untuk menikmati hasil pembangunan. Sebenarnya, banyak para pakar yang telah memberikan definisi partisipasi. Sebagian pakar mendefinisikan partisipasi
sebagai keterlibatan mental dan emosional seseorang dalam situasi kelompok yang mendorong mereka untuk ikut serta menyumbangkan kemampuan dalam
mencapai tujuan kelompok dan ikut bertanggungjawab atas tujuan kelompok tersebut.
Pemberdayaan juga hendaknya jangan menjebak masyarakat dalam perangkap
ketergantungan charity,
pemberdayaan sebaliknya
harus mengantarkan pada proses kemandirian. Jadi, pemberdayaan bukan membuat
masyarakat semakin tergantung dari berbagai program pemberian karena pada dasarnya setiap apa yang dinikmati harus dihasilkan atas usaha sendiri.
3. Usaha Kecil dan Menengah UKM
Dalam Undang-Undang No. 20 Tahun 2008 tentang Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah dijelaskan bahwa Usaha Kecil adalah usaha ekonomi produktif
yang berdiri sendiri, yang dilakukan oleh orang perorangan atau badan usaha yang bukan merupakan anak perusahaan atau bukan cabang perusahaan yang dimiliki,
dikuasai, atau menjadi bagian baik langsung maupun tidak langsung dari usaha menengah atau usaha besar yang memenuhi kriteria usaha kecil sebagaimana
dimaksud dalam Undang-Undang. Sedangkan Usaha Menengah adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri, yang dilakukan oleh orang perseorangan
atau badan usaha yang bukan merupakan anak perusahaan atau cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai, atau menjadi bagian baik langsung maupun tidak
langsung dengan usaha kecil atau usaha besar dengan jumlah kekayaan bersih atau hasil penjualan tahunan sebagaimana diatur dalam Undang-Undang.
Pengertian tentang UKM tidak selalu sama, tergantung konsep yang digunakan Negara tersebut. Mengenai pengertian atau definisi usaha kecil ternyata
sangat bervariasi, disatu Negara berlainan dengan Negara lainnya. Dalam definisi tersebut mencakup sedikitnya dua aspek yaitu aspek penyerapan tenaga kerja dan
aspek pengelompokan perusahaan ditinjau dari jumlah tenaga kerja yang diserap dalam gugusan atau kelompok tersebut,misalnya usaha kecil di United Kingdom
adalah suatu usaha bila jumlah karyawannya antara 1 – 200 orang; di Jepang antara 1 – 300 orang; di USA antara 1 – 500 orang Tiktik Sartika Partomo dan
Abdul Rachman Soejoedono, 2002 : 13. Mengacu pada Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2008, kriteria usaha
kecil dilihat dari segi keuangan dan modal yang dimilikinya adalah : 1
Memiliki kekayaan bersih lebih dari Rp 50.000.000,00 lima puluh juta rupiah sampai dengan paling banyak Rp 500.000.000,00 lima
ratus juta rupiah tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha, atau
2 Memiliki hasil penjualan tahunan lebih dari Rp 300.000.000,00 tiga
ratus juta rupiah sampai dengan paling banyak Rp 2.500.000.000,00 dua milyar lima ratus juta rupiah.
Sedangkan kriteria usaha menengah adalah sebagai berikut : 1
Memiliki kekayaan bersih lebih dari Rp 500.000.000,00 lima ratus juta rupiah sampai dengan paling banyak Rp 10.000.000.000,00
sepuluh milyar rupiah tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha, atau
2 Memiliki hasil penjualan tahunan lebih dari Rp 2.500.000.000,00
dua milyar lima ratus juta rupiah sampai dengan paling banyak Rp 50.000.000.000,00 lima puluh milyar rupiah.
Pengertian UKM dilihat dari kriteria jumlah pekerja yang dimiliki, di Indonesia BPS mempunyai kriteria usaha kecil jika karyawannnya 5-19 orang;
jika kurang dari 5 karyawan digolongkan usaha rumah tangga, dan usaha menengah terdiri dari 20-99 karyawan.
Menurut Anderson dalam Tiktik Sartika Partomo dan Abdul Rachman Soejoedono 2002 : 15 mengemukakan definisi pengelompokan kegiatan usaha
ditinjau dari jumlah pekerja sebagai berikut :
Tabel 1.4 Pengelompokan Kegiatan Usaha Ditinjau dari Jumlah Pekerja
Usaha Kecil - Kecil I – kecil
- Kecil II – kecil 1 – 9 pekerja
10 – 19 pekerja
Usaha Menengah Besar – kecil
Kecil – menengah Menengah – menengah
Besar – menengah 100 – 199 pekerja
200 – 499 pekerja 500 – 999 pekerja
1000 – 1999 pekerja Usaha Besar
…………………………. 2000 pekerja
Sumber : Partomo, Tiktik Sartika dan Abdul Rachman Soejoedono. 2002. Ekonomi Skala Kecil, Menengah dan Koperasi
. Jakarta : Ghalia Indonesia Meskipun terdapat banyak definisi mengenai UKM, namun secara umum
dilihat dari ciri-cirinya pada dasarnya semua UKM bisa dianggap sama, yaitu
sebagai berikut: Tiktik Sartika Partomo dan Abdul Rachman Soejoedono, 2002 : 15
1 Struktur organisasi yang sangat sederhana.
2 Tanpa staf yang berlebihan.
3 Pembagian kerja yang “kendur”.
4 Memiliki hierarki manajerial yang pendek.
5 Aktifitas sedikit yang formal, dan sedikit menggunakan proses
perencanaan. 6
Kurang membedakan asset pribadi dari asset perusahaan.
4. Agribisnis