4
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Tinjauan Pustaka
2.1.1 Bahan Ajar
Sungkono 2009 menyatakan bahwa bahan ajar adalah bahan-bahan atau materi pelajaran yang disusun secara lengkap dan sistematis artinya disusun
secara urut sehingga memudahkan siswa belajar. Bahan ajar juga bersifat unik dan spesifik yang terdiri dari pengetahuan, ketrampilan dan sikap yang harus
dipelajari siswa dalam rangka mencapai Standar Kompetensi yang telah ditentukan. Majid 2009 menyatakan bahwa bahan ajar mampu membantu siswa
untuk dapat mempelajari suatu kompetensi atau Kompetensi Dasar secara runtun dan sistematis sehingga mampu menguasai semua kompetensi secara utuh dan
terpadu. Sholahuddin 2011 menyatakan bahwa bahan ajar digunakan untuk
membantu guruinstruktur dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajar di kelas, baik berupa bahan tertulis seperti hand out, buku, modul, lembar kerja
siswa, brosur, wallchart, maupun bahan tidak tertulis seperti videofilm,VCD, radio, kaset, CD audio, foto, gambar, CD interaktif berbasis computer dan
internet. Depdiknas 2004 mengklasifikasikan isi bahan ajar meliputi fakta, konsep, prinsip, dan prosedur yang akan dijelaskan pada Tabel 1 berikut ini :
Tabel 1. Klasifikasi Isi Bahan Ajar No
Jenis Pengertian
1. Fakta
Mudah dilihat, menyebutkan nama, jumlah dan bagian- bagiannya.
2. Konsep
Definisi, identifikasi, klasifikasi dan ciri-ciri khusus. 3.
Prinsip Penerapan dalil, hukum, rumus, diawali dengan jika...,
maka .... 4.
Prosedur Bagan arus atau bagan alur, langkah-langkah secara urut. Sumber : Sholahuddin, 2011
5
2.1.2 Pembelajaran IPA Terpadu
Trianto 2007 mendefinisikan IPA sebagai pengetahuan yang sistematis, tersusun secara teratur dan berkaitan dengan cara mencari tahu tentang alam.
Badan Standar Nasional Pendidikan 2006, menyatakan bahwa IPA terpadu diperlukan dalam kehidupan sehari-hari untuk memenuhi kebutuhan manusia
melalui pemecahan masalah-masalah yang dapat diidentifikasikan. Penerapan IPA terpadu perlu dilakukan secara bijaksana untuk menjaga dan memelihara
kelestarian lingkungan.
Nuroso et al. 2010 menyatakan bahwa pembelajaran terpadu dibedakan berdasarkan pola pengintegrasi materi atau tema. Berdasarkan pola tersebut,
terdapat tiga model pembelajaran terpadu yang sering digunakan, yaitu :
Tabel 2. Model Pembelajaran IPA Terpadu Model
Karakteristik Kelebihan
Keterbatasan Model
keterhubungan connected
Pembelajaran yang dilakukan dengan
mengaitkan satu pokok bahasan
dengan pokok bahasan, satu konsep
dengan konsep yang lainnya.
Siswa mempunyai gambaran yang lebih
komprehensif dari beberapa aspek
tertentu mereka pelajari secara
mendalam. Bidang studi masih
terpisah dan nampak tidak ada hubungan
meskipun hubungan- hubungan itu telah
disusun secara terperinci.
Model jaring
laba-laba webbeb
Pembelajaran terpadu yang dimulai dengan
menentukan tema atau materi.
Penyeleksian tema sesuai dengan minat
siswa sehingga mampu memotivasi
siswa. Sulit
menemukan tema
Model keterpaduan
integrated Dimulai dengan
identifikasi konsep, ketrampilan, sikap
yang overlap pada beberapa disiplin ilmu
.Tema berfungsi sebagai konteks
pembelajaran. Hubungan antar
bidang studi jelas terlihat melalui
kegiatan belajar Tipe ini memerlukan
tim antar bidang studi, baik dalam
perencanaan maupun dalam pelaksanaan.
Sumber : Nuroso et al., 2010
6
2.1.3 Lesson Study dalam Pembelajaran IPA