurang lebih 155 orang dan sisanya 25 persen adalah tenaga kerja perempuan, yaitu sebesar kurang lebih 39 orang.

Pembagian tenaga kerja PT Tunas Madukara Indah berdasarkan status pekerjaannya adalah sebagai berikut:


(65)

Tabel 9. Pembagian tenaga kerja berdasarkan status

No Status Laki-laki Perempuan Jumlah Tenaga Kerja

1 Bagian Umum 24 4 28

2 Bagian Produksi 120 34 154

3 Staff 11 1 12

Jumlah 155 39 194

Sumber : PT Tunas Madukara Indah

Berdasarkan Tabel 1. di atas bahwa jumlah tenaga kerja di PT Tunas Madukara Indah seluruhnya sebanyak 194 orang, hal tersebut terdiri dari bagian umum berjumlah 28 orang, bagian produksi berjumlah 154 orang dan bagian staff atau kantor berjumlah 12 orang. Tenaga kerja bagian produksi ini merupakan tenaga kerja yang khusus menangani proses produksi yang mulai dari bahan baku, yaitu kayu pinus sampai Bare Core dan juga mengelola mesin-mesin yang ada dalam proses produksi, terdapat kurang lebih 11 mesin yang masing-masing mesinnya dipegang oleh pekerja sebanyak 6 orang. Tenaga kerja bagian umum terdiri dari bagian mekanik, armada, kebersihan, logistik, packing, keamanan, gudang dan bangunan. Sedangkan tenaga kerja staff adalah tenaga kerja yang berada di kantor bukan di lapangan seperti direktur umum, marketing, personalia, keuangan, dan lain-lain.

2. Tata Kerja

Untuk mendapat suatu hasil yang baik, perlu disusun tata kerja yang teratur dan sistematis. Tata kerja tersebut berisi tentang tugas, tanggung jawab serta posisi pekerjaan, sehingga karyawan mempunyai petunjuk arah tindakan untuk melaksanakan pekerjaannya sesuai dengan tugas dan tanggung jawab yang dibebankan kepadanya. Uraian tugas dan


(66)

tanggung jawab masing-masing karyawan PT Tunas Madukara Indah adalah sebagai berikut:

a. Direktur Utama

Tugas pokok dari Direktur Utama adalah sebagai berikut:

1) Bertanggung jawab untuk memimpin jalannya aktivitas perusahaan secara keseluruhan.

2) Bertanggung jawab untuk melakukan perencanaan, pengorganisasian dan pengawasan perusahaan secara terpadu. 3) Bertindak untuk dan atas nama perusahaan dalam pengambilan

keputusan dan kebijakan perusahaan. b. Factory Manager

Membantu Direktur Utama yang bertugas:

1) Bertanggung jawab untuk memimpin jalannya aktivitas perusahaan secara keseluruhan yang merupakan pelaksanaan keputusan dan kebijaksanaan perusahaan di lapangan.

2) Bertanggung jawab untuk mengambil keputusan dan kebijaksanaan perusahaan yang bersifat umum.

3) Menandatangani perjanjian-perjanjian. c. Bagian Marketing Administrasi Umum

Membantu pemimpin dalam melaksanakan tugas di bidang:

1) Melakukan perencanaan dan pencatatan administrasi yang berhubungan dengan marketing administrasi umum.


(67)

2) Melakukan administrasi pembukuan pajak, ekspor maupun surat menyurat baik dalam lingkungan perusahaan maupun di luar perusahaan.

d. Bagian Keuangan Accounting

Tugas dan tanggung jawab dari bagian keuangan sebagai berikut: 1) Bertanggung jawab terhadap arus keluar masuknya uang,

mencatat/membukukan, dan melakukan pelaporan-pelaporannya. 2) Membuat dan mengatur penggunaan dana bagi kelancaran

operasional perusahaan. e. Purchasing

Bertugas untuk:

1) Membuat perencanaan dan mengatur dana perusahaan untuk kelancaran operasional perusahaan khususnya dalam hal pembelian/pengaturannya.

2) Mendistribusikan kebutuhan-kebutuhan perusahaan terhadap setiap bagian yang membutuhkan.

3) Melakukan pertanggungjawaban secara tertulis dan melaporkan kepada pemimpin.

f. Logistik

Melakukan perencanaan, pengorganisasian dalam hal pembelian bahan baku.


(68)

g. Kepala Bagian Personalia

Tugas dan tanggung jawabnya sebagai berikut:

1) Bertanggung jawab untuk mengatur jumlahnya aktivitas perusahaan dalam hal kepersonaliaan yang berhubungan dengan masalah personalia.

2) Menjalin hubungan yang harmonis antara perusahaan dengan instansi pemerintah atau swasta.

h. Satpam

Bekerjasama dengan bagian personalia dalam hal tata tertib, yang bertanggung jawab menjaga keamanan baik di dalam maupun di lingkungan perusahaan dan mencatat semua kegiatan mengenai masuk dan keluarnya barang dari perusahaan.

i. Staff Umum

Bertanggung jawab terhadap operasional perusahaan secara umum. j. Bagian Koordinator Produksi

Membantu pemimpin dalam melaksanakan tugas di bidang produksi yang bertugas:

1) Mengkoordinasi kelompok yang ada di bawahnya untuk kelancaran produksi.

2) Bertanggung jawab tehadap masalah produksi dari mulai pembelian kayu sampai produk jadi.


(69)

k. Kepala Seksi

Bertanggung jawab terhadap pemimpinnya dan masalah produksi dari mulai pembelian kayu sampai produk jadi.

l. Foreman

Bertanggung jawab terhadap bagian produksi khususnya terhadap mesin-mesin tertentu.

m. Operator

Bertanggung jawab terhadap mesin yang dipimpinnya atau dioperasikannya.

n. Helper

Bertanggung jawab atas tugas yang dilakukan ataupun dibebankan dalam bidang produksi dan membantu operator.

o. Bagian Kualiti Kontrol

Bertanggung jawab atas jalannya proses produksi khusunya pengawasan di bidang kualitas dan kuantitas hasil produksi.

p. Koordinator Teknik

Bertanggung jawab terhadap jalannya operasional perusahaan khususnya dalam bidang mekanikal atau elektrikal.

q. Bagian Data Center/Bank Data

Merupakan pusat informasi data untuk kebutuhan intern-ekstern perusahaan.


(70)

3. Pembagian Kerja

Jam kerja yang berlaku untuk karyawan kantor atau staff dari hari Senin sampai Sabtu. Sedangkan karyawan di luar kantor bagian produksi dan bagian umum, jam kerjanya sama yaitu dari hari Senin sampai Sabtu, yang membedakan hanya pembagian kerja (shift). Untuk karyawan kantor tidak diberlakukan shift, hanya ada jam piket pada hari-hari tertentu.

Adapun pembagian waktu kerja di PT Tunas Madukara Indah dibagi menjadi 2 bagian, yaitu Minggu industri pagi dan Minggu industri siang. Untuk karyawan yang berkaitan langsung dengan proses produksi dibagi menjadi 2 shift, yaitu:

a. Shift I

Senin – Sabtu antara jam 06.30 – 13.00 WIB (tanpa istirahat) khusu hari Jumat antara jam 06.30 – 12.00 WIB.

b. Shift II

Senin – Sabtu jam 13.30 – 20.00 WIB (tanpa istirahat) hari Jumat antara jam 14.30 – 20.30 WIB.

Sedangkan jam kerja dari jam 21.00 WIB ke atas, diperhitungkan sebagai kerja lembur.

4. Fasilitas Kesejahteraan Karyawan

PT Tunas Madukara Indah menyediakan beberapa fasilitas yang dapat digunakan oleh semua karyawan untuk memenuhi hak semua karyawan.


(71)

Fasilitas kesejahteraan karyawan antara lain: a. Mushola.

b. Poliklinik.

c. Tunjangan meliputi: Hari Raya, meninggal dunia, cuti tahunan, menikah dan melahirkan, masa jabatan.

d. Kesejahteraan karyawan meliputi: jamsostek, jaminan kecelakaan kerja (JKK), jaminan hari tua (JHT) dan jaminan kesehatan (JKS). e. Pelayanan kesehatan.


(72)

51

BAB V

ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

A. Uji Validitas dan Reliabilitas

Uji validitas dan uji reliabilitas digunakan untuk mengetahui sejauh mana ketepatan dan keandalan suatu instrumen yang dipakai untuk mengukur suatu konsep. Uji validitas dan reliabilitas dilakukan pada kuesioner yang telah peneliti bagikan dalam penelitian di PT Tunas Madukara Indah. Kuesioner yang dibagi dan diuji memiliki dua jawaban, yaitu jawaban belief dan ideal. Jawaban belief merupakan jawaban responden mengenai keadaan saat ini pada PT Tunas Madukara Indah dan jawaban ideal merupakan jawaban responden mengenai keadaan yang diharapakan pada PT Tunas Madukara Indah. Oleh karena itu, peneliti melakukan analisis data dengan melakukan uji validitas dan uji reliabilitas pada instrumen ini dengan menggunakan SPSS versi 23.

1. Keadaan Belief a. Uji Validitas

Hasil uji validitas dari kuesioner pelanggan dan karyawan keadaan belief, dapat ditunjukkan pada tabel 10

Tabel 10. Hasil Uji Validitas Kuesioner Keadaan Belief Pernyataan Corrected Item-Total Correlation

Pelanggan Karyawan

1 0,411 0,635

2 0,415 0,303

3 0,522 0,302


(73)

Tabel 10. Hasil Uji Validitas Kuesioner Keadaan Belief (Lanjutan)

5 0,665 0,492

6 0,612 0,396

7 0,820 0,412

8 0,836 0,484

9 0,384 0,385

10 0,390 0,319

11 0,685 0,275

12 0,611

(Sumber: Data Olahan 2016)

Hasil uji validitas pada tabel di atas akan dikatakan valid, jika r hitung lebih besar dari r tabel (r hitung > r tabel). Nilai r tabel dapat dicari dengan melihat tabel r pada uji dua sisi dengan taraf kepercayaan 95%. Untuk kuesioner pelanggan dengan jumlah responden 30 orang, dapat diketahui nilai r tabel adalah 0,3610. Dengan 12 pernyataan memiliki Corrected Item-Total Correlation lebih besar dari nilai r tabel. Begitu juga dengan kuesioner karyawan dengan jumlah responden 72 orang, dapat diketahui nilai r tabel adalah 0,2319. Dengan 11 pernyataan memiliki Corrected Item-Total Correlation lebih besar dari nilai r tabel. Sehingga semua pernyataan dalam kuesioner tersebut untuk keadaan belief adalah valid.

Namun uji validitas dan uji reliabilitas tidak dilakukan pada kuesioner manajer. Hal ini disebabkan oleh jumlah responden untuk manajer hanya ada 3 orang responden. Peneliti tidak dapat menyimpulkan apakah kuesioner yang dibagikan kepada responden valid atau tidak serta reliabel atau tidak, dikarenakan jumlah responden untuk manajer terbatas.


(74)

b. Uji Reliabilitas

Hasil uji reliabilitas dari kuesioner pelanggan dan karyawan keadaan belief, dapat ditunjukkan pada tabel 11

Tabel 11. Hasil Uji Reliabilitas Kuesioner Keadaan Belief

Pelanggan Karyawan

Cronbach's Alpha 0,885 0,756 (Sumber: Data Olahan 2016)

Hasil uji reliabilitas pada tabel di atas akan dikatakan reliabel, jika koefisien reliabilitas lebih besar dari r. Setelah dilakukan uji reliabilitas, nilai Cronbach’s Alpha untuk kuesioner pelanggan sebesar 0,885 dan untuk kuesioner karyawan sebesar 0,756. Angka tersebut lebih besar dari nilai r, yaitu 0,6. Tingkat reliabilitas dapat dilihat pada tabel 12

Tabel 12. Tingkat Reliabilitas Berdasarkan Nilai Alpha Alpha Tingkat reliabilitas

0,00 – 0,20 Kurang reliabel >0,20 – 0,40 Agak reliabel >0,40 – 0,60 Cukup reliabel >0,60 – 0,80 Reliabel >0,80 – 1,00 Sangat reliabel

Setelah dilakukan pengujian, diketahui Cronbach’s Alpha pada kuesioner pelanggan adalah 0,885 berada di range 0,80 – 1,00, maka dapat disimpulkan bahwa pernyataan pada kuesioner pelanggan adalah sangat reliabel dan Cronbach’s Alpha pada kuesioner karyawan adalah 0,756 berada pada range 0,60 – 0,80, maka dapat disimpulkan bahwa pernyataan pada kuesioner karyawan adalah reliabel. Seperti yang sudah


(75)

dijelaskan di atas, keterbatasan jumlah responden pada manajer mengakibatkan peneliti tidak melakukan uji reliabilitas.

2. Keadaan Ideal a. Uji Validitas

Hasil uji validitas dari kuesioner pelanggan dan karyawan keadaan ideal, dapat ditunjukkan pada tabel 13

Tabel 13. Hasil Uji Validitas Kuesioner Keadaan Ideal Pernyataan Corrected Item-Total Correlation

Pelanggan Karyawan

1 0,544 0,685

2 0,601 0,581

3 0,819 0,635

4 0,614 0,474

5 0,831 0,539

6 0,816 0,521

7 0,815 0,757

8 0,778 0,718

9 0,799 0,768

10 0,881 0,664

11 0,802 0,755

12 0,811

(Sumber: Data Olahan 2016)

Seperti uji validitas yang sudah dilakukan di atas, hasil uji validitas dikatakan valid, jika r hitung lebih besar dari r tabel (r hitung > r tabel). Untuk kuesioner pelanggan dengan jumlah responden 30 orang, nilai r tabel yang digunakan masih sama yaitu 0,3610. Dengan 12 pernyataan memiliki Corrected Item-Total Correlation lebih besar dari nilai r tabel. Begitu juga dengan kuesioner karyawan dengan jumlah responden 72 orang, nilai r tabel yang digunakan juga masih sama yaitu 0,2319. Dengan 11 pernyataan memiliki Corrected Item-Total Correlation lebih


(1)

Lampiran 13

LAPORAN LABA (RUGI) PERIODE TAHUN 2012

PENJUALAN

Penjualan Lokal Rp 2,717,545.00 Penjualan Export Rp 1,850,551,833.00 Penjualan Furniture Rp 69,024,000.00

Jumlah Penjualan Bersih Rp 1,922,293,878.00 HARGA POKOK PENJUALAN Rp 1,431,921,277.00 Laba (Rugi) Kotor Rp 490,372,601.00 BIAYA OPERASI

BIAYA PEMASARAN

Biaya Emkl Arciton Rp 22,768,000.00 Biaya Pengurusan Pemasaran Rp 2,604,000.00 Bank Charges Rp 1,871,260.00

Biaya Administrasi Bank Export Rp 1,720,597.00 Jumlah Biaya Pemasaran Rp 28,963,857.00 BIAYA ADMINISTRASI & UMUM

Biaya Bahan Bakar Rp 851,300.00 Biaya Pemeliharaan Kendaraan Rp 1,291,400.00 Biaya Astek Rp 13,338,850.00 Biaya Pajak & Perijinan Rp 8,108,194.00 Biaya Air Rp 548,450.00 Biaya Peralatan Kantor Rp 655,910.00 Biaya Pos & Materai Rp 126,000.00 Biaya Telepon Rp 1,549,259.00 Biaya Perjalanan Dinas Rp 1,073,500.00 Biaya Konsultasi Rp 7,250,000.00


(2)

112

Biaya Gaji Staff & Satpam Rp 32,364,200.00 Biaya Makan & Minum Rp 1,354,700.00 Biaya Sumbangan Rp 1,022,550.00 Biaya Pengobatan & PPPK Rp 27,050.00 Biaya Penyst Bangunan Kantor Rp 856,774.00 Biaya Penyst Inventaris Kantor Rp 716,699.00 Biaya Penyst Kendaraan Rp 8,674,537.00 Biaya Assuransi Buana Indp. Rp 1,110,596.00 Biaya Pesangon & PHK Rp 15,000,000.00 Biaya Kantor Lain-lain Rp 314,450.00 By Operasional Furniture Rp 1,680,000.00

Jumlah By Adm & Umum Rp 97,914,419.00 Jumlah Biaya Operasi Rp 126,878,276.00 Laba (Rugi) Operasi Rp 363,494,325.00 PENDAPATAN & BIAYA LUAR OPERASI

Pendpt Bunga Bank Rp 173,797.00 Pendpt Bunga Deposito Rp 2,042,602.00 Pendpt Bunga Rek P Rp 196,132.00 Pendpt Lain-lain Rp 10,009,093.00 Laba/Rugi Selisih Kurs Rp 6,697,991.00 Biaya Bunga Bank Rp (5,760,166.00) Biaya Bank Rp (448,742.00) Biaya Pajak Bank Rp (73,514.00) Biaya Diluar Usaha Lainnya Rp (300,300.00)

Jumlah Pendpt & Biaya Rp 12,536,893.00 Laba Bersih Sebelum Pajak Rp 376,031,218.00 PAJAK Rp 59,007,804.00 Laba Bersih Rp 317,023,414.00


(3)

(4)

114

Lampiran 15


(5)

(6)

116 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI