Sistem Pencatatan Persediaan Pada Perusahaan

terjadi berulang-ulang. Prosedur penerimaan barang merupakan proses dari barang yang diterima dari perusahaan, sesuai dengan tercantumnya dalam Surat Order Penjualan SOP barang yang dipesan seharusnya dikirim tepat pada waktunya. Prosedur pengeluaran barang dari gudang juga harus ditaati oleh semua pihak agar barang terhindar dari pencurian dan manipulasi. Suyadi Prawirosentono, 2004 : 245

B. Sistem Pencatatan Persediaan Pada Perusahaan

Persediaan ditujukan untuk mengantisipasi kebutuhan permintaan. PT INBISCO NIAGA Medan sebagai distributor dan supplier mempunyai berbagai jenis persediaan barang dagangan sistem pengendalian intern persediaan yang dapat memonitor tingkat persediaan secara efektif dan efisien. Hal ini dilakukan agar persediaan yang dimiliki oleh perusahaan dapat dikelola dengan baik sehingga tingkat perputaran persediaan sesuai dengan anggaran yang telah ditetapkan perusahaan. PT INBISCO NIAGA Medan menggunakan metode perpetual sebagai metode pencatatan persediaan barang dagangan. Dalam metode ini pencatatan mengenai jumlah persediaan dilakukan secara terus menerus, sehingga jumlah persediaan yang ada setiap saat dapat diketahui. Harga pokok persediaan dan harga pokok penjualan dapat diketahui setiap saat, sehingga pada akhir periode tidak perlu dibuat jurnal penyesuaian. Metode perpetual diperlukan buku pembantu persediaan untuk mencatat kuantitas harga dan barang yang dibeli dan dijual. Dengan buku pembantu persediaan setiap saat dapat diketahui sisa persediaan Universitas Sumatera Utara dengan cepat dan mudah. Dokumen bukti yang digunakan oleh PT INBISCO NIAGA Medan dalam pencatatan persediaan yaitu formulir pemesanan barang, laporan penerimaan barang, kartu gudang, formulir pengiriman barang. Ada dua sistem akuntansi untuk persediaan yang utama, yaitu sistem periodik dan sistem perpetual. Sistem periodik digunakan setiap kali terjadi penjualan, hanya pendapatan yang berasal dari penjualan itu sajalah yang dicatat. Sistem perpetual ini dibuat catatan akuntansi secara terus-menerus dapat menunjukkan jumlah persediaan yang ada. C. Rollin Niswonger dan Philip E. Fess, 1992 Sistem adalah sekelompok dua atau lebih komponen-komponen yang saling berkaitan interrelated subsistem-subsistem yang bersatu untuk mencapai tujuan yang sama. Hall, 2001. Pengertian lain yang juga terdapat dalam buku Mulyadi 2001 : 5, “sistem adalah suatu jaringan prosedur yang dibuat menurut pola yang terpadu untuk melaksanakan kegiatan pokok perusahaan”. Menurut peneliti sistem adalah bagian dari sub-sub sistem dalam melaksanakan kegiatan untuk mencapai suatu tujuan. Untuk mengetahui metode pencatatan persediaan barang, terlebih dahulu harus diketahui apa itu persediaan dengan jenis-jenis persediaan. Persediaan adalah barang yang disimpan untuk dipakai dalam produksi atau untuk dijual kepada konsumen. Menurut Sadono Sukirno 2004 : 164 beberapa jenis persediaan yang umumnya terdapat pada setiap perusahaan adalah : 1. persediaan bahan baku, yaitu bahan mentah barang setengah jadi yang dibeli oleh suatu perusahaan lain untuk membuat barang jadi, Universitas Sumatera Utara 2. persediaan barang dalam proses, yaitu semua barang yang sedang dalam proses produksi yang belum siap ataupun yang sudah siap, 3. persediaan barang jadi, yaitu semua produk yang sudah selesai dibuat tetapi belum dapat untuk dijual. Penyusunan sistem akuntansi untuk suatu perusahaan perlu mempertimbangakan beberapa faktor yang penting. a. Sistem akuntansi yang disusun itu harus memenuhi prinsip cepat yaitu bahwa sistem akuntansi mampu menyediakan informasi yang diperlukan tepat pada waktunya, dapat memenuhi kebutuhan, dan dengan kualitas yang sesuai. b. Sistem akuntansi yang disusun itu harus memenuhi prinsip aman yang berarti bahwa sistem akuntansi harus membantu menjaga keamanan harta milik perusahaan. Untuk dapat menjaga keamanan harta milik perusahaan maka sistem akuntansi harus disusun dengan mempertimbangkan prinsip-prinsip pengawasan intern. c. Sistem akuntansi yang disusun itu harus memenuhi prinsip murah yang berarti bahwa biaya untuk menyelenggarakan system akuntansi itu harus dapat ditekan sehingga relatif tidak mahal, dengan kata lain, dipertimbangkan cost dan benefit dalam mengahasilkan suatu informasi. Zaki Baridwan, 1994

C. Sistem Informasi Akuntansi Persediaan