8. Nomor inventarisasiinduk, yaitu nomor inventarisasi, dimana setiap
jilideksemplar buku diberi nomor sendiri. 9.
Harga buku jika diketahui. Dapat dilakukan untuk buku-buku hasil pembelia. 10.
Golongan nomor klasifikasi, kolom ini dicatat setelah buku diperoses. 11.
Keterangan. Dalam kolom ini dicantumkan hal-hal yang dianggap perlu dan belum dicantumkan dalam kolom yang disediakan.
Contoh buku indukinventarisasi Sumber : Pangaribuan 2009 : 13
2.8. Jenis-Jenis Bahan Pustaka
Menurut Kohar, Ade 2003:6 koleksi perpustakaan adalah yang meliputi berbagai format bahan pustaka sesuai dengan perkembangan dan kebutuhan alternatif para
pemakai perpustakaan terhadap media rekam informasi. Sedangkan menurut Pangaribuan 2009 : 2, jenis-jenis bahan pustaka adalah sebagai berikut:
1. Karya cetak
2. Karya non cetak
3. Bentuk mikro
4. Karya dalam bentuk elektronik
5. Web akses online
2.8.1. Karya Cetak
Menurut Pangaribuan 2009:2, karya cetak adalah pemikiran manusia yang dituangkan dalam bentuk cetak, seperti:
1. Buku
Buku adalah bahan pustaka yang merupakan suatu kesatuan utuh dan yang paling utama terdapat dalam koleksi perpustakaan. Berdasarkan standart
UNESCO tebal buku paling seeikit 49 halaman tidak termasuk kulit maupun jaket buku fiksi, teks,dan rujukan.
2. Terbitan sendiri
Bahan pustaka yang direncanakan untuk diterbitkan terus dengan jangka waktu terbit tertentu. Bahan pustaka yang termasuk terbitan bersri adalah harian surat
kabar, majalah mingguan, bulanan dan lainnya, laporan yang terbit dalam jangka waktu tertentu, seperti laporan tahunan, tri wulan, dan sebagainya.
No Tgl
No Ind
Pengarang Jdl Impresum Asal
Bahasa Jlh No Kls
ket
B H T I E A
Universitas Sumatera Utara
2.8.2. Karya NonCetak
Karya noncetak sering dikatakan sebagai bahan non buku ataupun bahan pandang dengar.
Menurut Siregar 2010 : 16 yang termasuk dalam jenis bahan pustaka noncetak adalah:
1. Rekaman suara Rekaman suara adalah bahan pustaka dalam betuk pita kaset dan
pirangan hitam
2. Gambar Hidup dan Rekaman Video Yang termasuk dalam betuk ini adalah film dan kaset video yang pada
umumnya bersifat rekreasi. 3. Bahan Grafika
Ada dua jenis tipe bahan grafika yaitu bahan pustaka yang dapat dilihat langsung seperti lukisan, bagan, foto dan gambar lukisan yang harus
dilihat dengan bantuan alat seperti selid, transpransi dan film strip.
2.8.3. Bentuk Mikro
Menurut Siregar 2010 : 55 Bentuk mikro adalah koleksi perpustakaan yang merupakan alih media dari buku ke dalam mikro seperti mikro film
dan mikro fice carik mikro. Koleksi mikro hanya dapat dibaca dengan alat bantu yaitu mikro reader. Bentuk mikro juga dapat dicetak dengan alat
yaitu mikro reader priter. Yang termasuk dalam jenis bentuk mikro adalah: 1. Mikro film
Bentuk mikro film dalam gulungan film. Ada beberapa ukuran film yaitu 16 mm dan 35 mm.
2. Mikrofis Bentuk mikro dalam lembara film dengan ukuran 105 mm x 148 mm
standard dan 75 mm x 125 mm. 3. Mikroopaque
Bentuk mikro dimana informasinnya dicetak dalam kertas yang mengkilat tidak tembus cahaya. Ukurannya sebesar mikrofis.
Sedangkan menurut Pangaribuan 2009:3, bentuk mikro adalah suatu istilah yang digunakan untuk menunjukkan semua bahan pustaka yang
menggunakan media film an tidak dapat dibaca dengan mata biasa melainkan harus memakai alat yang dinamakan micro-reader. Bahan
pustaka ini digolongkan tersendiri, tidak dimasukkan dalam bahan noncetak. Hal ini disebabkan informasi yang tercangkup didalamnya
meliputi bahan tercetak seperti majalah, surat kabar, dan sebagainya.
2.8.4. Dalam bentuk elektronik