Sejarah Hari Statistik Latar Belakang

BAB 3 SEJARAH SINGKAT TEMPAT RISET

3.1 Sejarah Singkat Bdan Pusat Statistik BPS

3.1.1 Sejarah Hari Statistik

Sejarah hari statistik terjadi diantaranya sebagai berikut: Untuk memenuhi rekomendasi PBB kepada setiap Negara, agar seluruh anggotanya dapat menyelenggarakan sensus penduduk secara serentak. Sehingga pemerintah Republik Indonesia mengundangkan Undang- undang Nomor 6 Tahun 1960 tentang sensus sebagai pengganti dari Volkstelling Ordonnantie tahun 1930. Dalam rangka memenuhi kebutuhan bagi penyusunan perencanaan Pembanguna Semesta Berencana, pada tanggal 26 September 1960 Pemerintah RI mengesahkan Undang-undang Nomor 7 Tahun 1960 tentang Statistik sebagai pengganti Statistiek Ordonnantie tahun 1934. Undang-undang tersebut secara terperinci mengatur penyelenggaraan statistik dan organisasi Biro Pusat Statistik BPS. Presiden RI pada bulan Agustus tahun 1996 menetapkan tanggal di sahkannya Undang-undang Nomor 7 tahun 1960 tentang Statistik tersebut sebagai “Hari Statistik”, karena hari kelahiran Undang-undang Nomor 7 tahun 1960 tersebut merupakan titk awal perjalanan Badan Pusat Statistik BPS dalam mengisi kemerdekaan di bidang statistik yang selama ini Universitas Sumatera Utara diatur berdasarkan sistem perundang-undangan kolonial. Kemudian, Pemerintah RI menetapkan Undang-undang nomor 16 Tahun 1997 tentang Statistik, sebagai pengganti undang-undang Nomor 8 dan 7 tahun 1960.

3.1.2 Periode-Periode Badan Pusat Statistik

3.1.2.1 Periode 1920-1942, Masa Hindia-Belanda

Didirikan tahun 1920 dengan tugas mengumpulkan data statistik Bea dan Cukai, dan bernaung dibawah Departemen Landbouw Nijverheid en Handel. Tanggal 24 Sepetember 1924 pusat kegiatan pindah dari Bogor ke Jakarta dengan nama Centraal Kantoor voor de Stastiek CKS.

3.1.2.2 Periode 1942-1945, Masa Pemerintahan Jepang

CKS beralih ke Pemerintahan Militer Jepang. Kegiatannya diarahakan untuk memenuhi kebutuhan data yang berkatian dengan Pemerintah Militer Jepang. Bernaung dibawah Gubernur Militer Gunsekanbu denga Nama Chosasitsu Gunseikanbu.

3.1.2.3 Periode 1945-1950, Masa Pemerintahan RI

Sejak Proklamasi 17 Agustus 1945 Chosasitsu Gunseikanbu diubah menjadi Kantor Penyelidikan Perangkaan Umum Republik Indonesia KAPPURI, yang dipimpin oleh Abdul Karim Pringgodigdo. Universitas Sumatera Utara Pada awal 1946, KAPPURI pindah ke Yogyakarta. Saat itu KAPPURI dipimpin oleh Semaun. Sementara itu di Jakarta Pemerintah Federal Belanda menghidupak kembali CKS.

3.1.2.4 Periode 1950-1957

Berdasarkan surat edaran Kementrian Kemakmuran 12 Juni 1950 No.219SC, kedua kantor tersebut dilebur menjadi satu dengan nama “Kantor Pusat Statistik” dibawah naungan Kementrian Kemakmuran.

3.1.2.5 Periode 1957-1997

Berdasarkan surat Keputusan Presiden RI No. 1721957, Kantor Pusat Statistik KPS diubah menjadi “Biro Pusat Statistik” BPS, dan langsung berada dibawah Perdana Menteri. Pada tangal 24 September 1960 dengan Undang-undang No.6 tahun 1960 tentang Sensus dan tentang Statistiktanggal 26 September 1960 dengan Undang- undang No.7 tahun 1960 ditetapkan bahwa “Biro Pusat Statistik” BPS, ditugasi sebagai penyelenggara Sensus Pasal 2 UU No.6 Tahun 1960 dan BPS berada di lingkungan Kabinet Perdana Menteri sebagai Pusat Penyaluran Statistik Pasal 2 UU No. 7 tahun 1960. Tahun 1961, untuk yang pertama kalinya BPS menyelnggarakan Sensus Penduduk sejak masa kemerdekaan RI. Setiap kantor Gubernur Propinsi, KabupatenKotamadya dan Kecamatan dibentuk bagian yang mengurus pelaksanaan Sensus Penduduk. Universitas Sumatera Utara Tahun 1965, dengan Keputusan Presidium Kabinet No. AaC9 Bagian Sensus di tiap Kantor Gubernur dan KabupatenKotamadya tersebutditetapkan menjadi Kantor Sensus dan Statistik. Tahun 1968, ditetapkan Peraturan Pemerintah No.6 Tahun 1968, yang mengatur Organisasi dan Tata Kerja BPS di Pusat dan Daerah. Tahun 1980, ditetapkan Peraturan Pemerintah No. 6 Tahun 1980, tentang Organisasi BPS sebagai Pengganti PP No. 161968. Berdasarkan PP No.61980 disetiap propinsi terdapat kantor statistik dengan nama Kantor Statistik Propinsi dan begitu juga disetiap Kabuapten dan Kotamadya terdapat Kantor Statistik dengan nama Kantor Statistik KabupatenKotamadya. Tahun 1992, ditetapkan Peraturan Pemerintah No.2 tahun 1992, tentang Organisasi BPS sebagai pengganti PP No.61980. Kedudukan, tugas, fungsi, susunan organisasi, dan tata kerja Biro Pusat Statistik Selanjutnya diatur dengan Keputusan Presiden. Berdasarkan KEPPRES No.61992 organisasi BPS terdiri dari Kepala, Wakil Kepala, Deputi Administrasi, Deputi Perencanaan dan Anasisi Statistik, Deputi Statistik Produksi dan Kependudukan, Deputi Statistik Distribusi dan Neraca Nasional, Pusat Pendidikan dan Pelatiah Statistik, perwakilan BPS Daerah dan Unit Pelaksanaan Teknis UPT.

3.1.2.6 Periode 1997-Sekarang

Sebagain pengganti UU Nomor 6 Tahun 1960 tentang Sensus dan UU Nomor 7 Tahun 1960 tentang Statistik, ditetapkan UU NOmor 16 Tahun 1997 tentang Universitas Sumatera Utara Statistik. Berdasarkan UU ini yang ditindaklanjuti dengan peraturan perundangan dibawahnya, secara formal nama Biro Pusat Statistik diganti menjadi Bada Pusat Statistik. Materi yang merupakan mutatan baru dalam UU Nomor 16 Tahun 1997, antara lain : Jenis statistik berdasarkan tujuan pemanfaatannya terdiri atas statistik dasar yang sepenuhnya diselenggarakan oleh BPS, statistik sektoral yang dilaksanakan oleh instansi Pemerintah secara mandiri atau bersama dengan BPS, serta statistik khusus yang diselenggarakan oleh lembaga, Organisasi, perorangan, dan atau unsure masyarakat lainnya secara mandiri atau bersama dengan BPS. Hasil statistik yang diselenggarakan oleh BPS diumumkan dalam Berita Resmi Statistik BRS secara teratur dan transparan agar masyarakat dengan mudah mengetahui dan atau mendapatkan data yang diperlukan. Sistem Statistik Nasional yang andal, efektif, dan efisien. Dibentuknya Forum Masyarakat Statistik sebagai wadah untuk menampung aspirasi masyarakat statistik, yng bertugas memberikan saran dan pertimbangan kepada BPS. Berdasarkan Undang-undang Nomor 16 Tahun 1997, pernana yang harus dijalankan oleh BPS adalah sebagai berikut : Menyediakan kebutuhan data bagi pemerintah dan masyarakat. Data ini didapatkan dari sensus atau survey yang dilakukan sendiri dan juga dari departemen atau lembaga pemerintahan lainnya sebagai data sekunder. Universitas Sumatera Utara Membantu kegiatan statistik di departemen, lembaga pemerintah atau institusi lainnya, dalam membangu sistem perstatistikan nasional. Mengembangkan dan mempromosikan standar teknik dan metodologi statistik, dan menyediakan pelayanan pada bidang pendidikan dan pelatihan statistik. Membangun kerjasama dengan isntitusi internasional dan Negara lain untuk kepentingan perkembanga statistik Indonesia

3.2 Badan Pusat Statistik BPS Kabupaten Langkat

3.2.1 Latar Belakang

Badan Pusat Statistik BPS mempunyai tugas menyediakan data dan informasi statistik yang berkualitas: lengkap, akurat, mutakhir, berkelanjutan, dan relevan bagi pengguna data. Data dan informasi statistik yang berkualitas merupakan rujukan bagi upaya perumusan kebijakan dalam menyusun perencanaan, melakukan pemantauan dan mengevaluasi program-program agar sasaran-sasaran yang telah ditetapkan dapat dicapai dengan tepat, sehingga tujuan pembangunan, diantaranya untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat, dapat dicapai dengan efektif. Dalam Peraturan Presiden No. 5 tahun 2010 ditetapkan bahwa Rencana Pembangunan Jangka Menengah RPJM Nasional Tahun 2010-2014 merupakan penjabaran dari visi, misi, dan program Presiden hasil Pemilihan Umum Tahun 2009. Dengan demikian, Rencana Strategis Renstra Tahun 2010-2014 yang Universitas Sumatera Utara disusun KementerianLembaga harus mangacu kepada RPJM Nasional 2010- 2014. Perpres No.5 Tahun 2010 juga mengatur kewajiban KementerianLembaga untuk menyusun Rencana Strategis 2010-2014 dengan menyusun visi dan misi KementerianLembaga yang diselaraskan dengan visi dan misi RPJMN 2010- 2014. Dengan adanya Renstra sebagai dasar menyusun rencana kerja tahunan KementerianLembaga maka pelaksanaan program dan kegiatan akan menjadi lebih terarah, efektif, dan efisien.

3.2.2 Kondisi Umum