Polri Kasus KPK Versus Polri

24 menangkap para pelaku korupsi yang telah di curigai kapanpun dan dimana pun.

2.1.6. Polri

LAHIR, tumbuh dan berkembangnya Polri tidak lepas dari sejarah perjuangan kemerdekaan Republik Indonesia sejak Proklamasi. Kemerdekaan Indonesia, Polri telah dihadapkan pada tugas-tugas yang unik dan kompleks. Selain menata keamanan dan ketertiban masyarakat di masa perang, Polri juga terlibat langsung dalam pertempuran melawan penjajah dan berbagai opersai militer bersama-sama satuan angkatan bersenjata yang lain. Kondisi seperti ini dilakukan oleh Polri karena Polri lahir sebagai satu-satunya satuan bersenjata yang relatif lebih lengkap. Pertempuran 10 Nopember 1945.di Surabaya menjadi sangat penting dalam sejarah Indonesia, bukan hanya karena ribuan rakyat Indonesia gugur, tetapi lebih dari itu karena semangat heroiknya mampu menggetarkan dunia dan PBB akan eksistensi bangsa dan negara Indonesia di mata dunia. Andil pasukan Polisi dalam mengobarkan semangat perlawanan rakyat ketika itupun sangat besar. Alam menciptakan keamanan dan ketertiban didalam negeri, Polri juga sudan banyak disibukkan oleh berbagai operasi militer, penumpasan pemberontakan dari DI TII, PRRI, PKI RMS RAM dan G 30 SPKI serta berbagai penumpasan GPK. 25 Dalam perkembangan paling akhir dalam kepolisian yang semakin modern dan global, Polri bukan hanya mengurusi keamanan dan ketertiban di dalam negeri, akan tetapi juga terlibat dalam masalah-masalah keamanan dan ketertiban regional maupun internasional, sebagaimana yang di tempuh oleh kebijakan PBB yang telah meminta pasukan-pasukan polisi, termasuk Indonesia, untuk ikut aktif dalam berbagai operasi kepolisian, misalnya di Namibia Afrika Selatan dan di Kamboja Asia.

2.1.7. Kasus KPK Versus Polri

Polri dan KPK, yang menjadi isu hangat di masyarakat sebagai drama Cicak vs Buaya jadi perhatian saat ini. kemunculan Cicak menjadi perhatian unik tatkala Cicak dikatakan akan melawan Buaya. Yang pasti, bukanlah cicak dan buaya yang sesungguhnya. Cicak merupakan gerakan Cinta Indonesia Cinta KPK yang muncul sebagai respons pernyataan Kabareskrim Mabes Polri Komjen Polisi Susno Duadji dalam wawancara majalah Tempo Edisi 6-12 Juli 2009 yang mengatakan KPK sebagai Cicak, sementara Kepolisian adalah Buaya. Kedua lembaga penegak hukum itu saling membongkar keterlibatan oknum pejabat mereka dalam kasus-kasus penyalahgunaan kewenangan dan jabatan. Kepolisian memeriksa tiga orang Komisi Pemberantasan Korupsi. Termasuk diantaranya Kepala Biro Hukum Komisi Pemberantasan Korupsi KPK Khaidir Ramli. Mereka diperiksa terkait dugaan 26 penyalahgunaan wewenang yang dilakukan Wakil Ketua Bidang Penindakan, Chandra M Hamzah. Pemanggilan tersebut oleh penyidik guna meminta keterangan terkait penyalahgunaan wewenang yang diduga dilakukan pimpinan KPK tersebut. http:www.tribun- timur.comreadartikel51474 Pihak Polri telah memanggil empat pimpinan KPK untuk diperiksa sebagai saksi dalam kasus testimoni yang disampaikan Antasari Azhar. Para pimpinan KPK itu diperiksa sebagai saksi atas kasus pelanggaran pasal 23 UU No 31 tahun 1999 tentang pemberantasan tindak pidana korupsi yakni dugaan penyalahgunaan wewenang. Sementara KPK juga memeriksa Kabareskrim Komjen Pol Susno Duaji terkait kasus Bank Century. Sebelumnya diberitakan bahwa kepolisian telah menangani dugaan penggelapan, sehingga bank tersebut berada dalam masalah modal. http:www.tribun-timur.comreadartikel51474 Ditetapkannya status tersangka terhadap dua pemimpin Komisi Pemberantasan Korupsi KPK merupakan tindakan salah alamat. Dalam kasus ini pendekatan pidana dinilai tidak tepat. Jika kasus ini diproses secara pidana, maka akan menimbulkan kekacauan hukum karena di antara para penegak hukum satu sama lain saling memproses kewenangan- kewenangan tiap lembaga penegak hukum. Karena di antara penyidik saling proses kewenangan, ini bisa menjadi dasar penyidik lain untuk memproses juga. masalah kewenangan tersebut harusnya diajukan melalui 27 forum pra-peradilan jika dianggap tidak sesuai prosedur, rehabilitasi, atau kompensasi. http:www.tribun-timur.comreadartikel51474.

2.2. Kerangka Berpikir