PENUTUP Pengaturan tentang Persetujuan Pencipta Terhadap Pengumuman atau Penggandaan Ciptaan dalam Pameran.

xiv

BAB V PENUTUP

5.1 Kesimpulan ................................................................................... 83 5.2 Saran ............................................................................................. 84 DAFTAR PUSTAKA RINGKASAN SKRIPSI xv DAFTAR SINGKATAN 1. h. : halaman 2. HKI : Hak Kekayaan Intelektual 3. Ibid : ibidem, pada tempat yang sama 4. KBBI : Kamus Besar Bahasa Indonesia 5. KUHPerdata : Kitab Undang-Undang Hukum Perdata 6. loc.cit : loco citato, pada tempat yang telah disebutdikutip 7. op.cit : opere citato, dalam karya yang telah disebut dikutip 8. TRIPs : Agreement on Trade Related Aspects of Intellectual Property Rights 9. UDHR : Universal Declaration of Human Rights 10. WIPO : Convention Establishing The World Intellectual Property Organization xvi ABSTRAK Pencipta mempunyai hak eksklusif terhadap ciptaannya. Setiap orang yang melaksanakan hak eksklusif pencipta wajib mendapat lisensi dari pencipta. Apabila tidak diperjanjikan lain, pemilik danatau pemegang ciptaan fotografi, lukisan, gambar, karya arsitektur, patung, atau karya seni lain berhak melaksanakan hak eksklusif pencipta yaitu melakukan pengumuman ciptaan dalam suatu pameran umum atau penggandaan ciptaan dalam suatu katalog yang diproduksi untuk keperluan pameran tanpa persetujuan pencipta. Namun, apabila diperjanjikan lain maka pemilik danatau pemegang ciptaan wajib mendapatkan persetujuan dari pencipta. Permasalahan yang dibahas dalam skripsi ini adalah mengenai pengumuman dan penggandaan ciptaan dalam suatu pameran tanpa memperoleh lisensi dari pencipta dan mengenai persetujuan pencipta terhadap pengumuman ciptaan dalam suatu pameran umum atau penggandaan ciptaan dalam suatu katalog yang diproduksi untuk keperluan pameran. Penelitian ini penting dilakukan untuk memberikan kontribusi keilmuan terkait pengumuman ciptaan dalam suatu pameran umum atau penggandaan ciptaan dalam suatu katalog yang diproduksi untuk keperluan pameran. Skripsi ini menggunakan jenis penelitian hukum normatif karena menganalisis permasalahan berdasarkan teori hukum dan peraturan perundang- undangan. Jenis pendekatan yang digunakan adalah pendekatan perundang- undangan, pendekatan analisis konsep hukum, dan pendekatan frasa. Sumber data yang digunakan adalah data sekunder yaitu bahan hukum primer, sekunder, dan tersier. Teknik pengumpulan bahan hukum yang digunakan adalah teknik sistem kartu. Teknik analisis bahan hukum yang digunakan adalah teknik deskripsi, interpretasi, dan argumentasi. Apabila tidak diperjanjikan lain, pemilik danatau pemegang ciptaan fotografi, lukisan, gambar, karya arsitektur, patung, atau karya seni lain berhak melakukan pengumuman ciptaan dalam suatu pameran umum atau penggandaan ciptaan dalam suatu katalog yang diproduksi untuk keperluan pameran tanpa persetujuan pencipta. Namun, apabila diperjanjikan lain maka pemilik danatau pemegang ciptaan wajib mendapatkan persetujuan pencipta yang dapat diperoleh melalui perjanjian lisan tanpa membuat lisensi. Hendaknya pencipta memperbolehkan masyarakat memanfaatkan hak cipta tanpa perlu membuat lisensi asalkan pemanfaatan tersebut dilakukan secara wajar. Kata kunci: persetujuan, lisensi, pengumuman, penggandaan. xvii ABSTRACT Author has the exclusive rights to his works. Any person who is doing the exclusive rights of an author must obtain license from the author. Unless agreed otherwise, the owner andor the holder of a creative work in the form of a photograph, painting, drawing, architecture, sculpture, or other artwork, entitled to do the exclusive rig hts of an author, that’s displaying the work in public exhibition or reproduction of work in a catalog which is produced for exhibition without the consent of the author. However, if agreed otherwise, the owner andor the holder of a creative work must obtain license from the author. Problems that discussed in this research are about the display and the reproduction of work in an exhibition without obtaining license from the author and about the consent of the author regarding the publicity of work in a public exhibition or reproduction of work in a catalog which is produced for exhibition. This research is important to contribute knowledge of law concerning the publicity of work in a public exhibition or reproduction of work in a catalog which is produced for exhibition. This research used normative law research because analyzing problems based on the theory of law and act. The approaches which are used are the statute approach, analytical and conceptual approach, as well as words phrase approach. The source of data used is secondary data; those are primary, secondary and tertiary legal materials. The technique of collecting legal materials is card system technique. The techniques of analyzing legal materials are technique of description, interpretation and argumentation. Unless agreed otherwise, the owner andor the holder of a creative work in the form of a photograph, painting, drawing, architecture, sculpture, or other artwork, entitled to display the work in public exhibition or reproduction of work in a catalog which is produced for exhibition without the consent of the author. However, if agreed otherwise, the owner andor the holder of a creative work must obtain consent from the author which can be got by oral consent without making license. Author should allow people to use copyright in fair way without license. Keywords: consent, license, publicity, reproduction. 1

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Manusia dalam menjalankan kehidupan sehari-hari selalu berhubungan dengan Hak Kekayaan Intelektual 1 Intellectual Property Rights selanjutnya disingkat HKI. Ketika menggunakan pakaian dengan merek tertentu, membaca buku, menonton televisi dan bepergian dengan kendaraan tanpa sadar manusia telah memanfaatkan karya-karya intelektual. Bagi khalayak umum karya intelektual sangat membantu manusia dalam menjalankan aktivitas sehari-hari. Namun bagi orang yang berhasil menciptakan karya intelektual, manfaat yang Ia dapat bukan hanya kemudahan dalam menjalankan aktivitas kehidupan tetapi lebih dari itu Ia dapat memungut manfaat ekonomi dari hak atas karya intelektualnya. HKI adalah hak yang diberikan atas keberhasilan seseorang mengolah daya pikirnya sehingga menghasilkan suatu karya yang mempunyai nilai ekonomi. Muhammad Djumhana dan R. Djubaedillah mendefinisikan HKI sebagai berikut: Hak Atas Kekayaan Intelektual ini merupakan hak yang berasal dari hasil kegiatan kreatif suatu kemampuan daya pikir manusia yang diekspresikan kepada khalayak dalam berbagai bentuknya, yang memiliki manfaat serta berguna dalam menunjang kehidupan manusia, juga mempunyai nilai 1 Hak Kekayaan Intelektual merupakan terjemahan resmi dari Intellectual Property Rights karena istilah Hak Kakayaan Intelektual secara resmi digunakan di seluruh Undang-Undang yang mengatur tentang Hak Kekayaan Intelektual di Indonesia, contohnya Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2001 tentang Merek menentukan bahwa Kuasa adalah Konsultan Hak Kekayaan Intelektual. Lihat Ni Ketut Supasti Dharmawan, 2011, Hak Kekayaan Intelektual dan Harmonisasi Hukum Global: Rekontruksi terhadap Perlindungan Program Komputer, Badan Penerbit Universitas Diponegoro, Semarang, h. 39. Penjelasan Umum Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2014 tentang Hak Cipta secara tegas menerjemahkan Trade Related Aspects of Intellectual Property Rights sebagai persetujuan tentang Aspek-Aspek Dagang Hak Kekayaan Intelektual. ekonomi. Bentuk nyata dari kemampuan karya intelektual tersebut bisa di bidang teknologi, ilmu pengetahuan, maupun seni dan sastra”. 2 Secara garis besar HKI dibagi menjadi dua kelompok yaitu hak cipta copy rights dan hak milik perindustrian industrial property rights. 3 Hak cipta dapat dibagi lagi dalam dua bagian, yaitu: 1. Hak cipta; dan 2. Hak yang berkaitan dengan hak cipta neighbouring rights. 4 Convention Establishing The World Intellectual Property Organization selanjutnya disingkat WIPO membagi hak milik perindustrian atau hak atas kekayaan perindustrian menjadi beberapa klasifikasi, yaitu: 1. Paten Patent; 2. Model dan Rancang Bangun Utility Models atau dalam hukum Indonesia dikenal dengan istilah paten sederhana simple patent; 3. Desain Industri Industrial Design; 4. Merek Dagang Trade Mark; 5. Nama Dagang Trade Name; dan 6. Sumber Tanda atau Sebutan Asal Indication of Source or Appelletion of Origin. 5 Agreement on Trade Related Aspects of Intellectual Property Rights selanjutnya disingkat TRIPs menambahkan beberapa bidang lagi ke dalam HKI. 2 Muhammad Djumhana dan R. Djubaedillah, 2003, Hak Milik Intelektual Sejarah Teori dan Prakteknya di Indonesia Edisi Revisi, Cet. III, PT. Citra Aditya Bakti, Bandung, h. 21. 3 OK. Saidin, 2013, Aspek Hukum Hak Kekayaan Intelektual Intellectual Property Rights, Ed. Revisi, Cet. VIII, PT RajaGrafindo Persada, Jakarta, h. 13, dikutip dari Redaksi, “Indonesia Perlu Perhatikan Hak Milik Intelektual”, Kompas, Jakarta, 19 Februari 1986, h. 1. 4 OK. Saidin, loc.cit. 5 Arif Lutviansori, 2010, Hak Cipta dan Perlindungan Folklor di Indonesia, Ed. I, Cet. I, Graha Ilmu, Yogyakarta, h. 52. Lihat juga OK. Saidin, op.cit, h. 14.