Ketentuan Pembiayaan Jasa Layanan

36 5. Qardh Qardh adalah pemberian harta kepada orang lain yang dapat ditagih atau diminta kembali. Menurut teknis perbankan, qardh adalah pemberian pinjaman dari Bank kepada nasabah yang dipergunakan untuk kebutuhan mendesak, seperti dana talangan dengan kriteria tertentu dan bukan untuk pinjaman yang bersifat konsumtif. Pengembalian pinjaman ditentukan dalam jangka waktu tertentu sebesar pinjaman tanpa ada tambahan keuntungan dan pembayarannya dilakukan secara berangsur atau sekaligus.

d. Jasa Layanan

1. ATM Layanan 24 jam yang memudahkan Nasabah melakukan penarikan dana tunai, pemindahbukuan antar rekening, pemeriksaan saldo, pembayaran ZIS, dan tagihan telepon. 2. SalaMuamalat Merupakan layanan phone banking 24 jam dan call centre melalui 021 2511616, 0807 1 MUAMALAT atau 0807 11 SHARE yang memberikan kemudahan kepada nasabah setiap saat dan dimana pun nasabah berada untuk memperoleh informasi mengenai produk, saldo, atau informasi transaksi, transfer antar rekening, serta mengubah PIN. 3. Pembayaran Zakat, Infak, dan Sedekah ZIS Jasa yang memudahkan nasabah dalam membayar ZIS, baik ke lembaga pengelola ZIS Bank Muamalat maupun ke lembaga-lembaga ZIS lainnya yang bekerja sama dengan Bank Muamalat melalui phone banking dan ATM Muamalat di seluruh cabang Bank Muamalat.

4.1.5 Ketentuan Pembiayaan

Dalam pemberian pembiayaan kepada nasabah, Bank Muamalat Indonesia, Tbk menggolongkan ke dalam tiga jenis usaha, yaitu usaha mikro, usaha kecil, dan usaha menengah. Setiap jenis usaha memiliki beberapa kriteria tertentu dan dengan jumlah plafond tertentu berdasarkan hukum yang berlaku dalam perbankan. 37 1. Usaha Mikro Yang tergolong dalam usaha mikro berdasarkan ketetapan Bank Muamalat Indonesia, Tbk memenuhi syarat sebagai berikut : a. Usaha Produktif b. Usaha yang dijalankan oleh penduduk miskin atau mendekati miskin sesuai dengan kriteria BPS, dengan ciri-ciri : 1. Dimiliki oleh keuangan, 2. Mempergunakan teknologi sederhana, 3. Memanfaatkan sumber daya lokal. Adapun maksimal plafond yang diberikan oleh pihak bank adalah sebesar 50 juta rupiah dan dasar hukum yang melandasi adalah MOU BI – Menkokesra tanggal 22 April 2002 dan PBI No.3IPBI2001 tanggal 4 Januari 2001 tentang Proyek Kredit Mikro. 2. Usaha Kecil Yang tergolong ke dalam usaha mikro berdasarkan ketetapan Bank Muamalat Indonesia, Tbk adalah sebagai berikut : a. Usaha Produktif, b. Kekayaan bersih maksimum Rp 200 juta di luar tanah dan bangunan tempat usaha atau total penjualan Rp 1 milliartahun, c. Milik WNI, d. Berdiri sendiri dan bukan cabang atau anak perusahaan dari usaha besar, e. Berbentuk usaha perseorangan atau badan usaha, baik berbadan hukum maupun tidak berbadan hukum. Adapun plafond yang diberikan pihak bank kepada nasabah terletak rentang 50 – 500 juta. Dasar hukum yang digunakan adalah berlandaskan pada UU No.9 tahun 1995 tentang Usaha Kecil, PBI No.32PBI2001 tanggal 4 Januari 2001 dan MOU BI-Menkokesra tanggal 22 April 2002. 3. Usaha Menengah Yang tergolong dalam usaha mikro berdasarkan ketetapan Bank Muamalat Indonesia, Tbk memenuhi syarat sebagai berikut : 38 a. Usaha Produktif, b. Kekayaan bersih Rp 200 juta – Rp 1 milliar di luar tanah dan bangunan tempat usaha, c. Milik WNI, d. Berdiri sendiri dan bukan cabang atau anak perusahaan dari usaha besar, e. Berbentuk usaha perseorangan atau badan usaha, baik berbadan hukum maupun tidak berbadan hukum. Plafond yang diberikan pihak bank kepada nasabah terletak pada rentang Rp 500 juta – Rp 1 milliar. Dasar hukum yang digunakan berlandaskan pada Inpres No. 10 tahun 1999 dan MOU BI-Menkokesra tanggal 22 April 2002.

4.2. Kondisi Keuangan Perusahaan