Fungsi Likuiditas Bank Landasan

Menurut pendapat lain, likuiditas bank adalah kesanggupan perusahaan untuk memenuhi kewajiban yang sudah jatuh tempo. Bagi bank likuiditas dapat diartikan secara spesifik, yaitu kesanggupan bank menyediakan alat-alat lancar guna membayar kembali titipan sebelum jatuh tempo dan memberikan pinjaman loan kepada masyarakat yang memerlukannya wasis, 1993 : 33. Selain itu ada yang mengungkapkan bahwa likuiditas bank yaitu kemampuan bank untuk memenuhi kemungkinan ditariknya deposito atau simpanan oleh deposan atau penitip. Dengan kata lain, suatu bank dikatakan liquid apabila bank tersebut dapat memenuhi kewajiban penarikan uang dari para penitip dana maupun dari para peminjam atau debitur. Latumaelissa, 1999 : 19

2.2.5.2. Fungsi Likuiditas Bank

Dari penjabaran pengertian likuiditas bank dapat dilihat beberapa fungsi likuiditasnya, antara lain sebagai berikut : Latumaelissa, 1999 : 21 1. Mampu memberikan rasa aman kepada para nasabah bank. Jadi fungsi utama likuiditas adalah jaminan bahwa uang yang disimpan atau dipinjamkan kepada bank dapat dibayar kembali oleh bank tersebut pada saat jatuh tempo. Oleh karena itu, sepanjang Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. bank tersebut dinilai mempunyai likuiditas tinggi, pemilik dana tidak akan ragu – ragu menempatkan atau menyimpannya di bank tersebut. Sebaliknya, apabila bank dinilai mempunyai problem likuiditas meskipun kecil, pemilik dana akan berfikir berkali – kali untuk menempatkan uangnya di bank tersebut. 2. Menjamin tersedianya dana bagi setiap permohonan kredit yang telah disetujui. Pada dasarnya bank melakukan bisnis dengan nasabah atau debitur. Jika bank menolak untuk menyediakan dana atas permohonan kredit yang telah disetujui, mungkin debitur akan cari ke bank lain, ada kemungkinan bank tersebut akan kehilangan sebagian besar debiturnya. Bahkan, untuk memelihara hubungan yang baik dengan debitur khususnya yang mempunyai tingkat kolektibilitas atau klasifikasi yang prima, sebaiknya bank mampu mengantisipasi kebutuhan – kebutuhan debitur tersebut di massa mendatang. 3. Mencegah penjualan aset secara terpaksa Apabila dalam posisi likuid cukup berat, bank tersebut mungkin tidak dapat memperpanjang pinjaman yang diterima dari bank lain. Lebih – lebih jika pinjaman tersebut jatuh tempo karena bank tidak mampu menciptakan rasa aman kepada pemilik dana. Salah satu Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. cara untuk mengatasi masalah tersebut adalah dengan terpaksa menjual surat berharga yang umumnya dengan harga rendah merugi. Hal ini jelas akan memperburuk suatu tingkat modal bank tersebut. 4. Menghindari diri dari kewajiban membayar suku bunga yang tinggi atas dana yang diperoleh di pasar uang. Dari sini kita tahu bahwa pemilik dana akan lebih selektif dalam menempatkan dana pada bank tersebut beresiko tinggi. Oleh karena itu, pemilik dana mungkin akan menempatkan dananya dengan suku bunga yang tinggi pada bank tersebut. Bahwa mungkin pula bahwa pemilik dana tidak mau menempatkan dananya pada bank yang mempunyai masalah likuiditas serius. 5. Menghindarkan diri dari penggunaan fasilitas discount window secara terpaksa. Semakin sering suatu bank menggunakan fasilitas discount window, semakin tidak bebas manajemen bank tersebut menentukan dan melaksanakan kebijakan usahanya. Hal tersebut disebabkan karena pada umumnya bank sentral akan mendikte manajemen bank tentang bagaimana menjalankan bank menurut pandangan Bank Central. Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

2.2.5.3. Metode Pengukuran Likuiditas