Determinasi Tanaman Uji sitotoksik ekstrak terhadap sel kanker payudara T47D

27

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Determinasi Tanaman

Determinasi tanaman pada penelitian ini dilakukan untuk memastikan kebenaran tanaman yang digunakan dalam penelitian. Determinasi dilakukan di Laboratorium Biologi Farmasi, Fakultas Farmasi Universitas Gadjah Mada. Hasil determinasi menunjukkan bahwa tanaman yang digunakan adalah tanaman pukul empat Mirabilis jalapa L. dan termasuk dalam suku Nyctaginaceae Lampiran 1.

B. Uji sitotoksik ekstrak terhadap sel kanker payudara T47D

Uji sitotoksik dilakukan untuk mengetahui potensi penghambatan pertumbuhan sel akibat perlakuan ekstrak dan menentukan kadar sampel yang dapat menghambat pertumbuhan sel sampai 50 Meiyanto et al., 2008. Uji sitotoksisitas pada penelitian ini dinyatakan dalam parameter IC 50 . Nilai IC 50 merupakan nilai konsentrasi yang menghasilkan penghambatan pertumbuhan sel sampai 50. Viabilitas sel dapat dihitung menggunakan beberapa metode pengecatan, dan dapat diukur menggunakan Multiwell Scanning Spectrophotometers ELISA Reader Mossmann, 1983. Pada penelitian ini, pengukuran viabilitas sel menggunakan uji MTT. Secara umum metode pengecatan menggunakan prinsip kolorimetri menggunakan beberapa perubahan warna sebagai titik akhir untuk kuantitasi jumlah sel. MTT 3,4,5-dimethylthiazole-2-yl-2,5-diphenyl tetrazolium bromide adalah garam tetrazolium yang dimetabolisme menjadi garam formazan berwarna yang tidak larut air oleh aktivitas enzim mitokondrial dalam sel hidup Frei, 2011. Dengan reduksi, struktur tetrazolium berubah dari tidak berwarna atau weakly coloured salt menjadi produk formazan berwarna terang dengan menganggu cincin tetrazole Berridge et al., 2005. Garam tetrazolium MTT kemudian terpecah menjadi komplek garam formazan berwarna ungu yang tidak larut air oleh enzim suksinat dehidrogenase. Dengan ditambahkan stopper maka komplek garam tersebut menjadi larut. Bentuknya seperti jarum berwarna ungu. Sel hidup membentuk kristal formazan, sel mati tidak mengalami perubahan dan tidak menimbulkan warna. Pada kelompok perlakuan intensitas warna ungu yang dihasilkan semakin bertambah seiring menurunnya konsentrasi ekstrak yang diberikan. Intensitas warna yang terbentuk sebanding dengan sel yang hidup. Gambar 8. Bentuk komplek garam formazan dalam sel T47D. Keterangan : Sel yang hidup akan terbentuk garam formazan, sel yang mati tidak terbentuk garam formazan. Tabel 1. Data perlakuan EEDPE terhadap viabilitas sel Konsentrasi µgmL Viabilitas sel Rata-rata ± SD 2000 5,318 5,627 5,937 5,627 ± 0,310 1000 -0,413 -2,117 -1,342 -1,291 ± 0,853 100 57,357 57,666 58,131 57,718 ± 0,390 10 83,376 99,639 98,245 93,753 ± 9,014 1 93,289 99,329 102,736 98,451 ± 4,785 0,1 85,390 90,811 103,975 93,392 ± 9,558 0,01 81,518 91,120 93,443 88,694 ± 6,322 Pengujian dilakukan dengan memberikan perlakuan pada sel T47D dengan konsentrasi EEDPE sebesar 2.000; 1.000; 100; 10; 1; 0,1; 0,01 µgmL. Berdasarkan hasil pengukuran serapan menggunakan ELISA reader diketahui bahwa ekstrak etanol daun pukul empat EEDPE dapat mengakibatkan kematian sel T47D. Hasil uji sitotoksik menunjukkan bahwa dengan kenaikan konsentrasi EEDPE, sel yang hidup mengalami penurunan Tabel 1. Pada konsentrasi tertinggi EEDPE, terjadi sedikit kenaikan persen viabilitas sel. Hal ini dapat terjadi karena pengaruh dari konsentrasi EEDPE yang masih cukup pekat, dan intensitas warna hasil pengenceran berwarna kuning kehijauan. Pada saat proses MTT selesai larutan akan berubah menjadi relatif ungu, bergantung pada sel yang masih hidup. Karena adanya pengaruh konsentrasi EEDPE yang tinggi, ELISA reader tidak hanya membaca absorbansi dari larutan yang berkorelasi dengan sel hidup tetapi juga ekstrak. Menurut Kealey and Haines 2002, absorbansi sebanding dengan konsentrasi, dengan demikian konsentrasi semakin tinggi maka absorbansi juga akan semakin tinggi. Hasil uji sitotoksik yang dihitung menggunakan program R, menunjukkan nilai IC 50 sebesar 112,97 µgmL Lampiran 2. Tabel 2. Data perlakuan tamoxifen terhadap viabilitas sel. Konsentrasi µgmL Viabilitas sel Rata-rata ± SD 371,5 4,233 5,163 4,698 4,698 ± 0,465 37,15 1,910 2,375 2,530 2,272 ± 0,322 3,715 107,537 106,763 102,891 105,731 ± 2,489 0,3715 105,834 100,568 92,514 99,639 ± 6,708 0,03715 103,201 105,524 104,440 104,388 ± 1,162 0,003715 88,952 100,258 93,908 94,373 ± 5,667 Pengujian juga dilakukan dengan memberikan perlakuan terhadap sel kanker payudara T47D menggunakan tamoxifen. Konsentrasi yang dipakai untuk pengujian yaitu 371,5; 37,15; 3,715; 0,3715; 0,03715 ; 0,003715 µgmL. Hasil uji sitotoksik menunjukkan hal yang sama dengan EEDPE, yaitu mengalami penurunan viabilitas sel dengan meningkatnya konsentrasi tamoxifen Tabel 2. Hasil uji sitotoksik yang dihitung menggunakan program R, menunjukkan nilai IC 50 sebesar 13,98 µgmL. Tamoxifen merupakan salah satu pengobatan hormonal yang dipakai untuk penderita kanker payudara. Tamoxifen juga dipakai sebagai pembanding dalam penelitian ini. Berdasarkan nilai IC 50 antara EEDPE dengan tamoxifen, terlihat bahwa tamoxifen lebih sitotoksik dibanding EEDPE. EEDPE memiliki nilai IC 50 sebesar 112,97 µgmL, dan nilai penghambatan mendekati angka 100 µgmL, sehingga masih bisa berpotensi sebagai agen kemopreventif. Nilai IC 50 dibawah 100 µgmL menunjukkan adanya potensi ekstrak uji sebagai agen kemoprevensi Meiyanto et al., 2008. Berdasarkan hasil uji sitotoksisitas yang telah dilakukan, EEDPE memiliki potensi untuk dapat diteliti lebih jauh. Aktivitas sitotoksisitas digunakan sebagai acuan pengembangan penelusuran mekanisme suatu sampel dalam menghambat pertumbuhan sel kanker Meiyanto et al., 2008. Menurut Choon et al., 2008 cit., Putra et al., 2012, secara umum efek sitotoksik ekstrak menunjukkan fenomena dose-dependent, dimana efek sitotoksik meningkat seiring meningkatnya konsentrasi ekstrak dan lamanya inkubasi. Penelitian ini menggunakan sel T47D, sel ini berbentuk lonjong saat normal. Kemudian sel mati mengalami perubahan morfologi yaitu sel berwarna gelap dan tidak menempel pada dasar plate Suhesti and Aditiyono, 2012. Gambar 9. Morfologi sel kanker payudaraT47D. Kontrol Sel A, Perlakuan EEDPE konsentrasi 2000 µgmL B, Perlakuan EEDPE konsentrasi 10 µgmL C, Perlakuan EEDPE konsentrasi 0,01 µgmL D dan Tamoxifen E. Keterangan : sel normal, sel mengalami perubahan morfologi

C. Uji Induksi Apoptosis

Dokumen yang terkait

Uji Antikanker Kombinasi Ekstrak Etil Asetat Daun Poguntano (Picria fel-terrae Lour.) dengan Doksorubisin Terhadap Sel Kanker Payudara Secara In Bitro

8 96 158

PENGARUH EKSTRAK METANOLIK DAUN KENIKIR (Cosmos caudatus Kunth.) TERHADAP PEMACUAN APOPTOSIS SEL KANKER PAYUDARA

0 6 6

UJI KOMBINASI EKSTRAK ETIL ASETAT DAUN DEWANDARU (Eugenia uniflora L.) DAN DOXORUBICIN TERHADAP PROLIFERASI SEL KANKER PAYUDARA T47D

0 5 17

Pengaruh Ekstrak Jahe (Zingiber officinale) Terhadap Kanker Payudara Pada Kultur Sel T47D.

4 6 21

Aktivitas sitotoksik ekstrak metanolik daun Rosemary (Rosmarinus officinalis L.) terhadap sel kanker payudara T47D melalui regulasi ekspresi reseptor Estrogen-α (ERα).

2 7 80

Efek antikanker ekstrak etanolik daun lavender (Lavandula officinalis Chaix) terhadap sel kanker payudara T47D melalui penekanan ekspresi Reseptor Estrogen- α.

1 7 81

Pengujian Keefektivan Ekstrak Daun Bunga Pukul Empat (Mirabilis Jalapa) Dalam Menginduksi Ketahanan Sistemik Tanaman Cabai Merah Terhadap Serangan Cucumber Mosaic Virus (Cmv) - The Effectiveness Of Leaf Extract Of Mirabilis Jalapa In Inducing The Systemic

0 0 10

In Vitro Mechanism of Apoptosis Induction of RIP (Ribosome- InactivatingProtein) Isolated from Bunga Pukul Empat (Mirabilis jalapa L) Leaves

0 0 9

ANTIMICROBIAL POTENTIALS OF FOUR O’CLOCK FLOWER LEAF (Mirabilis jalapa L.) AGAINST Staphylococcus aureus, Escherichia coli and Candida albicans Potensi Antimikroba Daun Bunga Pukul Empat (Mirabilis jalapa L.) Terhadap Staphlococcus aureus, Escherichia col

0 0 5

Uji sitotoksisitas ekstrak etanolik daun sirih merah [Piper crocatum Ruiz & Pav] terhadap kultur sel kanker payudara T47D - USD Repository

0 0 80