Spermatozoa Klasifikasi Ikan 1. Ikan Mas

lubang genitalia meradang kemerah- merahan, gonad telah mengempis dan testis berisi spermatozoa sisa. Tingkat istirahat resting stage : Spermatozoa telah dikeluarkan, lubang genitalia tidak kemerah- merahan lagi dan ukuran testis sangat kecil. Pemilihan induk jantan yang sudah matang gonad pada masing-masing ikan berbeda-beda. Pada ikan mas induk jantan yang dipilih adalah ikan yang berumur lebih dari 6 bulan dan berbobot minimal 0,5 kg Suseno, 2002. Pada ikan patin, induk jantan yang dipilih adalah induk yang berumur setidaknya 2 tahun dan memiliki bobot 1,5 sampai 2 kilogram Susanto, 2008.

2.2.2. Spermatozoa

Spermatozoa dihasilkan dalam tubula seminiferus Salisbury and VanDemark, 1961. spermatozoa ikan tergolong dalam tipe flagellata, karena mempunyai ekor flagellata yang panjang. Spermatozoa yang sudah matang terdiri dari kepala, leher, dan ekor flagellata. Inti spermatozoa terdapat pada bagian kepala Salisbury and VanDemark, 1961. Ada juga yang mempunyai middle piece sebagai penghubung atau penyambung antara leher dan ekor. Ekor flagellata berguna sebagai organ renang. Pada saat dikeluarkan dari alat kelamin jantan, spermatozoa berada dalam seminal plasma. Campuran antara seminal plasma dengan spermatozoa disebut semen. Dalam setiap tetes semen terdapat jutaan spermatozoa. Pada testes bagian dorsal terdapat saluran pengeluaran spermatozoa yang disebut vas deferens. Secara radial, lumina bermuara ke vas deferens tersebut. Sel spermatozoa secara umum terdiri atas dua bagian besar, yaitu kepala dan ekor, tetapi ada pula yang terdiri atas tiga bagian bila bagian antara kepala dan ekor cukup besar yang dinamakan bagian tengah. Tiap bagian berbeda-beda ukurannya tergantung pada jenis ikannya. Spermatozoa ikan teleostei memiliki struktur yang sederhana, dengan ukuran panjang kepala 2-3 µm dan panjang total 40 sampai dengan 60 µm. Kepala spermatozoa mengandung DNA yang berperan dalam penyimpanan dan menerjemahkan informasi genetik yang dibawa oleh spermatozoa Hafez, 1987. Konsentrasi spermatozoa penting untuk diketahui karena hal ini sebagai kriteria penentu kualitas semen Toelihere, 1981. Derajat kekeruhannya ditentukan oleh konsentrasi spermatozoa. Semakin banyak konsentrasinya semakin keruh warna semennya Herrick and Self, 1962. Faktor-faktor yang mempengaruhi daya tahan hidup spermatozoa adalah sifat-sifat fisik dan kimia bahan pengencer, suhu, cahaya, pH, tekanan osmotik, elektrolit, nonelektrolit. Spermatozoa akan tahan hidup lama pada pH 7.0 dan tetap motil dalam waktu lama pada media isotonik darah dan spermatozoa lebih mudah dipengaruhi oleh keadaan hipertonik daripada hipotonik Toelihere, 1981. Spermatozoa ikan imotil didalam cairan plasma semennya sendiri dan baru bergerak apabila telah bercampur dengan air. Respon rangsangan aktifitas spermatozoa tergantung pada pH, tekanan osmotik, dan kandungan ion pada medium yang mengelilinginya Ernawati, 1999. Salisbury and Vandemark 1961 menyatakan bahwa sel spermatozoa diselubungi oleh membran lipoprotein. Apabila sel tersebut mati maka permeabilitas selnya meningkat terutama di daerah pangkal kepala, dan hal ini merupakan dasar pewarnaan semen yang membedakan spermatozoa yang hidup dan mati. Spermatozoa ikan imotil di dalam cairan plasma semennya sendiri dan baru bergerak apabila telah bercampur dengan air. Respons rangsangan aktifitas spermatozoa tergantung pada pH, tekanan osmotik, dan kandungan ion pada medium yang mengelilinginya. Spermatozoa ketika berada di dalam alat reproduksinya memiliki pH yang berkisar pada 7.0 dan suhu sekitar 6 o C, dan ketika dikeluarkan sebaiknya suhu spermatozoa tetap dipertahankan dibawah 6 o C Bobe and Labbe in Cabrita et al., 2008.

2.2.3. Morfologi Spermatozoa