Gambar 1. Perkiraan wilayah persebaran trenggiling Jawa. Modifikasi dari sumber; www.savepangolins.org
2. Anatomi Tubuh
Trenggiling adalah satwa mamalia yang unik karena satwa tersebut secara morfologi menyerupai reptil daripada mamalia. Seluruh tubuh
trenggiling ditutupi oleh sisik berwarna kuning kecokelatan yang merupakan modifikasi dari rambut. Trenggiling memiliki dua pasang kaki pendek yang
kokoh. Kaki tersebut dilengkapi oleh kuku kuku panjang yang menyerupai cakar. Kuku tersebut dapat berfungsi sebagai alat bantu untuk memanjat dan
menggali Vaughan 1978.
Gambar 2. Trenggiling jawa Manis javanica. sumber: www.savepangolins.org
Terdapat perbedaan ukuran antara trenggiling jantan dan betina. Trenggiling jantan memiliki ukuran tubuh yang lebih besar dibandingkan
dengan tenggiling betina. Rata rata panjang tubuhnya adalah 75-150 cm
dengan panjang ekor sekitar 45-65 dari panjang total tubuh. Kepala trenggiling kecil dan memiliki bagian moncong yang sempit, sedangkan
bagian telinganya tidak berkembang terletak di bagian caudodorsal Grzimek 1975.
Trenggiling memiliki keunikan pada sistem pencernaannya. Hewan ini memiliki sistem pencernaan yang mirip dengan unggas. Pada rongga
mulutnya tidak ditemukan gigi. Gigi geligi tersebut sebenarnya dapat ditemukan pada masa prenatal, kemudian menghilang sesuai dengan
perkembangan trenggiling. Nisa’ 2005 menyebutkan bahwa penampakan lambung secara eksterior tidak berbeda dengan lambung mamalia
monogastrik pada umumnya, yaitu berbentuk menyerupai kacang mede atau kacang merah. Perbedaan terlihat pada bagian internal lambung yaitu bagian
berdinding otot tebal yang mirip gizzard pada sistem pencernaan unggas. Lidah pada trenggiling dapat menjulur panjang dan dihubungkan oleh
otot-otot yang berkembang subur. Lidah trenggiling berbentuk ramping dan panjang. Lidah ini akan semakin menipis dan menyempit pada bagian apex
Sari 2007. Bentuk tersebut membuat lidah trenggiling menyerupai cacing vermiform. Lidah yang panjang ini dan bersifat lengket, sehingga
memudahkan trenggiling untuk mencari pakan Amir 1978.
3. Perilaku Alami