Peluang Ancaman Formulasi Strategi Pengendalian Mutu Dan Keamanan Pangan Produk Crude Palm Oil Di PT. Perkenunan Nusantara III Dan Minyak Goreng Di PT. Astra Agro Lestari, Tbk

Tabel 35. Internal Factor Evaluation IFE dan External Factor Evaluation EFE No Faktor Lingkungan Internal Bobot Rating Skor

A. Kekuatan

1 Ketersediaan bahan baku yang terjamin 0,112 4 0,448 2 Penanganan bahan baku yang baik 0,154 4 0,616 3 Mutu bahan baku yang terjamin 0,229 4 0,916 4 SOP yang baku 0,103 4 0,412 5 Tenaga kerja terlatih yang dimiliki 0,112 4 0,448 6 Lokasi pabrik yang strategis 0,117 4 0,468 7 Keunggulan kandungan yang dimiliki minyak sawit 0,055 3 0,165 8 Produktivitas tinggi dengan ongkos produksi yang rendah 0,042 3 0,129 9 Dana yang dimiliki perusahaan 0,043 3 0,129 10 Harga jual CPO yang tinggi 0,033 3 0,099 Total nilai faktor kekuatan 3,830

B. Kelemahan

1 Komitmen manajemen yang kurang 0,314 2 0,628 2 Fungsi RD yang kurang mendukung 0,041 2 0,082 3 Fasilitas laboratorium yang kurang memadai 0,102 2 0,204 4 Fasilitas dan sistem sanitasi pekerja yang kurang mendukung 0,275 1 0,275 5 Jumlah tenaga kerja yang dimiliki 0,081 2 0,162 6 Sanitasi lingkungan yang kurang baik 0,187 1 0,187 Total nilai faktor kelemahan 1,538 NILAI POSISI INTERNAL 2,292

C. Peluang

1 Permintaan pasar yang tinggi 0.124 4 0.496 2 Peningkatan tingkat pendidikan konsumen 0.202 4 0.808 3 Peningkatan pola hidup sehat 0.250 4 1.000 4 R D yang berkembang pesat 0.055 4 0.220 5 Industri hilir yang berkembang 0.043 4 0.172 6 Tersedianya pemasok bahan baku CPO 0.151 4 0.604 7 Kelapa sawit dapat menyerap karbon di udara dalam jumlah besar 0.175 3 0.525 Total nilai faktor peluang 3,825

D. Ancaman

1 Kebijakan negara pengimpor dalam penambahan parameter mutu DOBI, PAH, dioxin, pestisida, dll 0,274 1 0,274 2 Kebijakan luar negeri terhadap food safety produk CPO. 0,259 1 0,259 3 Adanya technical barrier dari negara lain 0,157 2 0,314 4 Adanya substitusi produk yang sejenis 0,053 2 0,106 5 Keberadaan industri yang sejenis 0,056 2 0,112 6 Tindakan adulterasi dari luar 0,098 1 0,196 7 Isu pemanasan global karena pembakaran hutan untuk perkebunan sawit 0,103 2 0,206 Total nilai faktor ancaman 1,467 NILAI POSISI EKSTERNAL 2,358 126 Berdasarkan Tabel 35 terlihat bahwa total nilai faktor kekuatan yang diperoleh adalah 3,830 dan total nilai faktor kelemahan adalah 1,538 . Hal ini memperlihatkan bahwa kekuatan internal perusahaan lebih besar dari pada kelemahan internal perusahaan, sedangkan hasil evaluasi faktor eksternal memperlihatkan bahwa total nilai peluang yang dapat dimanfaatkan oleh perusahaan sebesar 3,825 dan total nilai ancaman sebesar 1,467 . Hal ini memperlihatkan bahwa perusahaan memiliki peluang eksternal yang lebih besar dibandingkan ancaman eksternal yang dihadapinya. Berdasarkan evaluasi faktor internal dan eksternal dapat diketahui bahwa posisi perusahaan berada pada sel V, dimana nilai posisi internal total nilai kekuatan-kelemahan adalah 2,292 dan nilai posisi eksternal total nilai peluang- ancaman adalah 2,358 . Posisi perusahaan pada sel V menunjukkan strategi pertahankan dan pelihara, yaitu bahwa perusahaan harus mempertahankan dan memelihara keadaan perusahaan saat ini, dan penetrasi pasar serta pengembangan produk adalah strategi yang terbanyak dilakukan pada tipe strategi ini David, 2002. Posisi perusahaan dapat dilihat pada Gambar 8. TOTAL NILAI FAKTOR INTERNAL Kuat 3.0-4.0 Sedang 2.0-2.99 Lemah 1.0-1.99 4.0 3.0 2.0 1.0 Tinggi 3.0-4.0 I II III Sedang 2.0-2.99 IV Posisi Perusahaan V VI TOTAL NILAI FAKTOR EKSTERNAL Lemah 1.0-1.99 3.0 2.0

1.0 VII

VIII IX Gambar 8. Posisi Matriks IFE dan EFE PKS Rambutan, PT. Perkebunan Nusantara III 127 Perumusan Alternatif Strategi Pengendalian Mutu Analisa terhadap lingkungan perusahaan memperlihatkan bahwa perusahaan dalam menjalankan berbagai aktivitas perusahaan dalam upaya pengendalian mutu sangat dipengaruhi oleh faktor lingkungan internal dan eksternal. Faktor lingkungan internal yang paling berpengaruh adalah bahan baku, produksi dan operasi, serta sumber daya manusia, sedangkan faktor lingkungan eksternal yang paling berpengaruh adalah konsumen, pemasok, pesaing dan produk substitusi. Analisis matriks IFE dan EFE memberikan hasil bahwa posisi PKS Rambutan berada pada sel V, dimana strategi yang dilakukan adalah strategi pertahankan dan pelihara, yaitu bahwa perusahaan harus mempertahankan dan memelihara keadaan perusahaan saat ini, dan penetrasi pasar serta pengembangan produk adalah strategi yang terbanyak dilakukan pada tipe strategi ini David, 2002. Posisi perusahaan jika diaplikasikan dalam matriks SWOT adalah strategi S-O, dimana PKS Rambutan menciptakan strategi yang menggunakan kekuatan untuk memanfaatkan peluang yang ada. Jika posisi perusahaan bergeser, maka perusahaan harus menyesuaikan strategi yang akan dilaksanakan. Adapun perumusan alternatif strategi dengan menggunakan matriks SWOT dapat dilihat pada Gambar 9. Berdasarkan kondisi dan analisis Matriks SWOT, maka alternatif strategi yang dapat dilaksanakan oleh pihak PKS Rambutan, PT. Perkebunan Nusantara III dalam mengendalikan mutu produknya saat ini adalah sebagai berikut : 1. Peningkatan komitmen manajemen dalam pelaksanaan SOP Sortasi dan SMK3 yang ketat dalam peningkatan mutu bahan baku S 1-5 O 2-3,6-7 2. Pembangunan sistem sanitasi yang baikSSOP S 2-4,7 ,O 2-3,6-7 3. Peningkatan standar mutu CPO sesuai standar importir dengan menganalisis mutu spesifik, yaitu : DOBI, karoten, hidrokarbon, residu pestisida S 2,4-5,8-10 O 1-2,6 4. Peningkatan kepercayaan konsumen terhadap mutu produk dengan memberikan jaminan mutu melalui sertifikasi HACCP S 1-10 O 2-3,7-8 5. Pengembangan diversifikasi produk yang mengekspoitasi keunggulan dalam mengatasi masalah lingkungan S 7,9 O 4-5,7-8 . 128 Internal Factors Analysis Strategic IFAS Eksternal Factors Analysis Strategic EFAS KEKUATAN S 1. Ketersediaan bahan baku yang terjamin 2. Penanganan bahan baku yang baik 3. Mutu bahan baku yang terjamin 4. SOP yang baku 5. Tenaga kerja terlatih yang dimiliki 6. Lokasi pabrik yang strategis 7. Keunggulan kandungan yang dimiliki minyak sawit 8. Produktivitas tinggi dengan ongkos produksi yang rendah 9. Dana yang dimiliki perusahaan. 10. Harga jual CPO yang tinggi KELEMAHAN W 1. Komitmen manajemen yang kurang 2. Fungsi RD yang kurang mendukung 3. Fasilitas laboratorium yang kurang memadai 4. Fasilitas dan sistem sanitasi pekerja yang kurang mendukung 5. Jumlah tenaga kerja yang banyak 6. Sanitasi lingkungan yang kurang baik PELUANG O 1. Permintaan pasar yang tinggi 2. Peningkatan tingkat pendidikan 3. Peningkatan pola hidup sehat 4. RD yang berkembang pesat. 5. Industri hilir yang berkembang. 6. Tersedianya pemasok bahan baku 7. Kelapa sawit dapat menyerap karbon di udara dalam jumlah besar. Strategi S-O : 1. Peningkatan komitmen manajemen dalam pelaksanaan SOP Sortasi dan SMK3 yang ketat dalam peningkatan mutu bahan baku S 1-5 O 2-3,6-7 2. Pembangunan sistem sanitasi yang baikSSOP S 2-4,7 ,O 2-3,6-7 3. Peningkatan standar mutu CPO sesuai standar importir dengan menganalisis mutu spesifik, yaitu : DOBI, karoten, hidrokarbon, residu pestisida S 2,4-5,8-10 O 1-2,6 4. Peningkatan kepercayaan konsumen terhadap mutu produk dengan memberikan jaminan mutu melalui sertifikasi HACCP S 1-10 O 2-3,7-8 5. Pengembangan produk barudiversifikasi produk yang mengekspoitasi keunggulan dalam mengatasi masalah lingkungan Contoh : LA, pemanfaatan tandan kosong, pengurangan emisi metan dari limbah cair menjadi biogas, dll.. S 7,9 O 4-5,7-8 Strategi W-O : 1. Penerapan sistem GMP dalam peningkatan mutu produk W 1,3-6 O 1-3,6 2. Pembangunan sistem operasi sanitasi yang baik SSOP S 3,4,6 O 2,3 3. Pengembangan produk diversifikasi produk W 5 O 4-5,8 4. Pengembangan dan pelatihan SDM terutama terkait dengan sanitasi pekerja W 4-5 O 2-3 ANCAMAN T 1. Kebijakan negara pengimpor dalam penambahan parameter mutu DOBI, PAH, dioxin, pestisida, dll 2. Kebijakan luar negeri terhadap food safety produk CPO. 3. Adanya technical barrier dari negara lain mengenai nutrisi minyak sawit. 4. Adanya substitusi produk yang sejenis 5. Keberadaan industri yang sejenis 6. Tindakan adulterasi dari luar industri. 7. Isu pemanasan global karena pembakaran hutan untuk perkebunan sawit. Strategi S-T : 1. Peningkatan mutu produk dengan kinerja yang tinggi S 2-6,8-9 T 1-3 2. Peningkatan pengawasan mutu yang ketat di setiap rantai produksi minyak sawit serta peningkatan kedisiplinan pelaku transportasi minyak sawit S 2-9 T 1-3,6-7 3. Pembangunan kepercayaan konsumen dengan sistem jaminan mutu yang tersertifikasi HACCP S 1-7 T 1-3,6-7 4. Pengeksploitasian keunggulan minyak sawit lewat RD S 3,6 T 3 5. Pengembangan produk barudiversifikasi produk S 1-5,7 T 3-5 6. Penerapan produksi bersih dalam mendapatkan green label S 4,6 T 4-5,7 7. Peningkatan komitmen dan budaya kerja yang baik dalam menghasilkan minyak sawit lestari S 1-10 O 1-3,7 8. Pembangunan good global image CPO melalui kampanye Palm oil saved our planet S 1,8 O 1-3,7 Strategi W-T : 1. Penerapan sistem GMP W 1,3-4,6 T 1- 2,4 2. Penerapan sistem SSOP W 3-4,6 T 1-2 3. Peningkatan fasilitas laboratorium analisis yang memadai W 1-3 O 1-3 4. Penerapan sistem jaminan mutu yang tersertifikasi HACCP W 1-6 T 1-3,5 5. Peningkatan komitmen dan budaya kerja yang baik dalam menghasilkan minyak sawit lestari W 1-6 T 1-7 Gambar 9. Matriks SWOT PKS Rambutan 129 PABRIK MINYAK GORENG CAP SENDOK PT. ASTRA AGRO LESTARI, TBK Faktor-Faktor Lingkungan Internal Seperti halnya di PKS Rambutan, faktor-faktor lingkungan internal pada PMG Cap Sendok diperoleh berdasarkan hasil wawancara yang mendalam dengan para pakar dan tinjauan langsung ke lokasi penelitian. Faktor-faktor tersebut dikaji dari berbagai aspek internal yang berkaitan erat bagi peningkatan mutu CPO. Adapun faktor-faktor lingkungan internal tersebut dapat dilihat pada Tabel 36. Tabel 36. Faktor-Faktor Lingkungan Internal PMG Cap Sendok No Faktor Lingkungan Internal Bobot A. Kekuatan 0.325 1 Mutu bahan baku yang terjamin 0.198 2 Penanganan bahan baku yang baik 0.147 3 SOP yang baku 4 Pemeliharaan mesin dan peralatan 0.100 5 Tenaga kerja terlatih yang dimiliki 0.120 6 Dukungan keuangan yang kuat 0.057 7 Harga yang bersaing 0.054

B. Kelemahan