commit to user
32
IV. KONDISI UMUM KUD MUSUK KABUPATEN BOYOLALI
A. Sejarah Berdirinya KUD Musuk
KUD Musuk berdiri berdasarkan Inpres No : 4 Tahun 1973, tentang BUUDKUD di Desa Kembangsari Musuk oleh peternak sapi potong yang
berjumlah 30 orang. KUD Musuk berdiri pada tahun 1973 dengan berbadan hukum No.
8463bBHPADKWK.IIXII96 tertanggal 31 Desember 1996. KUD ini terletak di lereng Gunung Merapi yang mempunyai ketinggian 250-1200 m, di
atas permukaan laut, tepatnya di Kecamatan Musuk, Kabupaten Boyolali. Kecamatan Musuk merupakan daerah yang memiliki potensi usaha peternakan
sapi perah, sehingga sangat berperan bagi penduduk di Kecamatan Musuk yang sebagian bermatapencaharian sebagai petani dan peternak sapi perah,
terutama membantu dalam permodalan dan proses pemasaran. KUD Musuk pada awal berdirinya pada tahun 1973 masih berbentuk
BUUD dan hanya beranggotakan 30 orang dan hanya memiliki 1 unit usaha yaitu saprotan sarana produksi tanaman. Pada tahun 1980 KUD Musuk
mendapatkan bantuan dari Presiden RI yaitu berupa kredit sapi potong dan sapi perah. Kemudian seiring waktu unit usaha yang dikembangkan bertambah
antara lain pengembangan kredit candak kulak KCK. Pada tahun 1985 KUD mulai membudidayakan sapi perah dan dari hasil budidaya tersebut
memberikan kontribusi yang besar bagi kemajuan KUD ini. Sekitar tahun 1990 KUD Musuk mampu menampung susu dari para peternak mencapai 33-
34 ton per hari. Dan KUD ini berkembang menjadi KUD susu terbesar di Jateng, dan pada tahun yang sama KUD Musuk menerima piagam sebagai
KUD Mandiri dari Menteri Koperasi RI, atas keberhasilannya mencapai tingkat kemandirian. Pada tahun 1991 mendapat penghargaan sebagai KUD
Mandiri Terbaik Tingkat Nasional dan mulai tahun 1992 hingga saat ini dinyatakan sebagai KUD Mandiri Teladan Tingkat Nasional.
commit to user 33
B. Tujuan KUD Musuk
KUD Musuk mempunyai tujuan sebagai berikut: 1.
Ikut aktif melaksanakan program pemerintah dalam rangka pembangunan ekonomi kerakyatan dan pengentasan kemiskinan.
2. Membimbing, membina dan mengarahkan anggota masyarakat
pedesaan untuk melaksanakan kegiatan secara kooperatif. 3.
Menciptakan tiga sehat koperasi, yaitu sehat organisasi, sehat manajemen dan sehat usaha.
C. Keorganisasian