27
forum pra-peradilan jika dianggap tidak sesuai prosedur, rehabilitasi, atau kompensasi. http:www.tribun-timur.comreadartikel51474.
2.2. Kerangka Berpikir
Perseteruan antara Polri dan Komisi Pemberantasan Korupsi KPK makin memanas. Kedua lembaga hukum itu mulai menunjukkan “perang
terbuka”. Berdasarkan landasan teori yang telah disampaikan, penelitian ini berusaha mengungkap makna yang terkandung pada karikatur harian Jawa
Pos edisi 17 September 2009, maka peneliti melakukan pemaknaan terhadap tanda lambang dengan menggunakan metode semiotik Peirce, sehingga
akhirnya diperoleh hasil dan interprestasi data mengenai Penelitian ini mengutamakan situasi dan kondisi yang bertema Realitas Dalam Karikatur
”Cicak Versus Buaya” sebagai sesuatu yang berarti dalam proses pembentukan pesan. Peristiwa tersebut dipaparkan dalam pembentukan tanda
–tanda gambar, kata-kata, dan lainnya dalam format sebuah karikatur. Sehingga yang menjadi perhatian dalam penelitian ini adalah bagaimana
suatu peristiwa dalam pemerintahan yang dipandang, dituangkan dan dinilai oleh masyarakat.
Pada penelitian ini menggunakan analisis kualitatif dengan pendekatan semiotika. Adapun hasil kerangka berfikir diatas dapat
digambarkan dalam bentuk bagan:
28
Karikatur ”Cicak Vs
Buaya” pada Surat Kabar
Jawa Pos Edisi 17 September
2009 Analisis kualitatif dengan
pendekatan semiotika Peirce:
Ikon, terdiri dari cicak dan buaya
Indeks, terdiri dari teks cicak,
buaya, saya cicak, dan sementara kalah lawan buaya.
Simbol, terdiri dari lingkaran
yang melingkari cicak dan buya, serta ekor buaya yang
menjerat leher cicak Hasil
interpretan peneliti
Gambar 2.3. Kerangka Berfikir Penelitian
BAB III METODE PENELITIAN
3.1. Metode Penelitian
Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif dengan menggunakan analisis semiotik Pierce, untuk memaknai suatu karikatur pada
media cetak yaitu surat kabar, yang akan dijadikan sebagai objek penelitian ini adalah keserakahan koruptor yang terdapat pada Jawa Pos Edisi 17 September
2009. Oleh karena itu peneliti yang melakukan studi analisis isi kualitatif harus
memperhatikan beberapa hal: pertama adalah konteks atau situasi social diseputar dokumen atau teks yang diteliti. Disini, peneliti diharapkan dapat memahami the
nature atau kealamiahan dan culture meaning atau makna cultural dari artifact atau teks yang diteliti. Kedua adalah proses atau bagaimana suatu produksi media
atau isi pesannya dikreasi secara actual dan diorganisasikan secara bersama. Ketiga adalah emergence, yakni pembentukan secara gradualbertahap dari makna
sebuah pesan melalui pemahaman dan interpretasi. Penelitian ini menggunakan model semiotik Pierce, karena Pierce dalam hal ini lebih memperhatikan realita
makna. Dengan demikian penelitian ini temrasuk pada bidang studi semiotik budaya tempat kode-kode dan tanda-tanda digunakan.
29