Gambaran Umum Badan Amil Zakat

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Deskripsi Objek Penelitian

4.1.1. Gambaran Umum Badan Amil Zakat

Islam sangat concern kepada pembangunan sosio-ekonomi rakyat umat. Islam mempunyai perhatian yang tinggi untuk melepaskan orang miskin dan kaum dhu’afa dari kemiskinan dan keterbelakangan, tanpa harus didahului oleh gerakan revolusi kaum miskin dalam menuntut perubahan nasibnya. Perhatian Islam terhadap kaum dhu’afa tidak bersifat insidentil, tetapi regular dan sistimatis. Tak dapat dipungkiri bahwa zakat sangat berpotensi sebagai sebuah sarana yang efektif untuk memberdayakan ekonomi umat. Pengelolaan dan pengumpulan zakat di Indonesia masih belum berjalan secara optimal. Hanya sebagian kecil potensi dana zakat saja yang berhasil dikumpulkan dan didistribusikan kepada yang berhak. Entah dimana letak kesalehan sosial masyarakat muslim, bila melihat betapa pengelolaan dana zakat hanya berlaku sporadis atau kurang terorganisir. Dan hasilnya, justru pada saat isu optimalisasi pengelolaan dana zakat diluncurkan lewat UU No. 38 1999, isu yang muncul kemudian malah mempertanyakan akan kemampuan sistem zakat sebagai solusi kemiskinan dan pemerataan. Untuk kasus Indonesia jumlah penduduk miskin yang didata Departemen Sosial pada tahun 2000 adalah sebesar 40 dari penduduk Indonesia. Potensi dana zakat, sangatlah besar untuk dapat diproses sebagai suatu bentuk system redistribusi income. Sedangkan menurut Menteri Agama Said Aqil Al-Munawar bahwa potensi dana zakat di Indonesia mencapai Rp. 7,5 triliun Universitas Sumatera Utara pertahun. Namun, hingga kini baru Rp. 250 miliar atau 2,7 yang berhasil dihimpun oleh lembaga-lembaga pengelola zakat. Pada fenomena saat ini seperti Indonesia, otoritas negara sudah diwakili oleh suatu bentuk lembaga intermediary Amil, di mana berdasarkan UU RI No. 38 Tahun 1999 tentang Pengelolaan Zakat, bahwa pengelola zakat dilakukan oleh Badan Amil Zakat yang dibentuk oleh pemerintah dan Lembaga Amil Zakat LAZ yang dibentuk oleh masyarakat dan dikukuhkan oleh pemerintah. Jika dikaitkan dengan konsep jaringan masjid chart hierarki organisasi secara sederhana dapat diilustrasikan sebagai berikut: Struktur Organisasi BAZ Gambar 4.1. Struktur Hierarki BAZ Berdasarkan keputusan Menteri Agama Republik Indonesia tentang pelaksana Undang-Undang Nomor 38 Tahun 1999 tentang Pengelolaan Zakat disebutkan pada Pasal 2 mengenai susunan hierarki mulai dari BAZ Nasional yang berkedudukan di ibu kota negara, BAZ provinsi berkedudukan di ibu kota BAZ Nasional BAZ Provinsi BAZ Daerah kabupaten BAZ Kecamatan BAZ Kecamatan MASJID MASJID MASJID MASJID Universitas Sumatera Utara provinsi, BAZ daerah berkedudukan di ibu kota kabupaten, dan terakhir BAZ kecamatan yang berkedudukan di ibu kota kecamatan. Kehadiran Badan Amil Zakat Daerah BAZDA Provinsi Sumatera Utara berdasarkan Surat Keputusan Gubernur Sumatera Utara Nomor : 451.7.05 53620K tanggal 23 April 2001 sebelumnya bernama Badan Amil Zakat, Infaq dan Shoddaqoh BAZIS Provinsi Sumatera Utara bertujuan untuk meningkatkan pelayanan bagi masyarakat Islam dalam pelaksanaan zakat sesuai dengan tuntutan agama, meningkatkan fungsi dan peranan pranata keagamaan dalam upaya mewujudkan kesejahteraan masyarakat dan keadilan sosial serta meningkatkan hasil guna dan daya guna zakat di Sumatera Utara. Kemudian BAZIS berkembang menjadi Badan Amil Zakat Daerah BAZDA Provinsi Sumatera Utara berdasarkan Undang-Undang Zakat Nomor 38 Tahun 1999 yang merupakan institusi resmi pengelola zakat dimana BAZDA dalam tugas, pokok dan fungsinya TUPOKSI merupakan mitra pemerintah daerah provinsi Sumatera Utara dalam pengumpulan ZIS dari masyarakat Islam khususnya Sumatera Utara dan didayagunakan kembali untuk kepentingan dan kesejahteraan umat Islam sesuai dengan syari’at Islam. Dalam kinerjanya BAZDA Sumatera Utara tidak membawahi BAZ Kabupaten Kota yang ada di Sumatera Utara, namun hanya sebatas koordinasi, begitu juga dengan LAZ yang ada di Sumatera Utara yang merupakan mitra informasi dan komunikasi penghimpun zakat. Universitas Sumatera Utara Dalam usianya yang relatif muda, BAZ Sumatera Utara telah berkembang dari tahun ke tahun dan menunjukkan peningkatan yang menggembirakan. Jika pada tahun 19941995, BAZ berhasil mengumpulkan dana ummat sebesar Rp 350 juta, maka pada tahun 19951996 BAZ berhasil mengumpulkan sekitar Rp 980 juta. Dan yang lebih menggembirakan lagi ialah bahwa dana yang dikumpul tahun 19961997 meningkat lagi sebesar 34, dimana BAZ mengumpulkan dana sebesar Rp. 1,2 milyar lebih. Untuk tahun 19971998, BAZ Sumatera Utara, menargetkan akan mencapai angka Rp. 1,5 milyar.

4.1.2. Visi, Misi, Azas dan Tujuan Badan Amil Zakat Sumatera Utara