52
10. Asas Keahlian Pelayanan bimbingan dan konseling adalah pelayanan professional yang
diselenggarakan oleh tenaga-tenaga ahli yang khusus dididik untuk pekerjaan itu. Seorang konselor ahli harus benar-benar menguasai teori dan praktik konseling
secara baik. 11. Asas Alih Tangan
Dalam layanan bimbingan dan konseling, asas alih tangan digunakan jika konselor sudah mengerahkan segenap kemampuannya untuk membantu individu,
namun individu yang bersangkutan belum dapat terbantu sebagaimana yang diharapkan, maka koselor dapat mengirim individu tersebut kepada petugas
badan yang lebih ahli. 12. Asas Tut Wuri Handayani
Asas ini menuntut agar pelayanan bimbingan dan konseling tidak hanya dirasakan pada waktu klien mengalami masalah dan menghadap pada konselor
saja, namun diluar hubungan proses bantuan bimbingan dan konselingpun hendaknya dirasakan adanya dan manfaatnya pelayanan bibingan dan konseling
itu.
2.3.6 Fungsi Bimbingan dan Konseling
Dalam Prayitno 2004:196-217, disebutkan dan dijelaskan bahwa fungsi- fungsi bimbingan dan konseling adalah sebagai berikut:
1. Fungsi Pemahaman Fokus utama pelayanan bimbingan dan konseling adalah klien dengan
berbagai permasalahannya, dan dengan tujuan-tujuan konseling. Berkaitan dengan
53
kedua hal tersebut, maka pemahaman yang perlu dihasilkan dalam pelayanan bimbingan dan konseling adalah pemahaman tentang diri klien beserta
permasalahannya oleh klien sendiri dan oleh pihak-pihak yang akan membantu klien, serta pemahaman tentang lingkungan klien.
2. Fungsi Pencegahan Bagi konselor profesional yang misi tugasnya dipenuhi dengan perjuangan
untuk menyingkirkan berbagai hambatan yang dapat menghalangi perkembangan individu, upaya pencegahan tidak sekedar merupakan ide yang bagus, tetapi
adalah suatu keharusan yang bersifat etis Horner McElhaney, dalam Prayitno 2004:202. Arah upaya pencegahan yang perlu dilakukan oleh konselor adalah:
a. Mendorong perbaikan lingkungan yang kalau diberikan akan berdampak negatif terhadap individu yang bersangkutan.
b. Mendorong perbaikan kondisi diri pribadi klien. c. Meningkatkan kemampuan individu untuk hal-hal yang diperlukan dan
mempengaruhi perkembangan dan kehidupannya. d. Mendorong individu untuk tidak melakukan sesuatu yang akan memberikan
resiko yang besar, dan melakukan sesuatu yang akan memberikan manfaat. e. Menggalang dukungan kelompok terhadap individu yang bersangkutan.
3. Fungsi Pengentasan Maksud dari pengentasan di sini adalah mengentaskan atau menyelesaikan
masalah yang dihadapi oleh klien. Fungsi pengentasan melalui layanan bimbingan dan konseling berdimensi luas. Pelaksanaannya tidak hanya bentuk layanan
konseling perorangan saja, tetapi dapat pula dengan menggunakan bentuk-bentuk
54
layanan lainnya, seperti konseling kelompok, program-program orientasi dan informasi, serta program-program lainnya yang disusun secara khusus bagi klien.
Untuk semuanya itu, konselor dituntut untuk menguasai dengan senaik- baiknyateori dan praktik bimbingan dan konseling.
4. Fungsi Pemeliharaan dan Fungsi Pengembangan Fungsi pemeliharaan dan pengembangan dalam layanan bimbingan dan
konseling bersifat lebih umum dan dapat terkait pada ketiga fungsi lainnya. Jika dikaji lebih jauh, dapat dimengerti bahwa „pemeliharaan‟ dalam arti luas dan
„pengembangan‟ pada dasarnya merupakan tujuan umum dari seluruh upaya pelayanan pemuliaan manusia, khususnya bimbingan dan konseling. Mayers
dalam Prayitno, 2004:217 menyebutkan bahwa perhatian konselor yang paling utama
dalam menjalankan
pelayanan adalah
untuk mengoptimalkan
perkembangan manusia sekarang. Dengan demikian, saat konselor menjalankan fungsi pemahaman, pencegahan, dan pengentasan, konselor perlu menyadari
bahwa pelayanan yang diberikannya itu sebenarnya juga mengemban fungsi pemeliharaan dan pengembangan. Pemeliharaan dan pengembangan segala
potensi individu dalam keempat dimensi kemanusiaannya.
2.3.7 Layanan Bimbingan dan Konseling