propinsi naik dua kali lipat. Sampai dengan tahun 2004, ibu kota negara menduduki peringkat pertama disusul oleh Kaltim, Bali, dan Riau. Yang menarik
dari data ini adalah ketika rasio PAD terhadap pendapatan total didominasi oleh lima propinsi di Jawa, justru hanya propinsi DKI saja yang memiliki PAD
perkapita tinggi, sementara empat propinsi lainnya Jabar, Jateng, DIY, Jatim memiliki nilai PAD perkapita yang relatif kecil. Kondisi ini diduga karena
sumber-sumber penerimaan dari PAD di wilayah DKI jauh lebih besar dari keempat propinsi tersebut, terlebih dari komponen penerimaan pajaknya.
5.2.3 Transfer Fiskal
Transfer pemerintah pusat kepada pemerintah daerah selanjutnya disebut transfer di Indonesia merupakan sumber utama pembiayaan pemerintah daerah,
baik untuk pemerintah propinsi maupun pemerintah kabupatenkota. Dengan kata lain, daerah-daerah di Indonesia memiliki tingkat ketergantungan yang sangat
tinggi terhadap transfer. Kebijakan desentralisasi fiskal, sedikit banyak juga mengandung harapan akan berkurangnya ketergantungan daerah terhadap
pembiayaan dari pusat. Untuk tiap-tiap propinsi di Indonesia, sebagaimana diungkapkan tadi,
masih menunjukkan tingginya tingkat ketergantungan terhadap transfer. Tabel 5.8 terlihat sebagian besar propinsi-propinsi tersebut sangat tergantung pada tranfer
dari pemerintah pusat, terlebih pada periode 1993-1997 dimana semua propinsi pembentukan pendapatan daerahnya di atas 50 persen kecuali Jakarta dan Bali
dengan rata-ratanya 70,57 persen. Tapi pada periode 1998-2000, tingkat
ketergantungan ini relatif menurun. Terhitung sejak diberlakukannya kebijakan desentralisasi fiskal, 1 Januari 2001, tingkat ketergantungan terhadap transfer ini
terus menurun sampai dengan tahun 2004.
Tabel 5.8. Rasio Transfer terhadap Pendapatan Total Tiap Propinsi di Indonesia dalam persen
Propinsi 1993-1997 1998-2000 2001 2002 2003 2004
Aceh Sumut
Sumbar Riau
Jambi Sumsel
Bengkulu Lampung
Jakarta Jabar
Jateng DIY
Jatim Bali
NTB NTT
Kalbar Kalteng
Kalsel Kaltim
Sulut Sulteng
Sulsel Sultra
Maluku Papua
78,80 73,50
57,20 51,60
68,00 60,50
77,60 63,00
27,00 66,00
76,70 73,70
68,10 39,40
74,70 75,40
74,50 88,20
74,10 61,20
76,40 89,90
56,40
117,10 82,80
83,00 81,70
52,80 65,00
61,80 72,60
67,10 80,70
67,90 39,60
50,90 54,70
60,90 34,00
30,80 70,20
82,90 70,70
87,40 74,80
78,60 79,20
78,90 62,10
84,50 79,80
89,20 71,50
36,80 55,80
75,30 59,80
40,00 78,50
60,40 40,50
38,80 39,70
26,20 24,60
24,50 63,30
47,40 58,20
61,30 56,00
84,30 34,20
61,80 52,00
55,50 47,10
69,40 46,30
37,50 48,80
61,40 60,90
62,90 79,20
58,10 43,90
36,10 33,30
53,60 27,10
31,20 70,20
72,10 61,40
79,40 55,40
68,30 78,00
71,10 50,70
78,90 87,70
27,80
40,30 34,00
48,10 57,60
53,70 55,90
72,60 55,50
45,10 32,90
30,50 44,00
24,00 36,80
65,80 73,70
62,70 74,50
48,50 66,40
73,00 73,70
46,30 72,90
84,20 27,40
53,40 30,80
43,30 57,90
54,70 55,50
68,00 47,50
44,10 31,80
27,40 43,90
21,80 29,40
62,30 71,60
55,90 71,00
45,30 72,10
69,20 68,20
43,60 71,00
80,10 23,50
Rata-rata 70,57
67,65 52,42
56,97 53,85
51,67
Sumber: data BPS, diolah.
Namun demikian, kondisi ini berbeda pada saat dana transfer tersebut dihitung berdasarkan transfer perkapitanya. Terlihat pada Tabel 5.9, terjadi
kecenderungan yang terus meningkat, terlebih pada masa kebijakan desentralisasi fiskal dilaksanakan 2001 – 2004. Kondisi ini terjadi hampir disemua propinsi.
Disadari memang bahwa komponen utama pembiayaan pemerintah daerah yaitu
dari dana transfer pemerintah daerah. Tercatat sebanyak lebih dari 60 persen pembiayaan pemerintah daerah bersumber dari dana transfer pemerintah pusat.
Tabel 5.9. Transfer Perkapita Tiap Propinsi di Indonesia dalam rupiah
Propinsi 1993-1997 1998-2000 2001
2002 2003
2004 Aceh
Sumut Sumbar
Riau Jambi
Sumsel Bengkulu
Lampung Jakarta
Jabar Jateng
DIY Jatim
Bali NTB
NTT Kalbar
Kalteng Kalsel
Kaltim Sulut
Sulteng Sulsel
Sultra Maluku
Papua 47.119
40.550 18.603
36.528 31.922
18.957 45.427
13.301 73.741
24.549 33.256
51.653 29.953
19.994 19.856
24.633 32.086
116.861 52.454
71.076 31.529
86.923 15.016
69.022 44.819
105.231 47.113
21.695 33.746
72.990 47.774
28.899 69.860
21.549
160.463 12.442
15.283 36.115
9.713 28.557
34.614 36.922
42.282
122.856 69.337
162.049 46.229
63.452 26.556
74.339 58.909
197.752 89.001
33.915 61.640
245.617 72.823
39.844 106.600
40.716 438.809
25.335
24.714 36.275
18.750 60.548
58.804 42.109
61.058
124.760 86.427
615.506 48.756
67.474
41.231 64.934
105.647 270.772
168.507 32.426
54.918 193.737
93.950 74.366
105.787 47.824
444.797 27.547
22.654 76.334
21.246 65.660
59.703 67.285
64.358
136.504 90.237
525.109 145.303
90.544 40.476
98.875 180.994
235.495 182.429
40.497 62.250
207.075 108.909
90.765 146.794
56.121 522.770
30.733 22.355
72.682 21.563
69.083 70.287
75.023 84.288
168.088 85.921
583.095 150.139
124.677 48.708
131.483 238.046
265.296 286.068
43.264 66.474
240.940 138.394
105.324 157.929
56.398 592.333
36.563 24.618
88.318 23.827
70.729 73.488
81.983 87.863
191.177 95.087
675.514 153.959
127.657 54.389
136.740 261.646
243.557 Sumber: data BPS, diolah.
Pada tabel tersebut terlihat tingginya transfer perkapita DKI Jakarta dan Kalimantan Timur. Hal ini tentu dikarenakan dana transfer bagi hasil kedua
propinsi ini tinggi. Untuk DKI Jakarta, ia memiliki basis pajak yang sangat tinggi, sehingga dana bagi hasil pajak yang telah ditetapkan tentu saja sangat
menguntungkan propinsi ini. Beda halnya dengan Kalimantan Timur yang memiliki bagi hasil yang tinggi dari SDA-nya.
Untuk melengkapi dan memperjelas gambaran peranan transfer dan PAD dalam APBD tiap propinsi di Indonesia. Dominannya peranan transfer dapat
dilihat pada Gambar 5.2 dan 5.3. Dari sisi proporsi, terlihat persentase transfer mengecil sementara persentase PAD membesar, terlebih sejak diterapkannya
kebijakan desentralisasi fiskal. Hal ini menandakan pemerintah daerah cukup mampu menggali sumber-sumber pendapatan dari daerahnya sendiri untuk
membiayai pembangunannya. Walaupun disadari peranan transfer fiskal ini masih dominan dalam pembiayaan pemerintah daerah. Hal ini terlihat lebih jelas lagi
pada jumlah transfer perkapita. Pada Gambar 5.3 terlihat jumlah transfer perkapita berkembang lebih pesat daripada jumlah PAD perkapita.
- 20.000
40.000 60.000
80.000 100.000
120.000 140.000
160.000 180.000
19 93
19 94
19 95
19 96
19 97
19 98
19 99
20 00
20 01
20 02
20 03
20 04
Transfer PAD
Sumber: data BPS, diolah. Gambar 5.2. Rasio Transfer dan PAD terhadap Pendapatan Total Rata-rata tiap
Propinsi di Indonesia 1993-2004
Sumber: data BPS, diolah.
Gambar 5.3. Transfer perkápita dan PAD perkapita dalam ribu rupiah
0,00 10,00
20,00 30,00
40,00 50,00
60,00 70,00
80,00
1993 1995
1997 1999
2001 2003
Transfer PAD
VI. HASIL DAN PEMBAHASAN