Famili : Cyprinidae
Genus : Cyprinus
Spesies : Cyprinus carpio L.
Tubuh ikan mas agak memanjang dan memipih tegak compressed. Mulut terletak di ujung tengah terminal dan dapat disembulkan protaktil.
Bagian anterior mulut terdapat 2 pasang sungut. Secara umum, hampir seluruh tubuh ikan mas ditutupi oleh sisik. Sirip pada ikan mas yaitu sirip punggung
dorsal, sirip dada pektoral, sirip perut ventral, sirip dubur anal, dan sirip ekor caudal.
Siklus reproduksi ikan mas dimulai dari dalam gonad, yakni ovarium pada betina dan testis pada jantan. Dari ovarium akan dihasilkan telur, dan dari testis
dihasilkan spermatozoa. Pemijahan ikan mas dapat terjadi sepanjang tahun dan tidak tergantung pada musim. Secara alami pemijahan terjadi pada tengah
malam sampai akhir fajar Suseno, 2002.
2.1.2. Ikan Patin
Ikan Patin jambal memiliki badan memanjang berwarna putih seperti perak dengan punggung berwarna kebiru-biruan. Panjang tubuhnya bisa
mencapai 120 cm. Kepala patin relatif kecil dengan mulut terletak di ujung kepala agak di sebelah bawah. Hal ini merupakan ciri khas golongan catfish. Pada sudut
mulutnya terdapat dua pasang kumis pendek yang berfungsi sebagai peraba. Sirip punggung memiliki sebuah jari-jari keras yang berubah menjadi patil
yang bergerigi dan besar di sebelah belakangnya. Sementara itu, jari-jari lunak sirip punggung teerdapat enam atau tujuh buah. Pada punggungnya terdapat
sirip lemak yang berukuran kecil sekali. Adapun sirip ekornya membentuk cagak dan bentuknya simetris. Ikan patin tidak memiliki sisik. Sirip dubur anal
panjang, terdiri dari 30-33 jari-jari lunak, sedangkan sirip perutnya ventral memiliki enam jari-jari lunak. Sirip dada pektoral memiliki 12-13 jari-jari lunak
dan sebuah jari-jari keras yang berubah menjadi senjata yang dikenal sebagai patil.
Sistematika ikan patin adalah sebagai berikut. Filum
: Chordata Kelas
: Pisces Ordo
: Ostariophysi Subordo
: Siluroidea Famili
: Pangasidae Genus
: Pangasius Spesies
: Pangasius hypophthalmus. Ikan patin terkenal dengan sifat kanibalnya. Masa benih ataupun juvenil
merupakan masa yang rentan akan kanibal. Terjadinya kanibal mengakibatkan sedikitnya individu yang berhasil mencapai umur memijah generasi berikutnya
Baras et al., 2010. Ikan patin sulit memijah di kolam atau di wadah pemeliharaan dan termasuk pula ikan yang kawin musiman. Oleh karena itu
pemijahan ikan patin umumnya dilakukan secara buatan karena selama ini belum ada yang berhasil memanipulasi lingkungan agar ikan patin dapat memijah
secara alami Susanto, 2008. 2.2. Reproduksi ikan
2.2.1. Organ Reproduksi
Hafez 1987 mengatakan, bahwa organ reproduksi jantan terdiri dari
sepasang testis, vasikular semina dan saluran-saluran sperma. Ginzburg 1972 menjelaskan, bahwa testis ikan teleostei, Liza aurata terdiri dari tubulus-tubulus
seminiferi yang dibatasi oleh lamina basal. Di dalam tubulus-tubulus tersebut terdapat sel-sel germinal dan sel-sel sertoli, sedangkan di luar tubulus terdapat
sel-sel interstistial atau sel Leydig. Sel-sel germinal terkumpul di dalam siste-siste semeniferi yang berbeda, yaitu: spermatosit primer, spermatosit sekunder,
spermatid pada tingkatan yang berbeda dan spermatozoa masing-masing siste dibatasi oleh sel-sel sertoli.
Testes ikan berbentuk memanjang dalam rongga badan di bawah gelembung renang di atas usus. Jaringan pengikat yang disebut mesentrium
mesorchium menempelkan testes ini pada rongga badan di bagian depan gelembung renang. Biasanya testes ikan ada sepasang, dapat sama panjang dan
ada pula yang satu lebih panjang dari yang lainnya. Struktur testes terdiri dari rongga-rongga yang tidak teratur dan banyak sekali. Disekitar dinding rongga
lumina terdapat spermatogonia sel indung sperma yang nantinya akan berkembang
menjadi spermatozoa
melalui proses
yang disebut
sper atoge esis sebagai berikut: “per atogo ia e belah se ara itosis berkali-kali sam
pai e jadi sper atosit pri er , sela jut ya de ga beberapa kali pe belaha lagi e jadi sper atosit seku der , hasil dari pe belaha
sper atosit seku der e jadi
sper atids ya g a ti ya aka
bermetamorfose menjadi gamet yang dapat bergerak aktif disebut sebagai sper atozoa , sper a. Proses eta orfose dari sper atid tersebut seri g juga
disebut sebagai sper ioge esis . “e ara u u , perke ba ga ke ata ga testes kurang lebih sejalan dengan tingkat perkembangan ovarium.
Ada dua tipe tubulus testis yang dikemukakan oleh Ginzburg 1972, yaitu: 1 tipe spermatogonia tertutup, spermatogonia membentuk suatu
deretan panjang dan tinggi, terdapat hampir pada semua jenis ikan teleostei, 2 tipe spermatogonia tertutup, seluruh spermatogonia tertutup oleh bagian ujung
distal tunica albuginea. Selanjutnya, Ginzburg 1972 juga menjelaskan, ada dua
tipe struktur testikular jenis ikan teleostei berdasarkan perbedaan pola spermatogenesis, spermatologi, dan fisiologi reproduksi, yaitu : 1 tipe
spermatogonia A adalah sama dengan tipe spermatogonia tertutup, 2 tipe spermatogonia B adalah proses akhir dari spermatogonia A dimana tubulus-
tubulus akan membelah dan membentuk kelompok siste-siste, spermatid menempel pada sel-sel sertoli, spermatozoa yang dihasilkan mempunyai
kromatin yang lebih tinggi, panjang, dan tebal dengan lapisan tengah yang penuh dengan glikogen.
Gambar 1. Urutan pembentukan spermatozoa dan pematangan pada ikan jantan Mananos et al., in Cabrita et al., 2008.
Nikolsky 1971, menguraikan tingkat perkembangan testis ikan secara umum, yaitu :
Tingkat I :
Tahap muda immature, individu- individu muda belum mempunyai
keinginan reproduksi dan ukuran testis sangat kecil.
Tingkat II :
Tahap istirahat resting stage, testis belum
mulai berkembang
dan ukurannnya masih sangat kecil.
Tingkat III :
Proses pemasakan
maturation, pertambahan berat testis sangat
cepat, testis berubah dari transparan menjadi warna pucat.
Tingkat IV :
Masak maturity,
testis sudah
mencapai berat maksimum, tetapi spermatozoa tidak bisa keluar pada
saat perutnya ditekan perlahan. Tingkat V
: Kondisi
salin spent
condition, spermatozoa
telah dikeluarkan,
lubang genitalia meradang kemerah- merahan, gonad telah mengempis
dan testis berisi spermatozoa sisa. Tingkat istirahat resting stage
: Spermatozoa