Rancangan Analisis dan Uji Hipotesis

AHIM SURACHIM, 2013 PENGARUH MOTIVASI BELAJAR, KOMPETENSI GURU, FASILATAS PEMBELAJARAN, DAN EFEKTIFITAS PEMBELAJARAN PROGRAM PSG TERHADAP KEMAMPUAN KERJA LULUSAN SMK Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu dan termasuk kategori sangat kuat untuk tiap-tiap variabel penelitian. Berdasarkan hasil uji reliabilitas, maka instrumen penelitian berupa angket yang digunakan untuk mengukur setiap variabel dalam penelitian ini adalah merupakan alat ukur yang reliabel atau dapat dipercaya. Hasil perhitungan uji validitas harus menunjukkan bahwa semua item instrumen untuk setiap variabel penelitian adalah valid. Demikian juga hasil perhitungan uji reliabilitas item instrumen untuk semua variabel harus menunjukkan tingkat reliabilitas yang tinggi. Hasil perhitungan uji validitas dan reliabilitas instrumen penelitian yang valid dan reliabel merupakan persyaratan suatu instrumen penelitian untuk menjaring data penelitian.

3.5 Rancangan Analisis dan Uji Hipotesis

Analisis deskriptif dan analisis verifikatif digunakan sebagai alat analisis dan interpretasi terhadap hasil pengolahan data penelitian. Analisis deskriptif dimaksudkan untuk menggambarkan karakteristik setiap variabel yang diteliti, sedangkan analisis verifikatif digunakan untuk menguji hipotesis penelitian yang diajukan dengan bantuan uji statistik deskriptif dan uji statistik model SEM structural equation model. Analisis deskriptif adalah jenis statistik yang digunakan untuk menggambarkan sejauh mana tanggapan responden, yaitu para guru yang AHIM SURACHIM, 2013 PENGARUH MOTIVASI BELAJAR, KOMPETENSI GURU, FASILATAS PEMBELAJARAN, DAN EFEKTIFITAS PEMBELAJARAN PROGRAM PSG TERHADAP KEMAMPUAN KERJA LULUSAN SMK Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu membina mata pelajaran rumpun produktif, terhadap motivasi belajar, kompetensi guru, pegunaan fasilitas pembelajaran, efektivitas proses pembelajaran program PSG, dan kemampuan kerja lulusan SMK. Penilaian dengan menggunakan teknik analisis deskriptif terhadap skor yang diperoleh, bisa lebih bermakna karena skornya dianggap mempunyai skala pengukuran interval Aaker, 2004:28; Cooper, 2006:339, dimana data yang berhasil dikumpulkan dapat diketahui rata-rata hitung dan simpangan baku atau standar diviasinya. Pelaksanaan penghitungan skor data yang terkumpul, dilakukan dengan terlebih dahulu menentukan range interval, dengan yang menggunakan rumus sebagai berikut: Range = Nilai Tertinggi – Nilai Terendah Jumlah Range Adapun analisis verifikatif yang dilakukan dengan menggunakan uji statistik dimaksudkan untuk menguji hipotesis penelitian yang diajukan, yaitu dari data penelitian yang terkumpul dianalisis dengan menggunakan alat berupa uji Model Persamaan Struktural Structural Equation Model-SEM. Uji statistik model SEM merupakan teknik statistik dalam menganalisis variabel indikator, variabel laten, dan kekeliruan dalam pengukuran Joreskog Sorbom, 1996 dalam Kusnendi, 2005. Uji statistik SEM dianggap tepat dalam penggunaannya AHIM SURACHIM, 2013 PENGARUH MOTIVASI BELAJAR, KOMPETENSI GURU, FASILATAS PEMBELAJARAN, DAN EFEKTIFITAS PEMBELAJARAN PROGRAM PSG TERHADAP KEMAMPUAN KERJA LULUSAN SMK Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu untuk menganalisis hubungan antara variabel laten yang satu dengan variabel laten lainnya, dalam bentuk persamaan struktur structural equation dengan memperhatikan kekeliruan dalam pengukuran. Dalam hal ini model persamaan struktural dapat juga digunakan untuk menganalisis hubungan dua arah reciprocal. Sejalan dengan penggunaan model persamaan struktural, pelaksanaan pengolahan data penelitian dilakukan dengan menggunakan program LISREL Linier Structural Relationship dan SPSS-AMOS yang merupakan paket program statistik. Model persamaan struktural merupakan suatu persamaan pengukuran dan persamaan struktural, oleh karena itu hubungan antara variabel indikator dengan variabel lainnya menggambarkan suatu persamaan pengukuran, sedangkan hubungan antara variabel laten dengan variabel lainnya menggambarkan persamaan struktural. Model persamaan struktural dalam penelitian ini disajikan sebagai berikut :         B Model persamaan pengukuran untuk y      y y Model persamaan pengukuran untuk x AHIM SURACHIM, 2013 PENGARUH MOTIVASI BELAJAR, KOMPETENSI GURU, FASILATAS PEMBELAJARAN, DAN EFEKTIFITAS PEMBELAJARAN PROGRAM PSG TERHADAP KEMAMPUAN KERJA LULUSAN SMK Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu      x x Keterangan : y = vektor variabel endogen yang dapat diamati berukuran p x 1 x = vektor variabel eksogen yang dapat diamati berukuran p x 1  = vektor random dari variabel laten endogen berukuran m x 1  = vektor random dari variabel laten eksogen berukuran n x 1  = vektor kekeliruan pengukuran dalam y  = vektor kekeliruan pengukuran dalam x y  = matriks koefisien regresi y atas  berukuran p x m x  = matriks koefisien regresi x atas  berukuran q x n  = matriks koefisien variabel  dalam persamaan struktural berukuran m x n B = matriks koefisien variabel  dalam persamaan struktural berukuran m x n  = vektor kekeliruan persamaan dalam hubungan struktural antara  dan  berukuran m x 1 Penelitian ini menggunakan SEM dengan first-order, mengingat beberapa persyaratan untuk menggunakan second-order tidak terpenuhi, antara lain terdapat beberapa variabel yang memiliki indikator atau dimensi kurang dari tiga, sedangkan persyaratan minimum untuk menggunakan second-order adalah memiliki tiga konstruk indikator atau dimensi first-order Hair et al., 2010:736. Selanjutnya Hair menambahkan jika semua item menggunakan jenis skala pengukuran rating scale yang sama, maka umumnya digunakan first-order. Berkenaan dengan hal ini, Tai-Quan Peng 2009: 47 mengungkapkan bahwa pemilihan antara first-order atau second-order lebih pada kebutuhan teoretis. Jika secara teori dituntut adanya penjelasan lebih lanjut maka disarankan AHIM SURACHIM, 2013 PENGARUH MOTIVASI BELAJAR, KOMPETENSI GURU, FASILATAS PEMBELAJARAN, DAN EFEKTIFITAS PEMBELAJARAN PROGRAM PSG TERHADAP KEMAMPUAN KERJA LULUSAN SMK Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu menggunakan second order, dengan maksud untuk menjelaskan kovarians secara lebih parsimoni. Berdasarkan beberapa alasan tersebut, analisis data dalam penelitian ini menggunakan first-order. Prosedur pengujian data penelitian dengan menggunakan Structural Equation Modeling SEM diuraikan sebagai berikut: a. Menjumlahkan skala butir-butir setiap konstruk menjadi suatu indikator summed scale. b. Melakukan standarisasi tiap indikator dengan mean = 0, deviasi standar = 1. c. Menetapkan error  dan lambda  term pada analisis model pengukuran. Langkah selanjutnya adalah melakukan pengujian fit antara model teoretis dan model aktual. Jika model konseptual yang diajukan menunjukkan good fit dengan model aktual, maka hal tersebut menunjukkan penguatan terhadap model. Sebaliknya, apabila model konseptual yang diajukan menunjukkan poor fit, maka model ini tidak menunjukkan penguatan. Dalam pengujian model ini dilakukan dengan bantuan program aplikasi SPSS dan AMOS, bahwa suatu model dikategorikan sebagai model yang fit, apabila dapat memenuhi beberapa persyaratan sebagai berikut Hair et al., 1998; Ghozali dan Fuad, 2005: a. Nilai chi-square yang rendah dengan tingkat probabilitas lebih besar dari 0,01. AHIM SURACHIM, 2013 PENGARUH MOTIVASI BELAJAR, KOMPETENSI GURU, FASILATAS PEMBELAJARAN, DAN EFEKTIFITAS PEMBELAJARAN PROGRAM PSG TERHADAP KEMAMPUAN KERJA LULUSAN SMK Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu b. Nilai rasio chi-square dengan degree of freedom antara 2 sampai 5. c. Nilai Root Mean Square Error of Approximation RMSEA 0,0 . d. Nilai Goodness of Fit Index GFI 0, . e. Normed Fit Index NFI 0, 0. f. Comparative Fit Index CFI 0, 0. g. Incremental Fit Index IFI 0, 0. Model Persamaan Struktural Structural Equation Model dalam penelitian ini, disajikan sebagai berikut: Gambar 3.1 Model Persamaan Struktural Secara Keseluruhan X1 X11 dx11 1 1 X12 dx12 1 X13 dx13 1 X14 dx14 1 X2 X21 dx21 X22 dx22 X23 dx23 X24 dx24 1 1 1 1 1 X3 X31 dx31 X32 dx32 X33 dx33 X34 dx34 1 1 1 1 1 Y2 Y21 dy21 Y22 dy22 Y23 dy23 Y24 dy24 1 1 1 1 1 Y1 Y11 dy11 Y12 dy12 Y13 dy13 Y14 dy14 1 1 1 1 1 Y15 dy15 1 ey2 1 ey1 1 AHIM SURACHIM, 2013 PENGARUH MOTIVASI BELAJAR, KOMPETENSI GURU, FASILATAS PEMBELAJARAN, DAN EFEKTIFITAS PEMBELAJARAN PROGRAM PSG TERHADAP KEMAMPUAN KERJA LULUSAN SMK Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu Keterangan: X1 = Motivasi Belajar X2 = Kompetensi GuruInstruktur X3 = Fasilitas Pembelajaran Y1 = Efektivitas Pembelajaran Program PSG Y2 = Kemampuan Kerja Lulusan X11 = Perhatian X12 = Relevansi X13 = Kepercayaan diri X14 = Kepuasan X21 = Kompetensi Pedagogik X22 = Kompetensi Profesional X23 = Kompetensi Kepribadian X23 = Kompetensi Sosial X31 = Pengelolaan Fasilitias di Sekolah X32 = Pengelolaan di Institusi Pasangan X33 = Analisis Kebutuhan X34 = Kesesuaian Y1 = Bermakna Y2 = Terpadu Y3 = Berbasis Nilai Y4 = Menantang Y5 = Aktif Y21 = Sosial-Budaya Y22 = Akademik Y23 = Kepribadian Y24 = Profesional ey1 = error Y1 ey2 = error Y2

3.6 Keterbatasan Penelitian

Dokumen yang terkait

Pemberitaan Mobil Esemka Dan Motivasi Belajar (Studi Korelasional tentang Pengaruh Pemberitaan Mobil Esemka di TV One Terhadap Motivasi Belajar Siswa SMK Negeri 2 Medan)

0 28 91

Pengaruh Film Laskar Pelangi Terhadap Motivasi Belajar (Studi Korelasional Tentang berjudul Pengaruh Film Laskar Pelangi Terhadap Motivasi Belajar Siswa-siswi SMU HARAPAN 3 Medan Johor).

17 120 115

PENGARUH KOMPETENSI KERJA DAN MOTIVASI BERPRESTASI TERHADAP MUTU KINERJA LULUSAN SMK OTOMOTIF PADA PERUSHAAN AUTO 2000 BANDUNG.

0 1 59

PENGARUH KOMPETENSI PROFESIONAL GURU TERHADAP MOTIVASI BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN PRODUKTIF ADMINISTRASI PERKANTORAN DI SMK NEGERI SE-KOTA BANDUNG.

0 0 50

PENGARUH KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH, KINERJA MENGAJAR GURU, PENGELOLAAN FASILITAS PEMBELAJARAN, DAN PROSES PEMBELAJARAN TERHADAP MUTU KOMPETENSI LULUSAN SMK BIDANG KEAHLIAN MANAJEMEN DAN BISNIS DI KOTA BANDUNG.

1 12 103

PENGARUH DISIPLIN GURU TERHADAP EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN DI SMK NEGERI 2 KOTA BANDUNG.

0 5 55

PENGARUH FASILITAS BELAJAR TERHADAP MOTIVASI BELAJAR PADA MATAPELAJARAN PRODUKTIF ADMINISTRASI PERKANTORAN DI SMK NEGERI 3 BANDUNG.

1 4 46

PENGARUH KOMPETENSI GURU TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN AKUNTANSI DI SMK SE-KOTA BANDUNG.

0 6 60

PENGARUH KETERAMPILAN MENGAJAR GURU DAN FASILITAS BELAJAR TERHADAP MOTIVASI BELAJAR SISWA KELAS X STANDAR KOMPETENSI MENGELOLA PERALATAN KANTOR DI SMK MUHAMMADIYAH 2 BANTUL.

0 2 146

View of PENGARUH KOMPETENSI GURU DAN FASILITAS BELAJAR TERHADAP MOTIVASI DAN PRESTASI BELAJAR SISWA DI SMK PGRI 1 KERTOSONO

0 0 6