Metode Perhitungan Angka Inflasi Pengertian Likuiditas

Sumber : Boediono, 1998 : 163, Ekonomi Moneter, Seri Sinopsis Pengantar Ilmu Ekonomi , BPFE, Yogyakarta. Sedangkan gambar 2.6b menggambarkan suatu cost push inflation. Dalam gambar tersebut terlihat bahwa bila biaya produksi naik misalnya, karena kenaikan harga sarana produksi yang di datangkan dari luar negeri, atau kenaikan harga bahan bakar minyak maka kurva penawaran masyarakat agregat supplay bergeser dari S1 ke S2, akibatnya tingkat harga umum naik dari H3 ke H4, akibatnya dari kedua macam inflasi tersebut, dari segi kenaikan output, tidak berbeda, tetapi dari segi output GDriil ada perbedaan. Dalam kasus demand pull inflation, biasa ada kecenderungan untuk output naik bersama-sama dengan kenaikan umum. Besar kecilnya kenaikan output ini tergantung kepada elastisitas kurva agregat supplay, semakin mendekati output maksimum semakin tidak elastis kurva ini. Sebaliknya, dalam kasus cost push inflation biasanya kenaikan harga-harga dibarengi dengan penurunan omzet penjualan barang kelesuan usaha.

2.2.4.2. Metode Perhitungan Angka Inflasi

Perhitungan inflasi khususnya di Indonesia dilakukan oleh Biro Pusat Statistik BPS, yang didasarkan atas kenaikan Indeks Harga Konsumen IHK. Biro Pusat Statistik setiap bulan menghitung IHK dari masing-masing 27 ibukota propinsi, yang kemudian digabungkan pada tingkat nasional. Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. Secara ringkas IHK dihitung berdasarkan 2 komponen utama, yaitu : Suwito, 1996 : 2 1. Pola konsumsi masyarakat, direfleksikan dalam bentuk diagram timbangan dari berbagai jenis barang dan jasa yang termasuk dalam keranjang belanja keluarga. 2. Perkembangan harga dari masing-masing jenis barang dan jasa yang termasuk dalam keranjang belanja tersebut. Indeks harga konsumen adalah angka indeks harga yang tertimbang dengan timbangan besarnya rata-rata pengeluaran yang dibayar oleh keluarga di wilayah tertentu. Timbangan ini diperoleh pada tahun yang digunakan sebagai tahun dasar dari angka indeks tersebut. Inflasi berdasarkan kenaikan indeks harga konsumen, dengan rumus : Suwito : 3 IHK t – IHK t-1 Inflasi t = x 100 IHK t-1 Dimana : Inflasi t = Besarnya inflasi pada tahun t IHK t = Indeks Harga Konsumen pada tahun t Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. IHK t-1 = Indeks Harga Konsumen pada tahun t-1

2.2.4.3. Hubungan Inflasi dan Tabungan

Naiknya laju inflasi, sementara tingkat bunga simpanan di bank tetap, maka akan mengakibatkan turunnya tingkat bunga riil perbankan. Kondisi ini akan mempengaruhi perilaku penyimpanan akan cenderung mengurangi simpanannya di bank dan digunakan untuk melakukan pembelian barang dan jasa atau diinvestasikan dalam bentuk lain. Sehingga meningkatnya laju inflasi, dengan tidak diikuti dengan kenaikan tingkat bunga, akan dapat mengakibatkan menurunnya simpanan masyarakat, pada lembaga perbankan.

2.2.5. Likuiditas

Pada akhir ini setelah diberlakukan kebijaksanaan uang kertas oleh pemerintah, dan adanya beberapa bank yang mengalami kesulitan likuiditas, isu likuiditas bank menjadi berita yang cukup populer di beberapa surat kabar di Indonesia, bahkan ada suatu kata wasiat yang harus diingat oleh bankir setiap kali menghadapi masalah likuiditas, yaitu tiada bank yang bangkrut karena rentabilitas, tetapi suatu bank akan bangkrut karena likuiditas, kata bijak itu jelas menunjukkan bahwa nasabah likuiditas merupakan masalah yang tidak dapat dipandang ringan dalam menata bisnis perbankan Latumaelissa, 17 : 1996. Sering kali membicarakan masalah Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. likuiditas, berarti masalah menyediakan minimum alat likuid seperti yang telah ditetapkan oleh Bank Indonesia akan masalah utama dalam likuiditas adalah menerjemahkan kemampuan bank dalam memenuhi kewajibannya yang telah jatuh tempo. Suatu pemenuhan kewajiban yang jatuh tempo pada suatu saat dapat jauh diatas minimum alat likuid yang telah ditetapkan oleh Bank Indonesia, dalam hal-hal sedemikian rupa sehingga mampu menutupi semua kewajiban yang telah ditentukan oleh Bank Indonesia.

2.2.5.1. Pengertian Likuiditas

Secara umum likuiditas dapat diartikan sebagai komponen untuk kewajiban membayar uang kas apabila diperlukan. Definisi ini bersifat umum dan mungkin dapat diberlakukan pada perorangan atau lembaga perusahaan apa saja yang termasuk perbankan. Dalam pengertian seperti, likuiditas mempunyai peranan yang penting bagi suatu perusahaan. Ada beberapa definisi likuiditas bank yang dikenalkan dibeberapa buku. Menurut Simonangkir 1989 : 107 bahwa likuiditas adalah kemampuan bank untuk memenuhi kewajibannya yang segera ditarik, untuk mengukur likuiditas diperoleh dari banyaknya uang tunai yang dimiliki seseorang atau dapat dicapai dengan menjual harta kekayaannya. Hal inilah yang mengharuskan setiap bank untuk mempertahankan alat-alat likuidnya dalam jumlah tertentu. Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. Menurut pendapat lain, likuiditas bank adalah kesanggupan perusahaan untuk memenuhi kewajiban yang sudah jatuh tempo. Bagi bank likuiditas dapat diartikan secara spesifik, yaitu kesanggupan bank menyediakan alat-alat lancar guna membayar kembali titipan sebelum jatuh tempo dan memberikan pinjaman loan kepada masyarakat yang memerlukannya wasis, 1993 : 33. Selain itu ada yang mengungkapkan bahwa likuiditas bank yaitu kemampuan bank untuk memenuhi kemungkinan ditariknya deposito atau simpanan oleh deposan atau penitip. Dengan kata lain, suatu bank dikatakan liquid apabila bank tersebut dapat memenuhi kewajiban penarikan uang dari para penitip dana maupun dari para peminjam atau debitur. Latumaelissa, 1999 : 19

2.2.5.2. Fungsi Likuiditas Bank