Geologi Kawasan Danau Maninjau Tataguna Lahan di sekitar Perairan Danau Maninjau

66

4.5. Geologi Kawasan Danau Maninjau

Danau Maninjau merupakan danau kaldera yang berbentuk elips dengan batas di sebelah timur dengan adanya volkano-tektonik yang terbentuk dari batuan dasar kompleks yaitu granodiorit, diabas, phyllitic, sekis dan gamping. Bentuk kaldera yang memanjang menunjukkan masa erupsi yang lama pada waktu terjadi pergeseran lateral kanan pada jalur patahan utama Sumatera. Jenis tanah yang terdapat di kawasan Danau Maninjau didominasi oleh jenis tanah andosol-distrik seluas 17.319 ha 32,69 dan yang paling sedikit adalah jenis tanah kambisol eutrik seluas 585 ha 1,10 . Jenis-jenis tanah yang ada di kawasan danau secara keseluruhan meliputi 6 jenis tanah, yaitu 1 tanah andosol distrik seluas 17.319 ha 32,69, 2 glisol distrik seluas 13.323 ha 25,15, 3 kambisol distrik seluas 6.808 ha 12,85, 4 organosol saprik seluas 3.687 ha 6,69 , 5 regosol seluas 1.044 ha 1,97 dan 6 kombisol eutrik seluas 558 ha 1,10 . Kawasan Danau Maninjau mempunyai bentuk lahan dari datar sampai dengan perbukitan atau bergunung. Topografi kawasan danau terdiri dari berbagai kelas kelerengan, yaitu lahan datar dengan kelas kelerangan 0 – 8, landai 8– 15, agak curam 15–25, curam 25–40 dan sangat curam 40.

4.6. Tataguna Lahan di sekitar Perairan Danau Maninjau

Bentuk penggunaan lahan di kawasan Danau Maninjau terbagi dalam bentuk tegalan, sawah, hutan dan pekarangan atau permukiman. Penggunaan lahan yang ada akan berpengaruh terhadap penutupan tanah dan akan berpengaruh terhadap erosi dan sedimentasi di sub-sub DAS yang bermuara di Danau Maninjau. Besarnya erosi yang terbawa oleh limpasan yang terjadi di wilayah kawasan danau per tahun rata-rata 16 ton per ha, dengan total sedimen yang masuk ke danau setiap tahunnya sebanyak 2.410 ton PSDA Sumbar, 2005. Erosi yang terjadi di kawasan Danau Maninjau dapat menyebabkan merosotnya produktivitas lahan, rusaknya lingkungan, dan terganggunya keseimbangan estetika danau serta pencemaran perairan danau. Erosi akan berpengaruh terhadap penurunan produktivitas tanah akibat dari pengikisan tanah atau hilangnya tanah lapisan atas, memburuknya sifat fisik dan kimia, berkurangnya aktivitas biologi tanah dan tertutupnya tanah lapisan atas. 67 Penggunaan lahan yang ada akan berpengaruh terhadap penutupan tanah di sekitar danau. Hal ini akan berpengaruh terhadap tingkat erosi dan sedimentasi yang masuk ke perairan danau. Tingginya pemanfaatan kawasan hutan, terutama sebelah timur danau Nagari Sigiran untuk pertanian menyebabkan semakin berkurangnya kerapatan tajuk. Hal ini nampak dari banyak tanaman semusim di lereng-lereng sekitar perairan danau. Tabel 19 memperlihatkan penggunaan lahan di kawasan Danau Maninjau dan peta penggunaan lahanya dapat dilihat pada Gambar 9. Tabel 19. Luas penggunaan lahan di kawasan Danau Maninjau No Nagari Penggunaan Lahan ha Sawah Tegalan Permukiman Hutan Lain-lain 1 Maninjau 205 426 110 560 9 2 Bayur 526 435 138 692 8 3 III Koto 421 258 135 152 15 4 Koto Kaciak 460 236 108 369 14 5 II Koto 390 199 144 2.037 12 6 Tanjung Sani 126 1.773 154 2.421 27 7 Sungai Batang 390 279 180 1.223 11 Jumlah 2.518 3.606 869 6.951 96 Persentase 16,70 23,92 5,76 46,11 0,64 Sumber: Tanjung Raya dalam Angka, 2005 dan RLKT-Sub DAS Antokan, 2005

4.7. Kependudukan di Kawasan Danau Maninjau