Pengertian Perilaku Agresi Perilaku Agresi
28 yang tidak menginginkan datangnya perilaku tersebut. Berdasarkan definisi
tersebut didapat empat pengertian mengenai agresi, pertama adalah agresi merupakan suatu bentuk perilaku bukan emosi, kebutuhan atau motif kedua
adalah si pelaku. Agresi mempunyai maksud untuk mencelakakan korban yang dituju, ketiga adalah korban agresi yaitu makhluk hidup bukan benda mati,
sedangkan yang keempat adalah korban dari perilaku agresi ini tidak menginginkan atau menghindarkan diri dari perilaku pelaku agresi.
Perilaku agresi merupakan bentuk dari perkembangan psikologi anak, perilaku agresi dapat diperbaiki dengan kita memahami perilaku anak, maka
terlebih dahulu harus memahami bahwa setiap anak diharapkan oleh guru untuk selalu berperilaku konformis atau perilaku yang diharapkan oleh masyarakat
untuk dilakonkan oleh anak tersebut. Sehingga semua guru akan selalu berupaya untuk membentuk dan mengontrol semua perilaku dari anak-anak didiknya yang
terlibat dalam tindakan yang selalu menyimpang, melalui kepatuhan, ketaatan terhadap nilai dan norma yang telah ditetapkan .
Perilaku anak yang tidak lagi mematuhi nilai dan norma yang telah ditetapkan disebut sebagai perilaku yang menyimpang. Studi tentang perilaku
menyimpang merupakan salah satu fokus dalam ilmu sosiologi karena perilaku menyimpang tidak saja menghasilkan permasalahan sosial seperti kejahatan tetapi
juga dapat menyebabkan perubahan sosial di lingkungan pendidikan. Perilaku menyimpang pada umumnya adalah permasalahan yang kontroversial di mana
banyak terjadi perdebatan tidak saja dalam menentukan mana perilaku yang
29 menyimpang dan yang tidak menyimpang, tetapi juga menentukan mana perilaku
yang perlu dihukum berat dan mana yang hukumannya ringan saja. Purwanto 2000: 111 menyatakan bahwa perilaku menyimpang adalah
bentuk perilaku yang tidak sesuai dengan nilai-nilai yang ada dalam kehidupan. Dalam skripsi ini yang dimaksudkan adalah perilaku agresi yang dilakukan oleh
anak dilingkungan Taman Kanak-Kanak. Perilaku agresi secara psikologis berarti cenderung ingin menyerang kepada sesuatu yang dipandang sebagai hal yang
mengecewakan, menghalangi atau menghambat. Perilaku ini dapat membahayakan anak atau orang lain. misalnya, menusukkan pensil yang runcing
ke tangan temannya, atau mengayun-ngayunkan tasnya sehingga mengenai orang yang berada di sekitarnya. Ada juga anak yang selalu memaksa temannya untuk
melakukan sesuatu yang ia inginkan, bahkan tidak sedikit pula anak yang mengejek atau membuat anak lain menjadi kesal. Agresif terjadi pada masa
perkembangan psikologi anak. Perilaku agresif sebenarnya sangat jarang
ditemukan pada anak yang berusia di bawah 2 tahun. Namun, ketika anak memasuki usia 3-7 tahun, perilaku agresif menjadi bagian dari tahapan
perkembangan mereka dan sering kali menimbulkan masalah, tidak hanya di rumah tetapi juga disekolah. Diharapkan setelah melewati usia 7 tahun, anak
sudah lebih dapat mengendalikan dirinya untuk tidak menyelesaikan masalah dengan perilaku agresif. Tetapi, bila keadaan ini menetap, maka ada indikasi anak
mengalami gangguan psikologis. Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa Perilaku agresi dapat
dikatakan sebagai bentuk pelampiasan anak karena dia tidak mendapatkan sesuatu
30 yang dia inginkan, sehingga berbuat yang merugikan orang lain atau dengan kata
lain mengharapkan orang lain mau mengikuti keinginannya dan apabila tidak mau maka anak yang memiliki sifat agresi tersebut senantiasa menggangu temannya,
baik dengan sesuatu benda yang membahayakan atau dengan ucapan yang membuat anak lain sakit hati.