Analisis Pengaruh Lingkungan Kerja dan Karakteristik Individu terhadap Keberhasilan Usaha Baru (Studi Kasus Pada Usaha Sup Kambing Khasmir Ringroad Medan

(1)

SKRIPSI

ANALISIS PENGARUH LINGKUNGAN KERJA DAN KARAKTERISTIK INDIVIDU TERHADAP KEBERHASILAN USAHA BARU (STUDI

KASUS PADA USAHA SUP KAMBING KHASMIR RINGROAD MEDAN)

OLEH

BOYKE PIAY 060502026

PROGRAM STUDI STRATA 1 MANAJEMEN DEPARTEMEN MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN


(2)

ABSTRAK

Penelitian ini berjudul Analisis Pengaruh Lingkungan Kerja dan Karakteristik Individu terhadap Keberhasilan Usaha Baru (Studi Kasus Pada Usaha Sup Kambing Khasmir Ringroad Medan). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menganalisa adanya pengaruh lingkungan kerja dan karakteristik terhadap keberhasilan usaha baru pada usaha Sup Kambing Khasmir Ringroad Medan.

Penelitian ini adalah penelitian eksplanasi. Pengerjaan metode analisis data menggunakan bantuan SPSS 16.0 for windows. Data yang digunakan adalah data primer dan sekunder. Penelitian ini menggunakan 30 responden sebagai sampel penelitian yang ditarik berdasarkan metode sampling jenuh atau sensus. Pengujian hipotesis dilakukan dengan menggunakan regresi linier berganda.

Hasil penelitian berdasarkan analisis linier berganda menunjukkan bahwa variabel lingkungan kerja dan karakteristik individu berpengaruh positif dan signifikan terhadap keberhasilan usaha baru pada usaha Sup Kambing Khasmir Ringroad Medan. Sedangkan secara parsial bahwa dari kedua variabel bebas yang paling dominan berpengaruh terhadap keberhasilan usaha adalah variabel karakteristik individu yang mempunyai pengaruh paling besar terhadap keberhasilan usaha baru pada usaha Sup Kambing Khasmir Ringroad Medan.

Kata Kunci : Lingkungan Kerja, Karakteristik Individu dan Keberhasilan Usaha Baru


(3)

ABSTRACT

The research entitled Analysis of The Effect of Work Environment and Individual Characteristics to The Success of New Business (Case Studies at Sup Kambing Khasmir Ringroad, Medan). The aims of this research were to determinate and to analyze effect of Work Environment and Individual Characteristics toward the success of new business on Sup Kambing Khasmir Ringroad Medan.

This Research is explanation research. The execution method of data analysis was used SPSS 16.0 for windows. The data that used were primary and secondary data. This research were used 30 respondents which determinated by census method. The hypothesis test used was multiple linear regression analysis.

The results of this research based on multiple linear regression analysis showed that the independent variables that consist of work environment and individual characteristics have positive and significant effect toward the success of new business on Sup Kambing Khasmir Ringroad Medan. While based on partial test showed that individual characteristics variable has dominant effect toward the success of new business on Sup Kambing Khasmir Ringroad Medan.

Keywords:Work Environment, Individual Characteristics and The Success of New Business


(4)

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, puji dan syukur penulis ucapakan kehadirat Allah SWT atas segala rahmat dan karunia-Nya yang selalu menyertai penulis dalam menyelesaikan skripsi dengan baik. Serta Shalawat dan salam kepada Nabi Besar Muhammad SAW semoga syafaat beliau kita terima di akhirat kelak. Penulisan skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi di Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara. Terima kasih yang tak terkira penulis ucapkan kepada kedua orangtua, H. Rolly Piay dan Hj. Rahmayanti atas segala kasih sayang, doa dan dukungan serta kesabarannya selama ini. Penulis juga ingin menyampaikan ucapan terima kasih sebesar-besarnya kepada :

1. Bapak Drs. Jhon Tafbu Ritonga. Mec., selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

2. Ibu Dr. Isfenti Sadalia, SE. Msi selaku Ketua Departemen Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

3. Ibu Dr. Endang Sulistya Rini, SE. Msi, selaku Ketua Program Studi Departemen Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara. 4. Ibu Dra. Marhaini, MS, selaku Dosen Pembimbing penulis yang telah

membimbing dan mengarahkan penulis dengan penuh kesabaran dalam pengerjaan skripsi ini.

5. Ibu Dra. Marhayanie, Msi, selaku Dosen Penguji I yang telah memberikan masukan dan nasehat dalam penyempurnaan penulisan skripsi ini


(5)

6. Bapak Drs. Nakman Harahap, Msi, selaku Dosen Penguji II yang telah memberikan masukan, dan nasehat dalam penyempurnaan penulisan skripsi ini.

7. Kepada seluruh Dosen Departemen Manajemen, Staff dan Pegawai di Fakultas Ekonomi, untuk semua jasa dalam memberikan ilmu dan bantuan selama perkuliahan.

8. Kepada abang dan kedua adik penulis Alm. M. Luthfi Piay, Fazrul Piay dan Mirna Piay.

9. Kepada Novi Rinanda, M.Azhari, Khosyalia Devi, Syarifah Nadhira dan Dede Marlina untuk semua dukungan, semangat dan bantuannya kepada penulis.

10.Kepada sahabat penulis Fariz, Hadryansyah, Ai, Uyo, Khairul, Devi, Reza, Popo, Kiki, Wiwid, Vidi, Kenji, Erfandy, Bubu, Mia, Winda, Ane, Gery, Defri, Rendy, Agus, Anda, Agam, Galif.

Penulis berharap agar skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua pihak dan semoga Allah SWT membalas kebaikan semua pihak yang telah membantu penyelesaian skripsi ini. Amin ya Rabbal alamin

Medan, September 2011 Penulis


(6)

DAFTAR ISI

ABSTRAK ... i

ABSTRACT... ii

KATA PENGANTAR... iii

DAFTAR ISI... vi

DAFTAR TABEL ... vii

DAFTAR GAMBAR... viii

DAFTAR LAMPIRAN ... ix

BAB I PENDAHULUAN... 1

1.1 Latar Belakang Masalah... 1

1.2 Perumusan Masalah ... 7

1.3 Tujuan Penelitian ... 7

1.4 Manfaat Penelitian ... 7

BAB II URAIAN TEORITIS ... 9

2.1 Uraian Teoritis ... 9

2.1.1 Pengertian Wirausaha... 9

2.1.2Pengertian Usaha Kecil ... 11

2.1.3 Lingkungan Kerja ... 15

2.1.4 Karakteristik Individu ... 18

2.1.5 Keberhasilan Usaha... 22

2.2 Peneltian Terdahulu ... 24

2.3 Kerangka Konseptual ... 25

2.4 Hipotesis... 27

BAB III METODE PENELITIAN ... 28

3.1. Jenis Penlitian ... 28

3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian ... 28

3.3 Batasan Operasional... 28

3.4 Operasionalisasi Variabel... 29

3.5 Skala Pengukuran Variabel ... 30

3.6 Populasi dan Sampel ... 31

3.7 Jenis dan Sumber Data ... 33

3.8 Teknik Pengumpulan Data... 33

3.9 Uji Validitas dan Reliabilitas ... 34

3.10Teknik Analisis Data... 36

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ... 40

4.1 Gambaran Umum Perusahaan... 40

4.1.1 Sejarah Singkat Perusahaan ... 40

4.1.2 Struktur Organisasi ... 41

4.2. Hasil Penelitian ... 46

4.2.1. Analisis Deskriptif Responden... 46

4.2.2. Analisis Deskriptif Variabel... 48


(7)

1. Uji Asumsi Klasik ... 54

a. Uji Normalitas ... 54

b. Uji Multikolinearitas ... 56

c. Uji Heteroskedastisitas ... 57

2. Analisis Regresi Linier Berganda ... 59

3. Pengujian Hipotesis... 60

a. Uji Signifikan Simultan... 60

b. Uji Signifikan Parsial ... 62

4. Pengujian Koefisien Determinasi... 64

4.3 Pembahasan... 66

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN... 70

5.1. Kesimpulan ... 70

5.2 Saran... 71

DAFTAR PUSTAKA... 73


(8)

DAFTAR GAMBAR

No. Gambar Judul Halaman

Gambar 2.1 Kerangka Konseptual Penelitian... 26

Gambar 4.1 Struktur Organisasi Usaha Sup Kambing Khasmir ... 42

Gambar 4.2 Grafik Normal P-P Plot ... 54

Gambar 4,3 Histogram Normalitas... 55


(9)

DAFTAR TABEL

No. Tabel Judul Halaman

Tabel 1.1 Daftar Nama Usaha Kuliner di Ringroad ... 1

Tabel 1.2 Perkiraan Volume Penjualan Usaha Setiap Tahun... 2

Tabel 3.1 Operasionalisasi Variabel... 30

Tabel 3.2 Instrumen Skala Likert ... 31

Tabel 3.3 Uji Validitas ... 35

Tabel 3.4 Uji Realibilitas... 35

Tabel 4.1 Identitas Responden ... 47

Tabel 4.2 Distribusi Jawaban Responden Terhadap Variabel Nilai Lingkugan Kerja... 49

Tabel 4.3 Distribusi Jawaban Responden Terhadap Variabel Nilai Karakteristik Individu ... 50

Tabel 4.4 Distribusi Jawaban Responden Terhadap Variabel Nilai Keberhasilan Usaha Baru... 52

Tabel 4.5 One Sample Kolmogorov – Smirnov Test... 56

Tabel 4.6 Multikolinearitas ... 57

Tabel 4.7 Uji Glejser ... 58

Tabel 4.8 Regresi Linier Berganda... 59

Tabel 4.9 Hasil F Hitung ... 61

Tabel 4.10 Hasil T Hitung ... 63


(10)

DAFTAR LAMPIRAN

No. Lampiran Judul Halaman

Lampiran 1 Daftar Kuesioner... 76

Lampiran 2 Hasil Uji Validitas dan Realibilitas ... 79

Lampiran 3 Tabulasi Uji Validitas ... 80

Lampiran 4 Tabulasi Jawaban Kuesioner ... 81

Lampiran 5 Hasil Jawaban Responden ... 86


(11)

ABSTRAK

Penelitian ini berjudul Analisis Pengaruh Lingkungan Kerja dan Karakteristik Individu terhadap Keberhasilan Usaha Baru (Studi Kasus Pada Usaha Sup Kambing Khasmir Ringroad Medan). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menganalisa adanya pengaruh lingkungan kerja dan karakteristik terhadap keberhasilan usaha baru pada usaha Sup Kambing Khasmir Ringroad Medan.

Penelitian ini adalah penelitian eksplanasi. Pengerjaan metode analisis data menggunakan bantuan SPSS 16.0 for windows. Data yang digunakan adalah data primer dan sekunder. Penelitian ini menggunakan 30 responden sebagai sampel penelitian yang ditarik berdasarkan metode sampling jenuh atau sensus. Pengujian hipotesis dilakukan dengan menggunakan regresi linier berganda.

Hasil penelitian berdasarkan analisis linier berganda menunjukkan bahwa variabel lingkungan kerja dan karakteristik individu berpengaruh positif dan signifikan terhadap keberhasilan usaha baru pada usaha Sup Kambing Khasmir Ringroad Medan. Sedangkan secara parsial bahwa dari kedua variabel bebas yang paling dominan berpengaruh terhadap keberhasilan usaha adalah variabel karakteristik individu yang mempunyai pengaruh paling besar terhadap keberhasilan usaha baru pada usaha Sup Kambing Khasmir Ringroad Medan.

Kata Kunci : Lingkungan Kerja, Karakteristik Individu dan Keberhasilan Usaha Baru


(12)

ABSTRACT

The research entitled Analysis of The Effect of Work Environment and Individual Characteristics to The Success of New Business (Case Studies at Sup Kambing Khasmir Ringroad, Medan). The aims of this research were to determinate and to analyze effect of Work Environment and Individual Characteristics toward the success of new business on Sup Kambing Khasmir Ringroad Medan.

This Research is explanation research. The execution method of data analysis was used SPSS 16.0 for windows. The data that used were primary and secondary data. This research were used 30 respondents which determinated by census method. The hypothesis test used was multiple linear regression analysis.

The results of this research based on multiple linear regression analysis showed that the independent variables that consist of work environment and individual characteristics have positive and significant effect toward the success of new business on Sup Kambing Khasmir Ringroad Medan. While based on partial test showed that individual characteristics variable has dominant effect toward the success of new business on Sup Kambing Khasmir Ringroad Medan.

Keywords:Work Environment, Individual Characteristics and The Success of New Business


(13)

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Seiring dengan bertambah pesatnya jumlah penduduk di Indonesia dalam era globalisasi dan industrialisasi dewasa ini menimbulkan banyak permasalahan, salah satunya adalah menyempitnya lapangan pekerjaan. Lapangan pekerjaan tentu akan mempengaruhi besar kecilnya angka jumlah pengangguran.Saat ini, jumlah pengangguran lebih besar dibandingkan dengan jumlah lapangan kerja yang tersedia. Akibatnya adalah jumlah pengangguran yang semakin besar berdampak pada kondisi perekonomian di Indonesia.

Data Badan Pusat Statistik (BPS) per Agustus 2010 yang menyebut jumlah angkatan kerja Indonesia mencapai 108.2 juta jiwa dengan jumlah pengangguran sebesar 8.3 juta jiwa dari 237 juta jiwa penduduk Indonesia. (bps.go.id, diakses 3 Mei 2011). Hal ini mengindikasikan bahwa pengangguran merupakan permasalahan di Indonesia yang tak kunjung dapat di atasi. Salah satu cara yang dapat digunakan untuk mengatasi masalah pengangguran ini adalah dengan menciptakan lapangan pekerjaan dan pengembangan sumber daya manusia yang siap bersaing di dunia usaha.

Pengembangan sumber daya manusia pada dasarnya diarahkan agar manusia mampu beradaptasi dengan lingkungan serta mampu aktif mengeksplorasi lingkungan kerjanya. Pengembangan kemampuan intelektual, keterampilan dan kreativitas sangat diperlukan, sehingga mereka mempunyai keyakinan diri besar, mampu mandiri dan selalu berupaya meningkatkan etos kerja yang selanjutnya mereka dapat memiliki potensi untuk bersaing dan


(14)

berhasil. Pengembangan sumber daya manusia inilah yang bisa membawa suatu usaha atau perusahaan menuju keberhasilan atau tujuan utamanya.

Menurut Nasution (2001:12) keberhasilan usaha diindikasikan dalam lima hal yaitu jumlah penjualan meningkat, hasil produksi meningkat, keuntungan atau profit bertambah, kepuasan pelanggan, perkembangan dan pertumbuhan usaha berkembang cepat dan memuaskan. Ukuran keberhasilan usaha dalam menerapkan strategi pemasarannya adalah mampu memberikan kepuasan kepada pelanggan. Semakin banyak pelanggan yang menerima produk atau jasa yang ditawarkan, maka mereka semakin puas, dan ini berarti strategi yang dijalankan sudah cukup berhasil. Ukuran mampu meraih pelanggan sebanyak mungkin hanya merupakan salah satu ukuran bahwa strategi yang dijalankan sudah cukup baik.

Menurut Mardiana (2005:29), lingkungan kerja yang kondusif memberikan rasa aman dan memungkinkan para karyawan untuk bekerja optimal. Lingkungan kerja dapat mempengaruhi emosi karyawan. Jika karyawan menyenangi lingkungan kerja di mana dia bekerja, maka karyawan tersebut akan betah di lingkungan kerjanya untuk melakukan aktivitas sehingga waktu kerja dipergunakan secara efektif dan prestasi kerja karyawan juga tinggi. Bila karyawan bekerja dengan optimal maka tujuan perusahaan akan dapat tercapai dengan baik.

Lingkungan kerja yang terdiri dari dimensi fisik dan non fisik yang melekat dengan karyawan tidak dapat dipisahkan untuk tercapainya keberhasilan usaha baru. Lingkungan kerja yang bersih, nyaman, dan memenuhi standar kebutuhan yang layak akan memberikan kenyamanan karyawan dalam melakukan tugasnya.


(15)

Selain lingkungan kerja, karakteristik individu dari seorang karyawan juga berpengaruh terhadap keberhasilan usaha baru. Karakteristik individu yang penting dalam wirausaha yaitu percaya diri, originalitas, berorientasi pada manusia, berorientasi pada hasil kerja, beorientasi masa depan, dan berani mengambil risiko. Menurut Miner dalam Hutagalung (2008:7), ada empat tipe kepribadian wirausaha yaitu personal achiever, supersalesperson, real manager, dan expert idea generation. Tipe kepribadian yang bisa berwirausaha dapat menentukan bidang usaha yang akan membawanya kepada keberhasilan. Berdasarkan penelitiannya, ia menemukan bahwa seorang wirausaha akan berhasil bila ia mengikuti achieving route tertentu sesuai kepribadiannya.

Menurut Hutagalung (2008:8) faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan usaha yaitu motivasi, usia, pengalaman dan pendidikan. Faktor-faktor tersebut menggambarkan bahwa keseluruhan komponennya merupakan bagian dari karakteristik individu seorang wirausahawan. Hal ini menunjukkan bahwa karakteristik individu berpengaruh terhadap keberhasilan usaha.

Pengertian Usaha Kecil Menengah (UKM) di Indonesia sering dipahami dengan sudut pandang yang berbeda berdasarkan pengklasifikasian menurut berbagai instansi pemerintah. Menurut Departemen Perindustrian, Usaha Kecil Menengah (UKM) didefinisikan sebagai perusahaan yang dimiliki oleh Warga Negara Indonesia (WNI), memiliki total aset tidak lebih dari Rp 600 juta (diluar area perumahan dan perkebunan). Sedangkan menurut Biro Pusat Statistik (BPS), definisi UKM lebih mengacu kepada klasifikasi skala usaha dan jumlah tenaga kerja yang diserap. UKM menurut Biro Pusat Statistik (BPS) adalah usaha skala kecil yang menggunakan kurang dari 5 (lima) orang karyawan atau usaha


(16)

menengah yang menyerap tenaga kerja antara 5 (lima) hingga 19 (sembilan belas) orang.

Sejak dibukanya jalan Ngumban Surbakti atau yang lebih dikenal dengan sebutan ringroad banyak bermunculan berbagai usaha baru terutama di bidang kuliner karena wilayah Ringroad ini sangat potensial bagi para wirausahawan dan strategis bagi para konsumen. Dari hal tersebut terlihat dampak yang signifikan dari tahun ke tahun di mana persaingan bisnis khususnya usaha kuliner semakin berkembang di wilayah Ringroad, seperti terlihat dalam tabel di bawah ini beberapa usaha kuliner yang terlihat memliki konsumen yang loyal dan termasuk usaha-usaha yang baru, yaitu :

Tabel 1.1

Daftar Nama Usaha Kuliner di Ringroad

No. Nama Usaha

1. Bebe “gor” Maswono 2. Soto rupa-rupa Pak Joko 3. Ayam Bakar Bang Gendut 4. Ayam Petis Cindelaras 5. Iga-Iga Bakso 6. Bakso Malang Cak Eko 7. Bakso Bang Toyib 8. Sup Kambing Khasmir 9. Asoka Corner 10. Warung Nenek

Sumber : Observasi Peneliti Mei 2011 (diolah)

Dapat dilihat dari Tabel 1.1 berbagai usaha kuliner yang terus berkembang dan bertambah di sepanjang jalan Ringroad membuat semakin kuatnya atmosfir persaingan usaha. Pemilik usaha ditantang secara tidak langsung untuk terus berinovasi demi perkembangan usahanya. Ada beberapa cara yang biasa dipakai oleh wirausaha dalam merintis suatu usaha, di antaranya: merintis usaha baru


(17)

organisasi, dan manajemen yang dirancang sendiri, membeli perusahaan orang lain (buying) yaitu dengan membeli perusahaan yang telah didirikan atau dirintis dan diorganisasir oleh orang lain dengan nama (good will) dan organisasi yang sudah ada, dan kerjasama manajemen (franchising) yaitu sebuah peluang bisnis yang ditawarkan oleh pemilik, produsen atau distributor (franchisor) untuk memberikan hak ekslusif dari jasa atau merek produk kepada individu atau perusahaan lain (franchisee) untuk distribusi lokal, dan franchisor akan menerima pembayaran royalti dan memberikan jaminan standar kualitas (Hutagalung, 2008:59).

Dari semua usaha kuliner yang berada di jalan Ringroad tersebut tampak beberapa usaha yang memiliki keunggulan bersaing salah satunya adalah usaha Sup Kambing Khasmir. Usaha ini dimulai dengan cara merintis usaha dari awal hingga berkembang sampai sekarang. Pertama kali dibukanya usaha Sup Kambing Khasmir berada di jalan Gatot Soebroto lalu pindah ke jalan Ngumban Surbakti dikarenakan potensialnya pasar yang dimiliki.

Sup Kambing Khasmir adalah usaha kuliner yang menyediakan makanan dengan menu utama dan andalannya adalah sup kambing, namun masih memiliki menu-menu lainnya. Keberhasilan usaha ini adalah karena memiliki cita rasa yang unik pada hidangan sup kambingnya di mana terdapat rempah-rempah khas yang diimpor langsung dari India selain karena lokasinya yang strategis dan terjangkaunya harga yang ditawarkan. Usaha ini telah berdiri sejak tahun 2009 hingga sekarang dan telah mengalami perkembangan yang cukup pesat sehingga dapat meningkatkan volume penjualan setiap tahunnya. Berikut tabel perkiraan volume penjualan usaha Sup Kambing Khasmir:


(18)

Tabel 1.2

Perkiraan Volume Penjualan Usaha Sup Kambing Khasmir Setiap Tahun Tahun Volume Penjualan (dalam porsi)

2009 95.000 2010 98.000 2011

(sampai dengan bulan Juli) 60.000 Sumber : Pemilik Usaha Sup Kambing Khasmir, 2011 (diolah)

Tabel 1.2 memperlihatkan bahwa volume penjualan usaha Sup Kambing Khasmir ini mengalami peningkatan secara terus menerus setiap tahunnya. Hal ini mengindikasikan bahwa usaha ini memiliki prospek yang cukup baik dan berpotensi untuk terus berkembang.

Keberhasilan usaha seperti yang telah disebutkan di atas juga didukung oleh faktor-faktor seperti lingkungan kerja dan karakteristik individu di mana individu disini adalah karyawan dari usaha Sup Kambing Khasmir itu sendiri. Usaha Sup Kambing Khasmir sangat memperhatikan dan menjaga kebersihan dan keamanan lingkungan kerja.

Lingkungan kerja yang terdiri dari dari lingkungan fisik seperti peralatan dan bahan-bahan dapur yang lengkap yang membuat karyawan semakin nyaman dalam bekerja, kursi dan meja dengan jumlah yang sesuai dengan kapasitas karyawan yang melayani, walaupun pada siang hari suhu lingkungan kerja yang panas mempengaruhi kenyamanan karyawan dalam bekerja dikarenakan lokasi usaha berada di pinggir jalan besar. Sedangkan untuk kenyamanan konsumen, tempat makan didukung oleh kipas angin, televisi dan sound system yang bermanfaat sebagai pelengkap dan hiburan untuk konsumen. Sedangkan lingkungan non fisik seperti koordinasi dan delegasi yang baik antar pemilik dan


(19)

karyawan maupun sesama karyawan serta baiknya daya tanggap dalam melayani konsumen sehingga menciptakan kepuasan bagi konsumen.

Keberhasilan usaha tidak hanya membutuhkan lingkungan kerja yang baik dan mendukung, faktor lainnya adalah karakteristik individu di mana dalam hal ini merupakan seluruh karyawan serta pemilik usaha Sup Kambing Khasmir itu sendiri yang memiliki komitmen dan bermotivasi untuk mencapai tujuan usaha yaitu tercapainya target penjualan dan kepuasan konsumen. Peneliti melihat bahwa karakterisitik setiap individu yang membuat usaha Sup Kambing Khasmir mencapai tujuan tersebut adalah kemampuan intelektual, kemampuan fisik, baiknya kerjasama antar karyawan, hubungan yang baik antar pemilik dan karyawan serta sikap karyawan terhadap pekerjaannya. Selain itu lingkungan kerja yang masih memiliki beberapa kekurangan menjadikan alasan peneliti melakukan penelitian ini.

Berdasarkan uraian di atas, maka peneliti tertarik untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan usaha tersebut sehingga peneliti membuat penelitian yang berjudul “Analisis Pengaruh Lingkungan Kerja dan Karakteristik Individu terhadap Keberhasilan Usaha Baru (Studi Kasus pada Usaha Sup Kambing Khasmir Ringroad Medan)”.

1.2 Perumusan Masalah

Permasalahan yang ingin dibahas berdasarkan latar belakang penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut:


(20)

“ Apakah lingkungan kerja dan karakteristik individu berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap keberhasilan usaha baru pada usaha Sup Kambing Khasmir ? ”

1.3 Tujuan Penelitian

Tujuan dalam penelitian ini adalah mengetahui dan menganalisis faktor lingkungan kerja dan karakteristik individu yang mempengaruhi keberhasilan usaha baru pada usaha Sup Kambing Khasmir.

1.4 Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat sebagai berikut: a. Bagi pemilik usaha, sebagai sumber informasi untuk menjadi

pertimbangan bagi para wirausahawan dalam mendirikan dan menjalankan suatu usaha dan sebagai bahan masukan kepada para wirausahawan mengenai bagaimana pentingnya menerapkan faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan usaha baru.

b. Bagi peneliti, untuk menambah kontribusi bagi pemikiran guna memperluas cakrawala berpikir khususnya dalam bidang kewirausahaan. c. Bagi peneliti lain, sebagai bahan referensi yang nantinya dapat

memberikan perbandingan dalam mengadakan penelitian lebih lanjut di masa yang akan datang.


(21)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Uraian Teoritis

2.1.1 Pengertian Wirausaha

Pengertian wirausahawan (entrepreneur) secara sederhana adalah orang yang berjiwa berani mengambil risiko untuk membuka usaha dalam berbagai kesempatan. Berjiwa berani mengambil risiko artinya bermental mandiri dan berani memulai usaha, tanpa diliputi rasa takut atau cemas sekalipun dalam kondisi tidak pasti. Kegiatan wirausaha dapat dilakukan seorang diri atau berkelompok. Seorang wirausahawan dalam pikirannya selalu berusaha mencari, memanfaatkan, serta menciptakan peluang usaha yang dapat memberikan keuntungan (Kasmir, 2006 : 16).

Machfoedz (2005:9) menyatakan bahwa seorang wirausahawan adalah pribadi yang mandiri dalam mengejar prestasi, ia berani mengambil risiko untuk mulai mengelola bisnis demi mendapatkan laba. Karena itu, ia lebih memilih menjadi pemimpin daripada menjadi pengikut, untuk itu seorang wirausahawan memiliki rasa percaya diri yang kuat dan mempertahankan diri ketika menghadapi tantangan pada saat merintis usaha bisnis. Dalam menghadapi berbagai permasalahan, seorang wirausahawan senantiasa dituntut kreatif.

Kewirausahaan merupakan sebuah alat dari pandangan hidup seseorang yang menginginkan adanya kebebasan dalam ekonomi untuk menciptakan sesuatu yang baru dengan menggunakan sumber daya yang ada. Untuk mencapai tersebut tentunya harus pandai memanfaatkan peluang-peluang melalui kesempatan bisnis,


(22)

kemampuan manajemen pengambilan resiko yang tepat untuk mencapai kesempatan, dan melalui kemampuan komunikasi dan keahlian manajemen dalam menggerakkan manusia, keuangan dan sumber daya materi untuk menghasilkan proyek dengan baik (Ranto, 2007: 21).

2.1.2 Pengertian Usaha Kecil

Pengertian usaha kecil menimbulkan pandangan yang berbeda di benak masing-masing. Mungkin langsung tergambar pada benak sebagian orang adalah sebuah toko kelontong yang menjual kebutuhan sehari-hari, atau seorang penjual es yang menggunakan gerobak atau bahkan seorang pedagang roti keliling yang menjajakan dagangannya dengan menggunakan sepeda yang telah dimodifikasi.

Usaha kecil adalah suatu usaha yang memiliki sepuluh gerobak untuk berjualan roti atau es, dan bahkan toko kelontong yang mempunyai dua atau tiga bahkan lebih cabang. Usaha kecil menurut surat edaran Bank Indonesia No. 26/1/UKK tanggal 29 Mei 1993 perihal kredit Usaha Kecil (KUK) adalah usaha yang memiliki total aset maksimum Rp. 600 juta (enam ratus juta rupiah) tidak termasuk tanah dan rumah yang ditempati. Pengertian usaha kecil ini meliputi usaha perseorangan, badan usaha swasta dan koperasi, sepanjang aset yang dimiliki tidak melebihi nilai Rp. 600 juta.

Menurut UU No. 9/1995 tentang Usaha Kecil yang dimaksud dengan usaha kecil adalah kegiatan ekonomi rakyat yang berskala kecil dalam memenuhi kriteria kekayaan bersih atau hasil penjualan tahunan seperti kepemilikan sebagaimana diatur dalam undang-undang ini. Usaha kecil yang dimaksud di sini meliputi usaha kecil informal dan usaha kecil tradisional. Adapun usaha kecil


(23)

informal adalah berbagai usaha yang belum terdaftar, belum tercatat, dan belum berbadan hukum, antara lain petani penggarap, industri rumah tangga, pedagang asongan, pedagang keliling, pedagang kaki lima, dan pemulung. Sedangkan usaha kecil tradisional adalah usaha yang menggunakan alat produksi sederhana yang telah digunakan secara turun temurun, dan berkaitan dengan seni dan budaya (Anoraga, 2002:45).

Definisi UKM menurut Biro Pusat Statistik (BPS) lebih mengacu kepada klasifikasi skala usaha dan jumlah tenaga kerja yang diserap. UKM menurut Biro Pusat Statistik (BPS) adalah usaha skala kecil yang menggunakan kurang dari 5 (lima) orang karyawan atau usaha menengah yang menyerap tenaga kerja antara 5 (lima) hingga 19 (sembilan belas) orang.

2.1.3 Lingkungan Kerja

Lingkungan kerja dalam suatu perusahaan sangat penting untuk diperhatikan manajemen. Meskipun lingkungan kerja tidak melaksanakan proses produksi dalam suatu perusahaan, namun lingkungan kerja mempunyai pengaruh langsung terhadap para karyawan yang melaksanakan proses produksi tersebut. Lingkungan kerja yang baik bagi karyawan dapat meningkatkan kinerja. Sebaliknya, lingkungan kerja yang tidak memadai akan dapat menurunkan kinerja dan akhirnya menurunkan motivasi kerja karyawan.

Suatu kondisi lingkungan kerja dikatakan baik atau sesuai apabila karyawan dapat melaksanakan kegiatan secara optimal, sehat, aman dan nyaman. Kesesuaian lingkungan kerja dapat dilihat akibatnya dalam jangka waktu yang lama. Lebih jauh lagi lingkungan-lingkungan kerja yang kurang baik dapat


(24)

menuntut tenaga kerja dan waktu yang lebih banyak dan tidak mendukung diperolehnya rancangan sistem kerja yang efisien.

2.1.3.1 Pengertian Lingkungan Kerja

Menurut Forehand dan Gilmer dalam Agustini (2006:8) lingkungan kerja adalah suatu set ciri-ciri yang membedakan suatu organisasi dengan organisasi lainnya dalam jangka waktu panjang dan mempengaruhi tingkah laku manusia dalam organisasi tersebut”.

Cikmat dalam Nawawi (2003:292) menyatakan bahwa “lingkungan kerja adalah serangkaian sifat kondisi kerja yang dapat diukur berdasarkan persepsi bersama dari para anggota organisasi yang hidup dan bekerjasama dalam suatu organisasi”.

Sedangkan Lussier dalam Nawawi (2003: 293) mengartikan bahwa “lingkungan kerja adalah kualitas internal organisasi yang relatif berlangsung terus menerus yang dirasakan oleh anggotanya”. Sementara itu, menurut Steers dalam Agustini (2006: 8) berpendapat bahwa “lingkungan kerja merupakan ciri-ciri dalam organisasi yang mempengaruhi tingkah laku pekerja”.

Berdasarkan pendapat para ahli di atas, dapat disimpulkan bahwa lingkungan kerja adalah suatu tempat di mana anggota organisasi melaksanakan pekerjaannya dan merupakan suatu kondisi kondisi kerja yang dapat diukur berdasarkan sifat dan persepsi subjektif bersama dari anggotanya yang hidup dan bekerja secara bersama yang berlangsung secara terus menerus serta menghasilkan tindakan berkesan dalam menjalankan tugas dan pekerjaannya.


(25)

2.1.3.2. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Lingkungan Kerja

Menurut Nawawi (2003: 226) faktor-faktor yang mempengaruhi lingkungan kerja adalah sebagai berikut:

“Lingkungan kerja dapat berbentuk kondisi fisik (kondisi kerja) dan non fisik (iklim kerja). Kondisi fisik (kondisi kerja)adalah kemampuan mengatur dan memelihara ruang kerja agar selalu rapi, sehat dan bersih sehingga menjadi tempat kerja yang menyenangkan dan membetahkan. Sedangkan kondisi kerja non fisik (iklim kerja) berkenaan dengan suatu keadaan yang terbentuk berdasarkan hubungan kerja antara atasan dengan bawahan dan bawahan dengan bawahan yang dirasakan menyenangkan.”

Adapun penjelasan mengenai pendapat Nawawi tersebut di atas yaitu:

a. Kondisi fisik (kondisi kerja) merupakan keadaan kerja dalam perusahaan yang meliputi penerangan tempat kerja, penggunaan warna, pengaturan suhu udara, kebersihan, dan ruang gerak.

b. Kondisi non fisik (iklim kerja) sebagai hasil persepsi karyawan terhadap lingkungan kerja tidak dapat dilihat atau disentuh tetapi dapat dirasakan oleh karyawan tersebut. Iklim kerja dapat dibentuk oleh para pemimpin yang berarti pimpinan tersebut harus mempunyai kemampuan dalam membentuk iklim kerja tersebut.

2.1.4 Karakteristik Individu

2.1.4.1 Pengertian Karakteristik Individu

Setiap manusia mempunyai karakteristik individu yang berbeda-beda antara yang satu dengan yang lainnya. Di mana dapat dijelaskan oleh beberapa pendapat dari berbagai ahli sebagai berikut :


(26)

Rivai (2006:67) menyatakan bahwa karakteristik individu adalah ciri-ciri khusus, sifat-sifat kejiwaan, akhlak atau budi pekerti yang dimiliki seseorang

yang membedakannya dengan orang lain.

Menurut Maslow dalam Gibson et.al. (2000:132), menggambarkan karakteristik individu yang didefinisikan sebagai orang yang beraktualisasi diri mengenai:

1. Kemampuan mempersepsi orang dan kejadian-kejadian dengan akurat. 2. Kemampuan melepaskan diri sendiri dari kekalutan kehidupan.

3. Orientasi masalah tugas.

4. Kemampuan untuk memperoleh kepuasan pribadi dari pengembangan pribadi dalam melakukan suatu hal yang berharga.

5. Kapasitas untuk mencintai dan mengalami kehidupan dengan cara yang sangat mendalam.

6. Ketertarikan pada tujuan apa yang mereka sedang kerjakan. 7. Kreativitas yang tinggi dalam bekerja.

Menurut Robbins (2008), menyatakan bahwa faktor-faktor yang mudah didefinisikan dan tersedia, data yang dapat diperoleh sebagian besar dari informasi yang tersedia dari seorang karyawan dapat mengemukakan karakteristik individu. Lebih lanjut Robbins (2008), mengemukakan bahwa variabel ditingkat individu meliputi karakteristik biografis, kemampuan dan kepribadian. Karakteristik biografis meliputi: usia, jenis kelamin, status perkawinan,banyaknya tanggungan dan masa kerja dengan suatu organisasi dari karyawan itu sendiri. Karakteristik kemampuan meliputi kemampuan intelektual dan fisik, sedangkan karakteristik pribadi meliputi sikap seorang karyawan.


(27)

Dari uraian di atas, terlihat bahwa setiap karyawan sebagai individu memiliki karakteristik yang berbeda. Perbedaan ini menggambarkan bahwa karakteristik individu tidak akan sama antara seorang karyawan dengan karyawan yang lainnya.

2.1.4.2 Kemampuan

Menurut Tampubolon (2008), .Ability adalah kemampuan yang berkaitan dengan kinerja seseorang.. Dengan kata lain, orang mampu untuk menampilkan kemampuan kerja dan melaksanakan tugas dengan baik, misalnya seseorang yang dapat menyelesaikan tugas-tugasnya tanpa kesalahan dalam batas waktu yang telah ditentukan.

Sofyandi dan Garniwa (2007), menyatakan bahwa kemampuan adalah sifat yang dibawa dari lahir atau dipelajari yang memungkinkan seseorang menyelesaikan pekerjaannya.

Menurut Robbins (2008:57), ada dua jenis kemampuan yang dimiliki oleh seseorang, yaitu:

1. Kemampuan Intelektual

Kemampuan intelektual adalah kemampuan yang diperlukan untuk melakukan atau menjalankan kegiatan mental. Ada 7 (tujuh) dimensi yang membentuk kemampuan intelektual, yakni:

a) Kecerdasan numerik adalah kemampuan berhitung dengan cepat dan tepat.

b) Pemahaman verbal yaitu kemampuan memahami apa yang dibaca atau didengar.


(28)

c) Kecepatan perseptual yaitu kemampuan mengenal kemiripan dan perbedaan visual dengan cepat dan tepat.

d) Penalaran induktif adalah kemampuan mengenal suatu urutan logis dalam satu masalah dan pemecahannya.

e) Penalaran deduktif yaitu kemampuan menggunakan logika dan menilai implikasi dari suatu argumen.

f) Visualisasi ruang yaitu kemampuan membayangkan bagaimana suatu obyek akan tampak seandainya posisi dalam ruang diubah.

g) Ingatan adalah berupa kemampuan menahan dan mengenang kembali pengalaman masa lalu.

2. Kemampuan Fisik

Kemampuan fisik adalah kemampuan untuk melaksanakan tugas-tugas yang menuntut daya stamina, kecekatan, dan ketrampilan. Kalau kemampuan intelektual berperan besar dalam pekerjaan yang rumit, kemampuan fisik hanya mengandalkan kapabilitas fisik.

2.1.4.3Sikap

Menurut Robbins (2008:92), Sikap atau attitude adalah pernyataan evaluatif, baik yang menyenangkan maupun tidak menyenangkan terhadap objek, individu, atau peristiwa. Hal ini mencerminkan bagaimana perasaan seseorang tentang sesuatu.

Menurut Robbins (2008:93), ada 3 (tiga) komponen utama dari sikap, yaitu:


(29)

1. Komponen Kognitif

Segmen opini atau keyakinan dari sikap, yang menentukan tingkatan untuk bagian yang lebih penting dari sebuah sikap.

2. Komponen Afektif

Segmen emosional atau perasaan dari sikap. 3. Komponen Perilaku

Niat untuk berperilaku dalam cara tertentu terhadap seseorang atau sesuatu.

Menurut Robbins (2008:99), ada 2 (dua) faktor pendukung sikap kerja yang utama,yaitu:

1. Kepuasan Kerja

Kepuasan kerja atau job satisfaction dapat didefinisikan sebagai suatu perasaan positif tentang pekerjaan seseorang yang merupakan hasil dari sebuah evaluasi karakteristiknya.

2. Keterlibatan Pekerjaan

Keterlibatan pekerjaan atau job involvement mengukur tingkat sampai mana individu secara psikologis memihak pekerjaan mereka dan menganggap penting tingkat kinerja yang dicapai sebagai bentuk penghargaan diri.

2.1.5 Keberhasilan Usaha

Menurut Nasution (2001:12), sebuah perusahaan dikatakan meraih keberhasilan usaha jika dana usahanya bertambah, hasil produksi meningkat, keuntungan bertambah, kepuasan pelanggan, perkembangan usaha serta penghasilan karyawan dari perusahaan tersebut bertambah.


(30)

Menurut Ranto (2007:20) keberhasilan berwiraswasta tidaklah identik dengan seberapa berhasil seseorang mengumpulkan uang atau harta serta menjadi kaya, karena kekayaan bisa diperoleh dengan berbagai cara sehingga menghasilkan nilai tambah.

Berusaha lebih dilihat dari bagaimana seseorang bisa membentuk, mendirikan, serta menjalankan usaha dari sesuatu yang tadinya tidak berbentuk, tidak berjalan atau mungkin tidak ada sama sekali. Seberapa pun kecilnya ukuran suatu usaha jika dimulai dari nol dan bisa berjalan dengan baik maka nilai berusahanya jelas lebih berharga daripada sebuah organisasi besar yang dimulai dengan bergelimang fasilitas.

Menurut Hutagalung (2008:50), sukses tidak terjadi secara kebetulan, secara instan dan tidak pula turun tiba-tiba dari langit. Sukses adalah buah dari proses sistematis, perjalanan panjang dan kerja keras. Sukses selalu diukur dengan uang, harta, jabatan, keluarga, ketenaran nama. Sukses besar berarti akumulasi dari kesemuanya.

2.1.5.1 Faktor-faktor Keberhasilan Usaha 1. Motivasi

Hasil penelitian yang dilakukan oleh Center for Entrepreneurial Research (dalam Zimmerer & Scarborough, 2002:85) menemukan 69% siswa menengah atas ingin mulai menjalankan usaha mereka sendiri. Motivasi utamanya adalah be their own bosses.

2. Usia

Ronstandt (dalam Staw, 1991) menyatakan kebanyakan wirausaha memulai usahanya antara usia 25-30 tahun. Sementara Staw (1991),


(31)

mengungkapkan bahwa umumnya pria memulai usaha sendiri ketika berumur 30 tahun dan wanita pada usia 35 tahun. Harlock (1991) berpendapat bahwa perkembangan karir berjalan seiring dengan perkembangan manusia. Setiap kelompok manusia memiliki ciri-ciri khas bila dikaitkan dengan perkembangan karir.

Pendapat Harlock senada dengan pendapat Staw (1991) bahwa usia bisa terkait dengan keberhasilan. Bedanya, Harlock menekankan pada kemantapan karir, sedangkan Staw (1991) menekankan bertambahnya pengalaman. Menurut Staw (1991), usia bisa terkait keberhasilan bila dihubungkan dengan lamanya seseorang menjadi wirausaha. Dengan bertambahnya pengalaman ketika usia seseorang bertambah maka usia memang terkait dengan keberhasilan.

3. Pengalaman.

Pengalaman mengelola usaha bisa diperoleh sejak kecil karena pengasuhan yang diberikan oleh orang tua yang berprofesi sebagai wirausaha. (dalam Hutagalung, 2008:9)

2.2. Penelitian Terdahulu

Sari (2008) melakukan penelitian dengan judul “Pengaruh Karakteristik Individu Dan Lingkungan Kerja Terhadap Kinerja Karyawan Pada CV. Kawan Kita Klaten”. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui sejauh mana pengaruh karakteristik individu terhadap kinerja karyawan CV. Kawan Kita Klaten, pengaruh lingkungan kerja terhadap kinerja karyawan CV. Kawan Kita Klaten dan mengetahui pengaruh bersama karakteristik individu dan lingkungan kerja terhadap kinerja karyawan CV. Kawan Kita Klaten . Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa karakteristik individu dan lingkungan kerja


(32)

berpengaruh positif terhadap kinerja karyawan CV. Kawan Kita Klaten dan menunjukkan bahwa variabel lingkungan kerja merupakan faktor yang berpengaruh dominan terhadap kinerja karyawan.

Lingga (2008) melakukan penelitian dengan judul “Pengaruh Lingkungan Kerja Terhadap Kinerja (Studi pada Karyawan Bagian Produksi Rumah Makan Ayam Bakar Wong Solo Cabang Malang)”. Penelitian ini bertujuan menjelaskan pengaruh lingkungan kerja yang terdiri dari variabel lingkungan kerja fisik dan lingkungan kerja non fisik sebagai variabel bebas terhadap variabel kinerja karyawan sebagai variabel terikat secara parsial dan simultan. Hasil penelitian yang didapat adalah variabel lingkungan kerja fisik (X1) dan lingkungan kerja non fisik (X2) mempunyai pengaruh signifikan terhadap variable kinerja karyawan (Y).

2.3. Kerangka Konseptual

Kerangka konseptual menjelaskan secara teoritis pertautan antar variabel yang diteliti. Pertautan antar variabel yang disusun dari berbagai teori yang telah dideskripsikan akan dianalisis secara kritis dan sistematis, sehingga menghasilkan sintesa tentang hubungan antar variabel yang diteliti. Sintesa tentang hubungan variabel tersebut, selanjutnya digunakan untuk merumuskan hipotesis (Sugiyono, 2005:49).

Berdasarkan latar belakang dan perumusan masalah dapat disusun sebuah kerangka konseptual, yaitu : Menurut Nasution (2001:12), sebuah perusahaan dikatakan meraih keberhasilan usaha jika dana usahanya bertambah, hasil


(33)

produksi meningkat, keuntungan bertambah, kepuasan pelanggan, perkembangan usaha serta penghasilan anggota dari perusahaan tersebut bertambah.

Menurut Lussier dalam Nawawi (2003:293) lingkungan kerja adalah kualitas internal organisasi yang relatif berlangsung terus menerus yang dirasakan oleh anggotanya. Lingkungan kerja dapat berbentuk kondisi fisik (kondisi kerja) dan non fisik (iklim kerja). Kondisi fisik (kondisi kerja) adalah kemampuan mengatur dan memelihara ruang kerja agar selalu rapi, sehat dan bersih sehingga menjadi tempat kerja yang menyenangkan dan membetahkan. Sedangkan kondisi kerja non fisik (iklim kerja) berkenaan dengan suatu keadaan yang terbentuk berdasarkan hubungan kerja antara atasan dengan bawahan dan bawahan dengan bawahan yang dirasakan menyenangkan.

Lingkungan kerja yang baik, menyenangkan dan membuat karyawan merasa nyaman dalam bekerja sera didukung sarana dan prasarana yang memadai ditempat kerja pada suatu perusahaan dapat menjadi salah satu faktor dalam meningkatkan kinerja karyawan lebih baik lagi sehingga setiap karyawan yang bekerja dapat termotivasi memberikan kontribusi pencapaian tujuan usaha yaitu keberhasilan usaha itu sendiri.

Menurut Robbins (2008), menyatakan bahwa faktor-faktor yang mudah didefinisikan dan tersedia, data yang dapat diperoleh sebagian besar dari informasi yang tersedia dari seorang karyawan dapat mengemukakan karakteristi individu. Lebih lanjut Robbins (2008), mengemukakan bahwa variabel ditingkat individu meliputi karakteristik biografis, kemampuan dan kepribadian. Karakteristik kemampuan meliputi kemampuan intelektual dan fisik, sedangkan karakteristik pribadi meliputi sikap seorang karyawan.


(34)

Setiap karyawan sebagai individu memiliki karakteristik yang berbeda. Perbedaan ini menggambarkan bahwa karakteristik individu tidak sama antara seorang karyawan dengan karyawan yang lainnya. Keunikan karakterisitik membantu memberi masukan, kontribusi dan solusi yang berbeda terhadap pencapaian suatu tujuan usaha yaitu mencapai suatu keberhasilan usaha..

Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa lingkungan kerja fisik maupun non fisik yang dapat meningkatkan kinerja karyawan maka secara otomatis keberhasilan akan tercapai dengan mudah. Sedangkan karakteristik individu tiap karyawan yang memiliki keunikan tersendiri yang dihubungkan melalui kemampuan dan kepribadian masing-masing karyawan yang berbeda dan relevan dengan deskripsi pekerjaan karyawan yang berbeda pula dapat membantu memberikan kontribusi besar dalam keberhasilan suatu usaha.

Kerangka konseptual dapat dibuat secara skematis sebagai berikut :

Gambar 2.1. Kerangka Konseptual Penelitian Karakteristik Individu

(X2)

Keberhasilan Usaha

(Y) Lingkungan Kerja

(X1)


(35)

2.4. Hipotesis

Hipotesis yang dikemukakan sehubungan dengan permasalahan di atas adalah : Lingkungan kerja dan karakteristik individu berpengaruh positif dan signifikan terhadap keberhasilan usaha baru pada usaha Sup Kambing Khasmir Ringroad.Medan.


(36)

BAB III METODE PENELITIAN

3.1. Jenis Penelitian

Penelitian ini berjenis eksplanasi yaitu penelitian yang dapat dikaji menurut tingkatannya yang didasarkan kepada kepada tujuan dan objek-objeknya, yang bertujuan untuk mempelajari, mendeskripsikan, mengungkapkan, dan menyelidiki hubungan kausalitas antara variabel independen dan variabel dependen.

3.2. Tempat dan Waktu Penelitian

Lokasi penelitian adalah di Sup Kambing Khasmir Ringroad Medan. Waktu penelitian akan dilakukan di bulan Agustus 2011.

3.3.Batasan Operasional

Pada penelitian ini variabel-variabel yang dioperasionalkan adalah semua variabel yang termasuk dalam hipotesis yang telah dirumuskan. Untuk memberikan gambaran yang jelas dan memudahkan pelaksanaan penelitian, maka perlu definisi variabel-variabel yang akan diteliti dibatasi hanya pada faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan usaha Sup Kambing Khasmir.

Variabel yang akan diteliti dalam penelitian ini adalah : X1 : Lingkungan Kerja

X2 : Karakteristik Individu Y : Keberhasilan Usaha Baru


(37)

3.4 Definisi Operasional Variabel

Variabel-variabel yang dioperasionalkan dalam penelitian ini adalah semua variabel yang termasuk dalam hipotesis yang telah dirumuskan. Untuk memberikan gambaran yang jelas dan memudahkan pelaksanaan penelitian, maka definisi variabel-variabel yang akan diteliti sebagai berikut :

a. Lingkungan Kerja (X1)

Merupakan kualitas internal yang dimiliki usaha Sup Kambing Khasmir yang relatif berlangsung terus menerus yang dirasakan oleh anggotanya, dalam hal ini diukur oleh dua dimensi yaitu lingkungan fisik (kebersihan, kebisingan, suhu ruangan dan penerangan) dan non fisik (adanya komunikasi, koordinasi dan kerjasama).

b. Karakteristik Individu (X2)

Merupakan ciri-ciri khusus, sifat-sifat kejiwaan, akhlak atau budi pekerti yang dimiliki karyawan usaha Sup Kambing Khasmir yang membedakannya dengan karyawan lain melalui deskripsi kerja masing-masing karyawan yang diukur dengan dimensi kemampuan dan sikap karyawan tersebut.

c. Keberhasilan Usaha (Y)

Suatu usaha dalam hal ini usaha Sup Kambing Khasmir dikatakan meraih keberhasilan usaha jika pengunjungnya puas, keuntungan bertambah, perkembangan usaha serta penghasilan karyawan dari perusahaan tersebut bertambah.


(38)

Tabel 3.1

Operasionalisasi Variabel

No. Variabel Dimensi Indikator Skala

1. Lingkungan Kerja (X1)

1. Fisik

2.Non Fisik

a.Kebersihan b.Kebisingan c.Suhu ruangan d.Penerangan

e.Adanya komunikasi f. Koordinasi g.Kerjasama Likert 2. Karakteristik Individu (X2) 1. Kemampuan 2. Sikap

a.Kemampuan fisik b.Kemampuan intelektual c. Kepuasan Kerja

d.Keterlibatan Pekerjaan

Likert

3. Keberhasilan Usaha (Y)

1. Keuntungan usaha 2. Perkembangan usaha 3. Kepuasan pengunjung 4. Pertambahan penghasilan

karyawan

Likert

Sumber : Nawawi (2003), Robbins (2008), dan Nasution (2001) diolah

3.5Skala Pengukuran Variabel

Penelitian ini menggunakan skala Likert yaitu digunakan untuk mengukur sifat, pendapat dan persepsi seseorang ataupun kelompok orang tentang fenomena sosial (Sugiyono, 2005:73). Untuk keperluan analisis kuantitatif penelitian memberikan lima alternatif jawaban kepada responden dengan menggunakan skala 1 sampai 5 dilihat pada Tabel 3.2 berikut ini :


(39)

Tabel 3.2

Instrument Skala Likert

No Pertanyaan Skor 1 Sangat Tidak Setuju (STS) 1

2 Tidak Setuju (TS) 2 3 Kurang Setuju (KS) 3

4 Setuju (S) 4

5 Sangat Setuju (SS) 5 Sumber: Sugiyono (2005)

3.6 Populasi dan Sampel 1. Populasi

Menurut Sugiyono (2005:74), Populasi adalah wilayah yang terdiri atas: objek/subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh karyawan yang bekerja di Sup Kambing Khasmir yang berjumlah 30 orang.

2. Sampel

Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut (Sugiyono, 2005:73). Pemilihan sampel yang dilakukan adalah seluruh populasi yaitu karyawan yang bekerja di Sup Kambing Khasmir Medan sebanyak 30 orang. Metode yang digunakan adalah menggunakan metode sampling jenuh (sensus), artinya seluruh populasi yang ada dijadikan sebagai objek penelitian, sehingga responden yang digunakan pada penelitian ini mempunyai berbagai karakteristik, misalnya gaya bicaranya, disiplin pribadi, hobi, cara bergaul, kepemimpinannya dan lain-lain. (Sugiyono, 2005:78)


(40)

3.7 Jenis dan Sumber Data

Penelitian ini menggunakan dua jenis sumber data, yakni : 1. Data Primer

Data Primer adalah data yang diperoleh langsung dari responden terpilih pada lokasi penelitian. Data Primer diperoleh dengan wawancara (interview) terstruktur dengan pemilik usaha secara langsung dan memberikan kuesioner dan wawancara dengan karyawan Sup Kambing Khasmir.

2. Data Sekunder

Data sekunder adalah data yang diperoleh melalui studi dokumen dengan mempelajari berbagai tulisan melalui buku, jurnal, dan majalah dan situs internet untuk mendukung penelitian.

3.8 Teknik Pengumpulan Data 1. Wawancara (interview)

Wawancara digunakan sebagai teknik pengumpulan data dengan menggunakan alat bantu berupa seperangkat daftar pertanyaan yang telah dipersiapkan terlebih dahulu apabila peneliti ingin melakukan studi pendahuluan untuk menemukan permasalahan yang harus diteliti, dan juga apabila peneliti ingin mengetahui hal-hal dari responden yang lebih mendalam dan jumlah respondennya sedikit/kecil. Dalam hal ini wawancara dilakukan dengan pihak-pihak yang bersangkutan, yaitu pemilik usaha dan karyawan Sup Kambing Khasmir Ringroad Medan.


(41)

2.Kuesioner

Kuesioner adalah teknik pengumpulan data dengan cara mengajukan pertanyaan melalui daftar pertanyaan pada setiap responden dalam hal ini karyawan usaha Sup Kambing Khasmir untuk memperoleh informasi yang dibutuhkan sehingga penelitian peneliti dapat lebih terstruktur.

3.Observasi

Observasi adalah pengumpulan data dengan cara melakukan pengamatan langsung pada lokasi penelitian, dalam hal ini pada usaha Sup Kambing Khasmir yang berlokasi di jalan Ngumban Surbakti atau Ringroad untuk melengkapi catatan penelitian yang diperlukan.

4.Studi Dokumentasi

Pengumpulan data diperoleh dari buku-buku dan internet yang mempunyai relevansi dengan penelitian yang dilakukan.

3.9 Uji Validitas dan Reliabilitas

Uji validitas dan realibilitas dilakukan pada 30 orang responden di luar sampel penelitian lalu data diproses dengan menggunakan program software SPSS

(Statistic Product and Service Solution) versi 16.0. Uji validitas dan reliabilitas di lakukan pada Asoka Corner. Hal ini dilakukan karena kedua tempat tersebut berdekatan dan memiliki kesamaan karakteristik dalam sampel penelitian.

1.Uji Validitas

Uji validitas dilakukan untuk menguji apakah kuesioner layak dilakukan sebagai instrumen penelitian. Instrumen yang valid alat ukur yang digunakan untuk mendapatkan data (mengukur) itu valid (Sugiyono, 2005:109). Untuk menguji validitas digunakan pendekatan


(42)

koefisien korelasi yaitu dengan cara mengkorelasikan antara skor butir pertanyaan dengan skor totalnya. Bila nilai korelasinya positif dan r > 0,361 maka butir pertanyaan tersebut dinyatakan valid. Dalam uji validitas kriteria keberhasilan usaha adalah:

1. Jika r hitung > r tabel, maka pernyataan tersebut dinyatakan valid. 2. Jika r hitung <rtabel, maka pernyataan tersebut dinyatakan tidak valid. 2.Uji Reliabilitas

Uji reliabilitas merupakan tingkat kehandalan suatu instrumen penelitian. Instrumen yang reliabel berarti instrumen yang digunakan beberapa kali untuk mengukur objek yang sama akan menghasilkan data yang sama (Sugiyono, 2005:110). Bila koefisien korelasi (r) positif dan signifikan, maka instrumen tersebut sudah dinyatakan reliabel. Butir pertanyaan yang sudah dinyatakan valid dalam uji validitas akan ditentukan reliabilitasnya dengan kriteria sebagai berikut:

a. Jika r alpha positif atau > r tabel maka pernyataan reliabel. b. Jika r alpha negatif atau < r tabel maka pernyataan tidak reliabel.

3.10 Metode Analisis Data a. Analisis Deskriptif

Metode ini merupakan uraian atau penjelasan dari hasil pengumpulan data primer berupa kuesioner yang telah diisi oleh sejumlah responden penelitian sehingga mendapat gambaran umum mengenai karakteristik dan kriteria responden yang akan diteliti.


(43)

b. Analisis Statistik 1. Uji Asumsi Klasik

Sebelum melakukan analisis regresi, agar dapat perkiraan yang tidak bias dan efisiensi maka dilakukan pengujian asumsi klasik. Ada beberapa kriteria persyaratan asumsi klasik yang harus dipenuhi, yaitu: a). Uji Normalitas

Tujuan uji normalitas adalah untuk mengetahui apakah distribusi sebuah data mengikuti atau mendekati distribusi normal. Uji normalitas dilakukan dengan menggunakan pendekatan Kolmogrov Smirnov. Dengan menggunakan tingkat signifikan 5% maka jika nilai Asymp.sig. (2-tailed) di atas nilai signifikan 5% artinya variabel residual berdistribusi normal (Situmorang,dkk 2008:95).

b). Uji Heteroskedastisitas

Tujuannya adalah untuk menguji apakah sebuah grup mempunyai varians yang sama di antara anggota grup tersebut. Model regresi yang baik adalah tidak terjadi heteroskedastisitas. Heteroskedastisitas diuji dengan menggunakan uji Glejser dengan keberhasilan usaha sebagai variabel independen secara statistik mempengaruhi variabel dependen, maka ada indikasi terjadinya heteroskedastisitas. Jika probabilitas signifikannya di atas tingkat kepercayaan 5% dapat disimpulkan model regresi tidak mengarah adanya heteroskedastisitas (Situmorang,dkk 2008: 98).


(44)

a) Uji Multikolinearitas

a. Multikolinearitas artinya variabel independen yang satu dengan yang lain dalam model regresi berganda tidak saling berhubungan secara sempurna. Untuk mengetahui ada tidaknya gejala multikolinearitas dapat dilihat dari besarnya nilai Tolerance dan VIF (Variance Inflation Factor) melalui program SPSS. Tolerance mengukur variabilitas variabel terpilih yang tidak dijelaskan oleh variabel independen lainnya. Nilai umum yang biasa dipakai adalah nilai Tolerance > 1 atau nilai VIF < 5, maka tidak terjadi multikolinearitas (Situmorang,dkk 2008:129).

2 Analisis Regresi Linier Berganda

Metode Statistik yang digunakan peneliti untuk menganalisis adalah dengan menggunakan metode analisis regresi linier berganda. Analisis regresi linier berganda dalam penelitian ini menggunakan bantuan aplikasi software SPSS 16.0 for Windows. Adapun model persamaan yang digunakan adalah:

Y=a+b1X1+b2X2+e Di mana:

Y = Keberhasilan Usaha a = Konstanta

b1 = Koefisien Regresi X1 X1 = Lingkungan Kerja b2 = Koefisien Regresi X2 X2 = Karakteristik Individu e = Standart Error


(45)

3 Uji Hipotesis

a) Uji F ( Uji Signifikansi Simultan )

Yaitu untuk membuktikan hipotesis awal tentang pengaruh lingkungan kerja dan karakteristik individu terhadap keberhasilan usaha secara serentak. Dengan rumus hipotesis sebagai berikut:

Ho: b1 = b2 = 0, artinya variabel bebas (Lingkungan Kerja dan Karakteristik Individu) secara serentak tidak ada pengaruh yang signifikan terhadap variabel terikat (Keberhasilan Usaha).

Ha: b1 ≠ b2 ≠ 0, artinya variabel bebas (Lingkungan Kerja dan Karakteristik Individu) secara serentak terdapat pengaruh yang signifikan terhadap variabel terikat (Keberhasilan Usaha).

Kriteria Keberhasilan Usaha:

Ho diterima jika F hitung < F tabel pada α = 5% Ha diterima jika F hitung > F tabel pada α = 5% b) Uji t ( Uji Signifikansi Parsial )

Yaitu untuk menguji apakah variabel bebas yaitu lingkungan kerja dan karakteristik individu secara parsial mempunyai pengaruh signifikan terhadap nilai variabel terikat yaitu keberhasilan usaha dengan rumusan hipotesis sebagai berikut:

Ho: b1, b2 = 0, artinya variabel bebas (Lingkungan Kerja dan Karakteristik Individu) secara parsial tidak mempunyai pengaruh signifikan terhadap variabel terikat (Keberhasilan Usaha).


(46)

Ha: b1, b2 0, artinya variabel bebas (Lingkungan Kerja dan Karakteristik Individu) secara parsial mempunyai pengaruh signifikan terhadap variabel terikat (Keberhasilan Usaha).

Kriteria Keberhasilan Usaha:

Ho diterima jika t hitung < t tabel pada α = 5% Ha diterima jika t hitung > t tabel pada α = 5% 4 Koefisien Determinasi (R²)

Untuk mengukur proporsi atau persentase sumbangan variabel bebas (Lingkungan Kerja dan Karakteristik Individu) terhadap varians naik turunnya variabel terikat (Keberhasilan Usaha) secara bersama-sama di mana : 0 < R2 <1. Sebaliknya, jika R2 semakin kecil (mendekati nol), maka dapat dikatakan bahwa pengaruh variabel bebas adalah kecil terhadap variabel terikat.


(47)

BAB IV

ANALISIS DAN PEMBAHASAN

4.1 Gambaran Umum Perusahaan 4.1.1 Latar Belakang

Usaha Sup Kambing Khasmir adalah usaha kuliner yang berdiri di tahun 2009 adalah usaha kuliner yang menjual makanan dan minuman dengan menu-menu andalan seperti sup kambing khasmir, ayam penyet khasmir, bebek penyet khasmir dan bakso spesial khasmir. Usaha ini terletak di jalan Ngumban Surbakti atau yang lebih dikenal dengan sebutan Ringroad. Usaha ini termasuk salah satu usaha kuliner pertama yang berdiri ketika Ringroad dibuka.

Sebelumnya, pada tahun 2004 usaha ini berada di jalan Gatot Subroto dengan luas usaha hanya berukuran 4m x 4m. Seiring dengan berkembangnya usaha, pemilik dapat menambah modal usaha lalu memutuskan untuk pindah ke daerah Titi Papan dan membeli 1 (satu) unit ruko untuk dijadikan tempat usaha yang baru. Namun, dikarenakan sedikitnya konsumen yang datang dan pemilik melihat adanya peluang untuk membuka usaha di Ringroad yang menurut pemilik akan menjadi lokasi strategis untuk usaha di bidang kuliner, maka di tahun 2009 Sup Kambing Khasmir resmi dibuka di Ringroad.

Usaha Sup Kambing Khasmir ini didirikan oleh pasangan suami istri. Sebelum memutuskan untuk menggeluti usaha di bidang kuliner, pasangan suami istri ini pernah menjalankan usaha lain seperti isi ulang pulsa, depot air minum dan usaha di bidang elektronik. Karena niat untuk berwirausaha yang kuat, pemilik lalu memutuskan untuk mencoba usaha di bidang kuliner setelah


(48)

mendapat inspirasi menu dan resep masakan yang berasal dari timur tengah. Bermodalkan resep masakan timur tengah tersebutlah pemilik lalu membuka usahanya pada tahun 2004. Sekarang usaha Sup Kambing Khasmir memiliki banyak pelanggan dan memiliki lokasi usaha yang cukup luas atau setara dengan 2 (dua) unit ruko. Dengan omset dan volume penjualan yang mengalami peningkatan sejak awal dibuka hingga sekarang menjadikannya salah satu usaha baru yang berhasil di Ringroad.

Sumber : Hasil Penelitian, 2011

Gambar 4.1 Lokasi Usaha Sup Kambing Khasmir

4.1.2 Struktur Organisasi

Struktur organisasi dapat didefinisikan sebagai suatu kegiatan kerangka dan mekanisme produk di mana suatu organisasi dikelola. Struktur organisasi menunjukkan suatu pola tetap hubungan-hubungan diantara fungsi-fungsi, bagian atau orang-orang didalam suatu organisasi yang didalamnya berisi penjelasan mengenai aktifitas, tugas, dan tanggung jawab dari setiap tugas bagian dari orang-orang tersebut.


(49)

Suatu struktur organisasi harus mampu menggunakan seluruh sumber daya yang dimiliki oleh perusahaaan secara optimal. Struktur organisasi itu juga harus mengatur tata hubungan yang harmonis antara unit-unit organisasi didalamnya. Karena itu suatu struktur organisasi harus sesuai, jelas dan mudah dimengerti oleh semua pihak yang terlibat dalam organisasi sehingga akan lebih mudah untuk merealisasikan tujuan yang telah ditetapkan.

Untuk mengetahui dan memperoleh gambaran yang jelas dan menyeluruh tentang struktur organisasi suatu perusahaan atau organisasi yaitu melalui bagan organisasi dari perusahaan atau organisasi yang bersangkutan. Di mana bagan organisasi tersebut menggambarkan diagram fungsi-fungsi departemen atau jabatan dalam organisasi dan menunjukkan hubungan mereka satu dengan yang lainnya. Unit-unit organisasi yang terpisah digambarkan dalam bentuk kotak yang dikaitkan satu sama lain oleh garis-garis tebal yang menunjukkan garis komando dan saluran komunikasi yang sesuai. Kemudian dari bagan tersebut dapat dilihat siapa yang menjadi atasan dan bawahan, tentang pengawasannya, tingkatan manajemen (hirarki kepemimpinan secara keseluruhan) dan pembagian di mana setiap kotak memiliki tanggung jawab seseorang terhadap beban kerja organisasi. Adapun struktur organisasi Usaha Sup Kambing Khasmir dapat dilihat pada gambar 4.2. :


(50)

Pengawas Pemilik

Usaha

Karyawan Bagian Kasir/ADM Karyawan

Bagian Pelayanan Karyawan

Bagian Dapur

Gambar 4.2

Struktur Organisasi Usaha Sup Kambing Khasmir Sumber : Pemilik Usaha Sup Kambing Khasmir (diolah)

Berdasarkan Gambar 4.2 dapat dijelaskan bahwa Pemilik Usaha tidak terlibat langsung dengan kegiatan operasional usahanya melainkan, pemilik usaha memberikan wewenang kepada Pengawas untuk melakukan kegiatan operasional. Pengawas mengatur 30 karyawan yang terdiri dari 3 bagian yaitu bagian dapur, bagian kasir dan bagian pelayanan.

Para karyawan melaksanakan tugasnya sesuai arahan dari pengawas. Karyawan bagian dapur mengerjakan tugas di daerah dapur seperti memasak, mengolah makanan dan mengatur persediaan bahan baku. Karyawan bagian kasir bertugas untuk menerima dan menghitung transaksi yang terjadi di usaha Sup Kambing Khasmir. Karyawan bagian pelayanan bertugas untuk langsung melayani konsumen seperti pemberian menu, menerima order makanan dan minuman dan menjaga kebersihan di Sup Kambing Khasmir. Pengawas bertugas untuk mengawasi dan mengendalikan seluruh kegiatan operasional. Pengawas lalu


(51)

bertanggung jawab terhadap Pemilik Usaha atas seluruh kegiatan operasional setiap harinya.

4.1.3 Produk Usaha Sup Kambing Khasmir

Produk-produk makanan dan minuman yang dijual pada usaha Sup Kambing Khasmir ini terdiri dari berbagai macam makanan dan minuman antara lain adalah sup kambing khasmir, ayam penyet khasmir, bebek penyet khasmir, bakso spesial khasmir dan lain-lain. Minuman yang disajikan juga beraneka ragam yaitu terdiri dari teh, kopi, jus dan lain-lain.

Produk yang paling spesial dari usaha Sup Kambing Khasmir ini adalah sup kambing khasmir yang memiliki rasa yang enak dan memiliki cita rasa khas timur tengah. Hal inilah yang membuat para pelanggan sangat menyukai menu sup tersebut. Berikut daftar harga produk usaha Sup Kambing Khasmir.

Tabel 4.1

Daftar Harga Produk Usaha Sup Kambing Khasmir

No Produk Harga

1. Spesial Sup Khasmir Rp.15.000 -Rp.40.000 2. Bakso Iga Khasmir Rp.8.000 -Rp.12.000 3. Goreng Khasmir Rp.3.000 -Rp.20.000 4. Tumisan Khasmir Rp.2.000 -Rp.18.000 5. Ikan Laut Rp.7.000 -Rp.40.000 6. Jajanan Khasmir Rp.3.000 -Rp.8.000 7. Minuman Hot Khasmir Rp.4.000 -Rp.7.000 8. Minuman Segar Rp.2.000 -Rp.5.000 9. Juice Segar Rp.8.000 -Rp.10.000 Sumber : Hasil Observasi Peneliti (2011)


(52)

4.2

Hasil Penelitian

4.2.1 Uji Validitas dan Realibilitas

Uji validitas dilakukan untuk mengukur apakah data yang didapat setelah penelitian merupakan data yang valid dengan alat ukur yang digunakan (kuesioner). Pengujian validitas dan reliabilitas dalam penelitian ini menggunakan bantuan

software SPSS (Statistic Package and Social Science) 16.0 for windows dengan cara

one shot method artinya pengujian validitas dan reliabilitas kuesioner cukup dilakukan sekali.

1. Uji Validitas

Uji validitas dilakukan dengan menggunakan program SPSS 16.0 dengan kriteria sebagai berikut :

a. Jika r hitung > r tabel maka pertanyaan dinyatakan valid. b. Jika r hitung < r tabel maka pertanyaan dinyatakan tidak valid.

c. Nilai r hitung dapat dilihat pada kolom corrected item total correlation.

Penyebaran kuesioner khusus dalam uji validitas dan reliabilitas diberikan kepada 30 responden diluar dari responden penelitian, tetapi memiliki karakteristik yang sama dengan responden penelitian. Nilai r tabel dengan ketentuan df = jumlah kasus = 30 dan tingkat signifikansi sebesar 5% , maka angka yang diperoleh = 0.361.


(53)

Tabel 4.2 Uji Validitas I

Pernyataan r hitung r tabel Validitas

Butir 1 0.817 0.361 Valid

Butir 2 0.748 0.361 Valid

Butir 3 0.862 0.361 Valid

Butir 4 0.553 0.361 Valid

Butir 5 0.833 0.361 Valid

Butir 6 0.319 0.361 Tidak Valid

Butir 7 0.861 0.361 Valid

Butir 8 0.753 0.361 Valid

Butir 9 0.514 0.361 Valid

Butir 10 0.274 0.361 Tidak Valid

Butir 11 0.631 0.361 Valid

Butir 12 0.274 0.361 Tidak Valid

Butir 13 0.684 0.361 Valid

Butir 14 0.753 0.361 Valid

Butir 15 0.858 0.361 Valid

Butir 16 0.848 0.361 Valid

Butir 17 -0.092 0.361 Tidak Valid

Butir 18 0.838 0.361 Valid

Butir 19 0.638 0.361 Valid

Butir 20 0.606 0.361 Valid

Butir 21 0.476 0.361 Valid

Butir 22 0.766 0.361 Valid

Butir 23 0.762 0.361 Valid

Butir 24 0.120 0.361 Tidak Valid

Butir 25 0.476 0.361 Valid

Butir 26 0.426 0.361 Valid

Sumber: Hasil Pengolahan SPSS 16.0 (2011)

Terlihat pada pernyataan nomor 6,10,12,17 dan 24 data tidak valid karena r tabel untuk responden 30 orang adalah 0.361, sedangkan nilai r hitung pertanyaan nomor 6,10,12,17 dan 24 di bawah 0.361. Berarti pertanyaan yang tidak valid harus dibuang, setelah itu dilakukan pengujian kembali.

Tabel 4.3 Uji Validitas II


(54)

Pernyataan r hitung r tabel Validitas

Butir 1 0.831 0.361 Valid

Butir 2 0.763 0.361 Valid

Butir 3 0.836 0.361 Valid

Butir 4 0.610 0.361 Valid

Butir 5 0.854 0.361 Valid

Butir 6 0.829 0.361 Valid

Butir 7 0.762 0.361 Valid

Butir 8 0.532 0.361 Valid

Butir 9 0.622 0.361 Valid

Butir 10 0.704 0.361 Valid

Butir 11 0.762 0.361 Valid

Butir 12 0.855 0.361 Valid

Butir 13 0.851 0.361 Valid

Butir 14 0.846 0.361 Valid

Butir 15 0.637 0.361 Valid

Butir 16 0.602 0.361 Valid

Butir 17 0.480 0.361 Valid

Butir 18 0.779 0.361 Valid

Butir 19 0.780 0.361 Valid

Butir 20 0.480 0.361 Valid

Butir 21 0.484 0.361 Valid

Sumber: Hasil Pengolahan SPSS 16.0 (2011)

Tabel 4.3 menunjukkan bahwa seluruh butir pertanyaan telah valid karena r hitung > r tabel. Dengan demikian, kuesioner dapat dilanjutkan pada tahap pengujian reliabilitas.

2. Uji Reliabilitas

Menurut Ghozali dan Koncoro (dalam Ginting dan Situmorang, 2008:179) butir pertanyaan yang sudah dinyatakan valid dalam uji validitas akan ditentukan reliabilitasnya dengan kriteria sebagai berikut:

1. Menurut Ghozali jika nilai Cronbach's Alpha > 0.60 maka pertanyaan reliabel.


(55)

2. Menurut Kuncoro jika nilai Cronbach's Alpha > 0.80 maka pertanyaan reliabel.

Tabel 4.4 Uji Reliabilitas

r alpha / Cranbach alpha Jumlah Pertanyaan

0.958 21 Sumber: Hasil Pengolahan SPSS 16.0 (2011)

Pada pengujian reliabilitas nilai cronbach alpha harus lebih besar atau sama dengan nilai instrumen cronbach alpha maka dapat dikatakan reliabel. Dari Tabel 4.4 dapat dilihat bahwa nilai Cronbach alpha > Instrumen Cronbach alpha

yang berarti bahwa instrumen tersebut reliabel dan dapat disebarkan kepada responden untuk dijadikan sebagai instrumen penelitian.

4.2.2 Analisis Deskiptif Responden

Analisis deskriptif merupakan cara merumuskan dan menafsirkan data yang ada sehingga memberikan gambaran yang jelas mengenai hasil pengumpulan data primer berupa kuesioner yang telah diisi oleh responden. Dari kuesioner tersebut dapat dilihat gambaran umum mengenai karakteristik responden, antara lain berdasarkan umur, jenis kelamin, status, pendidikan dan lama bekerja di usaha Sup Kambing Khasmir yaitu seluruh karyawan usaha Sup Kambing Khasmir Ringroad Medan. Berikut dijelaskan data deskriptif sebagai berikut :

Tabel 4.5 Identitas Responden

No. Karakteristik

Jumlah Responden (karyawan)


(56)

18 7 23,3 19 8 26,6 20 5 16,6 21 6 20 24 2 6,6 32 1 3,3 45 1 3,3 1. Umur (Tahun)

Jumlah 30 100

Pria 19 63,3

Wanita 11 36,6 2. Jenis Kelamin

Jumlah 30 100

Belum Menikah

27 90 Menikah 3 10 3. Status

Jumlah 30 100

SMP 0 0 SMA 30 100 Perguruan

Tinggi

0 0 4. Pendidikan

Jumlah 30 100

No. Karakteristik Jumlah Responden (karyawan)

%

<1 12 40 >1 18 60 5 Lama Bekerja

(Tahun)

Jumlah 30 100

Sumber : Hasil Penelitian, 2011 (data diolah) Berdasarkan Tabel 4.5 di atas, dapat dilihat bahwa :

a. Total responden adalah sebanyak 30 orang, berdasarkan umur responden maka diperoleh responden yang berumur 18 adalah sebanyak 7 orang atau 23,3%, umur 19 tahun sebanyak 8 orang atau 26,6%, umur 20 sebanyak 5 orang atau 16,6%, umur 21 sebanyak 6 orang atau 20%, umur 24 tahun sebanyak 2 orang atau 6,6% dan umur 32 dan 45 tahun masing-masing sebanyak 1 orang atau 3,3%. Hal ini menunjukkan bahwa responden terbanyak yaitu yang berumur 19 tahun di mana merupakan responden golongan usia muda yang termasuk golongan usia produktif sehingga, sebagian besar karyawan yang bekerja di usaha Sup Kambing Khasmir adalah remaja.


(57)

b. Berdasarkan jenis kelamin, dapat diketahui 19 orang atau 63,3% responden adalah laki-laki dan 11 orang atau 36,6% responden adalah wanita. Hal ini menunjukkan bahwa responden terbanyak adalah yang berjenis kelamin pria karena beberapa bagian di usaha Sup Kambing Khasmir memerlukan karyawan berjenis kelamin pria.

c. Berdasarkan status responden, dapat diketahui bahwa responden yang belum menikah sebanyak 27 orang atau 90% dan sisanya yaitu yang sudah menikah sebanyak 3 orang atau 10%. Hal ini menandakan bahwa hampir seluruh responden merupakan responden yang masih lajang/single.

d. Berdasarkan jenjang pendidikan responden, dapat diketahui bahwa responden yang merupakan tamatan SMA sebanyak 30 orang atau 100% dan hal ini menandakan bahwa tidak ada responden yang merupakan tamatan SMP maupun perguruan tinggi dikarenakan pekerjaan yang ditawarkan di usaha Sup Kambing Khasmir tidak memerlukan jenjang pendidikan yang tinggi.

e. Berdasarkan tahun lama bekerja pada usaha Sup Kambing Khasmir Medan, dapat diketahui bahwa responden yang bekerja kurang dari 1 tahun sebanyak 12 orang atau 40% dan sisanya yaitu yang lebih dari 1 tahun bekerja sebanyak 18 orang atau 60%. Hal ini menandakan bahwa responden terbanyak adalah responden yang sudah bekerja lebih dari 1 tahun.

4.2.3 Analisis Deskriptif Variabel

Kuesioner yang dilakukan dalam penelitian ini diukur dengan menggunakan skala Likert untuk menanyakan tanggapan pelanggan terhadap nilai lingkungan


(58)

kerja dan karakteristik individu terhadap keberhasilan usaha baru usaha Sup Kambing Khasmir Ringroad Medan.

a. Distribusi Jawaban Responden Terhadap Variabel Nilai Lingkungan Kerja

Tabel 4.6

Distribusi Jawaban Responden Terhadap Variabel Nilai Lingkungan Kerja

Frekuensi Pendapat Responden (%)

Skor : 5 SS

Skor : 4 S

Skor : 3 KS

Skor : 2 TS

Skor : 1 STS

Total (%) Indikator

Penelitian (Pernyataan)

N % N % N % n % n % n % 1 4 13,3 15 50 9 30 2 6,7 0 0 30 100

2 4 13,3 18 60 6 20 2 6,7 0 0 30 100

3 3 10 9 30 11 36,7 6 20 1 3,3 30 100

4 0 0 12 40 12 40 5 16,7 1 3,3 30 100

5 1 3,3 7 23,3 10 33,3 8 26,7 4 13,3 30 100

6 2 6,7 14 46,7 10 33,3 4 13,3 0 0 30 100

7 2 6,7 21 70 5 16,7 1 3,3 1 3,3 30 100

8 1 3,3 8 26,7 13 43,3 7 23,3 1 3,3 30 100

Sumber: Data Primer dengan pengolahan SPSS 16.0 (2011)

Hasil jawaban kuesioner yang diperoleh dari 30 orang responden untuk variabel lingkungan kerja pada tabel 4.6 yaitu:

a) Pada pernyataan pertama (Usaha Sup Kambing Khasmir memenuhi standar kebersihan) sebanyak 4 orang atau 13,3% yang menyatakan sangat setuju, 15 orang atau 60% menyatakan setuju, 9 orang atau 30% menyatakan kurang setuju, 2 orang atau 6,7% menyatakan tidak setuju dan tidak ada orang yang menyatakan sangat tidak setuju. Hal ini menunjukkan bahwa standar kebersihan pada usaha Sup Kambing Khasmir sudah terpenuhi dengan baik sehingga membuat karyawan nyaman dalam bekerja.

b) Pada pernyataan kedua (Ruang gerak di tempat Saya bekerja cukup luas) sebanyak 4 orang atau 13,3% yang menyatakan sangat setuju, 18 orang atau 60% menyatakan setuju, 6 orang atau 20% menyatakan kurang setuju, 2


(59)

orang atau 6,7% menyatakan tidak setuju dan tidak ada orang yang menyatakan sangat tidak setuju. Hal ini menunjukkan bahwa ruang gerak pada usaha Sup Kambing Khasmir sudah memadai bagi keleluasaan karyawan dalam bergerak di lingkungan kerja.

c) Pada pernyataan ketiga (Tingkat kebisingan di tempat kerja mempengaruhi Saya dalam bekerja) sebanyak 3 orang atau 10% yang menyatakan sangat setuju, 9 orang atau 30% menyatakan setuju, 11 orang atau 36,7% menyatakan kurang setuju, 6 orang atau 20% menyatakan tidak setuju dan 1 orang atau 3,3% menyatakan sangat tidak setuju. Hal ini menandakan bahwa tingkat kebisingan pada usaha Sup Kambing Khasmir masih mengganggu kenyamanan bekerja para karyawan dikarenakan adanya sound system yang terus menyala dan banyaknya karyawan yang berkomunikasi dalam bekerja. d) Pada pernyataan keempat (Suhu udara di tempat kerja memberikan Saya

kenyamanan dalam bekerja) di mana tidak ada orang yang menyatakan sangat setuju, 12 orang atau 40% menyatakan setuju, 12 orang atau 40% menyatakan kurang setuju, 5 orang atau 16,7% menyatakan tidak setuju dan 1 orang atau 3,3% menyatakan sangat tidak setuju. Hal ini menunjukkan bahwa suhu udara kurang memberikan kenyamanan yang disebabkan oleh luas tempat dan pendingin ruangan yang tidak seimbang.

e) Pada pernyataan kelima (Penerangan di tempat kerja cukup baik) sebanyak 1 orang atau 3,3% yang menyatakan sangat setuju, 7 orang atau 23,3% menyatakan setuju, 10 orang atau 33,3% menyatakan kurang setuju, 8 orang atau 26,7% menyatakan tidak setuju dan 4 orang 13,3% menyatakan sangat


(60)

tidak setuju. Hal ini menandakan bahwa penerangan di setiap sudut ruang kerja pada usaha Sup Kambing Khasmir sudah cukup merata tersebar.

f) Pada pernyataan keenam (Saya mampu memahami keinginan dari atasan) sebanyak 2 orang atau 6,7% yang menyatakan sangat setuju, 14 orang atau 46,7% menyatakan setuju, 10 orang atau 33,3% menyatakan kurang setuju, 4 orang atau 13,3% menyatakan tidak setuju dan tidak ada orang menyatakan sangat tidak setuju. Hal ini menunjukkan bahwa hampir setiap karyawan mampu memahami keinginan dari atasan.

g) Pada pernyataan ketujuh (Koordinasi di tempat kerja terarah dengan baik) sebanyak 2 orang atau 6,7% yang menyatakan sangat setuju, 21 orang atau 70% menyatakan setuju, 5 orang atau 16,7% menyatakan kurang setuju, 1 orang atau 3,3% menyatakan tidak setuju dan 1 orang 3,3% menyatakan sangat tidak setuju. Hal ini menunjukkan bahwa koordinasi antar sesama karyawan terjalin cukup baik.

h) Pada pernyataan kedelapan (Kerjasama Saya dengan atasan terjalin dengan baik) sebanyak 1 orang atau 3,3% yang menyatakan sangat setuju, 8 orang atau 26.7% menyatakan setuju, 13 orang atau 43,3% menyatakan kurang setuju, 7 orang atau 23,3% menyatakan tidak setuju dan 1 orang 3,3% menyatakan sangat tidak setuju. Hal ini menunjukkan bahwa kerjasama atau komunikasi dengan atasan masih kurang terjalin dengan baik dikarenakan atasan atau pemilik sering tidak berada di tempat.

b. Distribusi Jawaban Responden Terhadap Variabel Nilai Karakteristik Individu


(61)

Tabel 4.7

Distribusi Jawaban Responden Terhadap Variabel Nilai Karakteristik Individu

Frekuensi Pendapat Responden (%)

Skor : 5 SS

Skor : 4 S

Skor : 3 KS

Skor : 2 TS

Skor : 1 STS

Total (%) Indikator

Penelitian (Pernyataan)

N % N % N % n % n % N %

1 6 20 18 60 5 16,7 1 3,3 0 0 30 100

2 4 13,3 18 60 6 20 2 6,7 0 0 30 100

3 1 3,3 7 23,3 15 50 7 23,3 0 0 30 100

4 1 3,3 13 43,3 11 36,7 5 16,7 0 0 30 100

5 6 20 14 46,7 8 26,7 2 6,7 0 0 30 100

6 5 16,7 19 63,3 5 16,7 1 3,3 0 0 30 100

7 4 13,3 20 66,7 5 16,7 1 3,3 0 0 30 100

8 3 10 12 40 7 23,3 5 16,7 3 10 30 100

Sumber: Data Primer dengan pengolahan SPSS 16.0 (2011)

Hasil jawaban kuesioner yang diperoleh dari 30 orang responden untuk variabel Karakteristik Individu pada tabel 4.7 yaitu:

a) Pada pernyataan pertama (Saya memiliki stamina yang cukup dalam bekerja) sebanyak 6 orang atau 20% yang menyatakan sangat setuju, 18 orang atau 60% menyatakan setuju, 5 orang atau 16,7% menyatakan kurang setuju, 1 orang atau 3,3% menyatakan tidak setuju dan tidak ada orang yang menyatakan sangat tidak setuju. Hali ini menunjukkan bahwa kekuatan fisik yang dimiliki para karyawan pada usaha Sup Kambing Khasmir cukup baik dan dapat dimanfaatkan dalam melayani para pelanggan.

b) Pada pernyataan (Saya cekatan dalam menanggapi respon yang diberikan) sebanyak 4 orang atau 13,3% yang menyatakan sangat setuju, 18 orang atau 60% menyatakan setuju, 6 orang atau 20% menyatakan kurang setuju, 2 orang atau 6,7% menyatakan tidak setuju dan tidak ada orang yang menyatakan sangat tidak setuju. Hal ini menunjukkan bahwa karyawan cepat tanggap dalam menangani keinginan dan kebutuhan pelanggan yang akan dilayani.


(62)

c) Pada pernyataan ketiga (Saya memiliki kemampuan berhitung yang baik) sebanyak 1 orang atau 3,3% yang menyatakan sangat setuju, sebanyak 7 orang atau 23,3% menyatakan setuju, 15 orang atau 50% menyatakan kurang setuju, 7 orang atau 23,3% menyatakan tidak setuju dan tidak ada orang yang menyatakan sangat tidak setuju. Hal ini menunjukkan bahwa masih rendahnya tingkat kemampuan matematis para karyawan dikarenakan tingkat pendidikan yang masih minim denga rata-rata hampir semua karyawan merupakan tamatan SMA.

d) Pada pernyataan keempat (Saya memiliki kemampuan daya ingat yang baik.) sebanyak sebanyak 1 orang atau 3,3% yang menyatakan sangat setuju, sebanyak 13 orang atau 43,3% menyatakan setuju, 11 orang atau 36,7% menyatakan kurang setuju, 5 orang atau 16,7% menyatakan tidak setuju dan tidak ada orang yang menyatakan sangat tidak setuju. Hal ini menunjukkan bahwa kemampuan intelektual karyawan dalam hal ini kemampuan mengingat masih diperlukan latihan untuk memperkuat daya ingat.

e) Pada pernyataan kelima (Saya lebih ramah melayani konsumen karena puas bekerja di Sup Kambing Khasmir) sebanyak 6 orang atau 20% yang menyatakan sangat setuju, sebanyak 14 orang atau 46,7% menyatakan setuju, 8 orang atau 26,7% menyatakan kurang setuju, 1 orang atau 3,3% menyatakan tidak setuju dan tidak ada orang menyatakan sangat tidak setuju. Hal ini menunjukkan bahwa kemampuan karyawan pada usaha Sup Kambing Khasmir dalam melayani pelanggan sudah mampu memenuhi kriteria yang dibutuhkan pelanggan terhadap orang yang melayaninya.


(63)

f) Pada pernyataan keenam (Saya selalu hadir dalam bekerja karena puas bekerja di usaha Sup Kambing Khasmir) sebanyak 5 orang atau 16,7% yang menyatakan sangat setuju, 19 orang atau 63,3% menyatakan setuju, 5 orang atau 16,7% menyatakan kurang setuju, 1 orang atau 3,3% menyatakan tidak setuju dan tidak ada orang menyatakan sangat tidak setuju. Hal ini menunjukkan bahwa tingkat kepuasan karyawan ditunjukkan dengan angka kehadiran yang tinggi setiap harinya.

g) Pada pernyataan ketujuh (Saya senang membantu pekerjaan karyawan lain) sebanyak 4 orang atau 13,3% yang menyatakan sangat setuju, 20 orang atau 66,7% menyatakan setuju, 5 orang atau 16,7% menyatakan kurang setuju, 1 orang atau 3,3% menyatakan tidak setuju dan tidak ada orang yang menyatakan sangat tidak setuju. Hal ini menunjukkan bahwa tingkat keterlibatan hampir seluruh karyawan dengan sesamanya terjalin dengan cukup baik.

h) Pada pernyataan kedelapan (Saya senang memberikan masukan kepada sesama karyawan) sebanyak 3 orang atau 10% yang menyatakan sangat setuju, 12 orang atau 40% menyatakan setuju, 7 orang atau 23,3% menyatakan kurang setuju, 5 orang atau 16,7% menyatakan tidak setuju dan 3 orang 10% menyatakan sangat tidak setuju. Hal ini menunjukkan bahwa tingkat kepedulian karyawan untuk membantu meningkatkan kinerja sesama karyawan cukup baik.

c Distribusi Jawaban Responden Terhadap Variabel Nilai Keberhasilan Usaha


(64)

Tabel 4.8

Distribusi Jawaban Responden Terhadap Variabel Nilai Keberhasilan Usaha Frekuensi Pendapat Responden (%)

Skor : 5

SS

Skor : 4 S

Skor : 3 KS

Skor : 2 TS

Skor : 1 STS

Total (%) Indikator

Penelitian (Pernyataan)

N % N % N % n % n % N %

1 3 10 12 40 12 23,3 5 16,7 3 10 30 100

2 7 23,3 7 23,3 12 40 3 10 1 3,3 30 100

3 6 20 10 33,3 12 40 2 6,7 0 0 30 100

4 1 3,3 12 40 13 43,3 4 13,3 0 0 30 100

5 3 10 13 43,3 11 36,7 2 6,7 1 3,3 30 100

Sumber: Data Primer dengan pengolahan SPSS 16.0(2011)

Hasil jawaban kuesioner yang diperoleh dari 30 orang responden untuk variabel keberhasilan usaha pada tabel 4.8 yaitu:

a) Pada pernyataan pertama (Saya berperan dalam meningkatkan keuntungan di usaha Sup Kambing Khasmir) sebanyak 3 orang atau 10% yang menyatakan sangat setuju, 12 orang atau 40% menyatakan setuju, 7 orang atau 23,3% menyatakan kurang setuju, 5 orang atau 16,7% menyatakan tidak setuju dan 3 orang atau 10% menyatakan sangat tidak setuju. Hal ini menunjukkan bahwa hampir seluruh karyawan merasa kinerjanya turut memberikan kontribusi dalam peningkatan keuntungan pada usaha Sup Kambing Khasmir.

b) Pada pernyataan kedua (Usaha Sup Kambing Khasmir mengalami perkembangan usaha selama Saya bekerja) sebanyak 7 orang atau 23,3% yang menyatakan sangat setuju, 7 orang atau 23,3% menyatakan setuju, 12 orang atau 40% menyatakan kurang setuju, 3 orang atau 10% menyatakan tidak setuju dan 1 orang atau 3,3% menyatakan sangat tidak setuju. Hal ini menunjukkan bahwa hampir seluruh karyawan merasa belum terjadi perkembangan yang cukup signifikan pada usaha Sup Kambing Khasmir.


(1)

c.

UJI MULTIKOLINEARITAS

Coefficientsa

Unstandardized Coefficients

Standardized

Coefficients Collinearity Statistics

Model B Std. Error Beta t Sig. Tolerance VIF

(Constant) -10.425 4.907 -2.124 .043

lingkungan_kerja .331 .229 .276 1.443 .160 .461 2.170

1

karakteristik_individu .652 .244 .511 2.667 .013 .461 2.170

a. Dependent Variable: keberhasilan_usaha

Coefficient Correlationsa

Model

karakteristik_individ

u lingkungan_kerja

karakteristik_individu 1.000 -.734

1 Correlations


(2)

karakteristik_individu .060 -.041 Covariances

lingkungan_kerja -.041 .052

a. Dependent Variable: keberhasilan_usaha

Collinearity Diagnosticsa

Variance Proportions

Model

Dimensio

n Eigenvalue Condition Index (Constant) lingkungan_kerja

karakteristik_individ u

1 2.991 1.000 .00 .00 .00

2 .006 21.639 .88 .27 .04

1

3 .003 33.142 .12 .72 .96

a. Dependent Variable: keberhasilan_usaha

d.

UJI HIPOTES

Variables Entered/Removedb

Model

Variables Entered

Variables

Removed Method

1 karakteristik_indi vidu,

lingkungan_kerja

a

. Enter

a. All requested variables entered.

b. Dependent Variable: keberhasilan_usaha

Model Summaryb

Model R R Square Adjusted R Square

Std. Error of the Estimate

1 .738a .544 .510 2.53921

a. Predictors: (Constant), karakteristik_individu, lingkungan_kerja


(3)

Regression 207.782 2 103.891 16.113 .000a

Residual 174.084 27 6.448 1

Total 381.867 29

a. Predictors: (Constant), karakteristik_individu, lingkungan_kerja

b. Dependent Variable: keberhasilan_usaha

Coefficientsa

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

Model B Std. Error Beta t Sig.

(Constant) -10.425 4.907 -2.124 .043

lingkungan_kerja .331 .229 .276 1.443 .160 1

karakteristik_individu .652 .244 .511 2.667 .013

a. Dependent Variable: keberhasilan_usaha

Residuals Statisticsa

Minimum Maximum Mean Std. Deviation N

Predicted Value 12.8171 23.9557 17.2667 2.67673 30

Std. Predicted Value -1.662 2.499 .000 1.000 30

Standard Error of Predicted Value

.464 1.281 .772 .225 30

Adjusted Predicted Value 12.1640 24.2821 17.2142 2.73247 30

Residual -5.09529 5.53927 .00000 2.45008 30

Std. Residual -2.007 2.181 .000 .965 30

Stud. Residual -2.058 2.264 .010 1.017 30

Deleted Residual -5.35754 5.96502 .05252 2.72419 30

Stud. Deleted Residual -2.199 2.468 .012 1.047 30

Mahal. Distance .004 6.416 1.933 1.728 30

Cook's Distance .000 .131 .038 .041 30

Centered Leverage Value .000 .221 .067 .060 30


(4)

(5)

(6)